Daniel yang sedang bersantai di kantornya tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan seorang gadis cantik bermata biru dari wajahnya saja Daniel mengetahui kalau gadis itu terlihat terlihat sedang marah akan tetapi ia sendiri tidak mengetahui kesalahan apa yang telah ia perbuat sampai membuat gadis yang sedang berdiri di depan meja kerjanya itu marah besar. “Apa kau tidak punya sopan santun? Setidaknya kau harus mengetuk pintu dulu sebelum masuk ke ruanganku.”
Gadis itu langsung melempar selembaran kertas yang sejak tadi dibawanya itu ke wajah Daniel. “Aku datang ke sini bukan untuk bersopan santun seperti yang kau inginkan. Tuan Myers. Kau adalah seorang pengusaha berengsek yang tidak punya hati sehingga kau tidak pantas untuk mendapatkan penghormatan dariku.”
‘’Apa? Coba ulangi lagi kata-katamu.”
“Selain angkuh, sombong dan berengsek ternyata kau juga tuli rupanya. Aku paling benci dengan orang jahat sepertimu seharusnya kau ditendang ke neraka, dasar berengsek!! Jangan mentang-mentang kau adalah pemilik gedung apartemen MYS sampai kau tega melakukan penggusuran,” maki Alice tanpa basa-basi karena ia sudah sangat emosi kepada lelaki berwajah dingin yang sedang duduk di kursi kekuasaannya.”
“Jadi kau datang ke sini lalu memaki diriku hanya untuk memprotes penggusuran gedung apartemen tua itu? Besar sekali nyalimu, Nona.” Emosi Daniel terpancing sudah karena harga dirinya telah diinjak-injak oleh seorang gadis rendahan yang tidak ia kenal.
“Tentu saja aku berani melakukan protes karena gedung itu adalah satu-satunya tempat tinggalku dan aku minta kepadamu untuk segera membatalkan penggusuran apartemen itu atau--”
“Atau apa, hah?! Aku adalah pemilik gedung apartemen tua itu dan itu adalah hakku jika aku ingin merobohkannya ataupun menjualnya, lebih baik tutup saja mulutmu itu lalu tinggalkan kantorku sekarang juga sebelum aku memanggil keamanan untuk menyeretmu pergi dari sini,” ancam Daniel cepat setelah ia memotong kata-kata Alice.
Namun, Alice hanya berdiri mematung sambil menatap Daniel dengan tatapan tajam penuh kemarahan. “Aku tidak akan pernah menyerah dan aku akan menggunakan segala cara untuk mempertahankan gedung apartemen itu.”
“Oh, benarkah? Silahkan saja, kau bisa menggunakan semua kemampuanmu untuk menghalangi penggusuran itu tapi aku tidak yakin kalau kau bisa menghalangi rencanaku. Aku bukanlah tipe orang yang bisa ditundukkan dengan mudah, Nona ….” Daniel menghentikan kata-katanya karena ia tidak tahu nama gadis yang sedang berdiri di hadapannya sekarang ini, tatapan mata Daniel kini tertuju ke arah name tag yang terpasang di baju Alice sehingga Daniel kini mengetahui nama lengkap gadis yang dianggapnya gila itu.
“Nona Alice Morgan, nama yang sangat bagus tapi tidak dengan sikapmu. Sekarang cepat pergi dari kantorku,” usir Daniel.
Alice membalikkan badan kemudian ia pergi meninggalkan kantor Daniel dengan emosi yang masih membara, ia bersumpah akan berjuang mati-matian untuk mempertahankan gedung yang sudah menjadi tempat tinggalnya selama 25 tahun ini dan tidak ada kata menyerah dalam kamus hidup Alice.
“Shit!! Dasar gadis gila tidak berpendidikan, berani sekali dia berkata kasar kepadaku. Lagi pula siapa juga yang menggusur penghuni apartemen tua itu? Kenapa gadis itu seperti orang kesetanan padahal aku tidak mengeluarkan perintah untuk menggusur gedung?“ Daniel mengomel kesal sekaligus penasaran, lelaki itu membaca selebaran kertas yang dilemparkan oleh Alice ke wajahnya tadi.
“Kenapa surat penggusuran ini mengatasnamakanku? Siapa orang yang berani menggunakan namaku untuk melakukan hal gila ini?” Daniel memutar otaknya dan di dalam pikirannya terlintas satu nama yang selama ini sudah membuatnya muak jengah dan muak
“Helena … pasti Helena, wanita itu selalu saja melakukan semua yang diinginkannya bahkan sekarang dia bisa bertindak sejauh ini dengan memalsukan namaku untuk melakukan penggusuran gedung apartemen itu. Gedung itu sangat penting bagi keluarga Myers, aku harus menghentikan wanita itu dan aku akan membatalkan keputusanku untuk mengalihkan gedung itu atas nama Helena atau aku akan mendapat masalah besar nantinya,” ujar Daniel.
Daniel membuka laci lalu diambilnya sebuah dokumen yang tersimpan di dalam amplop cokelat kemudian ia pun pergi meninggalkan kantornya.
****
I jam kemudian.
"Cepat tanda tangani surat cerai itu," titah Daniel setelah melemparkan sebuah berkas dokumen ke atas meja rias Helena.
Jari-jari lentik Helena seketika terhenti saat ia sedang memoles bibir mungilnya dengan lipstik warna merah terang. "Surat cerai? Apa kau sekarang ini sedang mabuk?"
"Aku tidak sedang mabuk dan aku sepenuhnya sadar," sanggah Daniel.
"Lalu kenapa tiba-tiba kamu memberiku surat cerai untuk ditandatangani?" Helena menatap tajam wajah Daniel melalui cermin riasnya.
"Kamu sudah tahu jawabannya, bukan? Sudah tidak ada lagi kecocokan di antara kita berdua dan alasan yang utama ada—"
"Masalah anak, bukan? Kita berdua sudah berkali-kali membicarakan tentang masalah ini, Daniel! Dan kau mengatakan akan memberiku kesempatan dengan terus mencobanya," potong Helena cepat.
"Aku sudah menepati ucapanku untuk memberimu kesempatan dan maafkan aku, aku tidak bisa lagi memberikanmu kesempatan karena di satu sisi aku juga sangat membutuhkan seorang pewaris kerajaan bisnisku, Helena. Usiaku akan terus bertambah dan aku tidak mau membuang-buang waktuku untuk terus menunggu seorang pewaris yang tak kunjung hadir," ujar Daniel.
BRAKKK!
Helena menggebrak meja riasnya dan menyebabkan botol-botol parfum serta skincare-nya berjatuhan. "Sampai mati
pun aku tidak akan pernah mau menandatangani surat cerai darimu, Daniel. Aku tidak mau bercerai darimu," tegas Helena.Helena berbalik cepat menghadap
Daniel dan menatap suaminya penuh kemarahan. "Memangnya selama ini kau anggap aku apa?! Aku istrimu yang sah dan aku bukan mesin pencetak anak, seharusnya kau bisa sedikit bersabar dan menunggu sampai aku bisa melahirkan keturunan untukmu," protesnya."Lima tahun Helena, aku sudah menunggu selama lima tahun seperti yang kau janjikan. Tapi janjimu itu tak kunjung terealisasi dan bagiku kau sudah benar-benar gagal sebagai seorang istri, terima sajalah nasibmu dan cepat tanda tangani surat cerai itu demi kebaikan kita bersama," jelas Daniel.
Wajah Helena berubah merah padam, kedua tangannya mengepal erat lalu ia langsung menyambar dokumen yang diberikan oleh Daniel kepadanya. "Kau ingin aku menandatangani ini, bukan? Baik ... aku akan memberi apa yang kamu inginkan," ujar Helena seraya mengangkat surat cerai pemberian Daniel tinggi-tinggi.
Helena berbalik cepat lalu ia menggeledah laci meja riasnya untuk mencari sesuatu, senyumnya seketika mengembang saat ia menemukan korek api dari laci kedua dan tanpa berpikir panjang perempuan berambut panjang itu langsung memantik korek api kemudian membakar surat cerai sampai berubah menjadi abu. Tawa Helena pecah dan ia merasa sangat senang saat melihat abu surat cerai yang dibakarnya itu berserakan di atas lantai, tatapan mata perempuan itu kembali tertuju ke arah Daniel.
"Abu kertas itu adalah jawabanku, kalau kau ingin bercerai dariku maka kau harus membunuhku terlebih dahulu dan membakarku sampai jadi abu. Kalau kau ingin menyerah dengan pernikahan kita, silakan. Akan tetapi aku tidak akan pernah mau menyerah," tegas Helena.
Daniel menatap Helena, Daniel berjalan mendekati istrinya lalu memegang dagu Helena kuat-kuat. "Kau sudah benar-benar gila, Helena! Aku memang tidak akan pernah bisa membunuhmu dan menjadikanmu abu, tapi aku bisa membuatmu hidup seperti di dalam neraka. Aku akan membuatmu menyerah sehingga kau sendirilah yang akan berlutut dan memohon kepadaku agar aku mau membebaskanmu dari pernikahan ini," tandasnya.
Daniel mengempaskan dagu Helena kasar sampai istrinya itu terjatuh di lantai, lalu Daniel berjalan menuju ke pintu. "Aku mencintaimu, Daniel! Aku tidak akan pernah menyerah dan aku lebih senang hidup di neraka asalkan aku bisa tetap hidup bersama denganmu," teriak Helena yang membuat langkah kaki Daniel terhenti sejenak lalu ia kembali berjalan keluar dari pintu.
BLAM! Daniel menutup pintu dengan sangat kasar sehingga menimbulkan suara berdebam.
Tangis Helena pecah. "Arrrrrrggghhh! Sialan kau Daniel! Kenapa kau membuangku begitu saja seperti sampah hanya karena kau tidak bisa mendapatkan seorang pewaris," teriaknya dengan suara tangis meraung-raung seraya membanting semua barang-barang yang berada di dalam kamarnya.
“Aku tidak akan pernah melepaskanmu, Daniel. Semua harta milikmu hanya akan menjadi milikku, kau menginginkan seorang pewaris, bukan? Baik … aku akan memberimu seorang anak yang akan mewarisi semua hartamu tapi akan kupastikan kalau anak itu bukanlah darah dagingmu,” ujar Helena sambil menghapus air matanya, wanita itu kemudian tersenyum menyeringai.
“Gedung tua sialan itu, aku harus merobohkannya secepat mungkin sebelum Daniel berubah pikiran dan mengambil gedung itu dariku. Aku harus mengamankan semua aset kekayaan yang pernah dijanjikan oleh laki-laki sialan itu sebelum semuanya kembali diambil oleh Daniel,” sambung Helena.
2 hari kemudian.
Beberapa berandalan suruhan Helena mendatangi gedung apartemen yang ditinggali oleh Alice, para berandalan itu berbuat onar dan mereka juga berani mengancam para penghuni apartemen dengan menggunakan senjata supaya para penghuni apertemen itu ketakutan sehingga mereka semua bisa secepatnya pindah. Alice pun berpikir kalau berandalan itu adalah orang suruhan Daniel makanya gadis itu pun memutuskan untuk pergi ke perusahaan Daniel Myers untuk melakukan negosiasi.
Kini Alice sudah sampai di depan gedung pencakar langit yang berdiri dengan sangat kokoh dan megah, Alice ingin sekali masuk ke dalam untuk menemui sang pemilik perusahaan akan tetapi itu sangatlah sulit mengingat penjagaan di luar gedung yang sangat ketat. Namun, Alice tidak mau menyerah semudah itu dan ia memutar otak untuk mencari agar ia bisa kembali masuk ke dalam gedung. Alice menyelinap dalam rombongan karyawan tapi sialnya ia malah tertangkap petugas keamanan.
"Lepaskan aku!! Aku ingin bertemu dengan Tuan Myers!! Aku harus bertemu dan berbicara dengan Tuan Myers," teriaknya sembari terus memberontak.
“Maaf, Tuan Myers belum datang dan nona tidak bisa bertemu dengan Tuan Myers tanpa membuat janji terlebih dahulu," sahut sang petugas keamanan.
"Bohong!! Jangan membohongiku, aku tahu kalau tuan Myers ada di dalam gedung ini. Tolonglah aku, biarkan aku masuk dan bertemu dengan Tuan Myers karena ini menyangkut tempat tinggal puluhan keluarga miskin yang akan segera digusur oleh Tuan Myers," pinta Alice.
"Maafkan kami, kami tidak bisa menolongmu karena kami hanya menjalankan tugas kami sesuai perintah," ucap salah seorang petugas keamanan.
"Persetan dengan boss kalian!! Cepat lepaskan aku dan biarkan aku masuk ke dalam," bentak Alice emosi.
Ciiitt ... Di saat yang bersamaan, sebuah mobil Rolls-Royce berwarna hitam berhenti tepat di pintu gerbang dan perhatian sang penumpang mobil mewah itu kini tertuju kepada Alice yang tengah mengamuk.
"Ada apa ini? Kenapa kau tidak menjalankan mobilnya?" Tanya Daniel kepada sopirnya.
"Mobilnya terhalang, Tuan. Sepertinya nona muda itu mengamuk dan ia mengatakan ingin bertemu dengan Tuan," jawab sang sopir.
"Acuhkan saja, suruh petugas keamanan untuk mengusir gadis gila itu dari sini. Aku tidak mau waktuku terbuang sia-sia hanya karena gadis gila itu," perintah Daniel.
Sang sopir mengangguk pelan kemudian ia membuka jendela kaca mobil dan berbicara dengan salah satu petugas keamanan. Saat sang sopir dan petugas keamanan menyebut nama Myers, Alice pun langsung tahu kalau orang yang dicarinya ada di dalam mobil yang kini berada di dekatnya.
Alice menginjak kaki seorang petugas keamanan dan ia juga menyikut perut seorang petugas lainnya yang sedang memegangi kedua lengannya, dan barulah gadis itu bisa bebas sekarang. Alice langsung berlari menghampiri mobil Daniel kemudian menggedor kaca jendela mobil mewah Daniel.
"Hei, Tuan Myers. Cepat buka kaca mobilmu, aku ingin berbicara denganmu sekarang juga!!" Alice terus menggedor-gedor pintu kaca mobil seperti orang kesetanan.
Namun, Daniel tidak menggubris perkataan Alice sama sekali.
"AKU BILANG CEPAT BUKA PINTUNYA, DASAR MYERS SIALAN!!" Alice kesal setengah mati karena tidak dihiraukan oleh Daniel, dan tanpa pikir panjang ia langsung mengambil sebuah batu berukuran sedang yang berada di bawah pohon. Alice langsung memukul kaca mobil Daniel dengan menggunakan batu hingga kaca mobil Daniel retak, tentu saja amarah Daniel seketika tersulut dan pria bertubuh Atletis itu langsung turun dari mobil.
"APA KAU SUDAH GILA!!! BERANI-BERANINYA KAU MERUSAK MOBILKU," hardik Daniel.
Bersambung.
Bab 2. "Lepaskan tanganku, sakit! Kamu mau bawa aku ke mana?!" Alice meronta-ronta dan terus mencoba memberontak saat pergelangan tangannya dicengkeram erat oleh Daniel Myers. Ting! Pintu lift terbuka dan di dalamnya terdapat beberapa karyawan yang saat ini sedang menatap ke arah Daniel dan juga Alice, bahkan beberapa pasang mata karyawan saat ini sedang tertuju ke arah tangan Daniel yang tengah menggenggam pergelangan tangan Alice dan kejadian ini membuat para karyawan itu menjadi canggung. "Apa kalian sedang menonton drama?! Cepat, keluar kalian semua dari lift!" Daniel menatap semua karyawannya dengan tatapan iblis sehingga tidak ada satu orang pun karyawan yang berani menolak perintah sang boss dan setelah semua orang keluar dari lift, Daniel langsung menyeret Alice masuk ke dalam lift. "Sebenarnya kau mau membawaku ke mana?! Tanganku sakit sekali bisakah kau melepaskan tanganku sebentar saja," pinta Alice dengan wajah memelas. "Apa kau amnesia?! Bukannya kamu sendiri yang me
"Bayarlah semua hutang-hutangmu dengan menggunakan tubuhmu dan selain itu aku akan memberikan semua yang kau minta, itu adalah penawaran dariku yang kau bisa lakukan untuk melunasi biaya perbaikan mobilku." ucap Daniel. "Penawaran katamu?! Ini adalah alasan kenapa aku sangat membenci orang kaya sepertimu, selain kalian itu sombong, gila, tidak punya hati, kejam, semua orang kaya itu tidak punya otak," kritik Alice. ''Terima kasih atas pujiannya," ucap Daniel datar. "Aku sedang menghinamu bukan memujimu," timpal Alice. "Tiga hari, kuberi kau waktu untuk berpikir, jika dalam waktu 3 hari kau berubah pikiran langsung saja hubungi nomer ponselku. Setelah kau menyetujui semua syaratku maka aku akan memberimu surat kontrak yang bisa kau tandatangani dan otomatis semua utangmu kuanggap lu—" "Tidak perlu! Langsung saja kau hubungi polisi dan masukkan aku ke dalam penjara sehingga aku bisa mendekam di dalam sel penjara selama bertahun-tahun, aku rasa itu adalah sebuah keputusan yang terbai
"Aku tahu kau pasti akan datang menemuiku," ucap Daniel seraya menyandarkan punggungnya ke kursi. "Jangan banyak bicara, cepat berikan surat perjanjian yang harus aku tandatangani dan segera berikan perintah kepada semua anak buahmu untuk segera pergi dari apartemen MYS," ujar Alice datar. Daniel menatap sejenak wajah putih mulus Alice tanpa berkedip. Oke ... karena aku juga tidak mempunyai banyak waktu untuk disia-siakan lebih baik kita segera mulai saja." Daniel memencet tombol intercom. "Cepat datang ke ruanganku sekarang juga dengan membawa surat perjanjian yang aku minta," perintahnya. "Baik, sekarang juga saya datang ke ruangan bapak." Daniel mengakhiri panggilan intercom dan kembali menatap Alice yang masih berdiri mematung di hadapannya seraya menundukkan kepalanya sampai ada seorang pria bertubuh tinggi dan memakai setelan jas berwarna hitam memasuki ruang Daniel dengan membawa sebuah tas warna hitam. "Duduklah dan jangan bersikap seolah-olah aku ini adalah orang yang in
"Aku datang ke sini untuk memperkenalkanmu kepada calon istriku yang bernama Alice Morgan," tegas Daniel. "Kau sudah gila, Daniel! Apa kau ingin aku percaya kalau pelacur yang kau bawa adalah calon istrimu? Aku adalah istri sahmu dan selamanya akan tetap menjadi istrimu," hardik Helena. Di saat suasana menjadi semakin tegang karena perdebatan Helena dan Daniel, Alice malah dengan santainya duduk di kursi yang seharusnya menjadi tempat duduk Daniel. Helena pun semakin murka saat melihat Alice mengambil tempat duduk yang dikhususkan untuk Daniel, sepertinya Alice sedang berusaha mendalami perannya menjadi wanita perebut suami orang karena raut wajahnya terlihat begitu santai menanggapi percekcokan suami istri yang sudah lama rumah tangga mereka tidak berjalan dengan harmonis. "Hei, kau pelacur sialan! Siapa yang menyuruhmu duduk di kursi yang aku sudah persiapkan khusus untuk suamiku!" Helena menunjuk wajah Alice menggunakan jari telunjuknya. "Maafkan aku, kakiku terasa sangat sakit
Daniel berjalan mendekati Alice. "Aku tidak pernah bercanda dengan semua ucapanku, termasuk ucapanku tentang menikahimu. Aku ingin seorang anak yang akan kujadikan sebagai pewaris kekakayaanku dan aku rasa kau adalah wanita yang tepat untuk melahirkan calon anakku." Alice mendorong perut sixpack Daniel menjauh karena ia merasa sangat risih saat berada di dekat Daniel. "Jangan terlalu dekat denganku, aku bukanlah tipe gadis yang kau inginkan, bukan? Jika wanita sesempurna Helena saja bisa kau campakkan dengan sangat mudah apalagi aku yang tidak ada apa-apanya dengan Helena, bukankah tujuanmu hanya ingin berpisah dari istrimu saja, 'kan? Aku akan membantumu dengan sekuat tenaga akan tetapi kalau masalah melahirkan anak lebih baik kau cari saja wanita lain." Daniel tersenyum sinis. "Tapi masalahnya aku sudah sangat malas untuk mencari wanita untuk aku nikahi, yang aku butuhkan sekarang ini hanyalah seorang anak untuk bisa meneruskan bisnisku. Aku sudah memilihmu untuk mendapatkan posisi
"Maaf, anda mau pergi kemana?" Tanya salah seorang pengawal yang sedang menghalangi jalan Alice saat ingin keluar mansion. "Jangan halangi jalanku, aku ingin kembali ke apartemen lamaku untuk mengambil beberapa barang-barang yang tertinggal," jawab Alice dingin. "Anda tidak bisa pergi kemanapun karena tuan Daniel telah memerintahkan kami untuk menjaga nona Alice dan tuan juga tidak memperbolehkan nona keluar dari mansion apapun alasannya," sahut sang pengawal berbadan tinggi kekar dengan wajah yang sangat datar dan dingin. Alice mulai kesal dan habis sudah kesabarannya saat menghadapi bodyguard Daniel, dan hal yang paling gadis itu benci di dunia ini adalah diatur-atur dan diperintah bagai budak terlebih sekarang ini kebebasannya juga mulai dikekang. Namun, Alice tidak mau menyerah begitu saja meskipun badannya kalah besar dengan badan pengawal Daniel, akan tetapi kalau soal mendamprat orang maka Alice lah juaranya. "Cepat minggir dan jangan pernah menghalangi jalanku atau kalian ak
Peluru melesat kencang dan tepat mengenai targetnya dan tugas si penembak jitu pun telah selesai, pria bertubuh tinggi yang memakai topi serta masker hitam itu bergegas membereskan peralatannya kemudia ia berjalan pergi meninggalkan atap gedung supaya tidak ada satu orang pun yang memergokinya. Daniel memeluk tubuh Alice erat untuk melindungi gadisnya dari serangan orang yang tidak dikenal, para pengawal Daniel langsung mengelilingi mobil seraya mengarahkan senjata api mereka ke arah atap gedung yang disinyalir sebagai tempat persembunyian si penembak jitu. Dua orang pengawal Daniel berlari menuju ke gedung perkantoran, kedua bodyguard itu langsung memasuki gedung tersebut untuk mengejar sang pelaku penembakan sedangkan pengawal yang lainnya fokus menjaga keamanan Daniel dan juga Alice."ALICE!! Kau baik-baik saja, 'kan?" Tanya Daniel khawatir.Alice mengangguk cepat karena saking terkejutnya. "Mmm ... bagaimana denganmu?" Alice bertanya balik kepada Daniel akan tetapi lelaki yang
"Jadi, pertemuan penting yang kamu maksud adalah ....? "Benar ... hari ini adalah hari ulang tahun pernikahanku dan karena alasan inilah aku bersikeras datang ke sini denganmu," jawab Daniel cepat. "Kau benar-benar menyeretku ke dalam masalah besar!! Tidakkah kau bisa melihat semua wajah tegang itu kini menatap ke arahku?! Ini bahkan sangat mengerikan ketimbang masuk ke dalam kandang buaya," ucap Alice bergidik ngeri seraya menatap satu per satu wajah orang di dalam ruangan yang kini menatapnya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki/ "Hmm ... kalau yang masuk adalah gadis lain dia pasti akan mati tapi kau adalah Alice, satu-satunya gadis yang berani merusak kaca mobil Daniel Myers. Aku sangat yakin kalau kau pasti akan selamat karena kau adalah gadis yang sangat bar-bar," timpal Daniel lirih. "Kata-katamu itu membuatku sangat merinding, sekarang aku tahu alasan kenapa kau bisa jadi pria segila ini," ujar Alice. "Cepat katakan alasannya," desak Daniel. "Karena kau dikelilingi ole
"Mark!! Mark!! Bagaimana ini?!" Pekik Mia setelah melihat ada yang tidak beres dengan barang bawaannya.Mark yang baru masuk ke kamar mandi langsung berlarian mendekati Mia dengan bertelanjang dada dan hanya memakai celana dalam lumayan ketat hingga junior gagahnya terlihat menyembuk dan membuat Mia berteriak semakin histeris."Mia!! Ada apa?" Tanya Mark kebingungan."Bajuu ... bajumu mana? Kenapa kau telanjang?" Ujar Mia dengan tubuh gemetaran.Mark tersenyum lalu ia menangkup pipi Mia dengan kedua tangannya yang ia tekan dengan lembut sehingga pipi istrinya terlihat sedikit menggembung. "Buka matamu dan lihat aku," titahnya."Tidak mau, kau sedang telanjang dan aku tidak mau melihatmu," tolak Mia sambil menggeleng cepat."Kita sudah menikah, Mia. Lalu apa yang kau takutkan?" Ucap Mark. "Sekarang cepat buka matamu," titahnya kemudian yang lagi-lagi langsung ditolak oleh istrinya."Aku belum pernah melihat pria telanjang sebelumnya," ucap Mia yang sudah hampir menangis."Oke, maafkan
"Jane hamil? Tapi ... bukankah program bayi tabung kami gagal?" Tanya Ryo kepada sang dokter dengan ekspresi wajah pasrah."Tidak, tuan Myers. Sekarang istri anda sedang hamil dan siapa yang mengatakan program bayi tabung anda gagal, Tuan?" Jawab sang dokter."Ryo!! Akhirnya kau akan memiliki anak sendiri," ujar Daniel sambil memeluk erat sepupunya yang masih tertegun tidak percaya dengan ucapan sang dokter."Tapi, Daniel. Aku masih belum percaya, tolong cubit aku dan katakan kalau aku tidak sedang bermimpi," ucap Ryo.Alice berjalan mendekati Ryo dan tanpa basa-basi ia langsung mencubit pinggang Ryo bahkan sampai memelintirnya ke samping. "Bagaimana? Apakah rasanya sakit?" Tanyanya gemas."Aaaakkkkkkkkhhh, Alice!! Sakit," pekik Ryo kencang."Itu berarti kau tidak sedang bermimpi, bodoh!! Kau akan menjadi seorang ayah," ujar Alice."Dan aku akan menjadi seorang paman," timpal Daniel berseru senang."GOD!!" Ryo memeluk Daniel lalu ia bergegas duduk di tepi ranjang memeluk Jane erat sam
"Menikah? Jadi, kau benar-benar akan menikahi Mia?" Tanya Daniel memastikan."Ya, aku akan menikah dengan Mia dan aku membutuhkan berkat dari keluargaku," jawab Mark. "Aku tahu Mia bukan dari keluarga kaya dan tidak sesuai dengan harapan kak Daniel tapi ... aku mencintainya dan aku ingin menghabiskan hidupku bersama dengan Mia," lanjutnya."Dasar anak bodoh!! Memangnya sejak kapan aku mempermasalahkan tentang status Mia, asalkan kau bahagia maka itu sudah lebih dari cukup," ucap Daniel sambil memeluk Mark."Selamat Mark," ucap Jane.Alice keluar dari kamar mandi setelah mendengar suara ribut -ribut. "Ada apa ini? Kenapa kalian berpelukan? Apakah kau naik pangkat, Mark?" Tanyanya."Bukan kenaikan pangkat, tapi ini." Daniel memberikan undangan pernikahan Mark kepada Alice sambil menunggu reaksi yang akan ditunjukkan oleh istrinya."Oh my God!!! Apakah ini benar? Mark akan menikah dengan Mia?" Pekik Alice sambil menatap Daniel dan Mark bergantian, ia sangat terkejut setelah membaca undan
"Alice sedang dioperasi karena rahimnya mengalami masalah dan bayi kami harus segera dikeluarkan atau nyawa mereka berdua dalam bahaya," jelas Daniel dengan ekspresi wajah yang depresi.Ryo duduk tepat di samping Daniel untuk memberikan support serta kekuatannya kepada sang sepupu, ia berusaha menenangkan kegundahan serta kegelisahan hati Daniel dengan cara menepuk pundak sepupunya."Alice adalah wanita yang kuat dan tangguh jadi kau tidak perlu merasa khawatir. Bayimu dan istrimu pasti baik-baik saja," ucap Ryo."Tapi Alice sudah keguguran dua kali, kali ini aku benar-benar takut kehilangan salah satu dari keduanya, Ryo. Apalagi tubuh Alice sangat lemah dan ...." Ucapan Daniel terhenti dan tiba-tiba lidahnya terasa kaku yang membuatnya tidak bisa lagi berkata-kata."Daniel, semuanya akan baik-baik saja. Percayalah kepadaku," ucap Ryo.Beberapa menit berlalu dengan sangat lambat dan membuat Daniel menjadi gila karena tidak kunjung mendapatkan kepastian kondisi istri serta bayinya, ota
"YEEESSS!! IT'S BABY GIRL!!" Daniel melompat senang setelah mengetahui jenis kelamin calon anaknya.Image dingin dan kejam tidak lagi terlihat di wajah sang CEO gagah, Daniel terlihat layaknya suami dan ayah pada umumnya yang terlihat begitu bersemangat karena tak lama lagi ia akan bisa menimang bayi kecil yang lucu dan cantik."Thanks, God!! Thanks, Babe." Daniel memeluk erat dan menciumi seluruh wajah sang istri sebagai bentuk rasa terima kasihnya kepada wanita yang selama ini selalu memberikan kebahagiaan untuknya."Kau terlihat sangat bahagia," ucap Alice."Tentu saja aku sangat bahagia karena semenjak kau datang dalam hidupku, semua harapan dan keinginanku terpenuhi. Kau telah memberiku seorang putra yang luar biasa dan sekarang kau memberiku seorang putri," ucap Daniel dengan wajah yang memerah dan air mata yang terus berlinang membasahi pipinya."Daniel, Alice. Selamat ya, akhirnya kalian mendapatkan anak perempuan. Yeeey," ucap Ryo.Daniel memeluk Ryo erat lalu ia berkata. "T
"Sekarang jawab pertanyaanku baik-baik, apa kau mendekati Mia hanya karena gadis itu mirip dengan Alice?" Tanya Daniel sambil menatap Mark dengan tatapan penuh selidik."Apa maksud kak Daniel? Aku sudah lama melupakan Alice tapi kenapa kakak malah menuduhku seperti itu," timpal Mark."Aku bertanya karena aku melihat kemiripan antara Alice dan Mia," jawab Daniel."Ah!! Jadi hanya karena kemiripan warna bola mata, rambut dan juga bentuk tubuh makanya kak Daniel menuduhku masih memiliki perasaan terhadap Alice? Jangan berpikiran konyol seperti itu," ujar Mark sambil tersenyum kecut."Baik kalau begitu, satu hal lagi yang ingin aku tanyakan kepadamu tentang Mia," ucap Daniel."Apa itu?""Apa kau tahu tentang asal-asul Mia? Pekerjaannya yang dulu sebagai pencopet?" Tanya Daniel yang membuat Mark terhenyak. "Mark, pikirkan lagi masak-masak. Masih banyak gadis yang lebih baik di luar sana," lanjutnya."Aku tahu semuanya dan aku tidak akan pernah mundur, semua orang punya masa lalu dan aku ya
"Apa katamu? Mia pembunuh? Jangan sembarangan bicara atau aku akan membuat kakimu lumpuh selama-lamanya," ujar Daniel yang kembali menekan pisau di paha Carl hingga pemuda itu mengerang semakin kencang. "Mia, apa kau mengenal pria berengsek ini?" Tanyanya kepada Mia."Tidak, Tuan Myers. Saya baru sekali ini melihatnya jadi mana mungkin saya mengenalnya," jawab Mia."Fuck you," umpat Daniel penuh emosi."Akkkhh!! Bohong!! Gadis itu bohong, dia yang telah membunuh kakakku!! Dia adalah pencopet dan dia mencuri dompetku yang berisi uang untuk biaya operasi kakakku yang mengalami kecelakaan," jelas Carl.Daniel melirik Mia, dan ia melihat sang gadis menunjukkan reaksi terkejut setelah mendengar pengakuan Carl akan tetapi Daniel masih belum sepenuhnya percaya dengan ucapan Carl."Mia, apakah yang dikatakan pria ini benar?" Tanya Daniel.Mia hanya terdiam sambil menatap nanar wajah Carl dan mengingat-ingat kembali semua nama korban yang telah ia copet. "Siapa nama panjangmu?" Tanyanya kepad
"Daniel, bisakah kau jelaskan maksud ucapan Mark barusan? Aku rasa otakku sudah sudah dipenuhi oleh bayangan Jane makanya aku jadi sulit mencerna ucapan Mark," pinta Ryo sambil menatap punggung Mark yang kian menjauh.Daniel menghela napas panjang seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Aku rasa si bodoh itu kali ini benar-benar serius dengan Mia, aku bisa melihat kesungguhannya dari pancaran mata serta caranya berbicara," ucapnya."Aahh!! Jadi begitu, sekarang aku mengerti dan hey!! Bukankah kita harus membuat pesta untuk merayakannya?" Ujar Ryo penuh semangat."Apa kau ingin kepalamu aku pukul? Kenapa kau malah memikirkan pesta sementara Mark sedang terkena masalah, daripada kau memikirkan sebuah pesta bukankah lebih baik kita kirimkan dulu beberapa pengacara untuk membela Mark," timpal Daniel."Oke, sorry. Aku akan menghubungi pengacara sekarang juga untuk membantu Mark," ucap Ryo sambil mengotak-atik ponselnya untuk mencari kontak pengacaranya.Daniel berjalan mas
Nasib sial kini menimpa Mia yang baru sehari bekerja di perusahaan Myers, ia harus menyelesaikan pekerjaan yang sangat banyak hingga ia terpaksa pulang larut malam dan bus yang terakhir sudah lewat sehingga gadis cantik bertubuh langsing itu terpaksa pulang dengan jalan berjalan kaki menuju ke apartemen MYS yang jaraknya lumayan jauh dari perusahaan Myers.Mia tersesat, ia melewati jalan berbahaya dan rawan kejahatan. Langkah kaki Mia terhenti dan ia langsung berbalik arah saat melihat beberapa anggota gengster yang sedang minum-minum di jalan. Kesialan Mia dimulai saat anggota gengster itu melihatnya dan kini sedang mengejar sang gadis."Apa yang kalian inginkan? A ... aku tidak punya uang jadi tolong jangan ganggu aku," ucap gadis cantik bermata biru tersebut."Tidak ada uang tidak masalah, karena kami hanya butuh tubuhmu untuk menghangatkan tubuh kami dari dinginnya angin malam," ucap salah satu pria."Jangan mendekat!! Tolong, biarkan aku pergi dan aku janji tidak akan melaporkan