Share

Bab 105: Di Mana Anakku?

Author: NACL
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
“Apa yang Sonia katakan? Dia mengancammu?” El mendekat dan menatap lurus sang istri, ia ingat wanitanya ini masih memiliki trauma mendalam apa pun tentang Sonia.

Sedangkan Livy, mendadak membeku, sekujur tubuhnya menggigil terasa dingin, padahal suhu kamar cukup hangat. Ia menelan saliva yang lengket, membuat tenggorokannya sakit.

“Katakan Sayang, jangan takut.” El mengambil satu tangan Livy dari sisi tubuh, menggemgam erat di depan dada lantas berkata, “Ada aku, kamu tidak sendirian.”

Livy menggigit bibir bawah dengan kuat, ia menghirup oksigen memenuhi rongga dadanya dengan udara. Mulutnya pun mulai terbuka dan menceritakan kejadian di salon.

Jujur ia takut pada ancaman Sonia. Dulu saja wanita itu nekat menculik dan hampir menyebabkan keguguran, bagaimana dengan kali ini?

“Aku … aku takut Kak, Al … Kak Sonia orangnya nekat—“

“Ada aku Sayang, di sini aman. Tidak ada yang berani menyentuh kamu dan Al. Sekarang tenangkan pikiran kamu, karena itu berpengaruh pada Al, Ok?”

Ibu muda ini m
NACL

ke mana Al? .·´¯`(>▂<)´¯`·.

| 3
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Harsa Amerta Nawasena
Apakah Sonia berhasil masuk ke mansion?
goodnovel comment avatar
Farida Noor Marlina
laaanjuuut
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
Al jln² kmna...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 106: Mencoba Memperbaiki

    Livy menangis sesenggukan di pelukan ibu mertua. Hatinya kian tak tenang, selain Al belum ditemukan, meskipun telah mencari ke seluruh penjuru mansion.Saat ini Livy sedang menanti petugas memeriksa rekaman CCTV di mansion, ia berharap pelakunya segera ditemukan. Seandainya benar Sonia, ia tidak akan memaafkan kakak angkatnya itu, apa lagi sampai melukai Al.“Tenang Sayang, Al pasti baik baik-baik saja.” Nyonya Torres menepuk punggung Livy yang terkulai lemas.“Tapi Mom, bagaimana kalau … orang jahat itu …” Livy tak kuasa melanjutkan ucapannya, terlalu perih menyayat kerongkongan hingga lidah.Sungguh, sekarang Livy sangat membutuhkan El di sampingnya. Ia berharap lelaki itu segera kembali ke mansion, tidak pergi lama-lama. Ia juga mempertanyakan di mana keamanan yang dijanjikan oleh El? Buktinya Al menghilang.Di saat seluruh penghuni mansion gelisah, di waktu bersamaan seorang wanita cantik berwajah khas Asia bersenda gurau dengan seorang anak kecil. Sosok itu Emilia Anette Putri—is

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 107: Apa Kamu Yakin?

    [Lagi apa? Maaf aku belum bisa pulang.]Isi pesan singkat El malam hari yang selalu menemani Livy selama beberapa hari ini. Paska abuela ditemukan tidak sadarkan diri, Nyonya Torres, Dad Leon, dan anggota keluarga lainnya lebih sering menghabiskan waktu di rumah sakit, terkecuali Emilia dan Rea.Livy terbiasa, mulai dari sarapan hingga makan malam bersama istri adik iparnya itu. Lagi pula mereka tidak diizinkan ke rumah sakit karena memiliki anak kecil.“Menyusui Al seperti biasa. Al merindukan Daddy-nya, aku makan dulu ya Kak, lapar.”[Jadi hanya Al, kamu tidak? Heh, teganya.]“Kalau aku rindu berat Kak, makanya cepat pulang ya.”Seusai membalas pesan sang suami, Livy tersipu malu sembari menaruh telepon genggam di atas kasur, tubuhnya terasa pegal karena menggendong Al yang semakin berat. Ia membaringkan bayi bulatnya pada ranjang, lalu keluar kamar untuk mengisi perut.Baru saja menginjakkan kaki di lantai satu, ia mendengar tangis histeris dari dua perempuan lain yang saling berpel

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 108: Ini Pasti Kebetulan

    “Sayang, apa sayap kamu patah?” tanya El sembari membantu Livy-nya memilah bahan makanan di minimarket terdekat.“Hah? Sayap apa? Ini maksud Kakak?” Polosnya lagi Livy menunjukkan sayap ayam dalam keranjang.El mendesah lelah menepuk keningnya. “Bukan itu! Tapi sayap kamu, aku rasa kamu ini bidadari yang jatuh ke bumi.” Mendengar celotehan random sang suami, Livy melongo, melebarkan kelopak dan geleng-geleng kepala. Lantas kembali berjalan mencari bahan makanan yang bisa disimpan dalam jangka waktu lama.“Kamu terlalu baik. Untuk apa repot melakukan ini? Ayahmu itu menolak kita, menghinamu dan sekongkol dengan Sonia untuk melenyapkan nyawa anak kita. Tapi kamu …” El mengangkat kedua tangan dan menengadahkannya.Bahkan pria ini berpindah posisi tepat di depan Livy, El berjalan mundur demi mengamati paras ayu sang istri. Sejenak, ia menahan langkah kaki, menatap lekat kedua manik coklat yang jernih nan meneduhkan.“Aku yakin, kamu bukan wanita biasa. Yah, aku menikahi bidadari. Pantas k

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 109: Sama Seperti Mereka

    “Sayang, badanku pegal, bisa bantu pijat?!” seruan El terdengar cukup nyaring dari kamar mandi. “Bisa, sebentar ya,” sahut Livy, segera datang dan melepas seluruh pakaian.Setibanya di mansion, pasangan ini memilih ke kamar untuk membersihkan diri sekaligus istirahat. El sengaja masuk lebih dulu, mempersiapkan air hangat dalam jacuzzi.“Ayo masuk, kita sudah lama tidak melakukan ini, benar ‘kan?” Tangan lebar El terulur, siap membawa Livy berendam.“Hu’um.” Livy mengangguk, lantas turut berendam, ia duduk tepat menghadap sang suami, tangannya bergerak memijat pundak, lengan lalu dada bidang.Wanita ini tahu suaminya sedang menahan kesedihan, lihat saja El memejam mata dengan punggung menyandar. Seusai menerima kabar duka, lelaki ini segera pulang ke Madrid, pagi hari baru tiba, dan seharian belum istirahat, dapat dibayangkan rasa lelah bercampur asa.“Boleh aku minta sesuatu?” El menunduk memperhatikan air muka serius sang istri. “Jangan temui keluarga angkatmu, baik boleh tapi bukan

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 110: Melewati Masa Kritis

    “Livy? Kamu tidak apa-apa, Nak? Astaga maaf karena Mommy terlalu lama di dalam.” Nyonya Torres sesenggukan sembari menggenggam kedua tangan menantunya. Tidak bisa dibayangkan jika kendaraan itu menabrak Livy dan Alessandro. Wanita paruh baya ini enggan kehilangan orang terkasih lagi.“Aku … baik-baik saja Mom, Al juga. Tapi …” Livy tampak menggigit bibir bawahnya.Ia melirik ruang operasi yang tertutup rapat. Pikirannya terfokus pada satu titik saja, yaitu Tuan Fabregas.Iris coklatnya menyaksikan secara langsung mobil yang melaju cepat menubruk raga ringkih nan rapuh. Hingga ayah angkatnya terjatuh dan tidak sadarkan diri. Bukannya menolong, ibu muda ini tegugu di tempat, napasnya terasa sesak bahkan ia tersungkur di atas jalan.Hasil peninjauan sementara petugas keamanan, Tuan Fabregas dinilai lalai. Sebab, setelah turun dari mobil tidak langsung menutup pintu dan menepi, malah diam sembari menatapi bangunan di seberangnya.“Ayahmu pasti baik-baik saja Nak, jangan cemas Ok?” Nyonya

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 111: Rindu Tapi Gengsi

    “Anak itu pasti hanya cari muka, penjilat handal,” sinis Tuan Fabregas.Perawat seta dokter saling pandang mendengar ucapan pria yang baru saja siuman. Merasa tak enak hati, dan perlu menjelaskan lebih lanjut. Dokter menceritakan semuanya, termasuk keadaan Livy yang sedang menyusui memaksa untuk donor darah.Saat itu juga pria paruh baya mengetahui cucu dari anak angkatnya selamat. Apa pria ini senang? Tidak! Tuan Fabregas menganggap bayi yang dilahirkan Livy, sebuah kesialan hingga kondisi keluarganya hancur.“Kalau begitu kami pamit, permisi Tuan.” Dokter dan perawat bergegas keluar dari ICU.“Hem, terima kasih dokter.”Sedangkan di dalam ruangan, Tuan Fabregas nampak memikirkan deretan kalimat yang disampaikan dokter jaga. Ia tidak percaya, dirinya dan Livy memiliki golongan darah yang sama, padahal dengan Sonia saja berbeda. Tiba-tiba kepalanya berdenyut nyeri, sebab mengingat kejadian belakangan ini. Bahkan tujuannya gagal akibat kecelakaan, padahal ia berniat menemui pengurus p

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 112: Aku Harus Menyelesaikannya!

    “Livyata, dia … argh, sebenarnya apa yang ada di pikirannya?” desah El berulang kali mengatur napas yang memburu.Di Swiss tepatnya Kota Zurich, El tengah susah payah menelan saliva, lantaran rasa rindunya kian menggunung tak terhingga. Sejak tadi, ia menahan hawa panas yang menjalar ke seluruh tubuh. Bukan karena minum alkohol atau obat perangsang.Akan tetapi penampilan Livy-nya pada layar laptop, sangat … menggoda sisi primitif sebagai seorang pria. Jakun El naik turun, bagian bawah tubuhnya menegang sempurna, sial tidak bisa mendapatkan pelepasan saat ini juga.El bingung, entah sial atau beruntung memerintah adik bungsunya untuk mengekor dan menempel pada sang istri. Sekarang, ia sendiri kesulitan jauh dari mansion. Seandainya bisa, pasti detik ini juga El bertolak ke Madrid. [Sayang?]El memicingkan mata, telinganya didekatkan pada ponsel. Suara yang dirindukan selama beberapa hari ini terdengar merdu dan … tersimpan luka di dalamnya.[Apa kamu mendengarku? Halo Kak?]Akhirnya,

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 113: Suami Kamu ‘Kan Kuat

    “Kak El?!” pekik Livy.Wanita ini membuka matanya, ia melirik jam, waktu masih menunjukkan pukul lima pagi. Di luar masih gelap, suhu udara dingin, tetapi tubuhnya berkeringat sebesar biji jagung. Bahkan degup jantungnya kian cepat karena … “Huh, hanya mimpi buruk, mungkin aku terlalu memikirkan Kak El,” gumam Livy, kembali menarik selimut, menenggelamkan diri di bawah kain tebal itu.Namun, tiba-tiba saja pintu kamar diketuk cukup keras. Bukan Estefania, sebab adik iparnya berbaring tepat di sisi Livy. Ia menurunkan kaki ke lantai, tidak lupa memakai sandal bulu berwarna merah muda. Entah mengapa tangannya mendadak tremor, sulit menggapai knop pintu.Sebelum membuka pintu, Livy sempat menoleh pada dua orang di atas ranjang, mereka sama sekali tidak terganggu. Ia memutar knop dan pintu perlahan terbuka. Livy mengerutkan kening, kerongkongannya terasa mengering tak berlendir lagi, napasnya pun terasa sakit. Ia melihat ibu mertua dirangkul oleh Emilia, wajah wanita paruh baya itu mer

Latest chapter

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 300: Terima Kasih - Tamat

    “Ini sudah siang, di mana Al? Dia bilang olahraga di sekitar hotel,” gusar Livy bolak-balik melihat jam digital.“Periksa saja kamarnya, anak itu senang kabur, menyelinap masuk dan seolah tidak terjadi sesuatu,” jawab El begitu enteng sembari bermain lego bersama An.Livy mendengus kasar mendengar jawaban sang suami. Ia ingin sekali mengahancurkan susunan lego yang terhampar luas di atas lantai. Suaminya itu bukan mencari keberadaan Al malah asyik bermain seperti anak kecil. Alhasil ibu tiga anak itu membuka pintu kamar Al, ternyata kosong.“Al belum pulang,” lirih Livy melirik putra kedua yang asyik bermain game.Akibat kesal, tidak ada yang peduli pada perasaannya, Livy mengunjungi pusat kebugaran serta taman hotel. Memang banyak orang menggunakan fasilitas untuk olahraha, tetapi setengah jam ia mengamati, tidak menemukan putra sulungnya.“Di mana kamu Al?” Livy memijat pelipis.Ketika ia berjalan menuju lobi, Livy tercenung melihat El menggendong An, berjalan tergesa-gesa, diikuti

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 299: Bertemu Teman Kecil

    “Kenapa kamu di sini?” Kedua bola mata Al berbinar menatap sosok gadis cantik di depannya.“Menurumu, untuk apa aku di sini?” goda anak kecil yang kini menjelma menjad remaja luar biasa.“Mommy-mu di sini?” Al menolehkan kepala ke kanan dan kiri.Gadis itu terkekeh geli melihat tingkah teman baiknya. Lalu mendekati Al yang masih kebingungan, sebab ini Swiss bukan New York, lintas benua yang tidak mudah dilalui hanya dengan satu atau dua jam.“Tentu saja Al, aku menemani Mommy,” sahut anak itu.“Ah, aku pikir kamu nyasar. Bagaimana kabarmu Belle?” Al maju satu langkah hendak mengulurkan tangan.Namun, gadis itu mundur satu langkah dengan wajah tersipu, tetapi pandangannya tidak teralihkan dari Al. Seakan kehabisan kosakata, Belle bungkam, tidak menjawab pertanyaan Al. Anak itu larut dalam pesona remaja tampan di hadapannya.Tidak ingin semakin salah tingkah, Belle meraih minuman tinggi gula, lantas meneguknya. Membuat Al semakin mengikis jarak.Bahkan, putra sulung El dan Livy, merebu

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 298: Pesta Di Zurich

    “Mi Amor?!” pekik El, melihat Livy berjalan gontai di tengah ramainya orang berlalu-lalang.“Mom, ada apa?!”Seketika El, Al, dan Gal berlarian menghampiri Livy. Bahkan El memapah tubuh wanitanya yang gemetaran.“An … di-a menghilang.” Tangis Livy pecah, perhatian semua orang tertuju pada keluarga kecil itu.Setelah mendengar hal itu, Al dan Gal bergegas ke toilet wanita, mereka masuk tanpa izin, hingga para pengguna kamar kecil berteriak. Tak sedikit dari beberapa orang melempar dengan sepatu. “Kak, bagaimana ini? An benar-benar menghilang.” Gal tidak menyangka hari istiewa yang dinanti berujung petaka.“Ayo temui Mom dan Daddy,” ajak Al menyeret pergelangan tangan adik laki-laki. Walaupun perih menjalar, Gal tidak peduli, karena saat ini paling penting menemukan keberadaan Antonia. Pikiran dua remaja tampan itu khawatir adiknya diculik, tetapi mengingat belakang ini tidak ada sesuatu yang mencurigakan, hal itu pun mustahil.Livy dan El menuju ruang keamanan, di susul Al dan Gal.

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 297: Saling Menyayangi

    “Berisik!” teriak seorang gadis kecil, menutup telinga dan memelotot menatap dua remaja di depannya.“Anak nakal!” seru suara bass sambil menunjuk penuh amarah. “Itu milikku!”“Ambil saja kalau berani!” sahut remaja satunya lagi.Dalam beberapa tahun berlalu, putra dan putri Livy tumbuh pesat. Ketiganya meramaikan mansion, terutama ketika momen liburan seperti sekarang.Di mana, bukan hanya Al, Gal dan An berkumpul, tetapi Estelle serta para sepupu lain turut menyumbang suara di Mansion Torres.“Kalian itu sudah besar kenapa bertingkah seperti kami?!” lontar An menatap gemas dua kakak laki-lakinya.“Galtero merebut laptopku!” geram Al, “Adik nakal, seharusnya kamu ikut Daddy dan Mommy ke pertemuan bisnis, bukan menjadi pengganggu!” Kalimat pedas Al tertuju pada adiknya.Tidak ingin acara bermainnya terusik, An melangkah maju, mendekati kakak keduanya. Bocah itu bertolak pinggang, menjulurkan tangan, meminta secara baik-baik supaya Gal mengembalikan laptop Al. Akan tetapi, Galtero sang

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 296: Tiga Bersaudara

    “Jika itu sakit tidak mungkin Livy hamil sampai tiga kali!” jawab El.Livy langsung menundukkan wajah, entah dari mana suaminya bisa memiliki jawaban memalukan seperti itu. Jujur, saat ini ia kehilangan muka di hadapan adik ipar. Bukan hanya adik ipar, tetapi ibu mertua yang mendadak masuk kamar. Seketika, ingin sekali Livy melempar bantal pada wajah tampan suami.“Sudah, tidak perlu dibahas. Itu rahasia ranjang,” celetuk Mom Pamela setelah melihat kulit pipi menantu berubah masak.“Tapi … aku penasaran Mom. Setidaknya aku tahu, ternyata tidak sakit.” Tawa Estefania sambil menubrukkan bahu ke lengan Livy.Rasa malu Livy semakin menggunung ketika El sengaja menghampiri, merunduk, lalu menaruh ibu jari di bawah dagu, perlahan menariknya, mempertemukan dua bibir.“Wah, romantis sekali. Tapi seharusnya kalian tidak pamer kemesraan,” ucap Estefania dengan lemas. “Luis belum pulang. Huh, kenapa dia betah sekali di NYC mengunjungi kakak sepupunya, padahal kami lebih membutuhkan,” sambungnya

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 295: Bagaimana Bisa, Dia ....

    [Kak El, cepat ke mansion utama! Sepertinya Livy mengalami kontraksi.]Isi pesan Estefania, dikirim secara diam-diam, sebab Livy selalu menolak. Wanita itu berdalih berdasarkan pengalaman, belum waktunya bersalin.Kedua wanita itu entah sudah berapa putara mengelilingi taman mansion yang luas. Estefania dibanjiri keringat, sama seperti Livy. Akan tetapi, ibu hamil itu enggan mengakhiri kegiatan olahraga ringan.“Akh … tidak apa-apa, semakin terasa sakit, maka waktu bertemu kita lebih cepat,” gumam ibu dari Al dan Gal, membelai bagian bawah perut, seakan mengetahui di sanalah letak kepala bayi.“Mommy percaya kita bisa Nak. Kakak Al dan Gal tidak sabar bermain denganmu,” sambung Livy sembari terkekeh pelan.Sementara Estefania berlinang air mata, menatap Livy sesekali meringis, keringat bercucuran dari kening, bahkan bagian punggung tampak basah.Wanita berambut pirang itu sesenggukan karena ia selalu mengeluh tidak mau mengandung dan melahirkan lagi. Sebab, adik bungsu El merasa tidak

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 294: Sulitnya Merawat Bayi

    “Ternyata kamu masih mengingatnya, aku tidak suka! Di dalam sini dan sini.” El menunjuk kepala serta dada Livy. “Hanya ada aku, pria lain tidak boleh!”Setelah mengatakan itu, El masuk ke mansion lebih dulu, tujuannya bukan ruang kerja atau kamar.Puas menikmati pemandangan langit malam serta suasana kota yang diramaikan pejalan kaki, El memutuskan membawa Livy pulang.Tadi, dalam perjalanan menuju mansion, El penasaran alasan wanitanya sangat menyukai kopi di café itu tetapi enggan berkunjung.Rupanya, di tempat itu Livy kerap menghabiskan waktu, membuang lelah serta perih karena memikirkan nasib pernikahannya bersama Sergio. “Mommy, bagaimana Bibi Es? Apa adik bayi sudah lahir?” tanya Al antara khawatir dan gembira.“Estefania sakit perut karena terlalu banyak makan pedas. Doakan yang terbaik untuk Bibi ya.” Livy memulas senyum lantas memberi kecupan sebelum tidur pada kedua buah hati.Wanita berperut besar itu melangkah ke kamar, ia membersihkan kulit dari sisa-sisa debu. Menggant

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 293: Karena Adik Ipar

    “Kita mau ke mana Mi Amor?!” Dahi El berkerut cukup dalam.Pria itu tidak tahu apa pun, tanpa basa-basi Livy membuka pintu kamar, langsung menarik pergelangan tangan sang suami.“Hati-hati jalannya Mi Amor, sebenarnya ada apa? Kenapa kita buru-buru begini?” El mengamati wajah cantik Livy dihiasi garis kecemasan.“Nanti saja di mobil, ini penting El.” Livy tak melepas tangannya dari pergelangan El. “Tolong kemudikan dengan cepat Pak,” pinta wanita itu tanpa memberi perintah dan arah tujuan.Merasa terdapat sesuatu yang genting, El menjelaskan secara perlahan pada sopir untuk mempersiapkan mobil. Bahkan pria itu harus menambah stok kesabaran, lantaran Livy tidak bisa diam karena menarik-narik lengan kaos.Setelah duduk nyaman, kendaraan roda empat melaju menuju kediaman William. Terlebih dahulu, Livy meneguk setengah botol air mineral.“Pelan-pelan Mi Amor! Kamu bisa tersedak!” Nada peringatan El membuat sopir berjengit. “Lanjutkan, jangan berhenti!” titahnya pada pria di balik setir.“T

  • Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar   Bab 292: Suami Menyebalkan

    “Kenapa membeli pakaian bayi sebanyak ini, Es? Dia tumbuh cepat, dan berakhir tidak terpakai semua.” Livy melihat adik iparnya tersenyum lebar sambil memerintah maid merapikan kamar bayi. “Kamu tahu Livy, aku sudah tidak sabar berbelanja pakaian bayi sejak kita mendekor kamar anaknya Abril. Akhirnya sekarang Luis mengizinkan aku keluar, ah senangnya.” Estefania menjentikkan telunjuk pada maid. “Lemarinya digeser sedikit, ranjangnya jangan terlalu dekat dengan jendela!”Beberapa bulan berlalu, kandungan para ibu hamil itu telah memasuki tri semester tiga. Apalagi Estefania kurang dari satu bulan lagi melahirkan. Paska terjadi hal tidak diinginkan di salon, wanita itu terpeleset dan mengalami pendarahan ringan. Luis sangat posesif, melarang Etefania melakukan kegiatan apa pun, termasuk belanja kebutuhan bayi.Estefania melirik Livy. “Lalu kamu sudah membeli apa saja?”“Oh itu, karena dokter bilang calon anak ketiga kami laki-laki, kebetulan beberapa baju bayi Al dan Gal masih ku simpa

DMCA.com Protection Status