Mata Ella melebar terkejut mendengar apa yang Elan katakan. Raut wajah panik, cemas, takut semuanya melebur menjadi satu. Wanita itu meyakinkan bahwa apa yang dia dengar ini adalah salah, tapi tidak … semua kata-kata Elan terdengar sangat jelas di telinganya.Napas Ella berembus pendek. Tercekat dan sulit untuk berembus normal. Semua perkataan Elan membuat jantungnya tak henti berdetak karuan. Ingin dia memaki dan berteriak sekeras mungkin—tapi hasilnya dia tak bisa mengeluarkan suara.Ella bingung luar biasa. Wanita itu tak tahu harus bagaimana. Sungguh, pria yang ada di hadapannya ini memang pria yang sudah tidak lagi waras. Rasanya otak Ella blank tak bisa berpikir jernih.“Kau gila, Elan!” seru Ella dengan nada keras.Elan mengangguk sama sekali tak mengelak dengan apa yang Ella katakan. “Kau benar. Aku memang sudah gila.” Nadanya terdengar begitu santai, seakan tak sama sekali melakukan dosa.Mata Ella mendelik tajam. “Elan, jangan bersikap konyol. Ayahku bisa membunuhmu! Kau saj
Sebuah pukulan keras terlayang di pipi kanan Elan dan sukses membuat tubuh Elan mundur dua langkah ke belakang. Tampak pria itu sedikit meringis mendapatkan pukulan dari Benny. Namun, tentunya pukulan itu tetaplah tak membuat Elan tumbang.“Dad?” Mata Ella melebar terkejut di kala ayahnya memukul Elan. Pun Grania yang ada di samping Ella ikut terkejut saat Benny memberikan pukulan pada Elan.Elan mundur dua langkah ke belakang sambil menyeka sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. “Relaks, Tuan Fitzgerald. Kau harus tenangkan dirimu. Jangan terpancing emosi. Tujuanku ke sini baik.”Mata Benny menyalang kian tajam penuh amarah. “Aku tidak akan membiarkan putriku mengenal orang busuk sepertimu. Kau membuat putri bungsuku terluka. Sekarang, aku tidak akan membiarkan putri sulungku dekat dengan pria macam dirimu.”“Dad, tenangkan dirimu.” Ella menyentuh lengan sang ayah, meminta ayahnya untuk tenang dan tak terpancing emosi.“Diam kau, Ella! Jangan ikut campur!” tukas Benny menekankan, me
Mata Elan berkilat tajam mendengar apa yang Christian katakan. Rahangnya mengetat. Tangannya mengepal begitu kuat. Emosinya menyulut, tapi dia tak ingin meledakan kemarahan dalam dirinya.Ya, Elan menyadari bahwa apa yang dikatakan Christian sama sekali tidaklah salah. Dirinya memang telah terjebak oleh kerumitan ini. Dia tahu bahwa memang tak bisa lagi menutupi apa yang ada di dalam pikirannya. Elan mengembuskan napas kasar, memejamkan mata singkat, mengatur emosi dalam dirinya. Dia sadar jika dirinya murka sekarang adalah hal yang sia-sia. Yang ada di pikirannya memang masalah dengan Ella, bukan masalah dengan Christian.Elan mendekat ke arah bartender, meminta bartender untuk memberikan vodka padanya. Dalam keadaan pikiran yang kacau, satu-satunya yang sedikit menenangkan pikirannya adalah minuman alkohol.“Silakan diminum, Tuan.” Sang bartender memberikan vodka yang dipesan Elan pada Elan.Tanpa berkata apa pun, Elan menyambar vodka itu dan menenggak hingga tandas.Christian ters
Claudia belum memberi tahu keluarganya tentang dirinya dan Christian akan segera menikah dalam waktu dekat. Gadis itu belum menemukan waktu yang cocok untuk berbicara dengan kedua orang tuanya.Rencananya, hari ini Claudia akan ke rumah keluarganya karena ingin bertemu dengan kakaknya, namun entah dia tak tahu apakah nanti dirinya akan membahas pernikahan dengan Christian atau tidak.Jujur, hati Claudia merasa tidak tenang akibat khawatir akan kakaknya yang terluka. Sekalipun, Ella sudah merelakan Christian, tapi tetap dia masih sangat takut kakaknya akan sakit hati.Masalah dengan Elan saja sudah membuat hati Ella terpuruk. Itu yang membuat Claudia takut kalau dirinya semakin membuat kakaknya semakin sedih. Sungguh, dia ingin sekali kakaknya mendapatkan yang terbaik. “Nona, ini soup untuk Anda.” Sang pelayan menghidangkan soup untuk Claudia.“Terima kasih.” Claudia tersenyum seraya menatap sang pelayan. “Hm, apa kau melihat Christian?” tanyanya hangat. Lima belas menit lalu, Christ
Christian menelusuri kamar Claudia dengan langkah kaki pelan. Pria itu melihat foto gadis itu semasa masih kecil dulu. Senyuman di wajahnya terlukis melihat foto yang ada di hadapannya ini. Sebuah foto yang menampilkan wajah manis gadis kecil yang gemuk dan sehat. Claudia memang bukan anak kandung Benny dan Grania. Akan tetapi, Christian bisa melihat Benny dan Grania membesarkan Claudia dengan penuh cinta dan kasih sayang. Bahkan sampai detik ini saja media tak pernah ada yang tahu tentang identitas Claudia. Benny dan Grania menutup rapat tentang kehidupan Claudia. Jujur, jauh dari dalam lubuk hati Christian terdalam, dia berterima kasih pada Feray Ursula yang menitipkan Claudia pada keluarga yang tepat. Andai saja Feray menitipkan Claudia pada keluarga yang salah, sudah pasti kehidupan masa kecil Claudia penuh dengan penderitaan.Benny dan Grania memberikan kasih sayang yang luar biasa untuk Claudia. Mereka mendidik dan membesarkan Claudia layaknya anak kandung mereka. Orang luar
Embusan napas Elan menerpa kulit mulus Ella, membuat wanita itu merinding, dan tak berkutik sedikit pun. Sejak tadi, dia mengecupi leher jenjang Ella seraya memberikan remasan di pinggangnya.“E-Elan—” Ella menggigit bibir bawahnya. Tubuhnya meremang merasakan embusan napas pria itu menerpa kulitnya. Seluruh organ tubuhnya seakan lumpuh, tidak mampu sama sekali berkutik akibat merasakan embusan napas Elan berada di permukaan kulit lehernya.Sentuhan kecil namun memancing seluruh organ dalam diri Ella. Memancing dalam arti lumpuh, namun mendamba. Tak menampik bahwa dia menyukai sentuhan penuh damba yang tercipta itu.Elan mencium rambut Ella. Aroma shampoo di rambut Ella telah menjadi candu dirinya. Pria itu melingkarkan tangan di pinggang Ella. Dia begitu merindukan Ella. Dia seakan ingin menghentikan waktu, agar dirinya bisa bersama dengan Ella. Ya, Ella sama sekali tak menolak ataupun berontak di kala Elan menciuminya. Jika tadi wanita itu terus berontak, kali ini dia sudah tidak l
Claudia berhasil membujuk Christian agar bertemu dengan ibu kandung pria itu. Sejatinya, Claudia ingin Christian kembali rukun dengan ibu kandungnya. Lepas dari apa pun yang terjadi, dia tak mau Christian membenci ibu kandungnya. Semua orang pernah melakukan kesalahan. Tidak ada orang yang benar-benar sempurna di dunia ini. Perselingkuhan Tadeo di masa lalu, mungkin menjadi salah satu pamungkas menyembuhkan luka Christian pada ibu kandungnya. Sebenarnya, kedua orang tua Christian sama-sama telah melakukan kesalahan. Hanya saja waktu yang berbeda. Jika dulu ibu kandung Christian lebih dulu ketahuan, lain halnya dengan ayah Christian yang terbongkar semua ketika Christian sudah beranjak dewasa.Yang membuat Christian sulit melupakan kesalahan ibu kandungnya adalah karena dia melihat secara langsung ibu kandungnya berselingkuh. Kala itu Christian masih terlalu kecil. Hal itu yang cukup berdampak di mentalnya hingga yang timbul sekarang adalah kebencian yang dalam.Christian sekarang bis
Raut wajah Christian berubah melihat sosok pria paruh baya yang baru saja datang. Sepasang iris mata Christian berkilat dingin dan tajam—menatap sosok pria paruh baya itu. Dia sama sekali tak mengenal sosok pria itu.Claudia yang ada di samping Christian ikut bingung melihat sosok pria paruh baya tersebut. Dia melihat ekspresi wajah Christian menunjukkan jelas seperti tak mengenali tamu yang baru saja datang. Jika Christian saja tidak mengenal tamu itu, apalaagi dirinya.Ini pertama kali Claudia mengenal sosok ibu kandung Christian secara dekat. Dulu, dia mengenal ibu kandung Christian hanyalah sekilas saja. Tidak sedekat sekarang. Karena memang sejak dulu yang kerap mengurus Christian adalah Daisy—ibu tiri pria itu.“Mayir? Kau sudah datang?” Senyuman lembut dan hangat di wajah Esther terlukis melihat sosok yang ditunggu-tunggu sudah tiba.“Ya, maaf aku sedikit terlambat. Apa aku mengganggu?” Pria paruh baya Bernama Mayir itu mendekat ke arah Esther.“Tidak, Mayir. Duduklah di sampin