Share

03

Author: Fikul 07
last update Last Updated: 2022-09-23 19:55:26

"Ada apa? Apa ada masalah dengan mereka?" Tanya Nenek Neli yang penasaran dengan raut wajah Dokter Alvin.

Pria yang baru saja memeriksa kondisi Alona dan calon si jabang bayi. Menghela nafas. "Ada kemungkinan Ibu dan janin di dalam kandungannya tidak akan tertolong, selain karena usia kandungan yang belum siap untuk melahirkan di tambah mereka bukanlah Vampir murni, membuat racun yang di minum oleh ibunya membuat kondisi mereka jatuh ke kondisi kritis, " terangnya.

Nenek Neli terdiam sejenak, ia kemudian menoleh ke arah Alona yang tengah tertidur akibat obat bius yang di berikan oleh dokter Alvin. Beruntung, saat kejadian pria itu sedang menuju ke rumahnya untuk melakukan pemeriksaan rutin.

Jika tahu akan seperti ini, seharusnya ia mengurung wanita itu. Bahkan, jika perlu, dia seharusnya diikat agar tidak melakukan hal bodoh. Bila sudah seperti ini, apa yang harus ia katakan pada tuannya?

"Apa tak ada cara lain untuk menyelamatkan mereka?" Tanya Nenek Neli memastikan.

"Tidak ada, tapi mungkin aku bisa menyelamatkan salah satu dari mereka," Jawab Dokter Alvin.

"Kalau begitu, selamatkan saja bayinya," ucap Nenek Neli tanpa ragu, "aku yakin tuanku pasti akan menyetujui keputusanku."

"Siapa bilang aku akan menyetujui keputusanmu? Apa kamu sudah bosan hidup?"

Seketika tubuh Nenek Neli membeku setelah mendengar suara yang begitu mengintimidasi. Ia perlahan menoleh dan terkejut mendapati tuannya yang tampak tidak senang sama sekali, bahkan tatapannya terlihat ingin sekali mencincang tubuhnya.

Tanpa sadar, Nenek Neli meneguk salivanya kemudian langsung membungkuk bersama dokter Alvin yang sama-sama ketakutan.

Pria misterius itu berjalan dengan penuh kharisma. Kedua matanya menatap sedih pada sosok ibu hamil yang tengah terbaring tak berdaya. Hatinya terasa sangat sakit melihatnya seperti itu.

"Dokter Alvin," panggilnya.

"Iya tuanku."

"Jika aku memberikan darahku pada wanita itu, apakah kamu bisa menyelamatkan mereka?" Ujar pria itu tiba-tiba.

Mendengar ucapan Sang Tuan, membuat keduanya sangat terkejut, terutama Nenek Neli yang menentang keras akan hal itu. Wanita tua itu terus menyarankan untuk menyelamatkan si jabang bayi saja dan membiarkan Alona mati.

Tapi, tiba-tiba, tubuhnya di buat melayang dengan sebuah tangan besar yang mencekik kuat lehernya, kedua bola mata Nenek Neli terbeliak, ia terkejut dengan serangan tiba-tiba yang di lakukan oleh tuannya.

"Tu--an," nafas Nenek Neli semakin menyempit, kedua matanya menatap memohon, agar dirinya di ampuni.

Akan tetapi, hati pria misterius itu tampak tidak tergerak sedikit pun melihat penderitaan yang tengah di alami oleh Nenek Neli.

"Arrgh!!" Jerit kesakitan yang berasal dari dalam ruang persalinan, membuat pria misterius itu segera melepas cengkeramannya, lalu berlari menghampiri Alona. Dengan lembut, dia menggenggam tangan rapuh itu dengan erat. kemudian menoleh pada Dokter Alvin dan memintanya untuk menyelamatkan keduanya apapun yang terjadi.

Tak lama kemudian, suara tangis bayi yang baru lahir pun pecah, , tangisannya menggema, memenuhi seisi ruangan.

"Tuan, selamat atas kelahiran tuan muda. Saya yakin dia akan tumbuh tampan dan berkarisma seperti Anda," ucap Dokter Alvin dengan penuh suka cita sembari menyerahkan bayi kecil di tangannya pada Sang Tuan.

Meski membutuhkan banyak waktu, Dokter Alvin akhirnya berhasil menyelamatkan ibu dan anak itu dengan susah payah.

Walaupun Sang Tuan itu tidak memperlihatkan raut kebahagiaanya, namun semua orang tahu bahwa " Tuan " itu sangat bahagia karena bisa melihat pangeran kecilnya.

Setelah menatap wajah putranya sejenak, pria misterius itu berjalan, kemudian menyerahkan bayinya pada Nenek Neli yang tengah duduk di pojokan yang sejak tadi hanya terdiam memperhatikan.

"Neli."

"Iya Tuanku."

"Karena kamu adalah pengikut setiaku, maka kali ini aku akan mengampunimu dengan syarat: kamu harus menjaga mereka untukku. Jangan biarkan mereka terluka sedikit pun! Jika terjadi sesuatu pada mereka sedikit pun, maka kamu akan tahu akibatnya."

Air mata Nenek Neli keluar begitu saja, membasahi kedua pipinya, ia kemudian bersujud berterima kasih atas kesempatan kedua yang diberikan oleh tuannya. Wanita itu berjanji akan menjaga mereka dengan mempertaruhkan jiwa raganya.

"Bagus, kalau begitu ambillah, anggaplah dia sebagai cucumu sendiri. Lalu, jangan biarkan siapapun tahu bahwa anak ini lahir. "

Setelah memberikan bayinya pada Nenek Neli, pria misterius itu pun kemudian pergi menghilang begitu saja seperti hembusan angin.

****

"Kamu sudah sadar?" Tanya Nenek Neli pada Alona yang baru saja tersadar dari tidur panjangnya.

"Bagaimana dengan anakku?" Jawab Alona dengan sebuah pertanyaan.

Nenek Neli tersenyum lembut, ia kemudian membantu Alona bangkit, menyusun beberapa bantal agar wanita itu bisa duduk sembari bersandar dengan nyaman. Setelah selesai, ia kemudian menyerahkan bayi di pangkuannya pada Alona sembari memuji ketampanan bayi itu.

Alona tersenyum lalu menganggukkan kepalanya setuju, bayi laki-lakinya adalah bayi paling tampan yang belum pernah dilihatnya.

Tiba-tiba ia menyesal karena selalu mencoba mencelakakannya. Jika saja Nenek Neli tidak menyelamatkannya, mungkin roh nya akan gentayangan karena perasaan bersalahnya.

"Ngomong-ngomong, apa kamu sudah memiliki nama untuknya?" Tanya Nenek Neli tiba-tiba.

Alona terdiam berpikir sejenak, sebelumnya ia tak pernah berniat untuk melahirkan seorang bayi, jadi dia belum menentukan nama untuk bayinya ini. Namun, tiba-tiba sebuah nama terlintas dalam benaknya.

"Karena dia bagaikan Matahari di dalam hidupku, maka aku ingin menamainya ELIOS."

"ELIOS? Nama yang indah, sangat sesuai dengan bayimu," puji Nenek Neli dengan senyum ramah-tamahnya.

Menyadari bahwa ada yang aneh dengan sikap nenek tua di depannya, Alona tak bisa mengernyitkan dahinya. Pasalnya, wanita itu sangat dingin dan juga jutek, bahkan selama tinggal di rumah wanita tua itu, ia tak pernah melihatnya tersenyum sedikit pun.

Namun, melihat perubahan senyum ramah yang diberikannya, membuat Alona berpikir bahwa dirinya masih terjebak dalam dunia mimpi.

"Kenapa melihatku seperti itu? Apa kamu sangat mengagumi kecantikan wanita tua ini?" Tanya Nenek Neli yang sadar bahwa sejak tadi dirinya tengah diperhatikan.

"Bukan. Maaf, tapi apa aku sungguh hidup?" Tanya Alona.

"Aw!" Tiba-tiba Alona menjerit kesakitan ketika Nenek Neli mencubit pahanya dengan keras begitu saja. Alhasil, Elios yang tengah tertidur pun terbangun akibat suara jeritan dari Alona.

"Apa yang kamu lakukan?!" Tanya Alona dengan nada kesal sembari mencoba menenangkan putranya kembali.

"Bukankah kamu ingin memastikan bahwa kamu ini sudah sadar apa belum?" Tanya Nenek Neli dengan wajah tanpa dosanya.

Alona pun hanya bisa terdiam tak bisa berkata-kata. Bagaimana bisa wanita tua itu bersikap tidak bersalah seperti itu? Dasar wanita tak berperasaan!

Related chapters

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   04

    Meski Elios terlahir prematur, namun kondisinya bisa di bilang sehat seperti bayi normal pada umumnya, begitu pula dengan ibunya, Alona, meski membutuhkan waktu sedikit lama untuk sembuh total, namun ia bersyukur karena dirinya dan juga bayinya bisa melewati maut bersama-sama.Namun, Alona tak pernah menduga bahwa kekuatannya akan menghilang setelah melahirkan Elios, kini dirinya tampak seperti manusia pada umumnya, lemah dan tak berdaya. Bahkan untuk luka gores kecil pun ia harus menunggu selama satu minggu sampai hilang tak berbekas tak seperti saat dirinya masih setengah vampir, meski tak sekuat Vampir murni tetapi kekuatan regenerasinya cukup cepat dibandingkan manusia pada umunya.Kendati begitu, walaupun kekuatannya telah menghilang, namun Alona sangat senang atas kelahiran putranya, akan tetapi pikirannya mulai tak tenang, ia berpikir untuk pergi meninggalkan tempat itu, tapi ia tak tahu cara untuk melindungi putranya jika suatu hari mereka bertemu dengan orang jahat. " Tingga

    Last Updated : 2022-09-24
  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   05

    Alona pov.Jika tahu akan seperti ini, Alona tak akan membawa Elios pergi ke pasar, tapi nasi sudah menjadi bubur, kini perasaanya menjadi tak tenang karena belum menemukan keberadaan Elios dimana pun, terlebih lagi hari sudah hampir senja.Mau meminta tolong pun ia tak tahu harus pada siapa, sebab Paman Jensen pun tiba-tiba menjadi sulit untuk di temui.Padahal saat sedang memilih sayuran putranya itu masih ada di samping, namun setelah membayar, putranya sudah menghilang begitu saja." Elios, dimana kamu?! " Teriak Alona dengan kencang, sesekali ia menanyakan pada orang sekitar tentang keberadaan putranya, namun tak ada satu pun di antara mereka yang melihat atau pun tahu dimana keberadaan putranya.Tak terasa, hari sudah mulai gelap, tetapi ia masih belum menemukan Elios dimana pun.Alona yang mulai putus asa pun hanya bisa berjongkok sembari menangis dengan kencang layaknya seorang gadis yang kehilangan cintanya." Mama, kenapa kamu menangis di tempat seperti ini? "Kepala Alona m

    Last Updated : 2022-09-30
  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   06

    Entah kenapa kejadian yang menimpa Elios kemarin membuat Alona merasa tak nyaman bahkan membuatnya tak bisa tertidur sepanjang malam, karena setelah di pikir kembali, bagaimana bisa mereka pergi selama itu hanya untuk sebuah jepit? Terlebih lagi, pagi ini putranya tampak bertingkah aneh, seperti tengah menyembunyikan sesuatu.Firasatnya sebagai seorang ibu mengatakan bahwa telah terjadi sesuatu pada putranya kemarin.Tak ingin kecurigaan membunuh pikirannya, Alona kemudian memutuskan untuk mendatangi rumah paman Jensen dan memintanya untuk mengatakan yang sebenarnya.Namun setibanya di sana, Alona tertegun karena pria itu sedang tak ada di rumah" Mungkinkah mereka pergi ke suatu tempat? " Gumam Alona, setelah memastikan bahwa Paman Jensen dan anaknya tak ada di sana, Ia pun menghela nafas, kemudian memutuskan untuk pergi dari sana dan berniat untuk menanyakannya lain kali. Akan tetapi, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika mendengar suara gesekan benda dari arah dapur." Paman Jensen?

    Last Updated : 2022-10-25
  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   07

    Di sepanjang perjalanan mereka, Alona tak banyak bicara, ia hanya terdiam mengikuti setiap langkah Nenek Neli dan Paman Jensen yang membawa Elios di punggungnya dengan patuh layaknya seekor anak itik yang mengikuti setiap langkah kemana ibunya pergi.Setelah seharian mereka berjalan tanpa henti, Nenek Neli kemudian memutuskan untuk beristirahat di sebuah desa manusia yang terletak tak jauh di depan mereka. Selain karena hari sudah mulai gelap, di tambah ia sudah tak tega melihat kondisi Alona yang terlihat sangat kelelahan dan kecapekan itu.Setelah memasuki desa tersebut, Nenek Neli menyuruh Alona, Elios dan juga paman Jensen untuk beristirahat dan mengisi energi mereka di sebuah rumah makan sembari menunggu dirinya kembali untuk mencari penginapan untuk mereka tinggali malam ini.Dengan kompak, Alona, Elios dan Paman Jensen menganggukkan kepala mereka.Selepas Nenek Neli pergi. Mereka bertiga masuk dan langsung memesan makanan sebanyak-banyaknya, tentunya hanya Alona dan Elios yang

    Last Updated : 2022-10-26
  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   08

    Karena keselamatan Alona dan Elios adalah prioritas utama mereka, Nenek Neli kemudian meminta Paman Jensen untuk membawa dan melindungi mereka ke tempat aman.Paman Jensen pun langsung menganggukkan kepalanya kemudian membawa ibu dan anak itu menjauh dari Nenek Neli dan juga musuh mereka.Akan tetapi, salah satu dari ke enam musuh mencoba mengejar Alona, namun Nenek Neli yang memiliki kecepatan yang tak biasa, berhasil menghadang orang itu dan menyerangnya dengan api miliknya hingga tewas menjadi abu."Mau kemana? Lawan kalian adalah aku, " katanya lalu langsung membunuh satu persatu dari mereka hingga menyisakan satu orang yang tersisa.Keduanya saling bertukar pukulan dan juga kekuatan, hingga pada akhirnya tubuh Nenek Neli mundur beberapa langkah, bahkan dari mulutnya ia memuntahkan banyak darah.Nenek Neli pun tertegun, menatap pria berjubah putih di depannya, orang itu bukanlah Vampir biasa.Melihat musuhnya terkejut, pria berjubah putih itu kemudian membuka tudung kepalanya seja

    Last Updated : 2022-10-26
  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   09

    Seluruh tubuh Alona gemetar ketakutan, kedua kakinya terasa mati rasa, bahkan untuk berdiri pun terasa sangat sulit. Kendati begitu, dirinya harus melawan ketakutan itu demi putranya, Elios. Kedua tangannya memeluk erat tubuh mungil putranya sembari menatap pria di depannya dengan tatapan mewaspadai sekaligus memikirkan sebuah cara untuk bisa kabur dari pria es di depannya Di sisi lain, Si pria es yang melihat Alona ketakutan, menyunggingkan bibirnya, sudah lama dirinya tak sebahagia ini melihat mangsanya ketakutan.Akan tetapi, di detik berikutnya, raut wajahnya berubah menjadi kesal, karena meski ketakutan, wanita di depannya ini tampak memiliki tekad yang lebih besar dari pada ketakutannya, ia kemudian berjalan secepat angin dan langsung meraih leher Alona, mengangkat tubuhnya hingga kedua kakinya tak lagi menapak di tanah, kendati begitu, salah satu tangannya masih memeluk tubuh kecil putranya dengan erat, " Karena kamu adalah ibu yang begitu hebat, maka aku akan mengampuni mu, a

    Last Updated : 2022-10-31
  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   10

    " Alona sayang! Kemarilah! Ayo makan siang dulu! " Seru Kalina.Alona kecil yang tengah asik mengejar kupu-kupu di taman bunga menoleh lalu tersenyum manis, dengan gaun biru langitnya ia berlari kecil menghampiri sang ibu, membiarkan hembusan angin menggoyangkan rambut hitam panjangnya yang di biarkan terurai begitu saja, membuatnya tampak seperti sosok peri cantik nan mungil.Dari kejauhan, Kalina, ibu Alona tersenyum gemas dengan sosok putrinya yang tengah berlari lucu ke arahnya.Setibanya di hadapan sang ibu, Alona menyerahkan seikat bunga matahari yang begitu cantik lalu mengatakan bahwa itu adalah hadiah kecil darinya Kalina tersenyum bahagia sambil menerima bunga matahari itu dari tangan Alona, kemudian menyuruhnya duduk di samping sang Ayah yang tengah menikmati secangkir kopi panas dengan sebuah majalah koran di tangannya.Keluarga kecil itu tampak sangat bahagia, hingga tiba-tiba dari kejauhan, Alona kecil melihat sesosok wanita asing namun terasa akrab tengah tersenyum

    Last Updated : 2022-11-02
  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   11

    Enam bulan kemudian.Karena bingung harus pergi kemana, di tambah ia juga masih takut jika orang-orang berjubah hitam dan berjubah putih itu menyerangnya lagi, Alona akhirnya memutuskan mengambil tawaran Edward untuk tinggal bersama di rumahnya, tentunya semua itu tidak gratis sama sekali, sebagai gantinya ia harus berkerja sebagai pelayan di rumah itu, melayani segala keperluan yang di perlukan oleh pria itu.Sedangkan Elios, hanya di tugaskan untuk menemani Edward saja, entah itu membaca buku atau pun menemaninya berburu ke hutan. Akan tetapi, entah kenapa, Alona merasa bahwa Elios semakin hari semakin mirip dengan Edward, baik itu dengan tingkahnya maupun wajahnya, membuat Alona berpikir bahwa mereka adalah Ayah dan Anak sungguhan.Namun, ia selalu menepis pemikiran itu dengan keras, bagaimana bisa Tuannya itu adalah Ayah Elios, karena seingatnya, Ayah anaknya itu tak lebih dan tak kurang hanyalah seorang pria brengsek yang suka mengambil kesempatan dari seorang wanita y

    Last Updated : 2022-11-04

Latest chapter

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   147

    flashback" Mama, menurut mu aku bisa sekuat ayah? " Tutur Elios.Alona menolehkan kepalanya sedikit, menatap putranya yang terduduk di sampingnya di tepi danau, hembusan angin menerpa wajah mereka yang damai. Entah apa yang terjadi pada putranya hingga membuatnya tiba-tiba bertanya seperti ini, tapi Alona tidak terkejut sedikit pun karena ia sudah menduga bahwa akan ada pertanyaan seperti ini dari putranya. Sejujurnya Alona tidak begitu yakin dan juga tidak peduli putranya bisa sekuat ayahnya atau tidak, selama mereka bahagia, itu sudah lebih cukup, " entahlah, mungkin kamu bisa melampauinya. " Jawab Alona sambil tersenyum penuh arti.Elios menoleh menatap wajah ibunya, merasa tidak puas dengan jawaban yang di berikan oleh sang ibu, padahal dirinya sudah serius bertanya tapi wanita di sampingnya malah menganggap pertanyaannya adalah lelucon." Mama aku serius! " Ujar Elios dengan wajah serius.Alona tiba-tiba tergelak lalu mencubit kedua pipi putranya yang menurutnya ekspresin

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   146

    " Maaf mengganggu reuni kalian, tapi kita harus segera membunuh monster itu sebelum dia membunuh kita semua, " ujar Enes Tikta.Mendengar hal tersebut, ketiga pria itu pun langsung tersadar lalu menghentikan reuni antara guru dan kedua murid itu. Enes Tikta benar, sekarang bukanlah saatnya untuk reuni, bertukar rasa rindu apalagi membuat perhitungan pada salah satu muridnya yang sudah minta di hukum, karena itulah alasannya menyelamatkannya, tapi ia harus menyampingkan keinginannya itu karena di depan mereka ada musuh nyata yang harus mereka bereskan terlebih dahulu sebelum monster itu membunuh mereka semua. Akan tetapi membereskannya akan sangat sulit dan membutuhkan banyak waktu, mengingat rencana Enes Tikta yang merupakan mantan jendral nomor satu di bangsa vampir, hancur dalam hitungan menit saja.Jika rencana sang jendral no satu saja tidak bisa membunuh monster itu, lalu apa yang harus mereka lalukan sekarang?Apakah sungguh tak ada cara lain untuk mengalihkan perhatiannya

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   145

    Elios termenung melihat bagaimana monster itu merusak formasi yang sudah mereka rencanakan matang-matang hanya dalam hitungan detik saja hingga sebuah tangan besar menarik tangannya hingga tubuhnya membentur tanah cukup keras dan membuatnya langsung tersentak tersadar dari lamunannya. Ia menolehkan kepalanya dan seketika kedua bola matanya terbeliak ketika mendapati Tomi di sampingnya dan juga Lipe, keadaan keduanya tidak bisa di bilang baik tapi juga tidak terlalu buruk, kedua pakaian mereka compang camping dengan darah yang sudah kering. Melihat bahwa keduanya baik-baik saja, Elios sangat senang sekali dan tanpa sadar memeluk kedua pria itu dengan erat sambil menangis bahagia.Tomi dan Lipe saling terdiam lalu membuang muka satu sama lain." Belum satu tahun aku pergi dan kamu sudah cengeng seperti ini. Memalukan. " Ujarnya dengan dingin, tapi dari sorot matanya tak bisa di bohongi, dia, terlihat bahagia.Sebelumnya. . . . Saat Tomie menusuknya dari belakang, Lipe begitu marah da

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   144

    Sementara itu, Elios dan lainnya bersiap untuk menyerang monster itu dan setelah mengalahkannya mereka akan mencari keberadaan Tomi kembali.Menurut sang tetua, monster itu bukan berasal dari alam melainkan hasil penelitian dan eksperimen yang gagal ratusan tahun yang lalu. Seperti yang diketahui, dulu semua ras berlomba-lomba membangun pasukan yang kuat.Karena para Goblin tidak memiliki leluhur yang kuat seperti Noblesse, mereka memutuskan untuk membuat leluhur mereka sendiri dan menciptakan Era Goblin di mana merekalah yang akan berkuasa menguasai alam semesta ini.Tak peduli berapa ratus hewan yang menjadi bahan percobaan, semuanya gagak total, ada yang hanya bertahan tiga detik ada pula yang tidak bertahan sama sekali karena tak kuat menahan efek dari penggabungan tubuh dan darah dari jenis hewan yang berbeda.Kendati begitu, mereka tak menyerah begitu saja, hingga mereka akhirnya berhasil menciptakan monster yang kuat dan mengerikan, tubuh kulitnya sekeras baja beton yang berasa

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   143

    " Carles! Dimana kamu?! " Terdengar suara teriakan seroang pria dari kejauhan. Sontak membuat Zaiden dan yang lainnya spontan menoleh ke arah suara itu berasal. Sedangkan anak laki-laki itu terlihat senang mendengar suara itu dan langsung berlari begitu saja.Tak lama kemudian, sesosok pria tinggi muncul dari balik semak-semak dengan seorang wanita di sampingnya, raut kedua orang itu terlihat sangat khawatir, tapi kekhawatiran itu berubah menjadi kelegaan ketika mereka menemukan apa yang mereka cari.Akan tetapi, di detik berikutnya tubuh mereka tertegun menatap sosok pria yang tak asing di mata mereka. Suasana pun berubah menjadi sangat canggung, ketiganya terdiam dan saling menatap satu sama lain. Hingga. . ." Teresa? Regas?! Apa ini benar kalian? " Kata-kata itu spontan keluar dari mulut Zaiden yang menganga, ia tak percaya dengan apa yang dilihat oleh kedua mata kepalanya sendiri, dua orang yang paling ia benci, kini berdiri tepat di depan matanya sendiri.Tunggu? Jika mereka b

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   142

    Sementara itu Zaiden dan bala tentaranya malah mendapatkan masalah ketika mereka salah memilih jalan dan malah berujung tersesat di hutan belantara padahal mereka tengah buru-buru untuk menyelamatkan tuan putri mereka.Namun, insiden ini sungguh tidak terduga sama sekali lebih parahnya lagi tak ada satupun dari mereka yang mengenali tempat ini sama sekali.Zaiden pun merasa sangat frustasi sekaligus merasa sangat bersalah karena gagal melindungi putrinya, sekarang, apa yang harus ia lakukan? Jika terus seperti ini, takutnya hal buruk sudah menimpa putrinya. " Yang mulia!!! Ada hewan buas! Lari!! " Pekik salah satu seorang prajurit, pria itu berlari berlumuran darah dengan ekspresi ketakutan di wajahnya, tak berselang lama seekor beruang berukuran besar datang dan membunuh pria itu dengan cakarnya yang kuat.Sontak, hal ini pun membuat semua pasukan panik dan berlari berhamburan menyelamatkan diri dari terkaman hewan buas itu, kendati begitu ada banyak korban yang berjatuhan.Karena h

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   141

    Setelah memikirkan banyak pertimbangan, akhirnya Enes Tikta memutuskan untuk membunuh monster itu sekaligus mencari keberadaan Tomi, dengan persiapan yang sudah matang, mereka memutuskan berpencar untuk menemukan titik lemah dari monster itu. Saat ini, monster itu tengah tertidur karena telah memakan banyak goblin, saking terlelapnya suara dengkuran monster itu terdengar begitu halus.Pertama, Enes Tikta mencoba mendekati monster itu secara diam-diam, ia yakin bahwa setiap makhluk hidup pasti memiliki kelemahan, termasuk monster ini. Elios sendiri mencari keberadaan Tomi sedangkan yang lainnya mencoba membantu serta mencari korban yang masih selamat, sekaligus mencari tahu asal usul monster itu. Ternyata masih ada banyak korban yang selamat. Elios memutuskan membuat posko untuk menangani mereka, meski awalnya mereka terlihat ragu dan juga merasa sedikit malu tapi mereka akhirnya mau menerimanya." Terima kasih, tapi kenapa kalian membantu kami setelah apa yang akan kami lakukan pada

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   140

    " Lalu bagaimana keadaan di luar sekarang? " Tanya Elios dengan perasaan harap-harap cemas, raut wajahnya terlihat begitu tidak sabaran. Tanpa menutupi apapun dari cucunya, Enes Tikta bahwa keadaan diluar sangatlah gawat dan juga berbahaya, terlebih lagi mereka hafus terjebak di tempat sempit dan gelap ini sampai bala bantuan tiba atau mereka bisa mengalahkan monster itu, tapi melihat keadaan mereka saat ini sangat tidak mungkin mengalahkannya apalagi dengan kekuatan mereka sekarang, yang ada mereka hanya mengantar nyawa dan mengisi perut monster itu.Di tambah saat ini mereka tak bisa kembali ke kerajaan vampir karena Zaiden telah memasang penghalang kuat yang tidak bisa di masuki oleh siapapun termasuk monster itu, hal ini bertujuan agar monster itu tidak masuk dan membahayakan seluruh bangsa vampir. Jika ingin masuk ke dalam pelindung itu, mereka harus membawa identitas vampir mereka karena hanya vampir saja yang bisa masuk ke dalam pelindung itu. Meski terdengar kejam dan j

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   139

    Sementara itu. . .Fako tertawa terbahak-bahak karena kini tujuannya kembali terwujud, kali ini dirinya sangat yakin dan percaya diri bahwa tak ada siapapun lagi yang menghalangi atau pun menghancurkan rencananya lagi karena semua hambatannya telah ia singkirkan, kecuali. . Ia menolehkan kepalanya, menatap Elios dengan tatapan yang sulit di artikan lalu menyunggingkan bibirnya, tangannya kemudian mencengkram leher Elios yang kini dalam keadaan leman karena telah kehilangan banyak darah.Kali ini ia harus menyingkirkan kemungkinan yang bisa menggagalkan rencananya.Elios meronta sambil mencoba melepaskan cengkraman tangan Fako dari lehernya, akan tetapi perbedaan kekuatan mereka saat ini begitu jauh membuatnya tak bisa berbuat banyak, perlahan tubuhnya mulai kehilangan tenaga dan juga kesadarannya.Sepintas, Elios bisa melihat wajah kedua orang tuanya yang ingin menjemputnya pergi bersama mereka membuatnya merasa senang, akhirnya mereka bertiga bisa berkumpul meski sejujurnya ia mera

DMCA.com Protection Status