"Dari mana kamu tahu bahwa pria itu adalah seorang jalang yang sangat bodoh?" tanya Bima tidak sabar. Romeo memang seorang berengsek. Laki-laki itu pernah mengalahkannya dan Bima masih belum bisa melupakan rasa sakit dan malu yang dialaminya.
Romeo harus menerima balasannya. Dia tidak boleh merasa menang dulu. "Kamu tahu kalau aku punya sebuah rahasia?" tanya Shanti. Bima membelalakkan matanya. "Apakah itu masih ada hubungannya dengan Romeo dan Hana?" Bima menyeringai. Alkohol telah membuat kepalanya terasa berat dan hampir saja pembicaraan mereka menyimpang dari seharusnya. Shanti menganggukkan kepalanya. Dia melihat ke arah Bima dengan bengis. "Tetapi kita tidak bisa berbicara di sini." Shanti memberi kode bahwa mereka berdua butuh privasi. Butuh suasana yang lebih intim. Hanya mereka berdua tidak ada yang lain. Bima meneguk habis minumannya, membayar kemudian berdiri. "Di mana kita menghabiskan malam kita?" Mata hitam Bima suAkhirnya Romeo pulang, dia senang melihat dan membayangkan bisa bersama Hana, meskipun temannya Tian menggodanya, mengatakan bahwa Hana tidak akan terpengaruh dan tidak memiliki perasaan yang sama dengan Romeo, tetapi Romeo tahu bahwa Hana juga mencintainya. Dia bisa merasakan tatapan lembut dan hangat ketika Hana diam-diam menatapnya. Dia juga bisa merasakan bahwa Hana menginginkannya, bila wanita itu menyadari bahwa Romeo sedang dikelilingi oleh beberapa wanita. Entah sejak kapan, namun perasaan Romeo pada Hana mulai berkembang. Awalnya Romeo berpikir bahwa dirinya hanya akan mencintai Susi seorang, namun mengapa saat Hana tidak berada di sampingnya, Romeo merasakan bahwa dunianya hampa. Seakan ada sesuatu yang hilang dalam hidup Romeo. Dia sangat mencintai Hana, sehingga saat ini dia benar-benar ingin bertemu dengan Hana, istrinya. Saat Romeo memasuki rumah ibunya, ia langsung melihat Hana turun dari tangga. Senyum Romeo mengembang lembut ke arah Hana tetapi sayangnya H
Hana memutuskan untuk mendatangi tempat kerja Romeo. Ada kegelisahan yang terus-menerus mengganggu pikirannya. Dia ingin segera berbaikan dengan Romeo.Ketika dia menuruni tangga, dan hendak bergegas, Hana mendengar suara ribut-ribut yang datang berasal dari kamar tidur Nenek Gong."Apa yang sedang terjadi?" tanya Hana wajahnya sangat khawatir. Dia melihat ke arah kamar, dan dia menemukan beberapa pelayan sedang keluar masuk kamar dengan panik."Nenek Gong jatuh, dan kini tak sadarkan diri." Pelayan yang baru saja memberitahukan Hana berlalu dengan cepat, hanya berkata kepada Hana, dan kemudian segera mengerjakan tugasnya.Hana tidak membuang waktu, dia langsung mendatangi kamar Nenek Gong."Nenek Gong!" seru Hana, dia melihat wajah Nenek Gong sangat pucat. "Bawa segera ke rumah sakit." Hana memegang tangan Nenek Gong, dan dia mendapati tangan renta itu terkulai lemas di atas ranjang mewah Nenek Gong."Nyonya Marty," panggil salah satu pelayan saa
Di rumah Nyonya Marty, sebuah keributan lainnya terjadi. Bunyi cangkir yang bertabrakan dengan lantai dingin terdengar ke sekitar tempat pelayan muda sedang berjalan. Tiba-tiba, tanpa diprediksi sebelumnya, gadis itu terjungkal dan tergeletak tak berdaya."Laela! Laela! Laela!" teriak beberapa pelayan yang sedang berada di dapur, di tempat yang sama Laela meregangkan nyawa."Panggilkan ambulans segera!" teriak kepala pelayan.Tak lama kemudian, ambulans datang dan isak tangis dari seluruh pelayan yang selama ini bekerja bersama dengan Laela terdengar di seluruh penjuru rumah.Hampir mereka yang mengenal baik Laela tidak bisa percaya bahwa gadis muda itu sedang sekarat."Aku ikut," kata kepala pelayan, bersikeras ingin ikut serta ke dalam mobil ambulans."Aku juga. Aku mau ikut. Gadis ini pasti akan sembuh," kata yang lain dan kini sedang menahan Isak tangisnya."Apa aku juga boleh ikut, aku sangat cemas. Orangtuanya me
Ini adalah sebuah dendam. Dendam yang ada dalam diri Bibi Ruth dan Paman Sam.Rangga dan Hana akhirnya harus menyerahkan sebuah lahan lainnya yang dulu dimiliki oleh orangtua mereka.Lahan itu sangat besar, dan di atas lahan itu berdiri sebuah rumah super luas yang berisi anak-anak panti asuhan.Mendiang orangtua Hana mempunyai sebuah panti asuhan. Saat kedua orangtua Hana meninggal karena kecelakaan mobil, akhirnya rumah besar yang berisi anak-anak panti asuhan diserahkan kepada Bibi Ruth dan Paman Sam. Bibi Ruth adalah adik dari mendiang ibunya Hana.Wanita yang bernama Ruth adalah seorang wanita yang gila akan harta, dia senang dengan pengelolaan uang yang terus-menerus bisa dia dapatkan dari para pengusaha yang berempati dengan keadaan panti asuhan yang semakin lama semakin tidak terurus. Saat itu di panti asuhan, istri Paman Sam mulai mengeluh bahwa Hana selalu terlambat."Apa dia memang sengaja mau pamer bahwa dirinya sekarang sudah menikah
“Siapa itu?” tanya Jennie dengan suara gemas yang dibuat-buat, namun tidak ada yang menjawab pertanyaan Jennie sebab saat ini semua orang sibuk menahan Bibi Ruuth agar tidak jatuh ke lantai.“Istriku ... istriku,” panggil Paman Sam panik, hatinya memang panik melihat istrinya pingsan malu tetapi pikiran Paman Sam jauh lebih panik karena teman Romeo yang datang ternyata adalah sosok yang baru saja mereka bicarakan.Bagaimana bisa Tuan Irwan yang datang? Mengapa Romeo tidak berteman dengan para pemuda sebayanya? umpat Paman Sam dalam hati, dia malu sekali sebab baru saja dia berkata bahwa Tuan Irwan sedang dalam krisis keuangan disebabkan karena istrinya yang jatuh sakit karena suatu penyakit, sehingga Tuan Irwan tidak lagi dapat memberikan bantuan kepada panti asuhan yang diasuhnya. Dan apa yang terjadi sekarang? Kedua sosok yang baru saja dibicar
Ada yang tidak beres, pikir Paman Sam, dan satu-satunya alasan wajah istrinya berubah seperti itu, karena ....“Paman, aku harus segera pergi. Ada sesuatu yang harus aku kerjakan.” Informasi tiba-tiba yang diterima oleh Paman Sam dan Bibi Ruth dari sebuah pemilik suara bariton ini membuat tubuh keduanya seakan mati kutu. Kaki mereka bahkan tidak dapat menopang berat tubuh masing-masing. Keduanya bertambah panik ketika mendapati pemilik suara itu sedang menatap satu per satu dari mereka.“Tuan Romeo,” ucap Paman Sam yang merasa lidahnya kelu. Meneguk ludah yang terasa pahit, Paman Sam menganggukan kepala dengan bergetar. Wajahnya sangat pucat, jantungnya bedegup tidak beraturan. Mendadak dia merasa kepalan tangannya terasa lembap.Tetapi bukan hanya Romeo yang membuat jantung Paman Sam dan Bibi Ruth melompat bebas ke lantai, kehadiran dua orang lainnya yang berjalan bersama Romeo-lah yang membuat Paman Sam dan Bibi Ruth benar-benar membuat
"Sebaiknya kamu memberi kami uang. Sebab kami saat ini sedang sangat kesusahan. Kalau Hana tahu tentang ini, maka penyamaran saya yang berpura-pura masih menjaga panti asuhannya akan segera ketahuan," Paman Sam mencoba merayu Bima sekali lagi. "Lagi pula kamu tidak akan menyesali kalau foto pembunuhan itu masih tersimpan aman pada keluarga kami." Seakan menantang maut, mulut ahli Paman Sam mengucapkannya begitu saja. Dia berbicara seolah-olah hal itu tidak akan menyinggung Bima.Banyak hal yang tidak diketahui Paman Sam tentang Bima. Sayang sekali lelaki itu mengira Bima hanyalah pemuda bodoh yang akan segera menuruti kemauan dirinya dan sebenarnya Bima tidaklah pintar seperti yang terlihat. Laki-laki itu hanyalah laki-laki bodoh."Apa kamu mau memerasku saat ini?" bisik Bima di ponselnya. Kemudian melengkungkan senyum jahat, dia tidak habis pikir, si Tua Sam hendak melakukan hal konyol kepada dirinya.Paman Sam menggelengkan kepalanya yang sudah pasti tidak aka
Siapa yang menjadi benalu dalam keluarga ini? tanya Paman Sam sangat tersinggung dalam hati disebut demikian oleh istrinya."Kamu lihat saja siapa yang menjadi benalu dalam keluarga ini. Kamu tahu bahwa baru saja Bima, tuan kaya raya yang baik hati itu akan memberikan saya uang yang banyak. Dia mau mengirim anak buahnya untuk memberikan saya uang. Mulut kamu akan menganga lebar ketika tahu berapa jumlah uang yang akan dia berikan padaku. Aku akan kaya sementara kamu akan mengemis kepadaku!" Paman Sam sangat puas saat dia mengumumkan berita penting ini.Jennie yang mendengar kata "uang" segera melonjak dari tempat duduknya, dan benar saja matanya langsung berbinar-binar. Dia membutuhkan uang untuk mentraktir teman-teman barunya.Dia dipanggil "melarat" karena berita yang menyebutkan bahwa keluarganya telah bangkrut, bahkan kini Jennie dianggap sebagai anak miskin.Demi membuktikan bahwa perkataan teman-temannya itu salah, maka Jennie sesumbar bahwa dia