Home / Romansa / Skandal Pengawal Dan Nona Muda / Sandera Di Rumah Sendiri

Share

Sandera Di Rumah Sendiri

Author: Ucing Ucay
last update Last Updated: 2022-12-04 12:17:16

Lintang kembali ke kediaman Adiwilaga dengan hati hancur. Semangat hidupnya yang sesaat lalu berpendar seolah kembali padam. Harapannya untuk bisa bertemu Arthur punah seketika. Sang pujaan hati sudah terbang jauh keluar dari negara ini.

Langkah kakinya lunglai melangkah masuk ke dalam rumah.

"Dari mana kamu?" tanya Yasmin dengan wajah merah padam menahan amarah.

Namun Lintang sama sekali tak perduli, saat ini jiwanya seolah kosong sama sekali. Jika Yasmin membunuhnya sekalipun, dia rela.

"Tolong bunuh saja aku, Ibu! Buat apa aku hidup lagi!" rintih Lintang, air matanya yang baru saja kering kembali mengalir.

"Apa yang kamu katakan? Omonganmu sudah melantur, Lintang!" tukas Candra jengkel.

Lintang menoleh kepada kedua orang tuanya. "Kalian sudah terlanjur membunuhku, aku sudah mati di kamar mandi beberapa hari lalu!" teriaknya, "untuk apa kalian menyelamatkan aku jika masih saja seperti ini! Bahkan kalian merahasiakan jika aku sedang mengandung!"

Sontak saja wajah Yasmin dan Candra
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Hazen Maxwell

    Arthur baru saja tiba di negara tujuan. Komandan mengatakan jika dia akan dijemput oleh salah satu staf dari client di mana dia akan bertugas nanti. Hingga sampai bandara dia pun mencari seseorang yang kemungkinan menjemputnya. Tapi hingga 30 menit menunggu sama sekali tidak ada tanda-tanda orang itu. Sementara itu dia belum bisa menggunakan ponsel.Dia mendengus kesal sambil sesekali melihat jam tangannya.Arthur memutuskan untuk sejenak mampir ke sebuah kafetaria yang ada di sudut bandara. Ia sama sekali buta mengenai negara ini, dan tidak diberi petunjuk atau apapun itu. Komandan hanya menyertakan sebuah kartu nama seseorang. Entahlah sepertinya tugasnya kali ini memang benar-benar buta tanpa adanya informasi atau bahkan persiapan seperti biasanya.Setelah sabar menunggu sepertinya orang yang ditugaskan untuk menjemputnya itu memang tidak ada. Maka Arthur pun berinisiatif untuk menelepon nomor yang ada di kartu nama itu.Setelah menyeting ulang ponselnya, Arthur pun menelepon nomo

    Last Updated : 2022-12-06
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Markas Baru

    Markas yang dimaksud oleh Hazen adalah sebuah bengkel mobil di pertengahan kota, dengan lalu lalang kendaraan dan lalu lintas yang ramai. Terpampang jelas dari luar nama bengkel itu. Terlihat normal dengan jajaran velg, botol-botol oli di dinding, juga adanya tempat untuk bongkar pasang. Ada dua orang pekerja yang saat itu tengah berkutat dengan sebuah motor. Mereka melambai menyapa ketika melihat Hazen datang.Arthur masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia berpikir markas itu adalah sebuah gedung seperti halnya kantor kepolisian atau semacamnya. "Apa kamu yakin ini markasnya?" tukas Arthur ragu.Hazen berbalik sambil berkacak pinggang, "Apa kamu pemain Impostor?!" ujarnya menyebut salah satu game.Arthur mengerutkan kening, "Apa itu?" ujarnya tak mengerti. Hazen menghela nafas panjang, lalu menggeleng. Dia lalu berbalik lagi dan memberi isyarat agar Arthur mengikutinya.Mereka terus berjalan ke belakang bengkel di mana. Di sana ada sebuah pintu dan Arthur cukup terpukau

    Last Updated : 2022-12-06
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Memacu Adrenalin

    "Kapten, ini aku!" Hazen menepuk-nepuk tangan Arthur yang menekan lehernya, wajahnya sudah memerah dengan mulut terbuka.Arthur segera melepaskan cengkraman tangannya, cepat-cepat bangkit dan berdiri meletakkan pistolnya di lantai. Lalu segera memburu pada Hazen yang terbatuk seraya memegangi lehernya. "Maaf, kukira tadi -. Maafkan aku!" ucapnya penuh rasa bersalah. Membantu Hazen untuk bangun dan duduk dengan tegak.Hazen mengangguk, "Tak apa, ini salahku!" ucapnya seraya terbatuk lagi. Arthur segera beranjak mengambilkan air minum. Dengan wajah khawatir, ia membantu Hazen untuk minum dengan tangannya sendiri yang memegang gelas itu.Hazen memalingkan pandangannya ke arah lain ketika dirasa Arthur terlalu dekat di depannya."Terimakasih," ucapnya, lalu berdehem menyadari jika intonasi suaranya sedikit salah nada.Arthur meletakkan gelas itu di atas meja nakas. Ia melangkah ke ruang ganti, menarik satu kaos dan memakainya.Hazen meliriknya diam-diam, memperhatikan Sang Kapten dari c

    Last Updated : 2022-12-06
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bertemu Klien Baru

    Arthur mencengkeram kemudi dengan erat manakala dia merasakan mobil yang dikemudikannya melonjak melompati rel kereta. Detik-detik itu membuatnya merasa jika nyawanya ikut melompat dari tubuhnya, membayangkan jika jarak mereka dengan kereta hanya beberapa detik saja, sebelum kemudian mobilnya mendarat kembali di aspal dengan guncangan hebat. Diiringi suara raungan kereta di belakang mereka.Arthur menginjak rem dan menarik tuas, memutar kemudi dengan tajam menghindari tabrakan dengan tiang listrik di depan mereka. Membuat mobil berputar 180 derajat lalu berhenti. Dia lalu menoleh ke arah belakang dengan nafas terengah-engah. Dimana dilihatnya kereta melaju cepat di relnya meninggalkan hembusan angin yang menerbangkan debu dan dedaunan kering. Meraung semakin jauh seolah tengah menggerutu memarahi mobil yang baru saja hampir menjadi besi penyek karenanya.Belum reda ketegangannya, Arthur dibuat kaget saat mendengar Hazen tiba-tiba tertawa kencang di sebelahnya. Bersorak bertepuk tangan

    Last Updated : 2022-12-08
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Catherine Azalea

    Beberapa hari di negara orang, Arthur masih belum diberi perintah bertemu dengan gadis yang akan dikawalnya. Entah kenapa, tapi ada baiknya karena dengan begitu Arthur bisa sedikit menelaah semuanya. Tidak sulit untuk mengawasi Catherine dan melihat lebih dekat, karena gadis itu sering wara-wiri di layar kaca. Menjadi model iklan dan menjadi brand ambassador beberapa produk kecantikan dan tas kelas dunia.Arthur menghela nafas panjang. Menyadari jika tugas yang diberikan kali ini memang benar-benar berat. Gadis itu terlihat normal saja di layar kaca. Cantik, luwes dan ceria. Dia juga sering muncul di beberapa acara talkshow dan nyaris tidak memiliki rumor yang buruk.Hingga pada suatu malam Arthur berniat keluar untuk sekedar mencari minuman. Ketika dia melihat seorang gadis tengah terhuyung-huyung berjalan sendirian melewati sebuah gang yang sepi. Arthur yang tengah minum duduk di atas mobilnya hanya meliriknya sekilas dan tak peduli. Sampai kemudian terdengar jeritan minta tolong

    Last Updated : 2022-12-08
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Second?

    Hazen berkerut kening ketika melihat Arthur datang bersama Catherine. Dia hendak bertanya, namun Arthur memberi isyarat agar partnernya itu diam.Saat ini mereka sedang berada di rumah presiden. Pria itu juga nampak mengangkat alis melihat putrinya bersama dengan pria yang ditugaskan menjadi pengawal.Tapi sebelum dia bicara Catherine sudah menyelanya."Batalkan pengawal yang ayah rekrut! Aku ingin dia menjadi pengawalku?" tunjuk Catherine pada Arthur.Hazen membuka mulutnya kaget, lalu terlihat menahan tawa. Kini dia paham dengan yang dimaksud oleh Arthur. Presiden pun tampaknya menangkap maksud dari Arthur."Baiklah, jika itu yang kau mau," sahut Tuan Presiden. Lalu menoleh pada Hazen."Hazen, kamu yang bertanggung jawab, sampaikan padanya jika kerjasama kita gagal. Beri dia hadiah dan pulangkan dia kembali ke negara asalnya!" perintahnya."Baik, Tuan!" sahut Hazen.Arthur menunduk menahan tawa, rasanya seperti tengah bermain dengan anak kecil. Sementara Catherine sepertinya tidak c

    Last Updated : 2022-12-08
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Pesta Di Klub

    Arthur terlonjak bangun saat ponselnya berdering. Dilihatnya layar menunjukkan nama Catherine."Oh, sial!" gerutunya sambil beranjak bangun bertelanjang dada. Menyambar kemeja dan jasnya lalu segera berpakaian. "Kenapa?" tanya Hazen dengan nafas masih terengah-engah. Gaun panjangnya sudah luruh di lantai, menyisakan sepasang pakaian dalam berenda dan stoking yang sudah robek karena ditarik oleh Arthur."Kita harus pergi sekarang," kata Arthur memungut gaun Hazen dan menyerahkannya pada gadis itu. "Kita lanjutkan lain kali!" ujarnya seraya mencium kening Hazen sekilas lalu keluar dari kamar.Hazen mendengus dan melempar belati ke arah pintu dengan dongkol. Gairah yang beberapa saat lalu begitu panas langsung padam seketika. "Sialan kau, Kapten!" pekiknya kesal.***Arthur tersenyum simpul melihat Hazen datang dan naik ke mobil. Wajah gadis itu terlihat masam. Dan Arthur tak akan bertanya alasannya apa.Tapi untuk saat ini mereka harus segera pergi bertugas. Arthur pun segera menjala

    Last Updated : 2022-12-10
  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Buka Hatimu, Kapten!

    Arthur menarik bahu pria asing, tepat ketika satu senti lagi dia hendak mencium Hazen. "Hei!" pria itu menoleh dengan wajah berang. Merasa kesenangannya terganggu. Hazen sendiri hanya diam mengulum senyum."Maaf, dia bersamaku, Bung!" kata Arthur memberinya tatapan dingin. Wajah Arthur yang terbilang kokoh dengan rahang tegas, dan penampilan yang mahal membuat pria itu memilih untuk mengalah. Dengan wajah berkerut dongkol dia turun dari kursi dan merelakan tempatnya diambil alih oleh Arthur."I'm sorry, Poor Guy!" ujar Hazen berkedip genit dan melempar cium jauh. Pria itu mendengus seraya mengibaskan tangannya dengan gusar. Hazen tertawa melihat pria itu pergi dengan wajah masam. Ia lalu menoleh ke arah Arthur."Apa?" kekehnya.Arthur menggelengkan kepalanya tak menjawab. Dia lalu duduk dan kembali fokus mengawasi Catherine dari jauh. "Sayangku, jika kau seperti itu, penyamaranmu akan terbongkar hanya dalam waktu beberapa menit saja!" komentar Hazen.Arthur meliriknya, "Benarkah?"

    Last Updated : 2022-12-10

Latest chapter

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 160. Pulang (Tamat)

    Arta berlari keluar dari rumah sambil menangis. Namun ketika dia baru saja menginjakkan kakinya, dia terhenti dan tertegun karena mendapati Arthur dan Lintang ada di pintu gerbang halaman rumah mereka. "Arta!" panggil Lintang, matanya tampak sudah berkaca-kaca menatap Arta dengan penuh kerinduan. Namun tatapan mata Arta tertuju pada Arthur, anak itu tampak masih memiliki pandangan yang sama yaitu kebencian. "Anakku!" ucap Arthur seraya berjalan mendekat pada Arta. Ketika itu tampak Fala dan Alya keluar dari rumah untuk mengejar Arta, namun mereka pun terhenti dan sedikit terkejut karena mendapati Arthur dan Lintang ada di sana. Arta tampak berdiri kaku menunggu Arthur mendekatinya, tangannya mengepal dengan erat. "Tolong maafkan aku, apapun akan aku lakukan agar kamu bisa menerimaku!" ucap Arthur dengan mata penuh kesedihan. Arta tak menjawab, namun dia membuang muka seolah tak sudi untuk menatap Arthur. "Mama bahkan sudah memaafkan kami, kenapa kamu saat membenci Papa?" ucap Ar

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 159. Bertindak Tegas

    Dengan semangat membara Arthur pun berusaha untuk pulih secepatnya. Dia berusaha untuk berjalan dengan menggunakan tongkat, menyangga tubuhnya yang masih terasa lemah.Lintang pun melihat perkembangannya, antara gembira dan juga sedih karenanya. Juga di sisi lain dia mencemaskan keadaan Candra yang semakin hari justru semakin mengkhawatirkan. Itu membuat mereka semakin diburu waktu untuk secepatnya menemui Arta."Istirahat dulu, Sayang," kata Lintang ketika melihat Arthur yang terengah-engah dengan bulir-bulir keringat di wajahnya. Sudah sejak pagi dia berjalan-jalan di sekitar taman sampai matahari naik dan bersinar sedikit panas di atas mereka.Arthur pun mengangguk lalu berjalan menghampiri Lintang yang duduk di kursi taman."Kita harus segera pergi ke sana!" kata Arthur setelah meneguk minumannya.Lintang tersenyum mengangguk, "Ya, aku juga tidak sabar untuk segera memeluknya!" timpalnya.Arthur tersenyum letih, "Ya, kita pasti bisa!" ucapnya penuh keyakinan.Raut wajah Lintang be

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 158. Arthur Pulang

    Lintang merasa dia harus bertindak. Dia ingin sekali menangis menumpahkan semua rasa lelah dan kesedihannya, tapi dia tidak boleh lemah. Karena saat ini dirinyalah satu-satunya yang bisa menyatukan keluarga Adiwilaga, termasuk membuat Arta kembali pada mereka.Hari ini Arthur pulang ke rumah, kondisinya sudah sedikit lebih baik dan menurut dokter masa pemulihannya bisa berjalan dari rumah."Senang rasanya kembali ke rumah!" ucap Arthur ketika turun dari mobil, Bram membantunya untuk duduk di kursi roda."Selamat datang kembali di rumah!" ucap Lintang, dia mencondongkan tubuhnya memeluk suaminya dengan hangat.Arthur tersenyum, namun matanya tidak bisa menepis pemandangan dari wajah Lintang yang tampak kelelahan dengan kantung hitam di bawah matanya."Apa kamu baik-baik saja, Sayang? Kamu terlihat tidak sehat!" tanya Arthur dengan khawatir.Lintang menatap ke arah Bram dan Mira bergantian, lalu tersenyum canggung."Tidak apa-apa, hanya sedikit kurang tidur saja" tepisnya.Arthur tersen

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 157. Candra Melemah

    Candra melangkah menuju kamarnya, namun ada yang berbeda dengan langkahnya, yang tampak sedikit diseret dan tampak terhuyung-huyung. Pria tua itu membuka mulutnya untuk bernafas, dia merasa oksigen semakin menipis di sekitarnya sehingga dia tampak tersengal-sengal. "Ya, Tuhan!" keluhnya pelan, tangannya yang bebas bergerak naik meraba dada kirinya. Pria tua itu menghentikan langkahnya untuk sekedar beristirahat, berharap jika dia bisa mendapat sedikit tenaga. Namun kemudian dia mengernyit dengan nafas tertahan, bulir-bulir keringat bermunculan di dahinya. Tangannya yang memegang tongkat terlepas, bermaksud untuk mengjangkau dinding karena dia merasa tubuhnya lemas. Namun sebelum tangannya menyentuh tembok di dekatnya, Candra sudah ambruk di lantai. Tangannya tanpa sengaja mendorong sebuah guci sehingga oleng dan lalu jatuh pecah berantakan, membuat suara nyaring di sepanjang koridor kamar. Mira yang baru saja pulang dari kantor menjalankan perintah Candra terkejut mendengar suara b

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 156. Lintang Pulang Tanpa Arta

    Bram menatap Arta menunggu jawaban anak itu, sorotan matanya terlihat tegas ingin mendengar apa yang akan dikatakan oleh Arta. Dia tidak akan bersikap lunak pada anak itu karena dia takut jika Arta terlalu lama dibiarkan seperti ini, maka dia akan semakin menjauh dari ayah dan ibunya sendiri."Arta?"Arta pun tampak sedikit gentar menghadapi Bram, kepalanya tertunduk dalam."A-aku ... tidak ingin mengganggu istirahat Papa, lain kali saja aku akan datang, Paman!" ucapnya.Alya merangkul bahu Arta untuk membuatnya sedikit tenang, dia juga menyadari jika ternyata anak itu terlihat segan terhadap Bram daripada orang lain.Bram menarik nafas panjang."Baiklah, kamu beristirahatlah dengan lebih baik di sana sampai ayah dan ibumu menjemputmu nanti," kata Bram, dia maju untuk menyentuh kepala Arta. Dia juga merasa sedikit bersalah karena bersikap tegas pada anak itu.Arta pun mengangguk, "Terimakasih, Paman!" ucapnya.Bram kemudian menatap Fala, "Kalau ada apa-apa, hubungi saja aku!" katanya.

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 155. Arta Pulang

    Arta tampak tengah duduk di ranjangnya, memperhatikan Fala yang sedang membereskan barang-barang miliknya ke dalam tas. Dia sudah diperbolehkan pulang hari ini."Kamu siap untuk pulang?" tanya Fala tanpa menoleh, setelah menutup tas itu barulah dia memutar tubuhnya ke arah Arta.Anak laki-laki itu tak langsung menjawab, dia malah balik menatapnya. Sorot matanya terlihat ragu."Ada apa, Nak?" tanya Fala tanggap, karena dia melihat jika Arta sepertinya ingin mengatakan sesuatu. Dia lalu mendekat dan duduk di dekat anak itu.Arta tertunduk memandangi tangannya yang sedang memegang rubik. "Apa aku bisa pulang bersama kalian saja?" tanyanya.Fala tertegun mendengarnya. Itu memang menggembirakan, apalagi jika Alya tahu. Tapi situasinya saat ini sungguh riskan, dia tak bisa memutuskan begitu saja sekarang ini. Fala pun menghela nafas dan menyentuh kepala Arta dengan lembut."Kamu tahu sekarang kami sudah tidak berhak lagi menentukan, kecuali kamu meminta izin dulu pada orangtuamu," kata F

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 154. Arthur Masih Lemah

    Pagi hari, Arthur sepenuhnya membuka mata. Kondisinya masih tampak lemah, namun setidaknya dia sudah bisa diajak bicara."Anda bisa menemaninya di sini, tapi tolong jangan mengajaknya mengobrol terlalu lama, beliau masih butuh istirahat!" kata Dokter memberi imbauan.Lintang pun mengangguk, dia mengerti kondisi Arthur saat ini. Meskipun begitu dia cukup lega karena suaminya sudah melewati masa kritis malam tadi.Dokter pun tersenyum kemudian berpamitan keluar dari ruangan.Alya dan Bram mengerti, mereka turut berpamitan dan memilih menunggu di luar dan membiarkan Lintang menemani Arthur sendirian saja."Selamat pagi!" sapa Lintang menyentuh tangan Arthur dengan lembut.Arthur yang saat itu masih terpejam pun perlahan membuka matanya, dia tersenyum melihat Lintang ada di sampingnya."Kamu di sini," ucapnya, suaranya setengah berbisik.Lintang menarik kursi dan duduk lebih dekat selagi memegangi tangan Arthur."Selamat datang kembali!" ucap Lintang seraya mencium tangan Arthur.Arthur t

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 153. Masa Kritis Berlalu

    Arthur mengalami lonjakan kondisi yang menegangkan, beberapa orang dokter berusaha untuk menolongnya hingga untuk beberapa lama ruangan itu pun tertutup dan tak terdengar apapun. Membuat Lintang yang menunggu di luar semakin tegang dan dipenuhi kecemasan tak terkira.Saat-saat yang menegangkan pun kemudian berlalu, dan suara pintu yang terbuka membuat semua orang yang menunggu di luar seketika berdiri menyambut dokter yang keluar dari dalam sana."Bagaimana, Dok? Bagaimana suami saya? Apa dia baik-baik saja? Apa dia selamat?" Lintang langsung mengajukan beberapa pertanyaan, Alya berdiri di sampingnya dan mengusap bahu wanita itu untuk membuatnya tenang.Dokter tampak menarik nafas panjang, sepertinya dia pun baru saja melalui saat-saat tegang mengurus pasiennya itu. Tapi kemudian raut wajahnya terlihat cerah."Tuan Arthur berhasil melalui masa kritisnya, dia baik-baik saja!" jawabnya.Lintang pun seketika meluruhkan bahunya dan menangis dengan penuh rasa syukur."Terima kasih, Ya Tuha

  • Skandal Pengawal Dan Nona Muda   Bab 152. Kepanikan

    Arta tampak marah di kursi rodanya, dia menatap semua orang Lintang dan Alya dengan mata merah berair."Kenapa kalian menyembunyikannya dariku? Apa lagi hal yang kalian sembunyikan? APA?!" teriaknya histeris. Dia bangkit dari kursi rodanya, lalu dengan langkah hampir limbung berlari menjauh."Arta!" "Lepas!" sergah Arta pada Fala yang menangkapnya karena hampir terjatuh. Fala pun membiarkannya dan hanya bisa menatap anak itu berlari pergi ke arah lain."Mas, bagaimana ini?" kata Alya menghampiri Fala dengan wajah cemas.Fala memegang tangan istrinya itu, "Kita biarkan saja dulu, akan sangat kacau jika kita menahannya saat ini," katanya sendu.Lintang pun terdiam dalam tangis.Fala lalu menoleh pada Alya, "Kamu temani Lintang, biar aku yang mengawasi Arta," katanya, yang kemudian diangguki oleh Alya.Fala menatap Lintang sebentar sebelum akhirnya dia bergegas mengejar Arta. "Aku akan membantu mencarinya!" kata Bram, Lintang mengangguk setuju padanya.Bram pun berpamitan dan berlari

DMCA.com Protection Status