Bai Lu yang berdiri di belakang Zhu Lian mengingatkan muridnya. Sembari memegangi bagian kanan wajahnya yang terkena terjangan Kelinci Salju, Zhu Lian melirik ke arah sang guru.“Terima kasih sudah mengingatkan, Guru,” ujar Zhu Lian. “Kenapa tidak sejak tadi kau mengingatkanku,” katanya agak mengomel.“Apakah aku mendengarmu menggerutu barusan?” goda Bai Lu dengan gaya anggunnya.Apapun yang diperbuat Bai Lu bisa ditolerir oleh Zhu Lian. Lagi pula, status dia adalah murid dari perempuan jelita itu. Sehingga saat itu, Zhu Lian menurunkan telapak tangan dari mukanya.“Tidak, Guru. Aku hanya … merasa sebal pada kelinci yang melakukan serangan mendadak itu,” ujar Zhu Lian. Ia melirik dongkol pada si kelinci yang bertengger di atas sebuah batu.Keberadaan Bai Lu bagai menajdi motivasi yang tinggi bagi Zhu Lian. Dalam benaknya, ia memastikan. Dirinya harus fokus untuk menghadapi makhluk yang ia buru tersebut.Apa yang dikatakan Bai Lu benar. Pada saat Kelinci Salju menyerangnya barusan, Zhu
Untuk sejenak, Zhu Lian menyimak suara itu baik-baik. Kemudian, perasaan geli menyambanginya. Itu adalah suara Tiger. Dia ingin tertawa jadinya.Bukannya Zhu Lian meremehkan Tiger. Bahkan sebelum dia membuat si preman terkencing-kencing di celana, bagi Zhu Lian hubungan mereka sebetulnya ia anggap bagai kucing dan anjing. Yang satu menakut-nakuti, yang satu menurut saja. Karena, ada kepentingan.Melempar lap yang biasa ia gunakan untuk bersih-bersih, Zhu Lian keluar dari warung bakminya. Saat itulah ia agak terkejut. Tiger tidak datang sendirian. Ada 5 orang bersama dengan dia. Kesemuanya mengenakan busana pendekar dan baju lapangan.“Tiger datang bersama para pendekar?” dalam hatinya Zhu Lian bertanya-tanya.Saat mantan preman Gang Biru III itu melihat kemunculan Zhu Lian ia menyeringai, lalu berucap, “Zhu Lian, aku datang kemari untuk mengklaim kembali Gang Biru III ini darimu …!”Perkataan Tiger tersebut membuat Zhu Lian semakin ingin tertawa. Jelas-jelas Tiger menganggap dirinya b
Tanpa ragu dan lantang, Zhu Lian menantang para pendekar teman-teman dari Tiger tersebut. Terang saja kelima orang itu panas hati jadinya. Sebagaimana pun Zhu Lian menunjukkan tingkatan kekuatan spiritualnya, mereka tidak mengenal sang pedagang bakmi. Sehingga, bangkit keberanian mereka untuk menyerang dia. Mereka semua membangkitkan ilmu spiritualnya dan berkata-kata. “Bocah kemarin sore saja sudah berani menantang kami!” “Jangan salahkan kami apabila kamu tumbang dan tidak dapat bangkit kembali, bocah tengil!” “Hyaaa ….!” Sempat berkata-kata terlebih dahulu, lima orang pendekar itu maju menerjang ke arah Zhu Lian. Orang yang akan mereka hadapi tetap tenang. Satu orang tiba lebih dahulu di hadapan Zhu Lian. Ia segera melayangkan bogem ke arah kepala lawan. Namun, Zhu Lian berhasil berkelit. Set! Orang kedua memutar tubuh dan melepaskan tendangan. Tetapi Zhu Lian mampu menghindarinya. Tiga pendekar lain menyusul mereka semua mengerahkan pukulan maupun sepakan ke arah Zhu Lian.
Begitu tegur Bai Lu anggun dengan mimik tegas pada para pendekar kelas coro itu. Busana pendekar wanita berwarna putih dan merah jambu yang ia kenakan membuat dirinya terlihat bagai memiliki sosok yang agung.“Waaah …!”“Guru …?!”“Ternyata Zhu Lian …”“Dia murid dari Nona Gong …?!”Serta-merta semua orang di sana terkejut setengah mati. Sedangkan Bai Lu mengerling iseng pada Zhu Lian. Sebagai tanda, wanita terhormat tersebut tidak sedang seserius itu.Bagaimana perkataan Bai Lu tidak menggemparkan. Famili Gong merupakan keluarga bangsawan yang mendirikan Kota Great North. Salah seorang paman Bai Lu saja merupakan menteri yang sangat berpengaruh di pemerintahan Negeri Utama.Kini, Gong Xiao Bin adalah pemimpin sekte Thousand Rainbows, satu dari sekian sekte kelas Dewa yang disegani. Sekarang, putrinya berdiri di hadapan semua orang yang ada di sana dan menyebut Zhu Lian sebagai murid.Sehingga seketika itu, 5 orang pendekar yang bermaksud mengerubuti Zhu Lian bersimpuh di atas lutut m
Begitu mendengar siapa Liu Xian Hua sebenarnya, sudah barang tentu Zhu Lian agak terkejut. Ternyata, dia sedang menjamu putra dari seorang pendekar pemimpin sekte kelas Dewa kenamaan.“Terima kasih telah datang ke kedaiku yang tidak seberapa ini, Tuan Liu Xian Hua,” ujar Zhu Lian dengan merapatkan kepalan dan telapak. Seraya, menundukkan kepala sedikit. Maklum. Ia berhadapan dengan anak sulung pemimpin sekte Bintang Antariksa.Melihat sikap yang ditunjukkan Zhu Lian, Liu Xian Hua langsung berdiri dan membalas memberi hormat. “Senang bertemu denganmu Zhu Lian. Tolong, jangan hormati aku sampai segitunya. Aku bukan ayahku dan jangan panggil aku dengan sebutan: ‘tuan’,” ia merendah.Kehadiran Liu Xian Hua di sisi Bai Lu membuat Zhu Lian merasa agak minder. Apalagi, pemuda dengan rambut panjang juga bergaya layaknya pendekar zaman kuno itu selalu duduk tepat di sebelah gurunya.Apa yang timbul dalam dirinya itu adalah karena diam-diam telah menaruh hati pada Bai Lu. Di luar kemampuan yang
Akhirnya, Xian Hua buka suara. Ia melanjutkan. “Rasa kuahnya bak saus fuyunghai paling sedap yang pernah kalian santap. Tetapi, yang ini pedas. Rasa pedasnya seperti masakan buatan nenekmu yang membuat kita merasa rindu untuk menyantapnya,” jelas dia.Mendengar perkataan Xian Hua, Zhu Lian hanya tersenyum tipis. Kepalanya menunduk sedikit, tanda ia tidak ingin jumawa. Singkatnya, Xian Hua ingin menyampaikan. Rasa bakmi buatannya sangatlah enak.“Mana sini. Aku ingin mencobanya juga!”Dengan cepat, Bai Lu meraih mangkuk yang berada di hadapan kawannya. Tanpa ragu, dia menyendokkan bakmi, daging juga kuah dan menyuapkan semuanya ke dalam mulut.Karena gurunya yang mencoba masakan olahan dia, Zhu Lian merasa lebih tegang dari sebelumnya. Xian Hua boleh jadi cocok dengan masakan buatan dia. Tetapi Bai Lu, mungkin belum tentu menyukainya.Begitu kombinasi bakmi dan potongan daging babi juga kuah yang ia ambil masuk dalam mulutnya, Bai Lu terdiam. Zhu Lian harap-harap cemas. Meski berharap,
Xian Hua bertanya. Bai Lu pun menjawab, “Lebih tepatnya: hingga tingkat yang tertinggi, Xian Hua. Guru bela diri mana yang tidak ingin muridnya bisa menjadi sangat mahir. Sebagai guru di sektemu, kau juga ingin murid-muridmu menjadi hebat, bukan?”Kata-kata Bai Lu itu membuat Xian Hua tersenyum. Ia menanggapi. “Tentu saja. Maksudku, aku penasaran ingin melihat. Sampai sejauh mana kekuatan dia sebenarnya.”“Xian Hua, pernahkah kau terpikirkan. Keahlian bela diri dan kekuatan ilmu spiritual Zhu Lian itu menadakan bahwa … bisa saja dia bukan sekedar pedagang bakmi jagoan seperti yang kita kira.”Kali itu apa yang diucapkan Bai Lu membuat Xian Hua memandangi dia. Terdiam sedetik, Xian Hua mengambil napas, lalu mengemukakan pendapatnya.“Gaya bertarungnya jelas menunjukkan ia datang dari perguruan tertentu. Malahan mungkin saja, Zhu Lian sebenarnya orang sekte juga. Mungkinkah dia adalah ‘permata tersembunyi’ di dunia persilatan?”“Kita lihat saja nanti. Mari kita buktikan bersama,” seraya
“Ya. Sejak tadi aku berusaha untuk mengenali jurus-jurusnya itu. Akan tetapi, sulit juga memastikan. Berasal dari mana teknik-teknik yang ia kerahkan tersebut,” Bai Lu menanggapi perkataan Xian Hua.“Aku pun tidak meniliknya sejak awal. Bisa mengawasi dia dari dekat seperti ini, barulah nampak. Sepertinya, jurus yang ia kerahkan itu bukanlah sembarangan teknik,” Xian Hua berkomentar.“Lagi pula, pertemuan kami begitu mendadak. Lantas dengan lugunya, Zhu Lian memintaku untuk menjadi gurunya. Sementara pancaran kekuatan spiritualnya sebesar itu. Aku hanya menganggap dia sebagai bibit unggul untuk dilatih. Jadi, aku menerima permintaannya,” tutur Bai Lu.Dua pendekar muda itu silih bertatapan, sembari melemparkan senyuman. Lalu, keduanya kembali memperhatikan Zhu Lian.Kemarin, Bai Lu dan Xian Hua sudah merencanakan semuanya. Atas usul Xian Hua, pada sesi latihan kali itu mereka ingin mengawasi Zhu Lian secara seksama. Sehingga sekarang, mereka mengamati Zhu Lian dengan sungguh-sungguh.
Merapal ilmu spiritual sementara ia telah menenggak pil kultivasi, sama seperti Hu Chen, wujud Duan Bao berubah dan menyerang Zhu Lian.Pertarungan antara dua pendekar itu pun terjadi. Satu kesalahan Duan Bao selama ini. Merasa ajaran ayahnya adalah yang terbaik untuk mengalahkan pendekar, ia melupakan legenda di Negeri Utama. Zhu Lian bukan orang sembarangan.Sekarang, ia merasakan kesaktian Zhu Lian yang telah mencapai tingkat Summit. Menggunakan teknik Kuda-kuda Salib Pengusir Roh Jahat, Zhu Lian berhasil merobohkan Duan Bao. Kini, si Konselor merebah tak berdaya di tanah walau berusaha untuk tersenyum.“Tetaplah berbaring di sana, Tuan Duan Bao. Kamu beruntung. Metodis Liu merasa bertanggungjawab karena sektenya telah disusupi pengikut ilmu hitam seperti kamu. Kamu hanya akan dipenjara, entah berapa lama.”Perkataan Zhu Lian ia ucapkan sembari beranjak. Pendekar-pendekar Bintang Antariksa muncul untuk membekuk Duan Bao yang masih tergeletak di tempat latihan mereka.“Ayah …, sehar
“Tendangan Kibasan Ekor Naga Mabuk Mengamuk!”Buagh!Seketika itu para pendekar yang tengah menyaksikan kota mereka terancam bersorak-sorak. Ya. God Cultivatron V hadir.Barusan, Jing Yi yang berseru dan melepas salah satu teknik andalannya. Robot yang ia kemudikan bersama dengan teman-temannya itu menyepak Si Bayangan Kelam yang berbentuk setengah bayangan hingga mundur cukup jauh.“Yeaaah!”“Bagus Zhu Lian, hajar mereka!” Dokter Chou berkomentar.“Zexian, ayo Nak, bikin ayah bangga!”“Hei, hei, Zemin. Putriku juga mengemudikan robot itu, tahu tidak!”“Dasar para kakek. Jangan meributkan hal yang tidak penting! Omong-omong, tangan kiri robot itu dikemudikan oleh Bai Lu.”Agak kocak jadinya. Para Ayah seperti membanggakan putri mereka masing-masing. Suasana jadi tambah lucu, pada saat Qian Bingbing yang entah berada di mana berbicara melalui alat komunikasi nirkabel yang mereka gunakan.“Maaf, kakek-kakek. Kalau aku boleh berbangga hati, putrinya Qian Bingbing juga ada di sana.”Walau
“Kau … tukang bakmi berengsek …, kamu—, akan ku bunuh kau …!”Semuanya berlangsung dengan cepat. Crocodile Hu hanya bisa terperangah tataka melihat fisik putranya berubah.Wajah Hu Chen menjadi pucat. Perlahan-lahan suaranya tidak lagi seperti sebelumnya, menjadi berat dan seperti menggeram.Kemudian, tubuh Hu chen juga berubah menjadi beberapa kali lipat dari postur dia yang sebenarnya. Sehingga, baju pendekar yang ia kenakan robek.“Heaaa …!”Set!Berubah menjadi seperti makhluk lain, Hu Chen melompat dan menerjang ke arah Zhu Lian. Akan tetapi, tentu saja orang yang baru dilantik menjadi kapten atau pemimpin lapangan pasukan pembunuh Bayangan Teratai Merah itu bergeming.Deps!Hu Chen melayangkan tinju pada Zhu Lian namun ditahan bagai tanpa menegrahkan tenaga oleh calon suami Qian Xue Er tersebut. Malah dengan cepat, Zhu Lian membanting tubuh Hu Chen ke tanah.Buak!Semua orang di situ tak dapat berbuat apa-apa tidak terkecuali Corcodile Hu. Mereka menyaksikan dengan mata kepala m
Begitu Qian Bingbing berkata seperti itu, Zhu Lian dan Xue Er saling menoleh tipis. Keduanya silih bertatapan malu-malu.Selama ini, Bingbing memang memiliki hubungan baik dengan keluarga Ren. Ia sudah mendengar desas-desus mengenai putra Songyun dan Daoming yang konon tidak memiliki qi.Kini, pemuda itu tinggal satu rumah dengannya. Malahan sebentar lagi seperti yang ia katakan. Zhu Lian bakal menjadi menantunya. “Ibumu itu seru orangnya, Zhu Lian. Sudah berapa kali kami berjumpa dan kami banyak persamaannya. Lihat, bahkan kami berdua saja sepertinya cocok menjadi besan,” ujar Qian Bingbing.“Kami akan menikah. Lalu bagaimana dengan Ibu dan Paman Topeng badut ini?” celetuk Xue Er sembari melahap hidangan makan malamnya.“Aku dan ibumu katakanlah … ‘agak berbeda’, Xue Er. Kami akan menikah memang. Akan tetapi, rasa-rasanya kami tidak butuh perayaan. Panggil saja pendeta kemari, dirayakan oleh sekte, sudah selesai. Tapi kalian adalah pangeran dan putri sekte masing-masing,” jelas Lin
Sang Menteri bersama Raven Zhou dan Wendu Yawen berada di ruangan dalam markas mereka yang berfungsi sebagai ruang perawatan medis, tempat Zhu Lian menjalani pemerikasaan tempo hari.Dari situ, Doaming dapat memantau medan pertempuran dan para pilot Cultivatron dari sebuah monitor berukuran besar dan monitor-monitor kecil yang berada di hadapannya.Raven Zhou dan Wendu Yawen berdiri di atas sebuah panggung besi berbentuk bundar. Di tengah-tengah palform tersebut terdapat sebuah logo yang sama dengan simbol pada Exit Portal.Dua pendekar tingkat Summit itu segera menggerak-gerakkan tangan mereka. Kemudian, keduanya merentangkan tangan, saling berhadapan.“Ha …!” hentak Raven Zhou dan Wendu Yawen.Sebuah cahaya menyilaukan tercipta. Simbol tempat mereka berpijak memancarkan cahaya biru yang sangat terang.Kemudian cahaya terang-benderang tersebut memudar. Tahu-tahu saja, sosok Xian Hua muncul, tergolek di atas platform.Chou Tien Chen yang sejak tadi berdiri di bawah pijakan berbentuk l
Pagi hari itu, Ren Daoming tengah berbincang dengan para stafnya. Wendu Yawen dan Raven Zhou ada di sana. Beberapa pendekar sekaligus cendikiawan termasuk Dokter Chou Tien Chen duduk bersama dia. Termasuk, sang putra.“Apakah memutuskan untuk memberi Xian Hua kesempatan mengendarai Cultivatron 01 merupakan tindakan yang tepat, Daoming?” tanya Dokter Chou.“Untuk mengendarainya, sipapun di antara kita bisa. Tapi terus terang, pada saat penggabungan, itu adalah sebuah pertanyaan besar. Zhu Lian telah bertualang lama bersama para gadis cantik itu dan kekuatannya tidaklah biasa. Itulah yang membuat ia mampu menyatu dengan mereka.”Doaming menjelaskan, sementara Zhu Lian duduk menyimak perbincangan yang terjadi di situ dengan lugu. Raven Zhou berkata.“Jika terjadi sesuatu, apakah itu akan menempatkan kita pada risiko yang besar, Master Daoming?”Menatap pada Raven Zhou sejenak, Daoming menjawab dengan tenang. “Sebetulnya, kita tinggal menukar Xian Hua dengan Zhu Lian secara paksa. Itu ada
Bai Lu mendatangi Zhu Lian dari arah belakang. Tempat mereka berada adalah sebuah ruangan santai yang memiliki balkon.Sedangkan Xue Er dan Feihong ada di bawahnya, duduk-duduk pada sebuah ruangan lain yang begitu lega layaknya sebuah hangar. Di sana, Jing Yi dan Zexian juga duduk bersama mereka.“Ya, Guru?” sahut Zhu Lian tidak seserius itu.“Kau masih mau memanggilku ‘guru’?” canda Bai Lu.“Bagaimana pun juga kamu adalah guru keduaku, bahkan orang yang mau mengajariku bertualang,” kata Zhu Lian.“Dan ternyata sebetulnya kau tidak juga membutuhkan seorang guru,” Bai Lu berkata seraya tersenyum.“Tidak juga. Sekuat apapun seorang pendekar, ia membutuhkan seorang mentor, bukan?” ujar Zhu Lian lagi.“Jika aku adalah guru, bagaimana dengan Xue Er?”Pertanyaan Bai Lu membuat Zhu Lian terdiam. Terus terang, mendengar nama kekasihnya itu disebut saja, hati Zhu Lian bak bergetar.Dia bagai percaya tidak percaya. Ia sudah memastikan bahwa dirinya sudah bertekad bakal menikahi Xue Er yang begi
Hu Chen tercengang. Xue Er berkata-kata di belakangnya. Tubuhnya tidak dapat digerakkan sementara ia merasakan ada sesuatu yang menjalar dalam badannya.Si Buaya Penjelajah melakukan kebodohan. Baru saja, Xue Er memperagakan teknik tingkat Summit miliknya yang bernama Ilusi Klon Para Penari Maut.Selain itu, dia langsung mengerahkan jurus totoknya yang disebut Sentuhan Bayangan Racun Perampas Sukma.Xue Er berkata lagi, “Kau beruntung karena hasrat pembunuhku tidak sedang menggelora, Hu Chen. Tapi sekali lagi kamu berani berada di dekatku, kau bahkan tidak akan menyadari bahwa aku telah merenggut nyawamu.”Selanjutnya, Hu Chen merasa salah satu titik pada tulang punggungnya disentuh. Ia dapat kembali bergerak. Begitu ia membalikkan badan, dirinya melihat. Xue Er sudah ada berada dengan Zhu Lian jauh di sudut ruangan sebelah sana.“Aku melihatnya, berengsek. Apa yang kau katakan pada Xue Er sehingga si Putri Teratai Emas mengamuk, Hu Chen?”Untuk yang kedua kali, Hu Chen dibuat terkeju
Sekali lagi, Xue Er merapal kekuatan spiritualnya. “Kak Zhu Lian, aku mengasihimu dan ini adalah kekuatan cinta,” Xue Er berkata dalam benaknya.Seketika itu tangan kanan God Cultivatron V yang berwarna keemasan menyala layaknya bara api. Lalu, Xue Er berucap.“Tinju Badai Sakti Pemurni Jiwa!”Kekuatan spiritual berkaitan dengan kekuatan pikiran juka tekad. Nama-nama teknik yang dimiliki para pendekar tercetus begitu saja dalam pikiran mereka secara spontan.Sementara Bai Lu yang pernah menggunakan busur panah ayahnya mengucapkan jurus yang pernah ia kerahkan, Xue Er menciptakan dan menamai tekniknya sendiri.“Xue Er …” ucap Zhu Lian kagum dalam dirinya.Tangan kanan God Cultivatron V yang mengepal pun menghentak ke depan. Seketika itu, bara pada lengan mesin tempur tersebut melesat ke arah Jenderal Kelam.Pancaran energi tersebut berbentuk sebuah kepalan berwarna layaknya api tersebut menerpa tubuh makhluk itu.Bwussshhh …!“Hriaaaakh …!”Dalam hitungan detik, tubuh dari monster raks