Beranda / CEO / Skandal Panas Sang CEO / Berhutang Penjelasan

Share

Berhutang Penjelasan

Penulis: icher
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Deris tidak bisa menahan rasa cemas dan khawatirnya saat mendengar ucapan Ramon tadi. Sejak itu, dai tidak lagi bisa tenang berada di sisi Ramon. Hal itu membuat Ramon merasa curiga kepada bawahannya itu. Semua karena tidak ada lagi yang bisa dia percaya selama ini selain Deris, tapi baru saja pria itu mengatakan bahwa orang yang paling dipercaya adalah orang yang paling berpotensi untuk menyakiti atau mengkhianati.

Meskipun begitu, Ramon tidak ingin memperlihatkan kecurigaannya itu dan membuat Deris waspada kepadanya. Hal itu bisa saja terjadi jika benar Deris sudah melakukan kesalahan pada dirinya dan sekarang mencoba untuk menutupi dari dirinya.

“Kita sudah sampai, Tuan Muda.” Deris berkata dengan suara yang lembut.

Ramon tampak sedang tertidur di bangkunya sejak tadi dan itu membuat Deris sedikit takut untuk mengganggunya. Namun, mereka benar-benar sudah sampai sekarang di landasan pribadi milik keluarga Ramon.

“Benarkah? Kenapa rasanya baru saja terbang?” tanya Ramon santai dan n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
N.A.W
tambahin babnya thoorr... semangaatt
goodnovel comment avatar
Maranta Karoshi
semoga hasil tes DNA nya asli yaa.. walaupun ramon gabsa sama vero, tp tetap berharap dia dpt yg terbaik utk hidupnya sendiri.. kasian kan kalo hrs ngebesarin ank laki2 lain yg trnyata bkn ank dia n’ dia jg gatau kbnrannya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Skandal Panas Sang CEO   Baby Sweet?

    Setelah Miana keluar dari dalam kamar itu, Ramon menghela napas lega dan terdengar sangat berat. Dengan kedua tangan yang menopang bagian belakang kepalanya, Ramon menatap langit-langit kamar yang tampak sangat indah dengan plafon berwarna dari lampu hias di dalamnya.“Apa yang aku takutkan sebenarnya? Apakah aku takut jika memang Miana sudah mengkhianati aku? Atau aku takut jika ternyata Angela memanglah putri kandungku? Apa sebenarnya yang aku inginkan saat ini?”Banyak pertanyaan yang kini menari di dalam pikiran Ramon, tapi dia sendiri tidak tahu apa jawabannya. Seperti orang yang benar-benar kehilangan arah dan tujuan, Ramon tidak tahu harus ke mana dan melakukan apa.“Aku tidak punya pilihan lain untuk saat ini. Sepertinya, tes DNA pada Angela memang harus aku lakukan untuk menenangkan pikiranku. Rayhan dan Vero berkata seperti itu, tidak mungkin tanpa alasan dan sebab yang jelas. Mereka pasti tahu sesuatu, tapi enggan membongkarnya langsung padaku,” gumam Ramon sekali lagi yang

  • Skandal Panas Sang CEO   Rambut Baby Angela

    Tanpa dua orang wanita yang bekerja sebagai pengasuh itu ketahui, bahwa di tangannya yang kini berada di dalam kantong, Ramon memegang sehelai rambut milik Angela yang tadi dia ambil dari bantal mahkota bayi itu. Dia memegangnya dengan sangat hati-hati seolah itu adalah hal yang paling dan sangat berharga baginya untuk saat ini.“Aku harus segera memeriksakan ini ke rumah sakit tanpa sepengetahuan siapapun,” gumam Ramon dan segera keluar dari kamar Angela.Sementara dua perawat itu tampak langsung sigap membersihkan tempat tidur sang bayi karena sudah mendapatkan teguran langsung dari Ramon. Mereka jarang mendengar Ramon berbicara, apalagi sampai menegur seperti itu. Jadi, saat ini mereka benar-benar takut untuk bertindak ceroboh.“Apa yang baru saja kita lakukan? Untung saja tuan muda tidak murka dan menghukum kita karena tidak memperhatikan kebersihan tempat tidur baby Sweet,” ucap Yohanna dengan masih memperhatikan barang kali masih ada benda atau debu yang menempel di tempat tidur

  • Skandal Panas Sang CEO   Miana dan Deris?

    Miana dan Deris saling berpandangan dengan penuh keheranan dan rasa curiga. Tidak biasanya Ramon pergi sendirian tanpa Deris di sisinya. Apalagi, memang tingkah Ramon terlihat sangat mencurigakan bagi Miana semenjak pulang dari spanyol.“Kau tahu apa yang terjadi sebenarnya?” tanya Miana saat mobil lamborgini milik suaminya itu sudah keluar dari pekarangan.“Aku tidak tahu, Nyonya. Tapi, sejak jalan kembali tuan muda memang tampak berubah,” jawab Deris berterus terang kepada Miana.“Jangan bilang kalau kau juga tidak bersamanya selama dia di sana!” seru Miana menatap tajam pada Deris.“A-aku ... aku tidak bisa bertindak ceroboh, Nyonya. Tuan muda memang tidak ingin ditemani dan tidak ingin diganggu. Dia hanya akan memintaku mengantarnya jika itu bertemu klien, ke perusahaan, atau pulang ke apartemen,” ungkap Deris yang sudah mencoba berterus terang kepada Miana pada saat ini.“Sial! Kenapa kau bodoh sekali? Aku sudah katakan kalau kau harus mengikuti dia ke mana saja dia pergi, Deris!

  • Skandal Panas Sang CEO   Panggil Aku Sayang

    “Periksa kedua rambut ini dan segera beri tahu aku hasilnya!” titah Ramon pada seorang dokter laki-laki tua di hadapannya saat ini.“Rambut siapa ini, Ramon?” tanya dokter itu dengan kening berkerut.“Milikku dan putriku,” jawabnya singkat tapi jujur.“Apa? Kenapa kau ingin melakukan tes DNA dengan putrimu? Apa kau meragukannya sebagai darah dagingmu, Nak?” tanya dokter yang bernama Bobby itu.“Tidak, Paman. Awalnya aku tidak ragu sama sekali, sampai seseorang mengatakan sesuatu yang membuat keyakinanku menjadi goyah,” terang Ramon yang menjawab pertanyaan Bobby dengan sopan dan lembut.Pria tua itu cukup terkejut saat mendengar cara dan nada bicara Ramon kepadanya. Tidak seperti biasanya dan hal itu justru membuat Bobby merasa tidak tenang. Ada hal apakah yang sekiranya hingga membuat Ramon berubah seperti itu. Pendiriannya juga tidak seperti itu dulunya, sampai dia bisa berbicara dan memanggi Bobby dengan kata paman.Hal yang belum pernah selama ini dia katakan pada Bobby, mengingat

  • Skandal Panas Sang CEO   Bercinta Tanpa Henti

    Gerakan tubuh keduanya langsung membuat air dalam bak mandi itu beriak dan bahkan sampai melimpah keluar. Seperti orang yang baru saja menikmati kehidupan dan cinta yang baru dalam hidup, mereka tak berhenti mengumbar cinta dan mencurahkan semua perasaannya dalam setiap gerakan dan desahan yang terkadang mengerang penuh kenikmatan.“Ouugghh ... nikmat sekali, Sayang. Aku akan sampai lagi!” erang Rayhan dan mempercepat gerakannya pada tubuh Vero.Kini, posisi mereka sudah berganti dari yang pertama tadi saat Rayhan menaikkan tubuh semok Vero ke atas pangkuannya. Saat ini posisi Vero menahan tubuh dengan lutut dan tangannya terlipat pada kepala bak itu. Seperti menyandar tapi tidak menyandar sepenuhnya dan Rayhan berlutut pula di belakangnya untuk bekerja keras menghasilkan desahan dan gairah cinta.“Lebih cepat, Ray! Aku sudah tidak tahan lagi sekarang, lututku sakit.” Vero merengek dengan nada yang memelas dan terdengar sangat manja.“Ini sudah sampai, Sayang. Oouuugghh ... yeaaahh!”

  • Skandal Panas Sang CEO   Merayu Tuannya

    Rayhan masih tak bisa berhenti terkekeh karena berhasil membuat Vero merasa kesal. Semua itu hanya karena satu kata saja yaitu ‘sahabat’ yang mana saat mereka bicara tadi, Rayhan menyebut Vero sebagai sahabat. Tentu saja hal itu membuat Vero merasa kesal dan tak berhenti untuk mengomel sepanjang perjalanan.Saat ini, sepasang calon suami istri itu sedang menuju sebuah butik terkenal dan sangat mahal di negaranya. Tidak ada yang bisa masuk kecuali pelanggan VVIP yang salah satunya adalah Rayhan. Itu semua karena mereka akan melakukan pengukuran dan pencocokan baju pengantin tentunya.“Bisakah kau berhenti tertawa, Ray? Itu sudah terlalu lama dan kau tidak merasakan keram pada mulutmu?” tanya Vero yang masih dengan nada kesal.“Tidak. Aku masih terbayang wajah lucumu yang menggemaskan saat marah. Apalagi seperti yang sekarang ini,” jawab Rayhan yang seperti sedang berusaha untuk berhenti terkekeh.“Kalau kau tidak berhenti tertawa dan terkekeh seperti itu, aku tidak akan turun dari mobi

  • Skandal Panas Sang CEO   Pembalasan Vero!

    Vero mendengarnya dan merasa sedikit terluka, tapi dia sadar bahwa penampilannya saat ini memang jauh dari kata mewah. Vero hanya mengenakan hotpants pendek dan juga kaos oblong berwarna putih. Sendal jepit dan sebuah tas kecil yang disandangnya untuk menyimpan dompet beserta ponselnya.Jelas dua benda itu tidak bisa jauh dari Vero, meskipun dia pergi bersama dengan Rayhan saat ini. Namun, dompet menyimpan banyak kartu penting yang mungkin saja diperlukannya nanti. Selain itu, Vero juga tidak bisa jauh dari ponsel apalagi saat berada di luar rumah seperti sekarang. Dia tidak bisa tenang jika dalam setengah jam tidak mendapatkan foto atau video terbaru putranya.“Jangan dengarkan yang mereka katakan. Biarkan saja karena aku sendiri tidak merasa tersinggung,” bisik Vero saat mengetahui bahwa Rayhan juga mendengarnya dan ingin menegur wanita itu.“Kau tidak tersinggung dengan yang dia katakan?” tanya Rayhan setengah tak percaya.“Tidak sama sekali. Semua itu pasti dia liat dari penampila

  • Skandal Panas Sang CEO   Menahannya Sedikit.

    “Kau dengar yang baru saja dia katakan? Su-suami?”“Iya. Aku mendengarnya dengan sangat jelas. Belanja sekian banyak, dia juga akan membayarnya sendiri? Aku tidak mengira kalau dia akan sekaya itu.”“Kau benar. Diliat dari penampilannya, dia seperti gembel yang sedang memoroti seorang pria kaya. Tapi, ternyata dia lebih kaya dari yang kita duga.”“Kalau begitu, cepat ambil pesanan kita dan segera pergi. Meskipun mungkin mereka tidak mendengar sejak tadi kita membicarakan mereka, tapi aku merasa malu sendiri jika mereka melihat kita.”“Baiklah. Ayo segera ke bagian kasir yang di sana.”Dua orang wanita itu berjalan dengan gugup dan tak menoleh ke kiri ataupun ke kanan. Di dalam butik itu, ada dua kasir yang berlawanan arah. Mereka lebih memilih ke kasir lain dari pada ke kasir yang sama dengan tempat Vero dan Rayhan berdiri sekarang.Pendengaran Vero yang tajam mendengar dengan jelas semua yang mereka berdua katakan dan wanita itu hanya bisa tersenyum dengan geli. Bagaimana orang selal

Bab terbaru

  • Skandal Panas Sang CEO   Kembali untuk Cinta (END)

    Mereka sudah sampai di rumah sakit dan langsung mencari keberadaan Petrus dan juga Rayhan. Vero adalah yang paling panik karena Rayhan ternyata tidak ada di sana. Lelaki itu sudah langsung dipindahkan dan diberangkatkan menggunakan jet pribadi ke Amerika.Sementara Petrus sudah melewati masa-masa kritisnya dan hal itu membuat Alesha merasa tenang. Tidak ada yang bisa dia lakukan untuk Vero saat ini selain memberikan penghiburan saja. Petrus juga tidak berani mengatakan di mana alamat Rayhan dirawat di Amerika kepada Vero.“Sayang ... tenang dan sabarlah menunggu. Semoga ada kabar baik tentang Rayhan sebentar lagia dari dokternya,” ucap Alesha yang ingin menghibur Vero dalam hal ini.Sudah tiga hari sejak Petrus sadarkan diri dan masih dirawat dengan intensif di rumah sakit itu. Alesha selalu menemani suaminya itu tanpa henti dan begitu pula Vero yang setiap hari datang ke sana untuk mencari tahu kabar tentang Rayhan.“Aku akan sabar menunggu dan tidak akan bosan datang ke sini untuk b

  • Skandal Panas Sang CEO   Kekuatan Cinta

    Tubuh Vero merosot ke lantai aspal saat mendengar yang baru saja dikatakan dan dijelaskan oleh Alesha. Dia sudah keluar dari dalam mobil dan mencoba menenangkan Alesha yang tampak sangat cemas dan juga takut. Akan tetapi, saat ini justru dia lah yang tampak paling terguncang.“Vero, ayo bangun! Ayo kita periksa mereka ke rumah sakit. Aku tidak bisa tenang sampai kau datang. Tadinya, aku ingin pergi terlebih dahulu karena tidak sabar menunggumu. Tapi, aku rasa kita memang harus pergi bersama,” ungkap Alesha pada Vero dengan banjir air mata saat ini.“Katakan padaku bahwa semua ini tidak benar, Al. Katakan sekali lagi bahwa kabar ini semuanya bohong. Dia hanya ingin membuatku merasa bersalah dan kembali padanya. Bukan kah begitu?” tanya Vero pula dengan deraian air mata tak berhenti sejak tadi.Alesha masih berusaha membujuknya untuk berdiri, karena saat ini Vero masih duduk di lantai aspal yang keras. Panasnya aspal itu tidak lagi dirasakan oleh Vero karena pikirannya entah sudah ke ma

  • Skandal Panas Sang CEO   Akan Tinggal Bersama Daddy

    Sebenarnya Vero mengetahui semua itu dari mulut Rayhan langsung ketika pria itu mabuk dan pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah lima tahun berpisah. Vero tidak punya alasan untuk tidak percaya pada semua yang diucapkan Rayhan pada saat itu.Jadi, dia mengatakan yang sebenarnya kepada William saat ini karena merasa putranya berhak tahu yang sesungguhnya. Tidak ada lagi dusta yang ingin Vero rajut dalam hidupnya saat ini. Terlalu banyak kebohongan dan juga kepalsuan sehingga membuatnya menjadi tidak berdaya.“Sekarang, apa yang terjadi pada ayahku itu?” tanya William setelah beberapa saat mereka saling berdiam diri di dalam kendaraan roda empat itu.“Dia pingsan dan tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Tapi, dia memang sedang dalam keadaan yang tidak baik sejak kemarin.” Vero menjawab dengan tegas dan juga keyakinan penuh.“Dari mana Mami tahu kalau dia dalam keadaan yang tidak sehat?” tanya William mulai menginterogasi ibunya itu.“Aku merawatnya semalaman, Willy! Aku ada di

  • Skandal Panas Sang CEO   Bayar dengan Tubuhmu!

    “Kau mau ke mana?” tanya Marco dan menghalangi langkah Vero.“Aku ada urusan penting. Untuk sekali ini, aku meminta tolong padamu untuk menjaga William,” jawab Vero yang hatinya sudah semakin hambar kepada lelaki di hadapannya itu.“Aku melarangmu pergi!” seru Marco dengan nada tegas.“Kau tidak berhak melarangku!” balas Vero pula tak kalah tegas.“Tentu saja aku berhak. Itu ada di dalam surat perjanjian kita di nomor delapan. Pihak pertama berhak meminta atau melarang pihak kedua dalam satu hal yang terjadi di kemudian hari,” jelas Marco membacakan lagi isi perjanjian pernikahan yang sudah mereka tanda tangani bersama.Vero terdiam dan tidak bergeming sedikit pun setelah mendengar penjelasan dari Marco itu. Memang benar seperti yang Marco katakan itu dan tidak bisa dipungkirinya lagi. Namun, tetap saja Vero tidak bisa untuk tidak pergi kali ini karena Rayhan dalam bahaya.Dia tidak tahu apa dan bagaimana keadaan pria itu sekarang dan dari nada bicaranya Alesha tadi, jelas Vero menget

  • Skandal Panas Sang CEO   Tidak Ada Kabar

    Sebuah tamparan mendarat di pipi Marco untuk pertama kalinya, dan tangan Vero lah yang sudah memberikan tanda kemerahan berbentuk jari di sana. Semua itu reflek dilakukan oleh Vero karena merasa tidak terima dengan ucapan yang dilontarkan Marco.“Kau menamparku, Vero?” tanya Marco tak percaya.Sebelah tangannya menahan rasa perih di pipi yang masih berbekas kemarahan itu. Sedikit meringis menahan rasa sakit yang tidak bisa dipungkirinya, Marco masih menatap nyalang pada Vero.“Itu pantas untuk kau dapatkan, Marc! Ucapanmu itu sudah sangat keterlaluan dan tidak bisa aku terima!”“Bukan kah semua itu benar? Kau sudah bermalam dengannya dan menghabiskan malam penuh gairah bukan? Siapa dia? Dia hanya mantan suamimu dan kau rela memberikan tubuhmu padanya. Lalu, siapa aku? Aku adalah suamimu dan seharusnya aku yang lebih berhak atas dirimu,” ungkap Marco dengan sangat berang menatap Vero.Sekali lagi hati Vero terasa dicabik-cabik saat mendengar ucapan Marco yang tak beralasan itu. Dia mem

  • Skandal Panas Sang CEO   Layani Aku!

    “Apa yang terjadi di sana semalaman?”“Tidak terjadi apa-apa. Tolong jangan membahas hal itu lagi, Marc! Aku tidak ingin membahasnya.”“Tapi, aku dan William mencemaskanmu semalaman. Tidak adakah hal yang ingin kau jelaskan pada kami?”“Tidak ada yang perlu dijelaskan dan tidak ada yang perlu kau tahu. Bukan kah sejak awal sudah kita sepakati bahwa tidak akan mencampuri urusan pribadi masing-masing? Aku tidak pernah bertanya hal pribadimu dan tidak pernah ikut campur, Marc. Jadi, tolong jangan melewati batasanmu!” ungkap Vero dengan nada tegas dan baru kali ini dia berbicara seperti itu kepada Marco.Cukup terkejut Marco mendengar ocehan yang dilontarkan oleh Vero beberapa detik lalu itu. Namun, saat ini dia jelas tidak bisa mendebat wanita yang kini duduk di sisi ranjangnya. Marco memang sengaja meminta izin untuk masuk ke dalam kamar Vero untuk berbicara empat mata.Mereka sudah sampai di rumah setengah jam yang lalu dan nyaris tidak ada percakapan selama dalam perjalanan pulang. Ha

  • Skandal Panas Sang CEO   Berat Melepasmu

    “Bagaimana sekarang, Sayang? Aku tidak mau Vero terluka dengan niat Rayhan itu. Aku juga tidak ingin membuat Rayhan tersisksa dengan hubungan mereka yang justru memburuk setelah bertemu dari perpisahan yang sangat lama ini,” ungkap Alesha yang menahan langkahnya di pertengahan anak tangga.“Tenanglah, Sayang. Jangan memikirkan hal yang terlalu jauh untuk saat ini. Mungkin tuan muda hanya merasa emosi saat ini.” Petrus mencoba menenangkan Alesha dari dugaannya itu.“Apa kau pikir dia tidak akan benar-benar merebut Richard dari Vero?” tanya Alesha sedikit ragu.“Aku berharap itu tidak akan terjadi. Tuan muda bahkan tidak melirik putranya sama sekali tadi,” jawab Petrus pula dan mengingat sikap dingin Rayhan pada William tadi.“Itu tidak bisa menjadi acuan bahwa dia tidak peduli dan tidak menginginkan putranya, Sayang.”“Aku akan mencoba untuk membujuknya dan memberikan saran yang lain.”“Saran apa? Aku tahu bahwa Vero adalah wanita yang keras kepala dan dia tidak akan mengubah keputusa

  • Skandal Panas Sang CEO   Merebut Putraku Kembali

    Rayhan menghentikan tangannya yang hendak menuangkan air hangat ke dalam gelas. Sorot matanya tajam menatap ke arah Vero. Wanita itu terlihat begitu terkejut mendapatkan tatapan seperti itu dari Rayhan. Tatapan yang tajam dan seakan ingin mengoyak jantung Vero saat ini juga.“Kau siapa? Beraninya kau memerintahku di rumahku sendiri!” seru Rayhan dengan sinis.Tidak pernah sebelumnya Vero berpikir jika pria itu akan mengatakan hal sekasar itu padanya. Namun, tetap saja Vero tidak boleh gentar dan terlihat begitu lemah. Dia tersenyum tipis pada lelaki yang baru saja ingin dirawatnya sepenuh hati. “Aku memang bukan siapa-siapa di sini. Baiklah, kalau begitu aku akan segera pamit. Aku tidak ingin terlalu lama di sini dan membuat suamiku menunggu!”“Suami yang bahkan tidak pernah menyentuhmu?” tanya Rayhan dengan nada mengejek.“Kau tahu apa tentang rumah tanggaku dengan istriku?” tanya sebuah suara yang entah sejak kapan berada di dalam ruangan itu bersama mereka.Vero mengalihkan pandang

  • Skandal Panas Sang CEO   Tidak Mengizinkanmu!

    Mata Alesha bergerak ke arah anak tangga dan melihat jika di sana Rayhan sudah berhenti mengayunkan langkah kakinya saat mendengar ucapan Vero tadi. Wajah Rayhan tampak merah padam yang mungkin saja kini sedang merasa marah atau kecewa tingkat tinggi pada Vero.“Jangan katakan itu, Vero sayang. Kau tidak bisa mengeluarkan kata-kata palsu seperti itu, dan aku tahu apa yang sebenarnya kau rasakan!” ucap Alesha berusaha membuat Vero mengubah pengakuannya. Dia ingin Vero akhirnya jujur pada perasaannya sendiri tanpa disadarinya.“Tidak, Alesha. Aku tidak lagi mencintainya dan aku tidak ingin lagi kembali bersamanya. Aku sudah bahagia dengan suami dan putraku saat ini. Aku ingin menjalani hidup yang normal seperti yang selalu aku inginkan sejak dulu. Aku mendapatkan semuanya saat aku bersama Marco,” ungkap Vero pula dan dengan helaan napas yang terasa berat dia memaksakan tersenyum.“Kau hanya merasa nyaman dan tenang karena tidak ada yang menghantuimu dengan status. Tapi, kau tidak pernah

DMCA.com Protection Status