Di rumah sakit, Hana baru saja selesai melakukan check up. Dia sempat menjenguk Santi, dan Elang sedang menunggu wanita itu.
"Mengapa kamu tidak pulang saja," tegur Nyonya Joan kepada Nyonya Haruka.Beruntung para suami sudah siap sedia bila para istri mereka kembali berulah.Jadi, Nyonya Haruka segera ditarik untuk pulang ke rumah ketika Nyonya Joan memulai pertengkaran.Hana masuk ke dalam ruangan hanya sebentar, karena Nyonya Joan sangat tidak senang melihat Hana berada di dekatnya.Hana pergi ke taman, yang merupakan bagian dari lapangan rumah sakit untuk menghirup udara segar. Romeo akan menjemputnya sebentar lagi.Beberapa pasien juga duduk di kursi roda mereka, Hana melihat mereka bersama dengan kerabat mereka dan mereka berbicara dengan bahagia sambil menghirup udara segar. Sangat santai dan merupakan waktu yang tepat untuk duduk-duduk di taman, karena pohon-pohon dengan daun hijau dan bunga dengan warna yang berbe"Apa ada masalah buruk yang terjadi?" tanya Hana lagi dengan suara yang kali ini sangat tidak yakin. Dia tahu Romeo jarang sekali bertindak seperti ini.Hana menghela napas, dia diam sesaat menunggu jawaban dari suaminya.Romeo memegang kedua pundak Hana. Lelaki itu menatap Hana dengan pandangan lurus yang semakin membuat Hana mencelus karena Romeo tidak kunjung berbicara."Teman kamu bernama Agus mulai menyelidiki kasus video kamu yang pernah viral," Romeo membuka percakapan, sementara Hana sudah tahu sebab Agus yang mengatakannya sendiri bahwa dia akan mencari tahu siapa yang membuat dan mempublikasikannya ke masyarakat."Kamu tahu bahwa saat ini teman kamu dalam masalah?" Romeo melanjutkan kalimatnya yang membuat mata Hana membelalak lebar."Agus? Agus kenapa?" tanya Hana panik.Melihat Hana sangat peduli kepada teman lelakinya membuat Romeo cemburu. Baru kali ini Hana benar-benar peduli terhadap temannya.Mengapa kamu sangat peduli
Santi mendekati Hana di meja kerja. Dia memberikan setumpuk dokumen."Aku akan sibuk akhir-akhir ini," Santi memberitahu tanpa diminta, dia berdiri di depan meja Hana setelah menyerahkan tumpukan kertas dokumen itu.Hana tidak mendongakkan kepalanya, meskipun dia ingin sekali berhenti dari pekerjaannya mengetiknya saat ini dan bertanya, "Kenapa?" Tetapi pertanyaan ini tidak pernah keluar dari mulut Hana.Dia hanya menganggukkan kepalanya, dan memilih pertanyaan lain untuk ditanyakan, "Apakah dokumen ini dokumen terakhir yang sudah direvisi?"Kening Santi mengernyit, dia tidak menyukai sikap tenang Hana."Dokumen ini sudah diperiksa oleh Abang Romeo, kami sudah menyelesaikannya bersama-sama tadi malam." Santi sengaja menekankan setiap kata dalam kalimatnya.Abang ... kata panggilan ini terdengar sangat akrab, Santi memperhatikan permainan emosi yang terjadi di wajah Hana, dia mau membuat Hana cemburu.Hana tidak konsentrasi ketika memasu
"Dari mana kamu tahu bahwa pria itu adalah seorang jalang yang sangat bodoh?" tanya Bima tidak sabar. Romeo memang seorang berengsek. Laki-laki itu pernah mengalahkannya dan Bima masih belum bisa melupakan rasa sakit dan malu yang dialaminya.Romeo harus menerima balasannya. Dia tidak boleh merasa menang dulu."Kamu tahu kalau aku punya sebuah rahasia?" tanya Shanti.Bima membelalakkan matanya. "Apakah itu masih ada hubungannya dengan Romeo dan Hana?" Bima menyeringai. Alkohol telah membuat kepalanya terasa berat dan hampir saja pembicaraan mereka menyimpang dari seharusnya.Shanti menganggukkan kepalanya. Dia melihat ke arah Bima dengan bengis. "Tetapi kita tidak bisa berbicara di sini." Shanti memberi kode bahwa mereka berdua butuh privasi. Butuh suasana yang lebih intim. Hanya mereka berdua tidak ada yang lain.Bima meneguk habis minumannya, membayar kemudian berdiri. "Di mana kita menghabiskan malam kita?" Mata hitam Bima su
Akhirnya Romeo pulang, dia senang melihat dan membayangkan bisa bersama Hana, meskipun temannya Tian menggodanya, mengatakan bahwa Hana tidak akan terpengaruh dan tidak memiliki perasaan yang sama dengan Romeo, tetapi Romeo tahu bahwa Hana juga mencintainya. Dia bisa merasakan tatapan lembut dan hangat ketika Hana diam-diam menatapnya. Dia juga bisa merasakan bahwa Hana menginginkannya, bila wanita itu menyadari bahwa Romeo sedang dikelilingi oleh beberapa wanita. Entah sejak kapan, namun perasaan Romeo pada Hana mulai berkembang. Awalnya Romeo berpikir bahwa dirinya hanya akan mencintai Susi seorang, namun mengapa saat Hana tidak berada di sampingnya, Romeo merasakan bahwa dunianya hampa. Seakan ada sesuatu yang hilang dalam hidup Romeo. Dia sangat mencintai Hana, sehingga saat ini dia benar-benar ingin bertemu dengan Hana, istrinya. Saat Romeo memasuki rumah ibunya, ia langsung melihat Hana turun dari tangga. Senyum Romeo mengembang lembut ke arah Hana tetapi sayangnya H
Hana memutuskan untuk mendatangi tempat kerja Romeo. Ada kegelisahan yang terus-menerus mengganggu pikirannya. Dia ingin segera berbaikan dengan Romeo.Ketika dia menuruni tangga, dan hendak bergegas, Hana mendengar suara ribut-ribut yang datang berasal dari kamar tidur Nenek Gong."Apa yang sedang terjadi?" tanya Hana wajahnya sangat khawatir. Dia melihat ke arah kamar, dan dia menemukan beberapa pelayan sedang keluar masuk kamar dengan panik."Nenek Gong jatuh, dan kini tak sadarkan diri." Pelayan yang baru saja memberitahukan Hana berlalu dengan cepat, hanya berkata kepada Hana, dan kemudian segera mengerjakan tugasnya.Hana tidak membuang waktu, dia langsung mendatangi kamar Nenek Gong."Nenek Gong!" seru Hana, dia melihat wajah Nenek Gong sangat pucat. "Bawa segera ke rumah sakit." Hana memegang tangan Nenek Gong, dan dia mendapati tangan renta itu terkulai lemas di atas ranjang mewah Nenek Gong."Nyonya Marty," panggil salah satu pelayan saa
Di rumah Nyonya Marty, sebuah keributan lainnya terjadi. Bunyi cangkir yang bertabrakan dengan lantai dingin terdengar ke sekitar tempat pelayan muda sedang berjalan. Tiba-tiba, tanpa diprediksi sebelumnya, gadis itu terjungkal dan tergeletak tak berdaya."Laela! Laela! Laela!" teriak beberapa pelayan yang sedang berada di dapur, di tempat yang sama Laela meregangkan nyawa."Panggilkan ambulans segera!" teriak kepala pelayan.Tak lama kemudian, ambulans datang dan isak tangis dari seluruh pelayan yang selama ini bekerja bersama dengan Laela terdengar di seluruh penjuru rumah.Hampir mereka yang mengenal baik Laela tidak bisa percaya bahwa gadis muda itu sedang sekarat."Aku ikut," kata kepala pelayan, bersikeras ingin ikut serta ke dalam mobil ambulans."Aku juga. Aku mau ikut. Gadis ini pasti akan sembuh," kata yang lain dan kini sedang menahan Isak tangisnya."Apa aku juga boleh ikut, aku sangat cemas. Orangtuanya me
Ini adalah sebuah dendam. Dendam yang ada dalam diri Bibi Ruth dan Paman Sam.Rangga dan Hana akhirnya harus menyerahkan sebuah lahan lainnya yang dulu dimiliki oleh orangtua mereka.Lahan itu sangat besar, dan di atas lahan itu berdiri sebuah rumah super luas yang berisi anak-anak panti asuhan.Mendiang orangtua Hana mempunyai sebuah panti asuhan. Saat kedua orangtua Hana meninggal karena kecelakaan mobil, akhirnya rumah besar yang berisi anak-anak panti asuhan diserahkan kepada Bibi Ruth dan Paman Sam. Bibi Ruth adalah adik dari mendiang ibunya Hana.Wanita yang bernama Ruth adalah seorang wanita yang gila akan harta, dia senang dengan pengelolaan uang yang terus-menerus bisa dia dapatkan dari para pengusaha yang berempati dengan keadaan panti asuhan yang semakin lama semakin tidak terurus. Saat itu di panti asuhan, istri Paman Sam mulai mengeluh bahwa Hana selalu terlambat."Apa dia memang sengaja mau pamer bahwa dirinya sekarang sudah menikah
“Siapa itu?” tanya Jennie dengan suara gemas yang dibuat-buat, namun tidak ada yang menjawab pertanyaan Jennie sebab saat ini semua orang sibuk menahan Bibi Ruuth agar tidak jatuh ke lantai.“Istriku ... istriku,” panggil Paman Sam panik, hatinya memang panik melihat istrinya pingsan malu tetapi pikiran Paman Sam jauh lebih panik karena teman Romeo yang datang ternyata adalah sosok yang baru saja mereka bicarakan.Bagaimana bisa Tuan Irwan yang datang? Mengapa Romeo tidak berteman dengan para pemuda sebayanya? umpat Paman Sam dalam hati, dia malu sekali sebab baru saja dia berkata bahwa Tuan Irwan sedang dalam krisis keuangan disebabkan karena istrinya yang jatuh sakit karena suatu penyakit, sehingga Tuan Irwan tidak lagi dapat memberikan bantuan kepada panti asuhan yang diasuhnya. Dan apa yang terjadi sekarang? Kedua sosok yang baru saja dibicar