Pagi ini Maura terbangun dari tempat tidurnya dengan jantung yang berdetak kencang, hatinya begitu degdegan ketika ia mengingat kejadian tadi malam, kejadian yang membuat ia benar - benar merasa menjadi wanita bodoh.
Maura terus memikirkan kejadian tadi malam saat ia dan juga Erik melakukan hubungan terlarang, Maura benar - benar merasa bodoh. "Entah betapa bodohnya gue yang mau diajak oleh Erik melakukan sesuatu yang sangat tidak pantas," gumam Maura dengan bibir pucat nya.
Ia kembali mengingat saat malam itu ia dan Erik merasa dikhianati oleh pasangannya, mereka merasa sakit hati oleh pasangannya.
Maura kembali mengingat saat dirinya bersama Erik melakukan sesuatu yang cukup fatal. "Bagaimana jika gue hamil," batin Maura.
"Gue enggak mau jadi ibu dulu!" batin Maura yang merasa dirinya belum siap untuk menjadi seorang ibu.
"Gimana reaksi Mama sama Papah saat nanti gue hamil?" ba
Sementara itu Savana hanya dapat menangis terisak di kamarnya hatinya begitu pedih. Kepalanya pusing badannya juga terasa lemas. Seharusnya sekarang dia bahagia karena tiga hari lagi pernikahannya bersama Aksa akan segera dilaksanakan.Tok ... Tok ... Tok ....Suara ketukan pintu terdengar dari balik pintu kamar Savana.Masuk! Perintah Savana dengan nada lemah dan tidak bersemangat.Ternyata yang mengetuk pintu kamarnya adalah asisten rumah tangga di rumahnya. "Ini Mbak saya buatkan sarapan pagi untuk Mbak," ujar Bi Ina"Iya Makasih ya Bi," sahut Savana dengan lemah."Mbak kenapa? Mbak Savana sakit?" tanya Bi Ina yang merasa khawatir dengan kondisi Savana.Savana tersenyum menatap wajah Bibi yang ada dihadapannya. "Enggak usah Bi aku hanya pusing biasa," sahut Savana pelan."Yaudah Bi Ina keluar dulu ya buat ambil obat untuk Mbak Savana," ujar Bi Ina."Iya Bi makasih," sahut Savana sambil tersenyum.Bi Ina segera pe
"Gimana Dok?" tanya Maura dengan wajah pucatnya setelah melihat Dokter cantik itu telah memeriksa dirinya.Dokter itu tersenyum manis. "Mbak enggak kenapa - kenapa kok," ujar Dokter cantik itu dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.Maura menghela nafasnya dan tersenyum manis. "Syukurlah," batin Maura dalam hatinya."Selamat Mbak, sekarang Mbak hamil, sebentar lagi Mbak akan menjadi seorang ibu," ucap Dokter cantik itu."Saya turut berbahagia, saya permisi dulu ya Mbak," ujar Dokter cantik itu.Setelah dokter cantik itu pergi Maura langsung lemas seketika, ia langsung pergi meninggalkan tempat itu dengan keadaan hati yang hancur, Maura segera masuk kedalam mobilnya.Didalam mobilnya Maura terus menangis ia tidak mempercayai semua ini, ternyata apa yang ia pikirkan menjadi kenyataan ia hamil anak dari Erik. "Ternyata apa yang gue takutkan sekarang menjadi kenyataan," batin Maura dalam hatinya.Maura menatap kearah perutnya
Saat ia akan masuk kedalam mobil tiba - tiba Mamanya memanggilnya. "Hei Erik! Kamu mau kemana?" tanya Mama Yunita."Aku mau main Mah," sahut Erik sambil tersenyum manis menatap wajah sang Mama."Yah sayang Mama hari ini pengen quality time bareng kamu," ujar Mama Yunita dengan nada memelas."Duh! Gimana nih kasian juga Mama kalau enggak di turutin," batin Erik dalam hatinya."Gimana sayang? Kamu tega nolak permintaan Mama?" tanya Mama Yunita dengan nada memelas."Yaudah iya Mah aku mau quality time bareng Mama," ucap Erik sambil tersenyum kearah Mama Yunita."Oke sayang terimakasih, nanti Mama akan ajak Xabiru juga, kamu siap - siap ya karena kita akan quality time di Singapore," ujar Mama Yunita."Iya Mama," sahut Erik.Erik dan juga Xabiru memang sudah biasa bolak - balik keluar negri, apalagi hanya untuk sekedar menghabiskan waktu bersama, Erik dan juga Xabiru memang sangat dekat dengan Mama Yunita apalagi setelah ayahnya me
Hari ini bagaikan mimpi indah bagi Savana dan juga Aksa. Savana kembali mengingat saat dimana ia pertama kali bertemu dengan Aksa, saat itu ia memang baru saja diselingkuhi oleh mantan kekasihnya, Erik. Savana tersenyum simpul saat mengingat kembali momen - momen ia diberikan sebuah cincin berlian yang sangat cantik oleh Aksa.Savana sedang duduk diatas ranjangnya ia kembali mengingat saat ia bersama Aksa fitting baju pernikahan, Aksa yang memilih desainnya, Savana yang langsung menyetujuinya, Savana juga mengingat saat ia memilih desain cincin pernikahan mereka dengan menuliskan inisal nama mereka A&S.Savana juga tersenyum saat teringat Aksa begitu bersemangat ketika diskusi dengan pihak wedding organizer, sedangkan Savana selalu menuruti hasil dari keputusan Aksa.Savana mengakui jika Aksa memiliki selera yang bagus dan juga berkualitas. "Rasanya baru kemarin aku ketemu dan mempersiapkan pernikahan kami sekarang waktu yang ditunggu - tunggu telah tiba," b
Savana langsung berdiri dan segera mengusir Erik. "Erik? Ngapain kamu ada sini? Pergi kamu!" ujar Savana sambil mengerutkan keningnya.Semua orang yang menjadi saksi pernikahan Savana dan juga Aksa semuanya melihat kearah mereka berdua.Begitu juga dengan Maura, ia terlihat sedang tersenyum manis melihat kedatangan Erik yang menyeruak masuk kedalam pesta pernikahan Savana dan Aksa dan mencoba untuk membatalkan pernikahan mereka berdua."Rasain!" batin Maura dalam hatinya."Savana aku mohon jangan lanjutkan pernikahan ini," ujar Erik dengan nada memelas dan memohon.Erik memegang tangan Savana hingga membuat Savana merasa risih."Savana, aku sayang dan cinta sama kamu Savana! Tolong jangan lanjutkan pernikahan ini," teriak Erik.Aksa yang dari tadi terdiam pun kini langsung bangun dan menemui Erik, Aksa juga langsung memerintahkan satpam untuk mengusir Erik yang telah membuat keributan. "Bawa dia pergi!" teriak Aksa sambil menunj
Resepsi pernikahan Aksa dan Savana semakin berjalan lancar setelah ada kejadian Erik yang mencoba menyeruak masuk dan membuat kekacauan di pernikahan mereka, namun untungnya hal itu dapat teratasi dengan baik.Savana dan juga Aksa sangat menikmati suasana resepsi itu mereka berdua tampak saling melemparkan senyuman manisnya, mereka berdua merasa lega dan bahagia karena akhirnya mereka Sah menjadi pasangan suami istri, setelah banyak rintangan akhirnya mereka berdua Sah menjadi pasangan halal.Papah Rangga tidak henti - hentinya tersenyum manis menatap kearah Savana dan juga Aksa, ia turut berbahagia melihat Savana bahagia dengan suaminya, Aksa.Aksa dan Savana sedang berbincang dengan teman - temannya yang mengucapkan selamat atas pernikahan mereka, Aksa terus mengandeng mesra tangan Savana saat mengobrol dengan teman - teman kantornya.Ekspresi bahagia dan juga lega terpampang diwajah orang tua Aksa
Setelah acara resepsi pernikahan selesai, Savana dibawa oleh Aksa menggunakan mobil sport mewah berwarna putih yang dihiasi oleh balon - balon berwarna pink yang membuat mobil itu tampak sangat cantik dan juga mewah.Banyak tamu undangan dan para keluarga kedua mempelai yang menyoraki keromantisan mereka berdua, Aksa dan Savana mengendarai mobil indah ini dengan masih menggunakan baju pengantin mereka.Aksa menyentir sendiri mobilnya dan Savana duduk disampingnya."Sava ...." ucap Aksa sambil tersenyum manis."Hmmm?" sahut Savana yang masih malu - malu."Kita berdua sekarang sudah menjadi pasangan suami istri semoga kita bisa terus bahagia dan saling melengkapi," ujar Aksa sambil tersenyum simpul melirik kearah Savana."Iya, semoga kita bisa menjaga hubungan pernikahan kita sampai kita tua nanti," sahut Savana sambil tersenyum manis menatap wajah sang suami.&
Savana memandangi langit - langit yang ada di rumah mewahnya itu, sesekali ia melirik kearah sampingnya dan menatap Aksa yang tengah terlelap, rasa cinta yang begitu besar pada laki - laki yang ada disampingnya membuat hati Savana selalu berdebar ketika melihat laki - laki tampan yang ada dihadapannya itu.Savana juga berharap jika rumahtangganya bersama dengan Aksa bisa bertahan dan berjalan lama, Savana juga merasa lega karena sekarang ia telah menjadi seorang istri dari laki - laki yang ia cintai, Savana berharap Aksa bisa bersikap dewasa dan tidak suka mempermainkan hati wanita.Bagaimanapun Savana masih belum bisa melupakan perselingkuhan Erik dengan perempuan - perempuan diluar sana, Savana sudah sangat sakit hati karena sudah beberapa kali ia selalu diselingkuhi oleh Erik, ia berharap Aksa bisa menempatkan dirinya menjadi satu - satunya wanita yang ada di ruang harinya.Wanita cantik berusia dua puluh lima tahun i
Savana masuk ke ruangan Xabiru dengan membawakan minuman untuk Mama Yunita. "Permisi, Pak, Ibu," ucap Savana dengan sangat ramah dan senyuman manis di wajahnya menggambarkan ketulusan hati dan jiwanya.Mama Yunita yang tadinya sedang asyik menggobrol dengan Xabiru langsung mengalihkan pandangannya kepada Savana. "Wah terimakasih banyak ya," ucap Mama Yunita."Iya baik sama-sama Bu, kalau begitu saya permisi ke belakang dulu," ucap Savana.Penampilan Savana yang sangat rapih dan cantik meskipun menggunakan seragam kantor sebagai cleaning servis. Hal itu langsung membuat Mama Yunita begitu sangat menyukai Savana. "Kamu Office Girl baru ya disini?" tanya Mama Yunita.Savana hanya mengangguk dan tersenyum. "Bukan Office Girl Ma, tapi dia adalah calon menantu Mama," sambung Xabiru yang sontak langsung membuat Savana terkejut seketika."Apa maksud dari ucapan Pak Xabiru? Aku enggak salah dengar kan?" tanya Savana pada dirinya sendiri dalam hatinya."Kamu yang bener Xabiru masa calon mantu M
Mama Yunita yang merasa bosan karena setiap harinya harus di rumah terus akhirnya sekarang ia memutuskan untuk pergi ke kantor meskipun tidak untuk bekerja dan hanya mengecek bagaimana kondisi kantor perusahaan peninggalan suaminya itu namun sudah cukup membuat hatinya merasa sangat senang. "Tolong antar saya ke kantor ya," ucap Mama Yunita pada salah satu sopir di rumahnya."Apa Bu? Ke kantor?" tanya sopir itu yang sepertinya terkejut dengan perkataan Mama Yunita."Iya," sahutnya.Raut wajah sopir itu tampak tegang karena ia takut dimarahi Xabiru jika ia salah. "T-tapi Bu?" ucap sopir itu dengan gugup.Setelah itu Mama Yunita langsung tersenyum karena ia langsung paham dengan maksud sopir pribadinya itu. "Kamu tenang aja enggak usah takut sama Mas Biru nanti saya bilang sama Biru kalau saya mau main ke kantor," jelas Mama Yunita."Oh baik kalau begitu, ayo Bu saya antar," sahut sopir pribadi itu yang langsung membukakan pintu mobil Toyota Alphard.Setelah itu Mama Yunita langsung mas
Setelah sampai di taman Maura pun langsung me gaja Syifa untuk duduk, ia juga tidak lupa memberikan es cream yang dibawanya kepada Syifa. "Ini Es krim nya Syifa, Tante beliin spesial hanya untuk kamu," ujar Maura yang selalu bersikap baik kepada Syifa karena ia sangat tahu jika gadis kecil yang saat ini sedang bersamanya itu bisa dimanfaatkan dengan sangat baik."Wah, makasih banyak ya Tante," jawab Syifa yang kemudian langsung memakan es cream yang dibelikan oleh Maura, raut wajah Syifa begitu sangat senang, ia tidak kesepian lagi, ia serasa memiliki seorang yang siap mendengarkan semua celotehan lucunya."Syifa Tante mau tanya deh," ucap Maura."Tanya apa Tan?""Sekarang ini Tante enggak pernah lihat kamu main bareng kaya gini Mama kamu, Mama Sava," ucap Maura mulai memancing.Syifa yang tadinya ceria langsung murung dan menundukkan kepalanya lagi ketika Maura mulai membahas Sola Savana karena memang saat ini Savana memang sedang sibuk-sibuknya bekerja hingga kurang waktu untuk berm
Sementara itu saat ini Syifa sedang ikut Papah Rangga mengurusi bisnis restoran dan juga kafenya. Pengngujung restoran hari ini cukup ramai jadinya Syifa sedikit kesal karena Papah Rangag sibuk melayani para pelanggan bersama dengan beberapa karyawan lainnya. "Oppa juga sibuk banget dari tadi mondar-mandir terus sementara itu disini sendirian terus," guamam Syifa.Papah Rangga yang sudah selesai mengantarkan pesanan ke meja pelanggan tidak sengaja melihat Syifa yang sedang melamun sendirian dengan raut wajah yang sedih, Papah Rangga langsung menengok kearah ruangan restoran miliknya. "Pelanggan lagi ramai-ramainya lagi tapi Syifa kayanya lagi sedih karena enggak ada yang ngajak main," batin Papah Rangga yang langsung menghampiri Syifa."Syifa," ucap Papah Rangga dengan lembut sambil duduk disamping cucunya."Syifa kenapa kok diem terus sih?" tanya Papah Rangga."Syifa kesel sih kenapa coba Opa sama Mama itu sibuk-sibuk banget, aku juga pengen main sama kalian,"ucap Syifa.Mendengar ce
Saat melihat Savana yang tidak pernah berhenti bekerja sejak pagi hingga siang hari membuat hati Agri cukup iba melihatnya. "Dia dari pagi enggak istirahat kali ya, kerja terus, kasihan juga kalau gini lihatnya," batin Agri dalam hatinya.Sementara itu Xabiru terus bertanya kepada Agri tentang kondisi Syifa ketika ibunya sibuk bekerja dari pagi hingga malam. "Agri Apakah kamu tahu gimana kondisi Syifa ketika ibunya bekerja?" tanya Xabiru pada Agri."Sebenarnya saya tidak tahu pasti sih Pak, tapi saya yakin kalo Syifa merasa sangat kecewa ketika ibunya terlalu sibuk dengan pekerjaannya, Syifa sendiri pasti merasa jika ibunya lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan dirinya," jelas Agri sambil menatap wajah Xabiru."Sebenarnya saya akan terus membuat kondisi Savana terus menerus menderita selama satu Minggu kedepan tapi Apakah fisik dia kuat? Gimana nanti kalau dia sakit jadinya yang ada enggak bisa usilin dia lagi nanti," batin Xabiru dalam hatinya."Sekarang perempuan itu lagi nga
Hari kedua bekerja Savan sudah harus berangkat pagi-pagi sekali yakni pukul 05.00 atas perintah Agri kemarin. Sebenarnya ia masih ingin melanjutkan tidurnya karena kegiatan kemarin sungguh sangat melelahkan. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 04.45 dan ia harus cepat pergi ke kantor. Papah Rangga yang sedang duduk diruang tv langsung keningnya ketika melihat putri tercintanya sudah sangat cepat untuk pergi ke kantor pagi-pagi sekali."Savana kamu mau kemana Nak? Ini masih pagi banget loh masa udah mau pergi ke kantor lagi aja?" tanya Papah Rangga.Mendengar suara Papah Rangga, Savana langsung menghampirinya lalu menyalami tangan Papah Rangga. "Aku mau pamit sama Papah untuk pergi ke kantor karena kerjaan aku di kantor banyak banget Pah jadi harus berangkat pagi-pagi," jelas Savana mencoba memberikan penjelasan kepada Papah Rangga yang selalu mengkhawatirkan kondisi kesehatan Savana."Tapi harus pagi banget kaya gini ya? Padahal kemarin kamu juga pulang tengah malam sayang. Papah t
Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Akan tetapi Savana masih juga belum sampai rumah padahal Papah Rangga juga sudah beberapa kali menghubungi dirinya untuk menyuruhnya segera pulang karena hari sudah semakin malam akan tetapi Savana nampak mengabaikannya karena sibuk dengan pekerjaannya."Savana kenapa kerjanya sampe malam gini ya? Emangnya dia lembur tapi kan ini hari pertama dia kerja masa udah langsung lembur aja? Aku takut dia sakit," batin Papah Rangga dalam hatinya.Sementara itu Mama Maia yang sudah mencuci muka dan memakai berbagai macam skincare malam untuk segera tidur tidak lupa untuk mengajak suaminya tidur. "Pah, ini udah malam loh, ayo kita tidur aja Pah lagian mungkin Savana pulang telat karena banyak kerjaan di kantor," ucap Mama Maia."Itu Syifa juga sepertinya juga udah ngantuk banget," lanjut Mama Maia sambil menatap mata Syifa yang berada dalam pangkuan Papah Rangga."Mama kemana sih Oma? Opa?" tanya Syifa pada Mama Maia dan juga Papah Rangga sementara itu Mama M
"Kamu yang bener dong bersih-bersihnya!" teriak Xabiru sambil menumpahkan seember air yang Savana gunakan untuk mengepel bagian depan loby kantor, banyak para karyawan yang menyaksikan Xabiru membentak Savana dengan sangat keras hingga membuat Savana tidak bisa berkutik lagi dan hanya bisa menundukkan kepalanya."M-maaf Pak, tapi menurut saya udah bener kok saya ngepel lantainya," ucap Savana yang sedikit gugup."Berani kau menjawab!" jawab Xabiru yang semakin mengeraskan suaranya.Dalam hatinya Xabiru merasa belum puas untuk mempermalukan Savana didepan banyak karyawan di kantor.Saat menatap dan mengamati wajah Xabiru, Savana merasa tidak asing dengan orang nomor satu di kantornya itu. "Laki-laki ini kan yang pernah nolonginaku kalau enggak salah ya? Iya aku pernah ketemu dia dijalan waktu aku masih bekerja dulu," batin Savana dalam hatinya yang tidak berani menatap wajah Xabiru terlalu lama karena ia takut dengan suara Xabiru yang begitu menggelegar ketika membentak dirinya."Habis
Saat ini Savana sudah menitipkan Syifa kepada Papah Rangga dan juga Mama Maia karena sekarang Maura sudah sibuk dengan Aksa dan tidak bisa lagi mengurusi Syifa yang saat ini sedang masa aktif-aktifnya. Tapi saat ini merasa sedih karena kesulitan mencari pekerjaan, hampir semua perusahaan menolaknya dan alasannya sama yakni Savana yang merupakan mantan napi. "Aku capek, semua perusahaan menolaku hanya karena aku mantan nara pidana," batin Savana dalam hatinya.Namun ia tidak pantang menyerah hingga terus mencari informasi tentang lowongan pekerjaan, ratusan lamaran ia berikan dan hanya tinggal satu lagi perusahaan yang ia harapkan dapat menerimanya meskipun ia rasa mustahil karena perusahaan ini merupakan perusahaan yang sangat besar di Indonesia bahkan perusahaan kecil saja menolaknya apalagi ini, Savana juga tidak terlalu berharap banyak namun ia tidak pernah lelah untuk terus mencoba."Semoga aja aku bisa diterima di perusahaan ini meskipun rasanya mustahil sekali," ucap Savana.Set