Beranda / Fiksi Remaja / Sleep With My Enemy / Gancet Saat Pulang Ke Tanah Air

Share

Gancet Saat Pulang Ke Tanah Air

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-01 20:00:26

"Cin, tolong pesenin minum lagi dong. Air mineral botol aja deh!" Pak Hartono yang sedang menikmati Nasi Lemak di gerai makanan yang ada di airport Kuala Lumpur, Malaysia. Pesawat mereka transit dari Beijing ke Jakarta di sana selama dua jam.

"Oke, Mas. Sebentar ya!" pamit Cindy lalu melenggang menuju ke bagian kasir sekalipun antrean pembeli cukup panjang di sana.

Handphone wanita tersebut tergeletak begitu saja di atas meja bersebelahan dengan tas belanjaan. Pak Hartono pun tergoda untuk melakukan sidak (inspeksi dadakan). Dia ingin tahu isi galeri dan juga aplikasi pesan istri simpanannya itu.

Kening pria berumur itu pun berkerut dalam karena melihat foto-foto dirinya sedang seranjang di hotel bersama Cindy. "Ckk ... sialan. Buat apa semua foto-foto intim kami ini ada di galeri HP Cindy?!" bisiknya dongkol disertai rasa curiga yang menyeruak di dadanya.

Ketika Cindy kembali menyerahkan sebotol air mineral dingin kepada Pak Hartono, segera pria itu menghardiknya, "Hehh! Buat apa ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (47)
goodnovel comment avatar
Abrina Aghnia
kena karma juga pak hartono ,,, cindy juga kelewatan sih mau pakai kirimin foto segala
goodnovel comment avatar
Adelia Chubby2499
niat hati ingin memanas-manasi Ibu Wina dengan foto-foto mesra mereka yang habis aduhai eh malah ketahuan syukurin lu makanya nggak usah bertingkah jadi istri muda udah dikasih kekayaan tapi lu masih serakah
goodnovel comment avatar
Adelia Chubby2499
buahaha hahaha azab dari orang yang suka berselingkuh akhirnya gancet kan lu. makanya kalau udah tua itu harus sadar diri kagak usah bertingkah. udah tahu posisi dia itu cuma sebagai menantu eh malah menghianati giliran si istri muda bertingkah dianya takut istri tuanya tahu dasar bndot tua belagu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sleep With My Enemy   Sukses Jadi Tontonan Gratis

    General Manager Hotel Paradiso Terrace Jakarta Pusat turun tangan sendiri ke TKP setelah mendengar laporan dari anak buahnya bahwa ada tamu yang ganjet di kamar hotel tempatnya bekerja."Waduh, ini pasangan sah apa orang jajan di lapak prostitusi lantas ngamar di sini, Jon?" tanya Pak Gerald Atmaja kepada petugas room service yang menerima telepon Pak Hartono tadi.Sembari menunggu lift naik ke lantai tujuh, Jono pun menjawab, "Kalau ngakunya sih si bapak tadi bilang sama istri. Cuma kata Marini yang ngurusin check in tamu malam ini, sepertinya beda usia jauh pasangan ini, Pak!""Hmm ... sepertinya sih mencurigakan. Lagian kalau pasangan sah kok sampai gancet juga. Janggal menurutku!" sahut Pak Gerald sembari bersedekap menatap angka penunjuk lantai lift berada."TING." Pintu lift terbuka."Ayo, kita tengok tamu itu. Bukain kunci pintu kamarnya pake cadangan kartu, Jon!"&nb

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Sleep With My Enemy   Malu Sama Mantan

    "Drrtt drrtt ... drrtt!" Suara getaran handphone di nakas samping tempat tidur membangunkan Nyonya Wina. Baru saja dia meletakkan kepala di bantal sudah ada gangguan."Siapa sih malam-malam begini nelpon?!" gerutunya kesal. Namun, id caller di layar ponselnya agak tak biasa. Dia pun langsung menjawab panggilan tersebut, "Halo, Mas Reynold. Kok tumben malam-malam begini telepon aku, ada apa?""Halo, Wina. Tolong kamu segera ke Jakarta Pusat. Jadi begini ceritanya, aku baru kelar meeting di restoran hotel bareng klien. Tak sengaja lihat suami kamu gancet dengan sekretarisnya dan harus dibawa ke rumah sakit pake kursi roda tadi lewat lantai lobi hotel. Aku kirim fotonya biar kamu percaya!" Telepon itu terputus lalu sebuah foto masuk ke aplikasi pesan HP Nyonya Wina.Wanita itu sontak terkesiap menatap suaminya dan Cindy tanpa pakaian di atas kursi roda yang didorong petugas dari rumah sakit berseragam putih. Posisi Cindy di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Sleep With My Enemy   Pria Green Flag

    "Mbak, silakan pakai jaket saya buat menutupi badan. Maaf, sekadarnya karena saya nggak punya beha!" ujar salah seorang paramedis yang berempati atas kondisi memalukan yang dialami Cindy.Dengan tangan gemetaran Cindy menerima jaket berbahan kain katun warna hitam tersebut lalu mengenakannya tanpa protes. "Makasih ya, Mas!" ucapnya singkat.Posisi Cindy di atas brankar yang ada dalam ambulans itu masih dipangku Pak Hartono yang tetap tak sadarkan diri. Dia tak bisa mengancingkan jaket juga karena pergelangan tangan sebelah kirinya dipasangi infus."Mas, kalau saya boleh bertanya. Ini bisa lepas kejepitnya kapan ya?" Cindy merintih kesakitan karena organ intimnya terasa perih setiap harus bergerak tanpa sengaja."Hmm ... sabar ya, Mbak. Nanti ditolong dokter di rumah sakit. Nggak lama kok perjalanan ke sana karena kita naik ambulans!" jawab Andi, paramedis paling junior yang ikut rombongan penje

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Sleep With My Enemy   Sudah Salah Malah Bertingkah

    "M—mama?!" Pak Hartono terkejut setengah mati ketika pertama kali yang dia lihat saat dirinya tersadar adalah Nyonya Wina bukannya Cindy."Kenapa, Pa? Kaget ya? Tuhan itu adil, ketika suamiku melakukan hal yang jahat di belakangku, akhirnya segalanya terbongkar di waktu yang tepat!" ujar Nyonya Wina dengan tenang sekalipun badai emosi bergejolak dalam hatinya.Pak Hartono langsung meraih tangan istrinya. "Tolong jangan salah sangka dulu. Ini nggak seperti yang Mama kira kok!""Maksudnya apa, Pa? Mama punya foto Papa dan Cindy saling tumpang tindih tanpa baju. Kalian itu dibawa ke rumah sakit dari hotel dengan menggunakan kursi roda dilihat banyak orang lho. Bahkan, orang luar yang nggak kita kenal sudah tahu kalian itu pasangan mesum!" hardik Nyonya Wina galak kali ini. Stok kesabarannya sudah habis.Kenyataan memukul Pak Hartono begitu keras, dia sudah tak bisa mengelak lagi dengan bukti yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Sleep With My Enemy   Selalu Seru Bersamamu

    Pagi jelang siang di Hotel Grand Pesona Pasundan, kota Bandung, pasangan muda-mudi yang kelelahan lembur semalaman bercinta itu baru saja membuka mata. Aroma tubuh Igo yang wangi dan maskulin membuat Ciara nyaman memeluk suaminya. Namun, dia mulai kelaparan lagi."Igo ... gue butuh makan!" ucap Ciara singkat, padat, jelas.Pemuda itu segera meraih gagang pesawat telepon di atas nakas, dia berkata, "Gue pesenin sarapan menjelang makan siang. Lo mau menu apa, Beib?""Gue pengin Nasi Soto Kudus pake sate telur puyuh, sate usus, dan tempe goreng tepung. Bisa kagak chef hotel ini bikinin, Go?" pesan Ciara sesuai moodnya."Hmm ... gue coba tanyain dulu ya!" sahut Igo lalu menyebutkan pesanan menu yang diinginkan oleh Ciara di telepon. Ternyata bisa dibuatkan khusus oleh chef hotel milik ayah Jacky itu. Igo memesan dua porsi menu yang sama agar tidak merepotkan.Ciara bangun dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Sleep With My Enemy   Kenangan Indah Di Hutan Anggrek

    Cuaca memang tidak terlalu cerah siang jelang sore itu di Cikole. Langit dengan awan tebal kelabu menggantung menandakan mungkin hujan bisa turun kapan saja. Namun, keceriaan Ciara yang baru pertama kalinya berjalan-jalan di alam bebas bersama Igo tak berkurang sedikit pun. Restoran di area Orchid Forest Cikole menyajikan pilihan menu yang bervariasi. Namun, Ciara sedang ingin makan nasi ayam bakar lengkap dengan lalapan sayur segar dan sambal. Maka Igo mengikuti saja pilihan istrinya, dia tak terlalu pemilih makanan. Jamur goreng krispi dan tempe mendoan, yang turut dipesan Ciara juga lezat untuk dijadikan camilan di tengah udara sejuk dikelilingi pepohonan tinggi menjulang.Setelah kenyang makan siang, Igo dan Ciara meninggalkan restoran untuk mulai menjelajah area obyek wisata yang cukup ramai pengunjung di akhir pekan. Rombongan keluarga dan kelompok circle remaja yang ingin menikmati keindahan bunga-bunga anggrek yang beraneka ragam tersebar di berbagai titik memadati Orchid For

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Sleep With My Enemy   Fakta yang Mengejutkan Ciara

    "Wina! Tunggu sebentar!" panggil Pak Reynold di lobi rumah sakit.Wanita paruh baya yang masih terlihat awet muda dan segar itu berhenti melangkah lalu menoleh ke pria yang berlari-lari kecil menghampirinya. "Ya, Mas. Gimana?" tanyanya."Kulihat video amatir tentang suamimu yang gancet bersama sekretarisnya sudah viral di internet. Kamu dan anak-anak yang tabah ya! Kalau seumpama butuh bantuan apa pun dariku, jangan sungkan menghubungi nomorku kapan saja!" ujar Pak Reynold turut bersimpati. Dia tak berani terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga mantan terindahnya itu. Namun, mengingat Pak Hartono tadi memperlakukan istrinya dengan buruk, dia merasa harus memberikan dukungan untuk Nyonya Wina."Iya, Mas Rey. Terima kasih untuk segalanya. Semoga kami kuat menjalani hari-hari ke depan sekalipun berat!" Nyonya Wina berkaca-kaca matanya menatap pria yang baik hati tersebut.Dia pun berpesan, "Pulang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Sleep With My Enemy   Dirundung Seantero Sekolah

    'Cia, are you okay?!' Suara batin Igo tertangkap jelas oleh Ciara yang sefrekuensi telepati dengannya.'Gue syok, Igo. Pas kita berduaan weekend ada kabar heboh tentang papa. Satu sekolah ini udah pada tahu semua. Gue ... gue bingung mesti gimana?!' Ciara mencerocos panik dalam hatinya.'Dengerin gue! Lo fokus dulu sama pelajaran, ntar istirahat pertama lo temui gue di bengkel otomotif, belakang gedung utama!' ucap Igo sebelum mereka mengakhiri koneksi batin itu karena guru pengajar telah masuk kelas masing-masing.Sepanjang pelajaran berlangsung di kelas Ciara, tak ada yang berani mengusili gadis itu. Bu Endang, guru matematika yang terkenal killer dan sulit pelajarannya yang mengisi jam pertama. Lindsey yang ingin bertanya perihal papa bestienya itu pun mengurungkan niat dan memilih untuk menunggu jam istirahat saja menanyai Ciara."KRIIIIINGG!" Suara bel istirahat pertama terdengar nyaring. Semua siswa pun menghela napas lega. Setelah guru meninggalkan kelas, mereka pun berhamburan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04

Bab terbaru

  • Sleep With My Enemy   Dilempar Ke Jalanan Dari Depan Pintu Gerbang

    "Mbok, jangan halangi saya pergi!" teriak Cindy sembari berusaha mendorong tubuh renta Mbok Parni yang menghalanginya membawa koper besar dan beberapa tas jinjing."Tuan Besar sudah pesan tadi, Bu Cindy tolong ya jangan bawa barang apa pun kalau memang ngeyel pergi malam ini!" sergah Mbok Parni. Cindy tetap nekad dan dia mendorong Mbak Parni hingga terjatuh ke lantai yang keras. Sayangnya tepat pada waktu itu Pak Hartono memasuki ruang tengah."Tuan Besar!" panggil Mbok Parni sambil mengusap-usap bokong kurusnya yang memar terbentur lantai. "Iya. Serahkan saja ke saya. Panggilkan satpam di depan ya, Mbok!" titah Pak Hartono. Tatapan matanya mengunci sosok Cindy. Dia menghampiri wanita jahat dan matre itu lalu menampar keras wajahnya hingga Cindy tertoleh ke samping."Mas!" seru Cindy memegangi pipinya yang panas dan memerah karena cap lima jari tangan.Pak Hartono berteriak menggelegar, "DASAR PELACUR MURAHAN!!" Iphone seri terbaru di tangan Cindy dirampas lalu dibanting hingga peca

  • Sleep With My Enemy   Angin yang Berubah Arah

    "Welcome to our campus!" ujar teman sekamar Igo di asrama mahasiswa MIT. Pemuda asal Jepang itu mendapat beasiswa penuh sama seperti Igo yang kebetulan satu jurusan juga. Dia mengulurkan jabat tangannya ke Igo, "Kenalkan, namaku Hideo Takajima. Baru sampai di sini dua hari lalu!""Aku Rodrigo Gunadarma Sutedja. Asalku dari Indonesia. Mungkin kamu akan lebih mudah mengingat nama panggilanku. Igo, itu saja!" balas Igo ramah. Hideo akan menjadi teman sekamarnya untuk waktu yang entah berapa lama."Nice, aku suka nama yang singkat. Mudah diingat dan wajahmu seperti bintang film, Bro. Keren sekali!" puji Hideo sembari duduk di lantai kamar beralas karpet. Kemudian Igo membongkar kopernya yang berisi pakaian, barang-barang pribadi, dan makanan kering yang sengaja ditaruh oleh Mama Tami ke dalam bawaannya. Dia pun mulai mengirim telepati dengan penuh konsentrasi ke Ciara, berharap jarak yang luar biasa jauh tak menghilangkan kemampuan istimewa itu.'Beib, hai ... apa lo denger suara gue? In

  • Sleep With My Enemy   Pelukan Terakhir Semalam Sebelum Berpisah

    Seusai resmi menjadi suami Nyonya Wina, pengusaha tajir melintir itu membawa anak dan istrinya tinggal bersama di rumah megah bak istana yang ada di tengah kota Bandung. Memang sebelum Igo berangkat ke Massacussets, Amerika, Ciara tetap tinggal di kediaman Sutedja. Namun, nanti setelah suaminya berangkat kuliah ke luar negeri, Ciara akan tinggal bersama keluarga barunya.Hari demi hari yang dilewati selama sebulan itu bergulir begitu cepat sehingga tanggal keberangkatan Igo tersisa di besok sore penerbangannya."Cayank, gue nggak rela rasanya elo pergi besok!" ucap Ciara di balkon kamar mereka di lantai dua malam itu. Angin malam yang berhembus membuat hati terasa membeku. Ciara bergidik sedikit, Igo segera mengambil jaket untuk menghangatkan istrinya. "Lo jaga kesehatan selama kita LDR. Jangan ilang kontak sama Gabe dan Renata kalo lo lagi di luar rumah!" pesan Igo.Kepala Ciara terangguk pelan. Air mata merembes melalui sudut matanya. Igo makin berat saja meninggalkan si cantik imu

  • Sleep With My Enemy   Malam Pengantin Duda dan Janda

    "Pengantinnya sudah boleh turun ya, tamu-tamu sudah memadati meja pesta!" kata Bu Ursula kepada Ciara melalui HT."Okay, copy! Kami akan langsung turun dengan pengantin, Bu Ur!" sahut Ciara lalu memberi kode ke Mama Wina dan Papa Reynold bahwa sudah saatnya acara dimulai di venue party.Pasangan yang tak lagi muda itu nampak berbinar-binar wajahnya. Sedikit unik karena bridesmaid semuanya ibu-ibu berbadan subur dengan beberapa anak sudah remaja."Mbak Wina, kamu cantik sekali lho ngalah-ngalahin yang dua puluhan!" puji Tante Anjali dengan nadanya yang selalu khas rumpi."Kakak pertama kita 'kan memang awet muda sih, Anjali!" sahut Tante Merry yang membantu mengangkat ekor gaun putih panjang Mama Wina.Dalam lift Pak Reynold yang dikerubuti kaum ibu-ibu hanya bisa memasang senyum tipis. Istrinya meliriknya gemas lebih dikarenakan dia santai dan tidak jelalatan matanya. Tangan halus yang terasa sejuk itu berada di genggaman telapak tangan lebar Pak Reynold saat lift berbunyi tanda samp

  • Sleep With My Enemy   Malam Jelang Pesta Wedding

    Kabar bahwa Mama Wina dan Pak Reynold telah sepakat menikah membuat anak-anak mereka turut bergembira. Bahkan, Vincent mendesak agar perayaan pernikahan segera diselenggarakan. Dia berencana mengajak Grandpa Damon Hawkins terbang ke Indonesia untuk menghadiri acara spesial sekali seumur hidup ayah kandungnya tersebut.Masih dalam suasana libur kenaikan kelas serta kelulusan, Ciara dan Alex serta Igo membantu persiapan pesta dengan memilih menu katering, dekorasi bunga, dan entertainment. Rencananya memang lokasi pesta resepsi di taman belakang Hotel Wonderful Paris Van Java sesuai permintaan Mama Wina agar budget tak berlebihan. Namun, tetap representatif untuk menjamu tamu kolega calon suaminya yang notabene pengusaha sukses."Bu Ursula, kami sudah putuskan warna kain dekorasi nuansa putih, kuning, dan jingga. Maknanya sekalipun usia mulai senja, tetapi masih bersinar indah!" tutur Ciara usai berdiskusi dengan kakaknya dan Igo.Pimpinan Wedding Organizer (WO) yang bernama Bu Ursula i

  • Sleep With My Enemy   Momen Indah Pasangan Jadul

    "Halo, Wina. Gimana kalau kamu jalan-jalan denganku saja karena anak-anak asik proom night di sekolah sampai larut malam 'kan?" ajak Pak Reynold melalui telepon HP."Halo, Mas Rey. Iya, nggakpapa. Mau berangkat jam berapa nih?" sahut Nyonya Wina santai. Dia melirik jam dinding di kamar hotel sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB."Aku naik sekarang jemput kamu di sana, oke?" balas Pak Reynold lalu mengakhiri telepon ketika menerima jawaban positif dari teman kencannya malam ini. Pria matang berparas rupawan itu segera naik lift menjemput Nyonya Wina.Bunyi bel dua kali membuat wanita yang telah siap bepergian dengan penampilan anggun simple seperti gaya biasanya. Dia membuka pintu kamar hotel dan sempat merasakan jantungnya seolah terhenti sejenak ketika melihat pria di hadapan matanya."Ehh ... apa tempat yang akan kita datangi harus mengenakan pakaian resmi, Mas?" tanya Nyonya Wina melihat Pak Reynold Subrata dalam setelan tuxedo silver grey dengan dasi merah maroon."Kamu mengenakan ba

  • Sleep With My Enemy   Best Couple of The Year

    "Oke, Guys. Di malam yang penuh kenangan ini, kita akan menyaksikan beberapa penampilan istimewa dari kakak-kakak senior idola SMA Teruna Negeri. Tanpa membuang waktu lagi, kita panggil Kak Igo, Kak Alex, Kak Jacky, Kak Kevin, dan Kak Mike ke atas panggung!" Sabrina Elvira, anak kelas 11-B yang dipercaya menjadi MC proom night memanggil genk Auto Drift."Show time, Genks!" ucap Igo penuh percaya diri memimpin rekan-rekannya naik ke pentas.Jeritan histeris siswi-siswi SMA Teruna Negeri dan siulan para adik kelas membuat para jajaka Bandung itu makin bersemangat membagikan penampilan terakhir mereka sebagai bagian SMA Teruna Negeri.Igo memberikan kehormatan kepada Alex untuk memberikan sepatah dua patah kata sambutan atas penampilan pamungkas mereka berlima. Dia siap duduk di kursi dengan gitar listrik akustik dan stand by mikrofon. Alex pastinya dengan biola pribadi yang dia bawa sendiri. Jacky duduk di atas kotak perkusi siap menabuh sesuai irama lagu. Sedangkan, Mike bermain bass g

  • Sleep With My Enemy   Unforgetable Proom Night

    "TOK TOK TOK." Igo mengetok pintu kamar mamanya dengan tak sabar. Pasalnya, pendamping proom night pemuda itu sedang disandera oleh Mama Tami untuk dimake-over wajah dan rambutnya."Mama, lama amat sih di dalem!" seru Igo senewen. Dia merasa Ciara sudah cantik tanpa perlu didandani heboh.Sementara itu Mama Tami dan Ciara terkikik kompak di depan cermin rias mendengar suara Igo di luar. "Tuh suami kamu, Cia. Baru ditinggal kamu satu jam udah heboh si Igo. Hihihi!" ujar Mama Tami."Nggakpapa, Ma. Nanti juga semalaman berdua melulu. Apa dandannya sudah kelar?" jawab Ciara sambil tersenyum memandangi pantulan bayangan di cermin rias mama mertuanya."Sudah kok. Cantik banget, Igo beruntung mendapat pasangan proom night yang secantik bidadari. Teman-temannya pasti iri!" puji Mama Tami lalu membantu Ciara bangkit dari kursi rias. Dia pun bertanya "Korsasenya belum dibagiin ya sama panitia acara?" "Belum, Ma. Di depan aula sih kata anak OSIS yang ikut panitia proom night!" jawab Ciara sebel

  • Sleep With My Enemy   Telur dan Sayur?!

    Masih dengan gaun tidur tipisnya Cindy menuruni tangga lantai dua ke bawah. Hari sudah menunjukkan pukul 10.00, matahari sudah tinggi di luar sana. Dia belum juga mandi maupun melakukan aktivitas yang berarti.Pak Hartono yang sedang duduk membaca koran di sofa ruang tengah ditemani secangkir kopi hitam mendengar langkah-langkah wanita itu. Dia pun menutup lembaran koran lalu menyapa wanita kesayangannya, "Pagi, Cindy! Baru bangun ya?""Hoamph ... iya masih ngantuk. Kan dinas semalaman, Mas!" jawab Cindy. Memang tadi malam dia terpaksa melayani Pak Hartono yang menagih jatah untuk diservis."Hohoho. Iya, yang semalam enak deh. Mas demen banget!" sahut pria botak berkumis subur itu menyunggingkan senyuman mesum."Laper nih, Mas. Mbok Parni apa sudah masak sarapan?" Cindy yang duduk manja menyandar di badan Pak Hartono celingukan mencari pelayan tua suaminya itu.Pak Hartono pun me

DMCA.com Protection Status