"Mas, kamu keterlaluan! Alex ini anak kamu lho, masa kamu tega mukul dia demi membela selingkuhanmu itu?!" protes Nyonya Wina sembari memeluk putranya di lantai. Dia masih mencoba menyadarkan Pak Hartono atas kesalahannya.
Sayangnya, yang ditegur malah mendelik seram. Pak Hartono merangkul bahu Cindy. Dia berseru, "Anak kurang ajar masih saja kamu bela dia! Cindy ini sudah sah kunikahi jadi istri muda. Bukan sekadar kekasih gelap saja!"
Fakta itu membuat Nyonya Wina seperti tersambar gledek. Wajahnya mendadak pucat pasi dan gemetaran sekujur tubuh. Alex pun segera membawa mamanya bangkit dan mendudukkan Nyonya Wina ke sofa. "Ma, tolong jangan jadi wanita lemah. Mama harus lawan papa juga kayak Alex dan Cia!" ujar Alex menggenggam tangan dingin sang ibu.
Nyonya Wina melemparkan tatapan tajam ke Pak Hartono dan Cindy. Dia yakin bahwa tak ada lagi gunanya mempertahankan biduk rumah tangga yang telah diporak porandakan wanit
"Mas Hartono, tolong jangan salah paham. Saya ke mari karena memang Alex dan mamanya Anda usir keluar dari rumah ini. Akan ke mana mereka malam-malam begini? Anda sebagai ayah dan juga suami apa tidak kuatir?!" Pak Reynold Subrata nyaris lepas kendali. Belum lagi si partner gancet suami mantan terindahnya berdiri sok hebat di rangkul mesra oleh Pak Hartono."Itu salah mereka sendiri kok! Saya kalau mereka mau menerima Cindy dengan baik di rumah ini, pastinya nggak akan ngamuk!" bela Pak Hartono tanpa mengakui bahwa dirinya yang bersalah dalam keributan besar tadi.Telunjuk Pak Reynold teracung ke wajah Cindy dengan dada bergemuruh. "Dia itu wanita murahan, mana bisa dibandingkan dengan Wina, hahh? Mas Tono mungkin sudah diguna-guna sama dia kali ya?!" seru Pak Reynold dengan wajah jijik menatap lurus ke pelakor itu."Ahh ... situ nunjuk aku ini pelakor, padahal kamu pebinor juga 'kan?! HAHAHA!" balas Cindy menuduh Pak Reynold karena tahu pria itu mantan kekasih Nyonya Wina."DASAR KAU
"Cia, ayo gabung makan malam bersama kami!" sambut Pak Reynold Subrata saat melihat gadis remaja yang mewarisi kecantikan Nyonya Wina ketika muda dahulu menghampiri meja makan restoran hotel.Semenjak kecil pria itu selalu baik kepada dirinya dan Alex, jadi Ciara mengenal dekat Pak Reynold. "Makasih, Om Rey. Cia berutang budi karena malam ini, Om sudah menolong keluarga kecil kami!""Ahh ... sudahlah, pertolongan kecil jangan dibesar-besarkan. Kamu dan Igo sudah dinner apa belum tadi?" balas Pak Reynold sembari meneruskan makan malam dengan santai."Belum sempat selesai makan sih karena dengar kabar tidak menyenangkan tadi dari Bang Alex lalu kami memutuskan berangkat ke hotel ini!" jawab Ciara apa adanya. Mamanya pun membantu mengambilkan makanan ke piring kosong di depan Ciara.Sementara Ciara justru mengambilkan makanan untuk Igo karena dia istrinya. Mereka berlima pun berbincang santai sembari menikmati makan malam."Cia, Om minta tolong untuk hadir di rapat luar biasa perusahaan
Bunyi alarm ponsel Igo berbunyi nyaring pukul 05.00 WIB di nakas samping tempat tidur. Dia meraih benda pipih itu untuk mematikan alarm. Di sampingnya, Ciara masih enggan membuka mata. Maka Igo pun berkata, "Cia, gue turun ke parkiran buat ambil travel bag bentar ya. Seragam kita masih ada di mobil!""Umm ... oke!" sahut Ciara dengan kelopak mata yang terasa berat. Dia pun berpesan, "Go, jangan lama-lama ya!""Iya, cuma ke mobil aja di parkiran lantai UG!" sahut Igo lalu bangkit dari tempat tidur yang hangat. Segera dia meninggalkan kamar lalu turun dengan lift yang sepi karena masih pagi.Tanpa melakukan aktivitas lainnya, Igo hanya mengambil travel bag berisi seragam mereka berdua dan peralatan mandi serta alat rias Ciara yang sederhana. Dia kembali naik ke lantai tiga membawa barang tersebut. Namun, Ciara masih tertidur pulas. Akhirnya, Igo mengalah mandi duluan.Ciara yang mendengar s
Jalan raya kota Bandung Barat mulai ramai dipadati kendaraan bermotor baik mobil maupun sepeda motor yang akan berangkat kerja maupun sekolah. Igo mengendarai sedan BMW pinjaman papanya. Nampaknya Pak Bastian Sutedja memang membiarkan putra bungsunya menggunakan saja fasilitas itu karena mengetahui permasalahan keluarga besannya belakangan ini dari Igo sendiri."Jadi mulai pagi ini lo sama Cia bakal go public sebagai couple nih?" ujar Alex yang duduk di bangku belakang mobil karena adiknya menempati kursi samping pengemudi. "Yoii. Gue nggak masalah sih, kagak tahu si Cia pede kagak. Pacaran kok sama musuh bebuyutannya, paling pikir temen-temen sekelasnya begitu!" jawab Igo sambil fokus menyetir.Ciara pun menyahut perkataan suaminya, "Gue B aja. Urusan gue siapa yang dipacarin, apa urusan mereka? Aslinya yang gue cemasin, barisan fans girl elo Go, terima kagak mereka kalo lo udah jadi punya gue!"Alex pun tertawa karena merasa perkataan Ciara ada benarnya. "Prince Charming SMA Teruna
"TING TONG."Nyonya Wina segera berlari-lari kecil tanpa alas kaki membukakan pintu untuk tamunya pagi itu. Sosok tampan berbalut setelan jas Armani dengan parfum beraroma maskulin nan elegan itu tersenyum di hadapannya."Selamat pagi, Wina. Apa sudah siap untuk turun sarapan bareng sama aku?" sapa Pak Reynold yang nampaknya baru saja bercukur pagi ini."Pagi juga, Mas Rey. Sebentar ya aku belum pakai sepatu dan memasukkan beberapa barang ke tas. Yuk duduk dulu di sofa ya!" Nyonya Wina menepi untuk memberikan jalan masuk. Kemudian dia bergegas melakukan apa yang masih harus dia persiapkan sebelum berangkat. Pak Reynold pun duduk di sofa mengamati kesibukan wanita yang masih nampak sesegar mawar abadi itu dari kejauhan. "Nanti sehabis sarapan kita mampir ke kantor pusat grup Sasmita dulu baru ke kantor pengacara sesuai rencana kamu, Win!" ujarnya memberi tahu agenda mereka hari ini."Oke, Mas. Kira-kira kita ketemu sama Mas Tono nggak ya di sana? Aku tuh nggak enak kalau omongannya ng
"Berani-beraninya kau memukulku, hahh!" teriak Pak Hartono sembari bangkit dari lantai dibantu oleh Cindy.Sementara Pak Reynold memasang badan di depan Nyonya Wina agar tidak kena imbas perkelahiannya dengan Pak Hartono. "Mulutmu itu perlu disekolahkan. Sudahlah, kita ketemu besok saja di rapat luar biasa perusahaan ini. Anda pasti juga telah dikirim email undangan dari corporate secretary, bukan?" jawab Pak Reynold seraya memberi kode agar anak buahnya tenang. "Ohh ... pantas saja sampai diadakan rapat segenting itu. Apa kalian ingin melengserkan jabatanku? Jangan harap ya, tak semudah itu!" Pak Hartono melirik tajam ke arah Nyonya Wina yang bersembunyi di balik punggung Pak Reynold."Lihat saja besok. Permisi, kami harus menemui GM!" jawab singkat Pak Reynold lalu merangkul bahu Nyonya Wina dengan protektif sambil melangkah cepat menuju ruangan General Manager di pojok lantai tersebut.Pak Frans Tambunan sudah mendapat kabar sebelumnya via W A mengenai kedatangan tamu pentingnya t
"Hasil ulangan Fisika subtema frekuensi sudut kali ini hanya ada satu siswa yang mendapat nilai 100. Banyak yang harus belajar lebih giat supaya bisa memperbaiki nilai di ulangan berikutnya ya, Adik-adik!" ujar Pak Herman memberi pengumuman di depan kelas 10-A."Wah, siapa tuh yang dapat seratus?!" Bisik-bisik seisi kelas tersebut berdengung seperti sarang lebah."Tolong maju ke depan, Ciara Eloise Sasmita. Selamat ya, kamu dapat nilai sempurna di ulangan Fisika kali ini!" panggil Pak Herman.Teman-temannya memberi aplause untuk Ciara yang wajahnya berseri-seri gembira. Ciara pun langsung mengirimkan telepati ke Igo, 'Makasih buat les privatnya, Cayank. Gue baru diumumin satu-satunya yang dapat nilai seratus!' 'Wow, cool bingits tuh. Selamat ya, Beib! Nanti kita rayain ML dobel triple di hotel ya?' balas Igo yang sontak membuat Ciara terbatuk-batuk.Pak Herman menepuk-nepuk punggung Ciara yang dia pikir tersedak. "Kamu nggakpapa 'kan, Cia? Bapak kuatir kamu syok karena tumben dapat n
"Kak Alex!" panggil gadis remaja itu sembari berlari-lari menghampiri kakak Ciara."Ada apa, Jasmine?" tanya Alex yang tadinya berjalan ke parkiran menyusul Igo dan Ciara ke mobil.Sambil menata napasnya yang ngos-ngosan, Jasmine pun berkata, "Boleh nggak aku nebeng pulang ke rumah, Kak?" "Ohh ... maaf, aku kali ini nebeng mobil Igo bareng Cia. Mungkin next lah ya, Jas. Soalnya kami ada janji mau mampir ke beberapa tempat juga jadi masih muter-muter!" kilah Alex agar Jasmine tidak ikut dengan mobil Igo.Dengan raut wajah kecewa karena siasatnya mendekati Igo gagal, dia pun melangkah pergi meninggalkan Alex berdiri sendirian. Jasmine didekati oleh Brandon, teman sekelasnya di 10-A. Dia pun setuju membonceng sepeda motor Vario pemuda ituDari kejauhan Alex yang melihat gebetan yang diam-diam dia taksir pulang dibonceng siswa lain pun mendadak bermuram durja. Dia melanjutkan perjalanan ke parkiran mobil di mana Igo dan Ciara telah menunggu di dalam sedan BMW silver.Ketika dia membuka p
"Raymond, kamu di mana, Nak?!" seru Nyonya Wina memanggil putra bungsunya yang berusia tujuh tahun itu karena mereka sekeluarga akan berangkat bersama-sama ke New York pagi ini.Suara derap kaki yang berat dibalut sepatu boots menuruni tangga kayu dari lantai dua kediaman Subrata. "I'm coming, Mom!" jawab Raymond dengan napas terengah-engah.Pak Reynold yang sedang membaca pesan di ponselnya dari Vincent segera bangkit dari sofa ruang tengah. "Yuk kita berangkat sekarang biar nggak ketinggalan pesawat!" ajak pria berusia lebih dari setengah abad tersebut.Cleopatra yang telah beranjak remaja berjalan merangkul bahu adik kandung seayahnya menuju ke mobil. "Wow, aku tak sabar untuk bertemu Cedric dan Beryl!" ujar gadis itu seraya naik ke bangku belakang mobil Alphard putih bersama Raymond.Sementara itu di Amerika, Ciara dan Igo sekeluarga yang kini beranggotakan ayah ibu dengan sepasang putra putri tersebut sudah tiba di Bandara John F. Kennedy. Mereka memenuhi ajakan Vincent untuk men
"Congrats ya, Lindsey. Gue kagak nyangka lo bakal jadi kakak ipar gue lho. Sabar-sabar sama abang gue yang super rese dan kadang kurang sensitif sama cewek!" ujar Ciara heboh di telepon saluran internasional.Lindsey tertawa cekikikan menanggapi perkataan sobat kentalnya itu. "Udah kena wamil gue tiga tahun pacaran sama abang lo tuh. Mami papi minta nunggu gue wisuda S1 baru kami dibolehin nikah. Penginnya pas merid tuh di undangan sama-sama ada tittle sarjananya di belakang nama kami masing-masing. Bang Alex keren bisa lulus kuliah daring di luar negeri. Gue bangga punya calon suami yang berpendidikan tinggi dan mapan secara finansial di usianya yang masih muda!" puji gadis manis berlesung pipit itu."Kalian serasi dan saling dukung. Salut gue sama lo, Lind! Oya, gue hampir lupa mau say thank you ... gue denger dari Bang Alex, lo yang selama ini nemenin Papa Tono berobat rutin ke rumah sakit sampai sembuh. Asli, gue utang budi banyak sama elo. Malahan gue yang anaknya kagak bisa nger
Sekitar pukul 06.00 waktu Boston, Ciara mengerang sekuat tenaga dipandu oleh dokter Obsgyn yang bertugas membantu proses persalinannya. "Oeeekk!" Suara nyaring bayi berjenis kelamin laki-laki itu membuat Mama Wina dan Papa Reynold bersama Cleo di lorong depan ruang persalinan terkejut bercampur senang. "Udah lahiran kayaknya si Cia, Mas! Syukur kalau lancar prosesnya," ujar Mama Wina dengan binar bahagia di wajahnya. Cucu pertamanya yang made in Boston itu begitu berkesan karena dia jaga kehamilannya selama sembilan bulan.Dari arah lift nampak Vincent yang berjalan dalam langkah cepat menghampiri orang tuanya. "Gimana Ciara, Ma, Dad?" tanyanya cemas."Baru saja melahirkan tuh. Nah, susternya mau bersihin Baby Cedric sebelum disusui sama Cia!" jawab Mama Wina penuh senyuman. Anak sambungnya itu memang sangat perhatian kepada Ciara seperti adik kandung sendiri.Vincent menunggu semua proses pasca persalinan selesai sampai diizinkan masuk menengok Ciara ke dalam kamar. Dia melihat Igo
Dari bulan ke bulan kehamilan Ciara semakin menampakkan bentukan perut buncitnya. Dia masih rajin kuliah karena memang pendidikannya dibiayai beasiswa dari kampus. Presensi dalam setiap mata kuliah sangatlah penting untuk penilaian tanggung jawab mahasiswa. Sementara itu Igo sudah memasuki semester akhir di kuliahnya, sibuk menyusun skripsi. Jadwal sidang skripsinya ditentukan minggu ini. Dia tetap menjaga dan mengurusi istrinya yang sedang hamil besar. Seperti sore ini pasangan muda tersebut berjalan-jalan di taman kota yang nampak indah karena sedang musim semi. Tangan Igo menggenggam telapak tangan mungil berjemari lentik itu sembari berjalan menyusuri jalan setapak di antara tanaman bunga serta pepohonan yang daunnya menghijau."Sudah empat musim lengkap gue berada di Boston, Cayank. Rasanya kangen juga sama Bandung. Kenangan kita di hutan anggrek Cikole, perkebunan teh, pemandian air panas, dan juga glamping yang terakhir tuh berkesan banget!" ujar Ciara seraya menoleh menatap
Selama kuliah di kampusnya, Ciara tidak begitu berkonsentrasi dengan pemaparan dosennya. Hasil USG kehamilannya positif. Dia akan menjadi mama di usia 20 tahun. Muda sekali!Ciara takut dia akan mengalami baby blues syndrome dan menjadi tantrum. Kecemasannya yaitu kehamilan serta hadirnya bayi akan mengganggu kuliahnya dan juga kuliah Igo.Sebuah pesan masuk ke HP Ciara. Ternyata Igo sudah memberi kabar bahagia itu ke Mama Wina. "Cia, kamu jaga kehamilan pertama ini dengan hati-hati. Mama dan Papa Rey akan terbang ke Boston besok pagi waktu Indonesia. Sepertinya kami akan menetap di Amerika sampai kamu melahirkan dan bayi kalian bisa makan bubur selain ASI.""Sepertinya Cia memang butuh bantuan Mama. Cia kuatir kehamilan ini akan ngeganggu kuliahku dan Igo juga. Lalu Papa Rey apa bisa meninggalkan pekerjaannya di Indonesia, Ma? Cia nggak pengin ngerepotin semua orang!" ketik Ciara membalas pesan mamanya."Nanti Papa Rey yang bakalan bolak-balik US-Indonesia. Kasihan Bang Alex juga kal
Seperti yang dikatakan Igo, barang-barangnya di asrama mahasiswa hanya dua koper besar saja. Tak butuh waktu lama untuk memindahkan itu semua ke apartemen yang akan dihuni oleh mereka berdua.Siang harinya Ciara memasak bahan yang ada di kulkas dapur. Vincent menyediakan beras juga di tempat penyimpanan bahan memasak di sana. Adiknya tak perlu kebingungan membeli bahan memasak untuk sementara.Ciara memang dibawakan bumbu-bumbu rempah instan oleh Mama Wina yang pastinya praktis. Dia memasak rendang daging sapi dan perkedel kentang dengan nasi putih sebagai menu makan siang.Igo yang sudah selesai membongkar koper menemani Ciara memasak di meja dapur sambil mengobrol. Dia penasaran juga seperti apa hasil masakan istri kecilnya yang nampak percaya diri. "Jadwal kuliah kita mungkin sama saat memulai tahun ajaran baru perkuliahan, Cia. Ada baiknya besok kalo lo ke kampus nanya ke senior yang baik butuh apa aja untuk mahasiswa tingkat pertama. Arsitektur pastinya butuh alat menggambar 'ka
"Cleo, Kakak Cia mau pergi sekolah jauh. Jangan lupain Kakak ya!" Ciara menggendong adik bungsunya yang baru berusia satu tahunan. Matanya berkaca-kaca karena harus meninggalkan bayi lucu yang selama ini menemaninya menjalani LDR dengan Igo.Seolah dia tahu ada sesuatu yang menyedihkan yang membuat mata Ciara berkaca-kaca, Baby Cleo menangis kencang di gendongan kakaknya."Yaelah, Cia. Kok adek lo malah dibikin nangis sih!" omel Igo yang segera mengambil alih adik ipar kecilnya itu. Dia mengajak Baby Cleo berjalan-jalan di taman belakang rumah kediaman Subrata. "Tungguin gue dong, Cayank. Bukan maksud gue mau bikin Cleo nangis. Kali dia tahu gue lagi sedih aja!" kelit Ciara. Aroma tanaman bunga melati yang menenangkan menguar di udara. Sedikit membuat hati Ciara lebih tenang.Igo pun mengerti dengan apa yang dirasakan oleh istrinya. Meninggalkan keluarga untuk menuntut ilmu di luar negeri memang tak mudah. Dia sudah mengalami itu sebelumnya. Hari-hari kangen masakan Indonesia terutam
Kenaikan kelas ke tingkat terakhir jenjang SMA telah berhasil dilalui Ciara. Dia membuktikan kepada Igo bahwa dirinya pun cerdas dan bisa berprestasi. Memang pada akhirnya keaktifannya di tim basket sekolah harus dilepas. Ciara lebih memilih main basket biasa bersama teman-temannya saja dibanding menjadi kapten tim basket yang dituntut fokus berlatih di lapangan setiap hari.Igo pun mendukung pilihan Ciara, dia yang menyarankan agar istri kecilnya memilih prioritas untuk mengejar cita-citanya menjadi arsitek. Beberapa brosur elektronik dari perguruan tinggi di kota Cambridge, Massacussets yang mempunyai fakultas arsitektur dikirimkan Igo melalui email.Beberapa kampus yang memberikan beasiswa program sarjana dikirimi lamaran oleh Ciara. Hari-harinya sibuk dengan persiapan ujian kelulusan dan memantau aplikasi lamaran beasiswanya ke beberapa kampus yang sekota dengan Igo.Pak Reynold pun mendukung usaha Ciara. Bahkan, dia mengatakan akan membiayai kuliah putri sambungnya ke Amerika sea
"Permisi, Pak Satpam. Saya mau ketemu Mas Hartono!" ujar Cindy yang membawa bungkusan plastik berisi buah segar di depan pintu gerbang."Ohh ... kamu lagi rupanya. Maaf, pesan dari Bapak langsung. Kata beliau kalo lihat Cindy langsung usir, jangan kasih masuk dengan alasan apa pun!" jawab satpam kediaman Sasmita tanpa berkompromi.Wajah Cindy nampak kecewa berat. Pasalnya, dia ingin mencari simpati dari Pak Hartono lagi setelah sempat berselingkuh dengan Devan dan diusir dari rumah megah itu tempo hari. Namun, tanpa barang-barang mewah yang mendukung penampilannya, jelas saja Devan curiga. Zaman sekarang mencari pria yang tulus sulit sekali, kebanyakan hanya modus dan sebagian lainnya melihat apa yang dimiliki sehingga membuat tertarik."Nitip buah apel dan jeruk ini saja deh buat Mas Hartono, Pak. Bilang kalau Cindy yang kirim sendiri!" pesan perempuan itu pada akhirnya sebelum berjalan kaki meninggalkan depan pintu gerbang yang tertutup rapat.Penyesalan mulai muncul di belakang set