Home / Romansa / Skandal dengan Bos / Bab 3 Tidak Bisa Diubah

Share

Bab 3 Tidak Bisa Diubah

Author: Alia Sandra
last update Last Updated: 2021-04-25 20:09:24

Setelah pernikahannya yang gagal dengan Bima, Hana pikir kemarin adalah hari yang paling buruk untuk dirinya, ternyata dia salah. Kemarin bukanlah hari terburuknya, melainkan hari ini. Entah mengapa dia merasa ketakutan sekali.

Apa kakaknya akan tahu tentang apa yang telah dia perbuat semalam? 

Apa Romeo telah memberitahu kakaknya, hal bodoh apa yang telah dia minta pada lelaki itu semalam?

Apa yang akan terjadi bila kakaknya sampai mengetahui skandal antara dirinya dengan Romeo?

Jantung Hana berdebar cepat. Wajahnya pucat. Mengingat kembali kejadian semalam, rasanya tidak mungkin.

Romeo ... Romeo ... Romeo ... apa aku perempuan yang sesuai dengan idaman kamu? tanya Hana pada dirinya sendiri. Hatinya perih sudah mengetahui jawaban atas pertanyaannya.

Benar kata Romeo, tindakannya ini hanya memalukan dirinya saja. 

Romeo tidak akan pernah menyukai dirinya. Romeo terlalu mencintai Mbak Susi. Itu alasan Romeo tidak pernah menikah hingga hari ini. Itu alasannya juga mengapa Romeo tidak pernah melirik dirinya.

Suara ketukan di pintu kamar Hana terdengar, diikuti dengan suara lembut perempuan.

"Hana, kamu sudah bangun?" Itu suara Mbak Susi.

Tubuh Hana menegang, yang ditakutkannya akhirnya datang juga. Ada seseorang yang datang ke kamarnya.

"Mbak, aku sudah bangun," jawab Hana gugup dari dalam kamarnya. Matanya melirik ke arah seprai. Buru-buru Hana menutupi bagian itu dengan selimut tebal.

Pelipisnya berdenyut ketika dengan cepat tangannya menutupi noda yang ada di seprai.

"Mbak boleh masuk?" tanya Mbak Susi lagi.

Hana menelan ludahnya susah payah. Ini benar-benar tidak seperti yang dia bayangkan sebelumnya. Hana pikir dia hanya membutuhkan seorang lelaki untuk menyembuhkan harga dirinya yang telah terluka akibat dicampakkan, tetapi nyatanya dia salah. Istri Bima yang hamil dengan perut membesar nyatanya lebih terhormat daripada dirinya. 

"Iya, Mbak ... sebentar," ucap Hana dengan suara serak. Dia menatap wajahnya yang sembab di depan cermin. Bergidik jijik memandang dirinya sendiri. Sejurus kemudian, dia bangkit berdiri untuk membuka pintu kamar.

"Halo, Mbak," sapa Hana dengan hati-hati. Wajahnya kaku.

Tanpa disadari Hana buru-buru membenarkan gaun tidurnya tepat di bagian dada, khawatir Mbak Susi akan mengetahui perbedaan bentuk tubuhnya yang sekarang. Banyak samar-samar merah di balik gaun tidurnya.

Mbak Susi bergeming di tempat.

Memerhatikan Hana. "Aku sama Rangga mulai khawatir sama kamu." Tangan Mbak Susi menyentuh pundak Hana, mengelusnya lembut; alih-alih tenang, jantung Hana malah berdetak lebih cepat. "Kalau kamu nggak makan kemarin malam, kami masih bisa maklum. Tapi kalau sampai siang seperti ini kamu juga nggak mau turun untuk makan, kami semakin khawatir sama keadaan kamu." Tangan Mbak Susi masih membelai lembut pundak Hana, sementara matanya menatap lurus melewati pundak Hana. 

Hana waswas. Dia sengaja tidak memiringkan tubuhnya agar Mbak Susi tidak bisa melewatinya dan masuk ke dalam kamar. Sebaliknya, Hana tetap berada sejajar dengan pintu yang terbuka tidak terlalu lebar.

"Aku di kamar saja," jawab Hana dengan hati-hati. 

Mbak Susi menggelengkan kepalanya. "Nanti kamu bisa jatuh sakit kalau begini terus," elak perempuan yang berbeda lima tahun di atas Hana. 

Mbak Susi itu cantik. Wajah kakak iparnya itu mulus dan dewasa. Suaranya lembut menenangkan. Perhatiannya hangat.

Mungkin karena inilah Romeo sangat menyukai Mbak Susi, pikir Hana. Hatinya mendadak terasa nyeri.

"Aku baik-baik saja, kok, Mbak. Aku nggak pa-pa."

"Nggak boleh, Han. Kamu harus tetap makan." Mbak Susi sedikit memaksa Hana. "Mbak bisa mengerti, pasti ini sangat berat untuk kamu, ya."

"Aku sudah nggak pa-pa, Mbak," jawab Hana dengan perasaan hambar.

Mbak Susi menghela napas. "Sebenarnya kami lega waktu tahu kamu nggak jadi menikah sama Bima."

Dahi Hana mengernyit. "Kenapa memangnya, Mbak?"

"Dia terlalu baik." Jawaban Mbak Susi yang terlalu cepat, membuat Hana sedikit bingung.

Kedua alis Hana terangkat. "Terlalu baik? Terlalu baik dari mananya, Mbak? Bima itu nggak baik sama sekali. Dia itu pembohong."

"Bukan itu maksud aku, Han." Mbak Susi menjeda. "Tentang statusnya dia memang sudah bohong. Dan itu sama sekali nggak baik. Syukurlah ketahuannya sekarang. Kalau ketahuannya nanti, bisa-bisa kamu sudah mengandung anaknya, terus kalian pisah."

Mata Hana melebar ketika Mbak Susi mengatakan kata "mengandung". 

Apakah Romeo mengenakan pengaman tadi malam? tanya Hana pada dirinya sendiri dengan perasaan gugup.

"Berarti bagian mana dari Bima yang bisa dibilang terlalu baik?" tanya Hana. Dia tidak setuju dengan pernyataan Mbak Susi. 

"Aku sama Rangga cuma mikir Bima itu sedikit lembek. Dia lebih sering ngalah ke kamu. Malah Mbak khawatir kalau nanti kalian malah nggak pernah ribut karena Rangga selalu mengikuti kemauan kamu." Mbak Susi diam sebentar kemudian melanjutkan kalimatnya lagi. "Dia itu kurang tegas, Han."

Hana meringis. Bima dan Romeo itu memang sangat jauh berbeda.

Romeo itu tegas. Tatapan matanya bahkan dapat membunuh seseorang. Dan aura maskulin menguar jelas dari tubuh Romeo.

Sementara Bima memang sebaliknya. Selama ini, Bima selalu mengikuti kemauan Hana.

"Tapi, kamu nggak usah khawatir, Rangga udah nitipin kamu ke Romeo. Dia kan atasan kamu di kantor. Rangga minta supaya nggak ada laki-laki lain lagi yang berusaha ngedeketin kamu cuma untuk mempermainkan kamu," tambah Mbak Susi yang segera membuat mata Hana hendak meloncat keluar.

Hah! Bagaimana bisa Romeo dimintai tolong untuk menjaga dirinya! bantah Hana dalam hati. Dia merinding ketakutan. Wajahnya segera memanas.

"Pak Romeo itu atasan aku di kantor, Mbak. Tugas dia sudah banyak. Aku nggak enak sama teman-teman yang lain. Mereka nanti pikirnya aku manfaatin kebaikan Pak Romeo," Hana memberi alasan.

"Tapi Romeo sama kita itu sudah dekat banget. Rangga benar-benar percaya sama Romeo. Rangga tahu Romeo bisa dipercaya. Dia bakal melindungi kamu."

Seperti ada benda tak kasatmata yang kini sedang menembus ke jantung Hana. 

Bahkan kakaknya mempercayakan dirinya ke Romeo! Hana benar-benar merasa iba ke kakaknya. Begitu juga perasaan Hana untuk Romeo, dia tidak dapat menyembunyikan perasaan kasihan terhadap Romeo, lelaki itu tidak akan pernah mendapatkan balasan dari cintanya: Mbak Susi.

"Iya, tapi itu bukan pilihan tepat, Mbak. Aku nggak enak kalau harus melibatkan Pak Romeo hanya untuk menjaga aku. Aku bisa kok jaga diri aku sendiri."

Mbak Susi menepuk pundak Hana pelan. "Kamu sabar, ya. Nanti pasti ada laki-laki yang tepat untuk kamu. Sabar, ya. Ini berarti memang Bima bukan untuk kamu."

Hana terkesiap. Dia merasa kasihan dengan lelaki kelak yang akan menjadi suaminya. Karena Hana sudah tidak perawan lagi. 

Bagaimana dia bisa menemukan lelaki jantan yang baik hati yang akan menerima dirinya apa adanya? batin Hana.

Hana merasa kotor dengan dirinya sendiri. Betapa pun Hana berusaha keras untuk melupakan kejadian semalam, namun darahnya yang bergejolak membara, tidak membiarkan ingatan itu lari dari kepalanya.

Related chapters

  • Skandal dengan Bos   Bab 4 Siapa yang Menghamili Kamu?

    "Kamu sakit?" tanya Rangga sembari memicingkan mata. Dia sudah memperhatikan Hana sejak beberapa waktu yang lalu. Ada yang berbeda dari sikap adiknya.Hana menggelengkan kepalanya. "Nggak, Kak. Aku nggak sakit."Rangga masih curiga. Dia tidak percaya dengan yang diucapkan Hana baru saja.Nggak mungkin, batin Rangga."Susi sedang masakin opor ayam, kamu makan dulu, ya."Sekali lagi, Hana merasakan tenggorokannya tercekat. Mual sekali.Hana biasanya sangat menyukai masakan Mbak Susi, tetapi mengapa akhir-akhir ini, mencium baunya saja sudah membuat Hana kewalahan.Setelah pernikahan gagalnya dengan Bima, Hana tinggal di rumah Rangga, kakaknya."Nah, ini sudah matang," ujar Susi. Dia berjalan menuju meja makan.Lagi-lagi aroma masakan yang menguar di ruang makan, membuat Hana tidak bisa lagi menahan rasa mualnya."Huek ... huek ... huek ...

    Last Updated : 2021-04-26
  • Skandal dengan Bos   Bab 5 Saya akan Bertanggung jawab

    Rangga duduk melamun di dalam bar. Dia memikirkan kembali pertengkaran yang terjadi antara dirinya dengan Hana kemarin.Rasa kecewa, marah, serta putus asa meliputi hati Rangga. Belum pernah dia merasa benar-benar kecewa seperti saat ini.Hana sungguh mengecewakan dirinya. Bagaimana bisa Hana bertindak bodoh seperti sekarang."Sudah lama kamu menunggu?" tanya Romeo yang baru saja datang ke dalam ruangan yang biasa mereka datangi sebelum Rangga menikah dengan Susi.Rangga menengok ke sumber suara, itu sahabatnya yang sudah lama dia tunggu hampir setengah jam terakhir ini."Hay ... macet?" tanya Rangga tidak segera menjawab pertanyaan Romeo.Romeo mengedikkan alisnya. "Iya, begitulah." Romeo duduk tidak jauh dari Rangga. Dia memperhatikan Rangga, sedikit waswas.Apa yang akan dibicarakan Rangga malam ini? pikir Romeo gugup.Akhir-akhir ini, di kantor, Hana berubah menjadi sosok yang pendiam. Wajahnya lebih

    Last Updated : 2021-04-27
  • Skandal dengan Bos   Bab 6 Saya akan Menikahimu

    "Halo, Han," sapa Romeo di ujung sambungan telepon. Rahangnya masih sakit akibat bogem mentah dari Rangga.Hana terkesiap mendapat telepon dari Romeo. Dia menggigit bibirnya. Jantungnya deg-degan menerima telepon dari Romeo. Seharusnya menerima panggilan telepon dari Romeo adalah hal yang wajar; sudah puluhan kali Hana menerima telepon dari Romeo, atasannya. Tetapi mengapa kali ini dia merasa ada sesuatu yang berbeda dari panggilan Romeo?Dadanya berdebar terlalu cepat."Halo, Pak. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Hana gugup.Baru kemarin, Rangga meminta Hana untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya karena Hana tidak mau memberitahukan siapa lelaki yang bertanggung jawab atas perbuatannya terhadap Hana."Kakak kamu sudah tau kalau saya yang telah melakukannya ke kamu," cetus Romeo secara tiba-tiba yang segera membuat mulut Hana terbuka lebar. Dia benar-benar sangat terkejut. Jantungnya bertalu-talu dan lututnya terasa lemas se

    Last Updated : 2021-04-28
  • Skandal dengan Bos   Bab 7 Rasa tidak Biasa

    "Kamu mau mengundurkan diri?" Ada sesuatu yang aneh dalam diri Romeo ketika mendengar Hana mengatakan ini. Sudah empat tahun lamanya Hana bekerja dengannya. Melihat Hana setiap hari adalah hal yang biasa. Mereka sering melakukan segala sesuatu berdua. Tetapi semua adalah tentang pekerjaan, dan itu adalah hal yang sangat biasa. Sebelum Hana bekerja untuknya, Romeo juga sering melihatnya di rumah Rangga. Sehingga melihat Hana adalah sesuatu yang amat biasa.Namun hal yang tidak biasa adalah ... apabila Hana meninggalkannya.Dan kejadian hari ini membuktikan semua ketakutannya ... bermula dari Rangga yang hanya dalam hitungan detik saja menjadi begitu murka setelah mengetahui bahwa dirinyalah yang telah menghamili Hana ... disusul dengan berita bahwa Hana akan pergi meninggalkannya, membuat segala sesuatu menjadi runyam dan tidak menentu bagi Romeo.Ada yang salah di sini, pikir Romeo, tetapi dia tidak tahu apa itu."Iya, Pak," jawab

    Last Updated : 2021-04-29
  • Skandal dengan Bos   Bab 8 Suara Jeritan

    Lima menit telah berlalu sejak Romeo mendatangi rumah Rangga."Romeo!"Suara berat dari belakang Romeo, membuat perhatian lelaki itu teralihkan."Mau apa kamu ke rumah saya!" tanya seseorang yang suaranya sudah familier di pendengaran Romeo."Rangga," lontar Romeo setelah dia membalikkan badan."Masih berani kamu ke sini! Sudah saya bilang, saya nggak akan biarin kamu nikah sama adik saya!" perintah Rangga dengan emosi yang segera tertumpah. Romeo benar-benar telah menginjak-injak harga diri keluarganya."Rangga, kalau kamu memang cari orang yang sudah berbuat kesalahan ke Hana. Itu saya, Rangga! Sekarang saya sudah di sini! Saya mau tanggung jawab! Tolong jangan halangi saya untuk menikahi Hana! Beberapa bulan lagi perut Hana akan bertambah besar, orang-orang akan tau. Saya mau bertanggung jawab untuk janin yang ada dalam tubuh Hana." Napas Romeo tersengal-sengal.Rangga masih menatap Romeo dengan kebencian yang belum meredup. &

    Last Updated : 2021-04-29
  • Skandal dengan Bos   Bab 9 Masa Lalu Susi

    "Hana! Hana, bangun!"Romeo bisa mendengar Susi yang sedang menjerit-jerit memanggil nama Hana.Dengan sangat tergesa-gesa, Romeo segera berlari menuju suara itu berasal.Rangga sudah lebih dulu menemui Hana."Hana! Bangun, Hana! Kamu kenapa!" Kali ini suara Rangga.Rahang Romeo mengeras. Pikirannya berputar-putar mencoba menebak apa yang sedang terjadi pada Hana.Itu Hana! Rangga dan Susi sedang menggoncang lengan Hana, berusaha membuat Hana bangun.Entah mengapa mata Romeo segera membelalak. Dia terkejut sekali melihat tubuh wanita ringkih itu yang sedang tergeletak tak berdaya di atas ranjang."Hana!" Kepanikan melanda Romeo. Dia sungguh khawatir melihat bawahannya dalam keadaan seperti itu.Dengan cepat, Romeo segera berlari ke arah Hana. Dan tanpa diduga-duga oleh yang lain, juga oleh dirinya sendiri, Romeo mengangkat tubuh Hana. Dia membopongny

    Last Updated : 2021-04-30
  • Skandal dengan Bos   Bab 10 Jangan Coba Kabur

    Romeo menepikan mobilnya di klinik terdekat yang berada tak jauh dari rumah Rangga. Pikirannya kacau sekali, melihat Hana seperti ini.Apakah Hana benar-benar tertekan?Apakah Hana tidak mau menikah dengannya sehingga dia jatuh pingsan seperti sekarang?Dia hanya berharap Hana akan segera membaik. Sangat tidak baik untuk ibu hamil berada dalam keadaan tertekan.Romeo mematikan mesin mobil.Dia segera keluar, dan memutari bagian depan mobil menuju pintu mobil bagian penumpang.Romeo menghela napas ketika melihat Hana. Wajah perempuan itu sangat pucat. Tampak tertekan meski dalam keadaan tidur."Hana. Setelah ini, saya harap kamu akan baik-baik saja," bisik Romeo ketika dia mengangkat tubuh wanita itu.Kulitnya halus. Dia pernah merasakan kulit itu menyentuh kulitnya.Pintu mobil tertutup, dan dengan cepat dia berjalan menuju ke klinik."Silakan, Pak," seorang sekuriti klinik membu

    Last Updated : 2021-04-30
  • Skandal dengan Bos   Bab 11 Lelaki itu Gugup Sekali

    Hari telah sangat larut, besok adalah permulaan hari. Di mana semua orang akan sibuk bekerja.Romeo pun sudah mulai merasa lelah.Dia memerhatikan Hana yang sedang terbaring lelap di depannya.Gadis itu memang memiliki wajah seperti malaikat. Teduh dan menenangkan. Romeo duduk di samping brankar tempat Hana berbaring.Tangannya yang semula menyentuh tangan Hana, kemudian bergerak perlahan menyentuh pipi perempuan itu.Ada dorongan dalam hati Romeo untuk memberikan ketenangan pada Hana. Dia tersenyum saat tangannya membelai wajah lembut Hana, menekuri setiap lekuk garis wajah lembut wanita itu. Alis mata wanita itu tebal. Romeo sering memerhatikan Hana beberapa hari terakhir tanpa disadari olehnya, maupun Hana tentunya. Rahang pipi Hana tinggi. Romeo berlama-lama menikmati pemandangan indah di depannya; entah sejak kapan Romeo mulai merasakan bahwa wajah Hana menjadi candu bagi matanya. Hidung Hana mancung. Dia senang sekal

    Last Updated : 2021-05-01

Latest chapter

  • Skandal dengan Bos   Bab 64 Cinta Pertamanya

    "Tahan dia! Dia adalah orang yang kita cari! Dia Bima!" teriak Romeo kepada para polisi yang berada di sana. "Berhati-hatilah dia memiliki banyak anak buah di sini." Romeo memberitahu kepada orang-orang yang ada di sana.Semua orang yang mengelilinginya, menjadi lebih waspada terhadap situasi di sekitarnya.Jenny berhati-hati sebab orang-orang yang disangkanya baik ternyata adalah anak buah Bima.Berengsek! umpatnya dalam hati sebab selama ini mereka ternyata telah berkhianat.Mata Romeo melihat ke sekeliling, dia telah menerima tanda bahwa anak buahnya sudah berada di sana. Dia menghitung dan mengetahui bahwa jumlah mereka ternyata lebih banyak dari jumlah anak buah Bima.Bima tertawa. "Letakkan senjata kalian, kalian bukanlah lawan sepadanku," Bima sesumbar. Dia terbahak dan tangannya segera memiting tangan Romeo.Beberapa polisi yang mengikuti Jenny, mengangkat tangan masing-masing.Ketika Bima berteriak, "Letakkan

  • Skandal dengan Bos   Bab 63 Sebuah Pertolongan

    "Romeo, kamu bohong. Milik kamu besar sekali, dan ini sangat sakit," erang Hana tidak tahan ketika Romeo memasukinya berkali-kali. "Tolong, ini benar-benar sakit." Hana mengeluh, sementara tangan dan bibir lelaki itu terus bergerak membuat Hana begitu kesakitan."Diam saja, pejamkan mata kamu, dan rasakan aku." Romeo memulai lagi hentakannya, dan mengabaikan permintaan Hana.Dia melumat bibir, dan bermain dengan lidahnya. Bibirnya menjalari seluruh tubuh Hana. Sudah lama sekali mereka tidak melakukannya, dan Romeo sangat menginginkan Hana begitu rupa.Romeo begitu keras dan liat. Otot-otot tubuh lelaki itu terasa kekar di atas tubuhnya yang lembut.Hana merasakan tubuhnya meremang, dan dia tidak dapat berbuat apa-apa lagi selain memejamkan matanya.Namun, saat ini dirinya berada di dalam mobil dan udara pengap di sekitarnya sangat menyiksa dirinya. Tolong seseorang, tolong buka mobil ini, aku tidak bisa bernapas. Tolonglah! jerit Hana dalam

  • Skandal dengan Bos   Bab 62 Sebelum Berakhir

    "Santi! Punya siapa ini?" tanya Elang, ketika dia mendapati bungkus rokok yang tersimpan dalam laci baju wanita itu.Keduanya berencana akan menikah, kedua keluarga mereka akan melangsungkan pernikahan untuk Santi dan Elang. Acara pernikahan mereka akan berlangsung seminggu lagi.Nyonya Haruka bersama dengan keluarga besar mereka datang ke rumah Santi hendak melamar wanita itu. Alasannya bukanlah kesopanan atau memang seperti yang mereka janjikan, alasan sebenarnya mereka datang ke rumah Santi adalah hendak memamerkan kekayaan keluarga mereka.Nyonya Haruka sengaja menggunakan perhiasan yang mahal dan begitu berat. Sehingga dia kelihatan seperti toko emas yang sedang berjalan.Bukannya iri, Nyonya Joan tertawa terbahak-bahak ketika dia melihat rivalnya datang ke rumahnya yang besar dengan niat terselubung yang mudah sekali untuk dibaca."Apakah harga emas sedang turun saat ini?" tanya Nyonya Joan kepada suaminya, suaranya sengaja ditinggikan agar Nyony

  • Skandal dengan Bos   Bab 61 Penyamaran

    "Tian! Mengapa kamu bekerja tidak becus! Mencari di mana Hana saja tidak bisa!" Romeo berteriak dengan air mata yang memenuhi wajahnya. Suaranya saat berteriak bergetar, dan setelah itu dia menangis tersedu-sedu. "Mengapa kamu sama sekali tidak bisa menemukan Hana-ku. Di mana wanita itu! Di mana! Mengapa dia ditemukan terlebih dahulu oleh pihak kepolisian! Mengapa!" Suara Romeo menggelegar dan setiap getaran sedih yang terdengar jelas di teriakannya mengandung kepahitan. Dia sedih luar biasa. Baru kali ini Romeo merasa hidupnya tidak berarti dan dia kehilangan pijakannya.Baru beberapa hari lalu Romeo kehilangan nenek kesayangannya, saat ini dia harus kehilangan Hana, istri yang sangat dicintainya.Rangga menangis begitu kencang, sehingga Jenny menepuk pundaknya pelan dan berkata, "Mohon maaf. Kami terlambat." Rangga sesenggukan. Dia tidak mengira bahwa kejadiannya akan menjadi seperti ini."Hana! Hanaa! Hanaaa!" Air mata Rangga jatuh tiada henti. Tangisan

  • Skandal dengan Bos   Bab 60 Wanita tanpa Busana

    Rumah keluarga Paman Sam sudah dipenuhi oleh banyak orang. Kebanyakan tetangga yang datang ke sana, mereka sungguh terkejut dengan apa yang saat ini mereka lihat. Kebanyakan dari mereka akan berteriak dan menjerit ketika melihat pemandangan ini. Tidak ada yang tega melihat hal mengerikan di depan mereka.Romeo dan Rangga sudah tiba di sana.Perhatian mereka sama dengan yang lain, menaruh simpati terhadap keluarga korban, tetapi ada yang mengganggu kedua lelaki itu.Di mana Hana? Ketika kedua sahabat itu saling melihat, tatapan mereka menyiratkan banyak arti.Rangga dan Romeo mengeluarkan ponsel secara bersamaan. Mereka mencoba menghubungi Hana, tetapi ponsel Hana sudah tidak aktif."Berengsek!" Romeo memaki dan dunianya terasa runtuh.Rangga segera mendekati Romeo, dan satu tinju diterima Romeo tepat di wajah. "Kurang ajar! Ini balasan kamu karena kamu tidak menjaga janji kamu ke saya!" Tangan Rangga masih terkepal ketika dia sudah meninju Romeo.

  • Skandal dengan Bos   Bab 59 Keluarga Paman Sam

    Dari jendela kamar, Romeo melihat bahwa Hana sudah pergi dan masuk ke dalam kendaraan. Romeo hafal sekali mobil siapa yang baru saja dinaiki oleh Hana."Sial! Kenapa Hana selalu bersama laki-laki itu!" geram Romeo tidak bisa menahan rasa kesal yang sejak beberapa saat lalu sudah dia tahan. Dia hanya ingin Hana membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah, namun mengapa wanita itu tidak mencoba menghubungi Oscar, dan membiarkan Oscar berbicara dengannya, dan berkata bahwa di antara mereka memang tidak ada apa-apa, tidak ada yang perlu dicurigai.Tetapi sayangnya Hana sama sekali tidak peka, kebutuhan Romeo adalah ingin dihargai, tetapi Hana tidak menganggap Romeo. Istrinya itu tidak melakukan apa yang Romeo lakukan kepadanya. "Tapi ke mana Hana akan pergi dengan berengsek itu!" seru Romeo lagi, kali ini lebih keras dari sebelumnya. Dia merasa kuku-kuku tangannya yang tumpul menekan kulitnya. Tetapi dengan cepat pikirannya teralihkan ketika dering ponselnya berbunyi nyarin

  • Skandal dengan Bos   Bab 58 Manusia Iblis

    Siapa yang menjadi benalu dalam keluarga ini? tanya Paman Sam sangat tersinggung dalam hati disebut demikian oleh istrinya."Kamu lihat saja siapa yang menjadi benalu dalam keluarga ini. Kamu tahu bahwa baru saja Bima, tuan kaya raya yang baik hati itu akan memberikan saya uang yang banyak. Dia mau mengirim anak buahnya untuk memberikan saya uang. Mulut kamu akan menganga lebar ketika tahu berapa jumlah uang yang akan dia berikan padaku. Aku akan kaya sementara kamu akan mengemis kepadaku!" Paman Sam sangat puas saat dia mengumumkan berita penting ini.Jennie yang mendengar kata "uang" segera melonjak dari tempat duduknya, dan benar saja matanya langsung berbinar-binar. Dia membutuhkan uang untuk mentraktir teman-teman barunya.Dia dipanggil "melarat" karena berita yang menyebutkan bahwa keluarganya telah bangkrut, bahkan kini Jennie dianggap sebagai anak miskin.Demi membuktikan bahwa perkataan teman-temannya itu salah, maka Jennie sesumbar bahwa dia

  • Skandal dengan Bos   Bab 57 Sebuah Ancaman

    "Sebaiknya kamu memberi kami uang. Sebab kami saat ini sedang sangat kesusahan. Kalau Hana tahu tentang ini, maka penyamaran saya yang berpura-pura masih menjaga panti asuhannya akan segera ketahuan," Paman Sam mencoba merayu Bima sekali lagi. "Lagi pula kamu tidak akan menyesali kalau foto pembunuhan itu masih tersimpan aman pada keluarga kami." Seakan menantang maut, mulut ahli Paman Sam mengucapkannya begitu saja. Dia berbicara seolah-olah hal itu tidak akan menyinggung Bima.Banyak hal yang tidak diketahui Paman Sam tentang Bima. Sayang sekali lelaki itu mengira Bima hanyalah pemuda bodoh yang akan segera menuruti kemauan dirinya dan sebenarnya Bima tidaklah pintar seperti yang terlihat. Laki-laki itu hanyalah laki-laki bodoh."Apa kamu mau memerasku saat ini?" bisik Bima di ponselnya. Kemudian melengkungkan senyum jahat, dia tidak habis pikir, si Tua Sam hendak melakukan hal konyol kepada dirinya.Paman Sam menggelengkan kepalanya yang sudah pasti tidak aka

  • Skandal dengan Bos   Bab 56 Diusir dari Rumah

    Ada yang tidak beres, pikir Paman Sam, dan satu-satunya alasan wajah istrinya berubah seperti itu, karena ....“Paman, aku harus segera pergi. Ada sesuatu yang harus aku kerjakan.” Informasi tiba-tiba yang diterima oleh Paman Sam dan Bibi Ruth dari sebuah pemilik suara bariton ini membuat tubuh keduanya seakan mati kutu. Kaki mereka bahkan tidak dapat menopang berat tubuh masing-masing. Keduanya bertambah panik ketika mendapati pemilik suara itu sedang menatap satu per satu dari mereka.“Tuan Romeo,” ucap Paman Sam yang merasa lidahnya kelu. Meneguk ludah yang terasa pahit, Paman Sam menganggukan kepala dengan bergetar. Wajahnya sangat pucat, jantungnya bedegup tidak beraturan. Mendadak dia merasa kepalan tangannya terasa lembap.Tetapi bukan hanya Romeo yang membuat jantung Paman Sam dan Bibi Ruth melompat bebas ke lantai, kehadiran dua orang lainnya yang berjalan bersama Romeo-lah yang membuat Paman Sam dan Bibi Ruth benar-benar membuat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status