Claudia belum memberi tahu keluarganya tentang dirinya dan Christian akan segera menikah dalam waktu dekat. Gadis itu belum menemukan waktu yang cocok untuk berbicara dengan kedua orang tuanya.Rencananya, hari ini Claudia akan ke rumah keluarganya karena ingin bertemu dengan kakaknya, namun entah dia tak tahu apakah nanti dirinya akan membahas pernikahan dengan Christian atau tidak.Jujur, hati Claudia merasa tidak tenang akibat khawatir akan kakaknya yang terluka. Sekalipun, Ella sudah merelakan Christian, tapi tetap dia masih sangat takut kakaknya akan sakit hati.Masalah dengan Elan saja sudah membuat hati Ella terpuruk. Itu yang membuat Claudia takut kalau dirinya semakin membuat kakaknya semakin sedih. Sungguh, dia ingin sekali kakaknya mendapatkan yang terbaik. “Nona, ini soup untuk Anda.” Sang pelayan menghidangkan soup untuk Claudia.“Terima kasih.” Claudia tersenyum seraya menatap sang pelayan. “Hm, apa kau melihat Christian?” tanyanya hangat. Lima belas menit lalu, Christ
Christian menelusuri kamar Claudia dengan langkah kaki pelan. Pria itu melihat foto gadis itu semasa masih kecil dulu. Senyuman di wajahnya terlukis melihat foto yang ada di hadapannya ini. Sebuah foto yang menampilkan wajah manis gadis kecil yang gemuk dan sehat. Claudia memang bukan anak kandung Benny dan Grania. Akan tetapi, Christian bisa melihat Benny dan Grania membesarkan Claudia dengan penuh cinta dan kasih sayang. Bahkan sampai detik ini saja media tak pernah ada yang tahu tentang identitas Claudia. Benny dan Grania menutup rapat tentang kehidupan Claudia. Jujur, jauh dari dalam lubuk hati Christian terdalam, dia berterima kasih pada Feray Ursula yang menitipkan Claudia pada keluarga yang tepat. Andai saja Feray menitipkan Claudia pada keluarga yang salah, sudah pasti kehidupan masa kecil Claudia penuh dengan penderitaan.Benny dan Grania memberikan kasih sayang yang luar biasa untuk Claudia. Mereka mendidik dan membesarkan Claudia layaknya anak kandung mereka. Orang luar
Embusan napas Elan menerpa kulit mulus Ella, membuat wanita itu merinding, dan tak berkutik sedikit pun. Sejak tadi, dia mengecupi leher jenjang Ella seraya memberikan remasan di pinggangnya.“E-Elan—” Ella menggigit bibir bawahnya. Tubuhnya meremang merasakan embusan napas pria itu menerpa kulitnya. Seluruh organ tubuhnya seakan lumpuh, tidak mampu sama sekali berkutik akibat merasakan embusan napas Elan berada di permukaan kulit lehernya.Sentuhan kecil namun memancing seluruh organ dalam diri Ella. Memancing dalam arti lumpuh, namun mendamba. Tak menampik bahwa dia menyukai sentuhan penuh damba yang tercipta itu.Elan mencium rambut Ella. Aroma shampoo di rambut Ella telah menjadi candu dirinya. Pria itu melingkarkan tangan di pinggang Ella. Dia begitu merindukan Ella. Dia seakan ingin menghentikan waktu, agar dirinya bisa bersama dengan Ella. Ya, Ella sama sekali tak menolak ataupun berontak di kala Elan menciuminya. Jika tadi wanita itu terus berontak, kali ini dia sudah tidak l
Claudia berhasil membujuk Christian agar bertemu dengan ibu kandung pria itu. Sejatinya, Claudia ingin Christian kembali rukun dengan ibu kandungnya. Lepas dari apa pun yang terjadi, dia tak mau Christian membenci ibu kandungnya. Semua orang pernah melakukan kesalahan. Tidak ada orang yang benar-benar sempurna di dunia ini. Perselingkuhan Tadeo di masa lalu, mungkin menjadi salah satu pamungkas menyembuhkan luka Christian pada ibu kandungnya. Sebenarnya, kedua orang tua Christian sama-sama telah melakukan kesalahan. Hanya saja waktu yang berbeda. Jika dulu ibu kandung Christian lebih dulu ketahuan, lain halnya dengan ayah Christian yang terbongkar semua ketika Christian sudah beranjak dewasa.Yang membuat Christian sulit melupakan kesalahan ibu kandungnya adalah karena dia melihat secara langsung ibu kandungnya berselingkuh. Kala itu Christian masih terlalu kecil. Hal itu yang cukup berdampak di mentalnya hingga yang timbul sekarang adalah kebencian yang dalam.Christian sekarang bis
Raut wajah Christian berubah melihat sosok pria paruh baya yang baru saja datang. Sepasang iris mata Christian berkilat dingin dan tajam—menatap sosok pria paruh baya itu. Dia sama sekali tak mengenal sosok pria itu.Claudia yang ada di samping Christian ikut bingung melihat sosok pria paruh baya tersebut. Dia melihat ekspresi wajah Christian menunjukkan jelas seperti tak mengenali tamu yang baru saja datang. Jika Christian saja tidak mengenal tamu itu, apalaagi dirinya.Ini pertama kali Claudia mengenal sosok ibu kandung Christian secara dekat. Dulu, dia mengenal ibu kandung Christian hanyalah sekilas saja. Tidak sedekat sekarang. Karena memang sejak dulu yang kerap mengurus Christian adalah Daisy—ibu tiri pria itu.“Mayir? Kau sudah datang?” Senyuman lembut dan hangat di wajah Esther terlukis melihat sosok yang ditunggu-tunggu sudah tiba.“Ya, maaf aku sedikit terlambat. Apa aku mengganggu?” Pria paruh baya Bernama Mayir itu mendekat ke arah Esther.“Tidak, Mayir. Duduklah di sampin
Claudia tak banyak bicara sejak di mana perdebatannya dengan Christian. Gadis itu masih kecewa dengan apa yang Christian katakan. Dia tak menyangka kalau Christian akan bersikap sedingin itu pada Esther. Sungguh, hatinya bukan hanya kecewa pada Christian tapi dia juga kasihan pada Esther.Selama puluhan tahun sejak Esther berpisah dengan Tadeo, belum pernah sekalipun Esther memiliki pasangan. Kalau sekarang Esther ingin menikah, maka pasti itu menandakan Esther telah menemukan sosok pasangan yang paling tepat. Tentunya Claudia ikut senang mendengar itu, tapi entah apa yang ada di dalam pikiran Christian, sampai membuat pria itu malah tidak merasakan senang sama sekali.Hal yang membuat Claudia merasa kecewa berkepanjangan adalah karena Christian sama sekali tidak mau mencoba bersikap bijak. Padahal sebelum bertemu dengan Esther, dia sudah meminta Christian untuk membuka tangan—bersikap menerima. Pun Christian sudah mengatakan padanya bahwa akan mencoba, tapi sayang ucapan pria itu tak
Christian mengetuk-ngetuk meja dengan jemarinya dengan sorot mata lurus ke depan. Otaknya penuh dengan perkataan Daisy dan juga perkataan Claudia. Baik perkataan Daisy ataupun perkataan Claudia sama-sama memberikan pukulan keras pada Christian.Jauh dari lubuk hati Christian terdalam, dia bukan tak suka melihat Esther bahagia, tetapi dia hanya tak menginginkan orang baru yang dirinya bahkan tak dia kenal, masuk ke dalam kehidupan ibu kandungnya.Selama ini, yang Christian tahu ibunya hidup sendiri, tanpa memiliki pasangan. Mendengar kabar pernikahan ibunya membuatnya cukup terkejut. Hal itu yang membuat Christian mengatakan tak ikut campur dengan urusan ibu kandungnya.Ya, Christian menyadari bahwa perkataannya telah membuat banyak orang kecewa akan dirinya. Banyak hal yang menjadi pertimbangannya. Dia tak ingin langsung memutuskan. Hanya saja, memang jika orang lihat pasti Christian dianggap sebagai sosok yang sangatlah egois.Suara ketukan pintu terdengar. Refleks, Christian mengali
Mata Esther melebar melihat Christian dan Claudia ada di hadapannya. Wanita paruh baya itu sampai memejamkan mata beberapa kali, demi agar dirinya tidak salah lihat. Tapi tidak, dia tak salah lihat sama sekali. Yang ada di hadapannya memang Claudia dan Christian.“Hi, Mom.” Claudia memberikan senyuman di wajahnya pada Esther. Jujur, dia sendiri sama sekali tidak menyangka kalau Christian akan mengajaknya ke rumah ibu kandung pria itu. Akan tetapi, apa pun alasannya tetap membuat hatinya senang.Esther langsung memberikan pelukan erat pada Christian dan Claudia bergantian. Tak hanya pelukan saja, dia pun memberikan kecupan kasih sayang pada Christian dan Claudia. Hatinya lega melihat Christian dan Claudia ada di hadapannya. Tentu Claudia membalas pelukan Esther tak kalah erat. Gadis itu juga senang kembali melihat Esther. Meskipun baru mengenal Esther, tapi Claudia nyaman berada di dekat ibu kandung Christian itu.“Mommy senang sekali melihat kalian.” Esther mengurai pelukannya. Akiba