Share

Rencana Rayhan?

Penulis: icher
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Bagaimana? Kau masih ingin bertahan dengannya? Atau ... kau bisa datang padaku dan kita akan hidup bahagia. Tidak masalah jika kau ingin membawa bayi ini bersama kita. Nanti, kau bisa melahirkan banyak bayi lagi untukku bukan?” tanya Ramon dengan rasa percaya diri penuh kepada Vero dan saat ini tangisan Richard semakin menjadi jadi.

“Ramon, tolong berikan Richard padaku. Dia takut padamu!” desak Vero yang berusaha menjangkau Richard dari pelukan Ramon.

“Hustt ... jangan berisik, Sayang. Kau yang membuatnya takut dengan terus berteriak dan bersikap seperti itu. Tenang saja dan aku percayalah aku tidak akan menyakiti bayi ini,” terang Ramon dengan jari telunjuk di bibirnya, mencoba memberikan penjelasan agar Vero merasa tenang.

“Dia ingin berada di dalam pelukanku. Aku ibunya! Dia tidak mungkin takut padaku. Dia takut padamu, pria asing yang baru saja dilihatnya dan langsung mengambilnya dariku,” jelas Vero pula dengan mata yang berkaca-kaca.

Dia tidak tega mendengar jerit tangis ketak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skandal Panas Sang CEO   Ayo, Pemanasan Sedikit!

    Kepercayaan Vero terus terang saja tergoyahkan saat mendengar penjelasan dari Ramon tadi. Namun, sisi lain dari hatinya juga tidak ingin percaya bahwa semua ini memanglah rencana suaminya. Meski mereka belum lama hidup bersama, tapi setidaknya Vero sudah bisa mengenali kepribadian Rayhan luar dalam.Ramon menatap Vero dengan seringai liciknya dan sepertinya dia merasa puas dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh Vero saat ini. Tidak terbesit di benaknya bahwa sekarang Vero juga bukan lagi wanita yang bekerja sama dengannya dalam hal apapun.“Jadi, bagaimana keputusanmu? Kau akan ikut denganku dan meninggalkan semua tentang Rayhan? Aku bisa menjamin kebahagiaanmu dan tidak akan ada lagi wanita lain dalam hidupku. Aku sudah menceraikan Miana dan kau akan menjadi satu-satunya wanitaku. Aku akan mengumumkan pernikahan kita pada publik agar dunia tahu bahwa kau adalah istriku,” ungkap Ramon terdengar sangat sungguh-sungguh dan berusaha meyakinkan Vero dengan janji manisnya itu.Vero tersenyu

  • Skandal Panas Sang CEO   Jalang Murahan

    Ramon yang saat ini sudah sangat dekat jaraknya dengan Vero menatap wanita itu dengan sangat buas. Dia seperti ingin melakukan hal yang tidak seharusnya dia lakukan kepada adik iparnya itu. Vero sudah mengenal Ramon sejak lama dan sudah mengerti dengan cara berpikirnya dari cara dia bersikap ataupun bertindak. Jadi, dia sudah mulai waspada sejak tadi.“Jangan menjadi monster yang tidak punya perasaan, Ramon!” tegur Vero sekali lagi mencoba memberikan peringatan kepada Ramon.“Apa yang memangnya akan aku lakukan padamu?” tanya Ramon mencoba menguji Vero.“Aku sudah cukup lama mengenalmu, Ramon. Kau tidak bisa menyembunyikan apapun di balik senyum dan wajahmu itu dariku!” tegas Vero pula mengungkapkan apa yang dia rasakan.“Baguslah kalau kau sudah cukup dan sangat mengenal aku selama ini. Tentu semuanya akan menjadi lebih mudah bagi kita. Iya kan?”“Jangan sampai kau menyentuhku! Aku tidak sudi disentuh dan dijamah lagi oleh dirimu. Kau camkan itu!”“Ckckck ... padahal, dulu kau begitu

  • Skandal Panas Sang CEO   Aku Percaya Padamu!

    “Ckckck ... benar-benar sepasang kekasih yang saling mencintai dan menyayangi,” sindir Ramon saat melihat kedatangan Rayhan di ambang pintu.“Apa yang kau lakukan pada istriku?” tanya Rayhan dengan kemarahan yang membuncah di dadanya. Dia tidak bisa menahan amarahnya pada Ramon, apalagi saat sorot matanya melihat darah segar mengalir di sudut bibir Vero dan pipi wanita itu memerah sempurna.“Sopanlah saat bicara dengan kakakmu, Ray!” seru Ramon memberikan peringatan keras pada adik tirinya itu.“Aku? Sopan pada pria yang sudah melecehkan istriku dan meneriakinya jalang? Cuih! Jangan bermimpi!”Menanggapi ucapan Rayhan yang bisa dibilang sangat kasar itu, bukannya merasa marah dan emosi, Ramon justru tertawa keras. Suara tawanya bahkan menggelegar dalam ruangan itu dan membuat baby Richard semakin takut dan menjerit dalam tangisnya. Vero berusaha menenangkannya dan belum berani bertindak atau mengambil langkah apapun.Saat ini, Ramon masih berdiri di depannya dan dia tidak bisa gegabah

  • Skandal Panas Sang CEO   Terimalah Kematianku!

    Ramon tidak mencegah Rayhan sama sekali untuk pergi dan membawa bayinya itu. Sementara, Vero kembali masuk setelah menutup pintu. Dia berjalan ke arah tempat duduk Ramon dengan sorot mata yang tajam. Ramon sendiri tidak pernah melihat Vero seserius itu dalam menatapnya.“Kemarilah, Sayang. Mendekat padaku. Aku akan menerima apapun keadaanmu, Cintaku.” Ramon berkata dengan merentangkan tangannya luas di tempat duduknya itu.Vero berhenti tepat di depan sebuah meja yang menjadi pemisah antara dia dan Ramon saat ini. Tidak terlihat sedikit pun rasa cinta ataupun suka rela Vero mendatangi Ramon di sana. Semua itu membuat Ramon merasa sedikit heran. Namun, dia berusaha tetap berpikir positif bahwa saat ini Vero sedang berusaha untuk mengatur perasaannya yang menggebu gebu.“Maaf, Tuan Muda. Sudah berapa kali aku katakan padamu mengenai hal ini?” tanya Vero dengan suara yang pelan tapi terkesan sangat dalam.“Tentang apa lagi sekarang?” tanya Ramon mengerutkan keningnya dengan heran.“Aku t

  • Skandal Panas Sang CEO   Tuhan Juga Tahu!

    Suara tembakan terdengar sangat jelas dari dalam ruangan tempat Ramon dan Vero berada saat ini. Di sisi luar, semua penjaga mendengarkan hal itu dan menduga-duga apa yang sedang terjadi. Tidak terkecuali Petrus dan Deris yang saat ini sama-sama berada di sana untuk menunggu. Petrus menggendong Richard yang tadi dititipkan oleh Rayhan padanya.“Menurutmu apa yang terjadi sekarang di sana, Petrus?” tanya Deris dengan nada mengejek.“Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di sana kecuali mereka bertiga,” jawab Petrus yang dari wajahnya tampak sangat pucat dan khawatir.“Tentu saja. Tapi, biar aku tebak apa yang mungkin saja bisa terjadi di sana. Kau mengenal tuan muda Ramon dengan cukup baik bukan? Walaupun kau tidak pernah bekerja untuknya, tapi, sebagai seorang yang bekerja sebagai pengawal tuan muda besar seperti tuan Rayhan, kau pasti tidak akan melupakan dari keluarga mana dia berasal,” terang Deris yang tidak mengatakan semuanya dengan jelas dan sekaligus. Hal itu sebenarnya tidak pe

  • Skandal Panas Sang CEO   Mencintai yang Lain

    “Apa yang terjadi di dalam tadi, Tuan? Aku terkejut saat mendengar suara ledakan senjata di sana.”“Kau tidak akan menyangka semua itu jika aku menceritakannya, Petrus.”“Tapi, aku sangat penasaran!”“Fokus saja menyetir! Nanti aku akan menceritakannya saat kita sampai di rumah.”“Baik, Tuan Muda.”Petrus kembali fokus dengan setir bulat di depan dadanya itu dan menatap serius ke arah jalanan. Dia tidak berani membantah ucapan Rayhan jika sudah seperti itu, karena dia sangat paham jika Rayhan sangat jarang sekali serius seperti sekarang. Jadi, dia dengan patuh untuk tidak lagi bertanya tentang kejadian tentang di dalam gedung pribadi dan rahasia milik Ramon tadi.Sementara Vero masih mendekap putranya dengan sangat erat dan Richard tertidur lelap setelah menyusu pada ibunya itu dengan lahap. Tidak ada yang bisa mengalahkan nyamannya dekapan dan pelukan seorang ibu. Bagi seorang anak, ibu adalah segalanya dan tidak akan pernah bisa tergantikan. Meski ada yang bisa menggantikan tugasnya

  • Skandal Panas Sang CEO   Patah Hati Terberat

    Vero tertawa saat mendengar pertanyaan Rayhan dan mengerti bahwa sebenarnya pria itu sudah tahu maksud dari ucapannya tadi. Namun, Rayhan ternyata sengaja menggodanya juga untuk berbalas dendam dan itu cukup berhasil.“Kau sudah tahu apa yang aku maksud dan itu sebabnya kau bersikap santai?” tanya Vero dengan menggosokkan kepalanya pada pangkal lengan Rayhan yang kekar.“Tentu saja. Aku tahu kalau laki-laki yang sekarang sudah merebut setengah cintamu padaku adalah pangeran kecil kita ini,” jawab Rayhan dan mengelus pipi gembul Richard dengan ujung jarinya perlahan, karena tidak ingin mengganggu tidur bayi mungil itu.“Kau sungguh nakal!” ucap Vero lagi.“Aku nakal hanya pada istriku. Aku tidak pernah nakal pada yang lain.”“Benarkah? Kenapa aku tidak bisa percaya pada ucapanmu itu? Seperti mengandung sebuah kebohongan. Tapi, mungkin saja untuk saat ini karena kau sudah menjadi suamiku.”“Jadi, maksudmu dulu aku tidak begitu?”“Tentu saja. Aku sudah mengetahui bagaimana kau dulu saat

  • Skandal Panas Sang CEO   Mandi Bersama

    “Kenapa kau melamun, Sayang?” tanya Vero saat mereka sudah berada di kamar pribadi dan meletakkan Richard pada box tidurnya.“Aku sedang memikirkan sesuatu, Sayang. Itu tentang Petrus dan Alesha – sahabatmu.” Rayhan menjawab dengan wajah gusar dan juga hati tak tenang.“Apa yang terjadi memangnya?” tanya Vero sekali lagi.“Semua agak berat, aku takut memberitahumu sejak awal karena kau baru saja melahirkan dan sembuh dari rasa trauma melahirkanmu itu.”“Aku siap mendengarkannya, Sayang. Katakan padaku yang terjadi pada mereka berdua. Apa mereka sudah berakhir sekaran? Apa masalah dan penyebabnya?”Vero merasa sangat penasaran dengan hal yang baru saja disebutkan oleh Rayhan. Terlebih lagi, semua ini tentang Petrus dan Alesha – sahabat yang memang belakangan ini jarang sekali bisa dihubungi dan tidak lagi pernah datang ke rumah menemuinya. Hanya Catrine saja yang sesekali bersay hallo padanya.Rayhan memang memikirkan perasaan dan juga pikiran Vero jika dia mengatakan semuanya sejak aw

Bab terbaru

  • Skandal Panas Sang CEO   Kembali untuk Cinta (END)

    Mereka sudah sampai di rumah sakit dan langsung mencari keberadaan Petrus dan juga Rayhan. Vero adalah yang paling panik karena Rayhan ternyata tidak ada di sana. Lelaki itu sudah langsung dipindahkan dan diberangkatkan menggunakan jet pribadi ke Amerika.Sementara Petrus sudah melewati masa-masa kritisnya dan hal itu membuat Alesha merasa tenang. Tidak ada yang bisa dia lakukan untuk Vero saat ini selain memberikan penghiburan saja. Petrus juga tidak berani mengatakan di mana alamat Rayhan dirawat di Amerika kepada Vero.“Sayang ... tenang dan sabarlah menunggu. Semoga ada kabar baik tentang Rayhan sebentar lagia dari dokternya,” ucap Alesha yang ingin menghibur Vero dalam hal ini.Sudah tiga hari sejak Petrus sadarkan diri dan masih dirawat dengan intensif di rumah sakit itu. Alesha selalu menemani suaminya itu tanpa henti dan begitu pula Vero yang setiap hari datang ke sana untuk mencari tahu kabar tentang Rayhan.“Aku akan sabar menunggu dan tidak akan bosan datang ke sini untuk b

  • Skandal Panas Sang CEO   Kekuatan Cinta

    Tubuh Vero merosot ke lantai aspal saat mendengar yang baru saja dikatakan dan dijelaskan oleh Alesha. Dia sudah keluar dari dalam mobil dan mencoba menenangkan Alesha yang tampak sangat cemas dan juga takut. Akan tetapi, saat ini justru dia lah yang tampak paling terguncang.“Vero, ayo bangun! Ayo kita periksa mereka ke rumah sakit. Aku tidak bisa tenang sampai kau datang. Tadinya, aku ingin pergi terlebih dahulu karena tidak sabar menunggumu. Tapi, aku rasa kita memang harus pergi bersama,” ungkap Alesha pada Vero dengan banjir air mata saat ini.“Katakan padaku bahwa semua ini tidak benar, Al. Katakan sekali lagi bahwa kabar ini semuanya bohong. Dia hanya ingin membuatku merasa bersalah dan kembali padanya. Bukan kah begitu?” tanya Vero pula dengan deraian air mata tak berhenti sejak tadi.Alesha masih berusaha membujuknya untuk berdiri, karena saat ini Vero masih duduk di lantai aspal yang keras. Panasnya aspal itu tidak lagi dirasakan oleh Vero karena pikirannya entah sudah ke ma

  • Skandal Panas Sang CEO   Akan Tinggal Bersama Daddy

    Sebenarnya Vero mengetahui semua itu dari mulut Rayhan langsung ketika pria itu mabuk dan pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah lima tahun berpisah. Vero tidak punya alasan untuk tidak percaya pada semua yang diucapkan Rayhan pada saat itu.Jadi, dia mengatakan yang sebenarnya kepada William saat ini karena merasa putranya berhak tahu yang sesungguhnya. Tidak ada lagi dusta yang ingin Vero rajut dalam hidupnya saat ini. Terlalu banyak kebohongan dan juga kepalsuan sehingga membuatnya menjadi tidak berdaya.“Sekarang, apa yang terjadi pada ayahku itu?” tanya William setelah beberapa saat mereka saling berdiam diri di dalam kendaraan roda empat itu.“Dia pingsan dan tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Tapi, dia memang sedang dalam keadaan yang tidak baik sejak kemarin.” Vero menjawab dengan tegas dan juga keyakinan penuh.“Dari mana Mami tahu kalau dia dalam keadaan yang tidak sehat?” tanya William mulai menginterogasi ibunya itu.“Aku merawatnya semalaman, Willy! Aku ada di

  • Skandal Panas Sang CEO   Bayar dengan Tubuhmu!

    “Kau mau ke mana?” tanya Marco dan menghalangi langkah Vero.“Aku ada urusan penting. Untuk sekali ini, aku meminta tolong padamu untuk menjaga William,” jawab Vero yang hatinya sudah semakin hambar kepada lelaki di hadapannya itu.“Aku melarangmu pergi!” seru Marco dengan nada tegas.“Kau tidak berhak melarangku!” balas Vero pula tak kalah tegas.“Tentu saja aku berhak. Itu ada di dalam surat perjanjian kita di nomor delapan. Pihak pertama berhak meminta atau melarang pihak kedua dalam satu hal yang terjadi di kemudian hari,” jelas Marco membacakan lagi isi perjanjian pernikahan yang sudah mereka tanda tangani bersama.Vero terdiam dan tidak bergeming sedikit pun setelah mendengar penjelasan dari Marco itu. Memang benar seperti yang Marco katakan itu dan tidak bisa dipungkirinya lagi. Namun, tetap saja Vero tidak bisa untuk tidak pergi kali ini karena Rayhan dalam bahaya.Dia tidak tahu apa dan bagaimana keadaan pria itu sekarang dan dari nada bicaranya Alesha tadi, jelas Vero menget

  • Skandal Panas Sang CEO   Tidak Ada Kabar

    Sebuah tamparan mendarat di pipi Marco untuk pertama kalinya, dan tangan Vero lah yang sudah memberikan tanda kemerahan berbentuk jari di sana. Semua itu reflek dilakukan oleh Vero karena merasa tidak terima dengan ucapan yang dilontarkan Marco.“Kau menamparku, Vero?” tanya Marco tak percaya.Sebelah tangannya menahan rasa perih di pipi yang masih berbekas kemarahan itu. Sedikit meringis menahan rasa sakit yang tidak bisa dipungkirinya, Marco masih menatap nyalang pada Vero.“Itu pantas untuk kau dapatkan, Marc! Ucapanmu itu sudah sangat keterlaluan dan tidak bisa aku terima!”“Bukan kah semua itu benar? Kau sudah bermalam dengannya dan menghabiskan malam penuh gairah bukan? Siapa dia? Dia hanya mantan suamimu dan kau rela memberikan tubuhmu padanya. Lalu, siapa aku? Aku adalah suamimu dan seharusnya aku yang lebih berhak atas dirimu,” ungkap Marco dengan sangat berang menatap Vero.Sekali lagi hati Vero terasa dicabik-cabik saat mendengar ucapan Marco yang tak beralasan itu. Dia mem

  • Skandal Panas Sang CEO   Layani Aku!

    “Apa yang terjadi di sana semalaman?”“Tidak terjadi apa-apa. Tolong jangan membahas hal itu lagi, Marc! Aku tidak ingin membahasnya.”“Tapi, aku dan William mencemaskanmu semalaman. Tidak adakah hal yang ingin kau jelaskan pada kami?”“Tidak ada yang perlu dijelaskan dan tidak ada yang perlu kau tahu. Bukan kah sejak awal sudah kita sepakati bahwa tidak akan mencampuri urusan pribadi masing-masing? Aku tidak pernah bertanya hal pribadimu dan tidak pernah ikut campur, Marc. Jadi, tolong jangan melewati batasanmu!” ungkap Vero dengan nada tegas dan baru kali ini dia berbicara seperti itu kepada Marco.Cukup terkejut Marco mendengar ocehan yang dilontarkan oleh Vero beberapa detik lalu itu. Namun, saat ini dia jelas tidak bisa mendebat wanita yang kini duduk di sisi ranjangnya. Marco memang sengaja meminta izin untuk masuk ke dalam kamar Vero untuk berbicara empat mata.Mereka sudah sampai di rumah setengah jam yang lalu dan nyaris tidak ada percakapan selama dalam perjalanan pulang. Ha

  • Skandal Panas Sang CEO   Berat Melepasmu

    “Bagaimana sekarang, Sayang? Aku tidak mau Vero terluka dengan niat Rayhan itu. Aku juga tidak ingin membuat Rayhan tersisksa dengan hubungan mereka yang justru memburuk setelah bertemu dari perpisahan yang sangat lama ini,” ungkap Alesha yang menahan langkahnya di pertengahan anak tangga.“Tenanglah, Sayang. Jangan memikirkan hal yang terlalu jauh untuk saat ini. Mungkin tuan muda hanya merasa emosi saat ini.” Petrus mencoba menenangkan Alesha dari dugaannya itu.“Apa kau pikir dia tidak akan benar-benar merebut Richard dari Vero?” tanya Alesha sedikit ragu.“Aku berharap itu tidak akan terjadi. Tuan muda bahkan tidak melirik putranya sama sekali tadi,” jawab Petrus pula dan mengingat sikap dingin Rayhan pada William tadi.“Itu tidak bisa menjadi acuan bahwa dia tidak peduli dan tidak menginginkan putranya, Sayang.”“Aku akan mencoba untuk membujuknya dan memberikan saran yang lain.”“Saran apa? Aku tahu bahwa Vero adalah wanita yang keras kepala dan dia tidak akan mengubah keputusa

  • Skandal Panas Sang CEO   Merebut Putraku Kembali

    Rayhan menghentikan tangannya yang hendak menuangkan air hangat ke dalam gelas. Sorot matanya tajam menatap ke arah Vero. Wanita itu terlihat begitu terkejut mendapatkan tatapan seperti itu dari Rayhan. Tatapan yang tajam dan seakan ingin mengoyak jantung Vero saat ini juga.“Kau siapa? Beraninya kau memerintahku di rumahku sendiri!” seru Rayhan dengan sinis.Tidak pernah sebelumnya Vero berpikir jika pria itu akan mengatakan hal sekasar itu padanya. Namun, tetap saja Vero tidak boleh gentar dan terlihat begitu lemah. Dia tersenyum tipis pada lelaki yang baru saja ingin dirawatnya sepenuh hati. “Aku memang bukan siapa-siapa di sini. Baiklah, kalau begitu aku akan segera pamit. Aku tidak ingin terlalu lama di sini dan membuat suamiku menunggu!”“Suami yang bahkan tidak pernah menyentuhmu?” tanya Rayhan dengan nada mengejek.“Kau tahu apa tentang rumah tanggaku dengan istriku?” tanya sebuah suara yang entah sejak kapan berada di dalam ruangan itu bersama mereka.Vero mengalihkan pandang

  • Skandal Panas Sang CEO   Tidak Mengizinkanmu!

    Mata Alesha bergerak ke arah anak tangga dan melihat jika di sana Rayhan sudah berhenti mengayunkan langkah kakinya saat mendengar ucapan Vero tadi. Wajah Rayhan tampak merah padam yang mungkin saja kini sedang merasa marah atau kecewa tingkat tinggi pada Vero.“Jangan katakan itu, Vero sayang. Kau tidak bisa mengeluarkan kata-kata palsu seperti itu, dan aku tahu apa yang sebenarnya kau rasakan!” ucap Alesha berusaha membuat Vero mengubah pengakuannya. Dia ingin Vero akhirnya jujur pada perasaannya sendiri tanpa disadarinya.“Tidak, Alesha. Aku tidak lagi mencintainya dan aku tidak ingin lagi kembali bersamanya. Aku sudah bahagia dengan suami dan putraku saat ini. Aku ingin menjalani hidup yang normal seperti yang selalu aku inginkan sejak dulu. Aku mendapatkan semuanya saat aku bersama Marco,” ungkap Vero pula dan dengan helaan napas yang terasa berat dia memaksakan tersenyum.“Kau hanya merasa nyaman dan tenang karena tidak ada yang menghantuimu dengan status. Tapi, kau tidak pernah

DMCA.com Protection Status