Davis menghampiri Henry Tolando. “Aku senang kau berkunjung. Aku tidak sabar mengajakmu berjalan-jalan di tempat ini.”Henry Tolando mendengkus kesal, mengamati keramaian di ruangan lain. “Aku harus mengakui jika kau mempersiapkan semuanya dengan baik, Davis. Akan tetapi, aku belum tahu apakah acara pertarungan nanti bisa menarik atau justru membuatku bosan.”“Aku berusaha untuk tidak mengecewakanmu, Tuan. Kau adalah tamu terhormatku.”Henry Tolando menatap sosok bertopeng di samping Davis, lantas menoleh pada Sammy, Don, Trex, dan para pengawal lain. “Siapa sosok bertopeng di sampingmu, Davis?”“Ah, aku lupa mengenalkanmu pada pemimpin pasukanku, Tuan.”“Pemimpin pasukanmu?” Henry Tolando terkejut, mengamati sosok bertopeng serigala hitam itu saksama. “Apakah dia akan tampil di pertarungan malam ini?”Davis tertawa. “Aku tidak bisa memberi tahumu, Tuan. Kau harus menonton seluruh acara jika ingin tahu jawabannya.”“Dasar brengsek! Kau membuatku jengkel.”Davis mengajak Henry Tolando
Daisy dan Helga terkejut, saling berpandangan, mengamati penampilan. Meski belum pernah bertemu dan berbicara sebelumnya, tetapi tatapan mereka menunjukkan persaingan.Daisy dan Helga mendengkus kesal, berjalan menuju gedung. Mereka saling melirik, mengambil jalan berbeda.“Siapa wanita itu? Dia sangat menyebalkan, apalagi saat menyebut nama Davis.” Daisy mengamati Helga dari ujung kepala hingga ujung kaki. “Wanita itu tampaknya bukan wanita biasa. Dia berasal dari keluarga kelas atas.”“Tunggu!” Daisy seketika berhenti. “Dia menanyakan keberadaan Davis. Apa hubungannya dengan Davis? Apa mungkin dia adalah kekasih Davis?”Daisy mengepalkan tangan erat-erat, terdiam saat melihat cincinnya. “Astaga, kenapa aku bertindak bodoh? Aku bisa memindai informasi mengenai wanita itu dengan cincinku?”Daisy berjalan menuju hilangnya Helga, mengawasi keadaan sekeliling. Ia memasuki gedung, melewati para pengunjung yang berdesakan. “Astaga, kenapa tempat ini sangat ramai sekali, padahal tempat ini
“Ada yang berbeda dari informasi yang sistem tampilkan saat ini. Sistem tidak menampilkan foto dan informasi pribadi Daisy. Sistem hanya menampilkan nama Daisy saja. Hal ini berbeda dengan informasi saat Mike Stormy berada di dekatku,” gumam Davis.Davis mengamati pertandingan sesaat, melirik Henry Tolando yang terlihat sangat antusias dengan pertandingan. Para banteng terus mengejar para peserta sehingga pertarungan terhenti. Para penonton tertawa, bersorak sekaligus mencaci para peserta.“Sistem hanya memberikan peringatan mengenai Davis. Jika Daisy berada di tempat ini, kemungkinan Dariel dan Deric juga akan berada di tempat ini.”Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Apa yang Daisy inginkan dariku? Ini bukan kali pertama dia berada di tempat ini. Situasi akan menjadi berbahaya jika Dariel dan Deric ingin menangkapku seperti dahulu.”Dariel tersenyum. “Apa yang sudah terjadi pada mereka? Kenapa mereka baru muncul setelah sekian lama menghilang?”Sebastian mengamati Davis, kembali fo
Beberapa penonton yang sudah berada di arena sontak berlari saat delapan banteng mulai mengejar mereka. Mereka berteriak ketakutan, meminta tolong. Akan tetapi, para peserta menarik mereka untuk kembali ke arena.“Tutup pagar sekarang juga!” teriak si pembawa acara.Para peserta menarik sebanyak mungkin penonton ke arena. Mereka tampak sangat puas melihat orang-orang itu berlarian dan ketakutan.“Kelima peserta menarik hampir lima puluh orang peserta ke arena! Lalu, apa yang harus mereka lakukan sekarang? Apakah mereka hanya berlarian menghindari banteng-banteng itu?”“Itu tentu tidak menarik lagi, bukan? Tugas semua peserta adalah memasukkan para banteng ke delapan kandang yang ada di sisi arena sekaligus menghajar peserta lain sebanyak mungkin!”Para penonton mulai bersorak, kembali memadati kursi.“Siapa yang berhasil memasukkan banteng ke kandang dan menghajar peserta sebanyak mungkin, dia akan lolos ke babak selanjutnya dan mendapatkan hadiah besar! Waktu pertandingan hanya tiga
Davis mengepalkan tangan erat-erat, tersenyum. “Aku sudah menduga Dariel akan datang, tetapi aku tetap saja terkejut. Sayangnya, aku tidak bisa memindai dan mencari keberadaan Dariel dengan sistem karena dia adalah salah satu sosok berbahaya yang harus aku hindari.”“Selama aku berada di ruangan ini, aku akan tetap aman. Dariel kemungkinan hanya ingin menonton pertarungan.” Davis mengembus napas panjang. “Aku sejujurnya sangat penasaran siapa Dariel dan kenapa dia terus mencariku. Aku ingin berbicara banyak hal dengannya. Sayangnya, sistem pasti akan melarangku.”Sebastian membaca gerak bibir Davis. “Davis sempat menyebut Dariel.”Sebastian memberi kode pada Sammy, Don, dan Trex, lantas mengamati penonton yang berdesakan di tribun.Henry Tolando melirik Sebastian. “Dia kembali mengirimkan kode pada para pengawal Davis. Apa yang dia lakukan, dan pesan apa yang dia sampaikan?”Henry Tolando berbisik di telinga Harold. “Apa yang sudah terjadi, Harold? Apakah keadaan masih aman dan terken
Helga seketika menarik tangan Daisy. “Siapa kau, dan apa yang kau lakukan di tempat ini?”Daisy seketika menoleh, menatap tajam Helga. Ia menarik tangannya secepat mungkin, menepuk-nepuknya pelan. “Berani sekali kau menyentuhku! Menjauh dariku!”Daisy memutar bola mata, terkejut saat tidak melihat sosok pria di depannya.“Tunggu!” Helga kembali menarik tangan Daisy, mendengkus kesal. “Kau menyebut Davis sejak tadi. Apa hubunganmu dengan Davis?”“Astaga, apa yang kau lakukan? Lepaskan tanganku!” Daisy menepis tangan Helga. “Apa pun hubunganku dengan Davis tidak ada hubungannya denganmu! Menjauhlah dariku sebelum kau mendapatkan masalah!”Helga tersenyum kecut. “Kau sepertinya tidak tahu siapa aku! Aku adalah Helga Tolando, putri dari pebisnis terkenal Henry Tolando. Kaulah yang akan mendapatkan masalah besar jika kau membuatku kesal!”“Aku tidak peduli!” Daisy mengabaikan Helga, mendengkus kesal saat tidak melihat siapa pun di lorong. “Ke mana Davis pergi? Dia selalu saja membuatku san
Draco tertawa terbahak-bahak. “Jadi, kapan kau akan memberikan hadiah itu, Tuan? Aku sangat tidak sabar untuk melihatnya.”Logan tertawa, memberi tanda pada seorang bawahannya. “Di dalam kotak itu terdapat barang-barang yang kau inginkan. Akan tetapi, jika kau ingin mendapatkan hadiah yang lebih besar, kau harus mengikuti perintahku.”Draco tersenyum saat melihat kotak kayu di hadapannya. Pria itu memeriksa isi kotak, mengambil beberapa barang. “Apa yang harus aku lakukan, Tuan?”“Kau hanya harus mengumpulkan banyak anggota pasukan untuk membantuku menyerang seseorang, tetapi kau hanya memiliki waktu satu bulan untuk mengumpulkan banyak anggota.”Logan berjalan mendekat. “Kau akan mendapatkan alat-alat dengan kualitas yang lebih hebat sekaligus uang yang besar. Apa kau tertarik?”“Aku hanya perlu melakukan dua hal itu?” Draco memakai dua sarung tangan. “Itu terlalu mudah untuk mendapatkan dua hadiah itu. Aku yakin musuh yang harus aku lawan adalah musuh yang kuat.”Logan tertawa, memb
Davis mengembus napas panjang, berusaha fokus pada pertarungan. “Aku sebaiknya tetap fokus pada quest. Waktu hanya tersisa dua jam lagi, tetapi sistem belum memberikan kabar.”Beberapa pagar pembatas mendadak terbuka. Para penonton yang berada di barisan depan seketika berjatuhan ke arena. Beberapa banteng seketika mengejar mereka. Para penonton berusaha menyelamatkan diri ke bangku lebih atas, tetapi para peserta justru menarik mereka.Suasana menjadi sangat berisik dan menegangkan. Meski begitu, para penonton tampak sangat terhibur dengan kejadian tersebut. Mereka bersorak-sorak sembari melarikan diri dan mendorong penonton lain agar terjatuh ke arena. Pembawa acara terus memanaskan situasi.“Aku tahu rencana ini akan berhasil.” Davis tersenyum saat merasakan suasana semakin meriah. “Aku tidak sabar untuk penampilan utama nanti, terutama ekspresi Tuan Henry.”Davis membuka layar hologram. “Sistem tidak memberikan peringatan lagi padaku. Dariel dan Daisy sudah berada cukup jauh darik
Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig tengah sarapan bersama di meja makan. Hujan deras menemani kesunyian. Beberapa petir menggelegar, tetapi masih tidak ada obrolan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig saling melirik sesekali, menoleh pada pintu. Mereka tidak sabar mendengar cerita dari Logan mengenai pertemuannya dengan seniornya. Levon mengutuk Levon dalam hati. Ia amat kesal pada Logan, tetapi tidak bisa melakukan apa pun selain mengalah saat ini. Levon meneguk minuman hingga habis, mengamati hujan dari jendela. “Tempat ini jauh lebih baik dibandingkan penjara, tetapi aku merasa sangat kesal”Levon mengembus napas panjang, memejamkan mata erat-erat. “Aku seharusnya berterima kasih pada Logan karena dia sudah menolongku dan keluargaku. Aku seharusnya tidak menjadikannya sasaran kebencianku karena situasi yang aku dan keluargaku hadapi sekarang.”Levon mengamati Lucas, Liam, dan Ludwig sekilas. “Dibandingkan terus merasa jengkel dan benci, aku seha
“Selamat, kau berhasil lolos dari ujian, Logan.”Aaron bertepuk tangan, tersenyum saat melihat para pengawalnya terbaring tidak sadarkan diri di lantai. “Kau memang pantas menjadi juniorku.”Logan tiba-tiba terjatuh terduduk, mengendalikan napas yang terengah-engah. Ia mengamati tetes keringatnya di lantai, menoleh pada para pengawal di sekelilingnya. “Aku berhasil lolos dari ujian.” Logan mengamati pistol di tangannya, tersenyum. “Sialan! Aku pikir aku akan gagal.”“Jadi, sampai kapan kau akan duduk di lantai, Logan? Apa kau tidak ingin mengelilingi bangunan ini sebelum kau kembali ke rumahmu? Kau tidak memiliki waktu untuk beristirahat.”Logan memaksakan berdiri, terhuyung-huyung sesaat. Ia menampar wajahnya saat penglihatannya tidak jelas. “Tentu saja, Tuan.” Logan menghadap Aaron. “Aku siap untuk berkeliling.”“Kau bebas pergi ke mana pun yang kau mau di lantai ini. Sayangnya, kau harus pergi sendiri. Aku akan kembali ke ruanganku untuk beristirahat.”“Aku mengerti, Tuan.”Aaron
Logan turun dari kapal, mengamati keadaan sekeliling.“Tempat ini adalah tempat persembunyian yang sangat menarik.” Logan tersenyum saat kakinya menyentuh pasir putih pantai.Logan dan beberapa pengawalnya berjalan memasuki kawasan hutan. Dari kejauhan, beberapa pria bertopeng sudah berbaris di depan pintu masuk.“Aku datang untuk bertemu dengan Tuan Aaron,” ujar Logan sembari menunjukkan sebuah pesan di ponsel.Seorang penjaga memindai tulisan dan kode di ponsel, mengangguk pada temannya. “Kode yang kau tunjukkan adalah asli. Tapi sebelum kau memasuki bangunan, kami harus memeriksanya dan para pengawalmu lebih dahulu.”“Aku sama sekali tidak keberatan. Aku datang dengan damai.”Para penjaga memeriksa Logan dan para pengawalnya, membuka jalan bagi mereka untuk melanjutkan perjalanan.Para penjaga kembali muncul dan melakukan pemeriksaan hingga berkali-kali hingga Logan dan para pengawalnya tiba di depan sebuah bangunan.“Siapa yang mengira ada sebuah bangunan unik di pulau terpencil s
Suara alarm membangunkan Dariel. Pria itu mengerjap beberapa kali, duduk di kasur. Tatapannya memindai sekeliling kamar.Dariel merenggangkan badan beberapa kali, menatap pantulan dirinya di cermin. Ia menyentuh dahi, leher, dan lengannya. “Aku sudah sembuh?”Dariel melompat dari kasur, tersenyum. “Aku tidak merasakan pusing.”“Tunggu, apa ini?” Dariel terdiam saat melihat tulisan di layar hologram. “Quest sudah terbuka. Aku harus berolahraga selama satu jam untuk mendapatkan EXP.”“Ini adalah quest pertamaku. Aku harus menyelesaikan quest ini dengan baik.”Dariel bergegas mencuci wajah, bersiap-siap berolahraga, keluar dari kamar.“Ke mana Anda akan pergi, Tuan Muda?” tanya Chris.Dariel menoleh pada Chris dan Adrian. “Kalian berdua datang di waktu yang tepat. Aku ingin kalian menemaniku berolahraga di halaman belakang.”“Anda masih harus beristirahat, Tuan Muda,” kata Adrian, “kondisi Anda ....”“Aku sudah sehat sekarang. Aku akan memastikan aku bertanggung jawab jika terjadi sesuat
“Aku sangat menantikan pertemuan itu, Tuan.”Logan tersenyum, mengamati ponselnya sesaat. “Tuan Aaron tampaknya sedang dalam keadaan bahagia sekarang. Kabar apa yang akan dia berikan padaku?”“Apa pun kabar itu, aku tampaknya akan mendapatkan sesuatu yang menarik.”Logan berjalan menuju ruangan utama, mengamati Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig. “Sampah-sampah itu membuatku semakin kesal. Mereka bertingkah layaknya seorang raja.”“Siapa yang meneleponmu, Logan?” tanya Levon. “Seniorku baru saja menghubungiku. Dia ingin bertemu denganku besok.” Logan duduk di sofa, mengambil minuman di meja. “Kau harus mempertemukanku dengan seniormu, Logan. Kau sudah berjanji padaku.”“Aku tentu ingin mengenalkan kalian pada seniorku. Akan tetapi, semua tergantung seniorku. Aku tidak bisa memaksanya.”Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig menatap Logan tajam. Logan tertawa. “Jangan berpikiran buruk tentangku. Aku akan memberikan kalian sedikit cara agar seniorku mau membantu kalian.”“Katakan,” ujar Liam. “
“Apa kau mengatakan sesuatu, Dariel?” tanya Daniel. Dariel teringat dengan pembicaraannya dengan Green. “Aku tidak boleh memberi tahu siapa pun mengenai kemampuanku dan cincin ini, termasuk pada ayah,” gumamnya. “Kau sepertinya harus segera beristirahat, Dariel. Kau tampak pucat.” Daniel melirik Donald dan Deric sekilas, berbisik di telinga Dariel. “Kau harus mengabaikan mereka, Dariel.”“Aku mengerti, Ayah.” Dariel merasakan kepalanya pusing. Dariel dan Daniel pergi menuju ruangan, mengabaikan Donald dan Deric yang masih berada di lantai atas. Dariel memejamkan mata untuk mengurangi pening. Saat akan menaiki tangga, ia mendadak ambruk dan tidak sadarkan diri. “Dariel!” teriak Daniel sembari mengguncang tubuh Dariel. Kekhawatiran dan ketakutan terlihat sangat jelas di wajahnya. “Panggilkan dokter sekarang juga!”Chris segera menghubungi dokter, memberi tanda pada Adrian. Tiga dokter datang bersama beberapa pengawal tak lama setelahnya. Mereka membawa Dariel ke sebuah ruangan.“D
Dariel tengah berjalan di lorong. Pandangannya mengabur dan telinganya berdengung kencang. Ia bersikap senormal mungkin meski ia nyaris tidak bisa mengendalikan dirinya.Dariel merasakan tubuhnya sangat kesakitan. Ia memilih untuk beristirahat di hotel dibandingkan terus melanjutkan perjalanan. Ia tidak ingin membuat ayahnya khawatir karena kondisinya yang tiba-tiba memburuk.Chris, Adrian, dan para pengawal tidak berani bertanya meski mereka melihat kondisi Dariel yang aneh.“Aku tidak diganggu sampai dua jam ke depan,” ujar Dariel saat di depan sebuah kamar.Chris, Adrian, dan para pengawal sontak mengangguk.Dariel bergegas memasuki kamar, mengunci pintu. Ia berjalan pontang-panting hingga akhirnya terjatuh ke lantai.“Tuan muda,” panggil Chris sembari mengetuk pintu. “Apa Anda baik-baik saja?”Dariel nyaris tidak bisa menggerakkan tubuhnya sekarang. Semua benda di sekelilingnya seperti berputar-
“Aku dengan senang hati akan menyerangmu.”Dariel tersenyum, menggeser layar. Ia hanya menemukan satu jenis serangan. “Pelumpuh.”“Jenis serangan akan bertambah seiring dengan levelmu, Tuan.” Green berdiri, mundur beberapa langkah, merentangkan kedua tangan. “Baiklah, serang aku sekarang, Tuan.”Dariel berdiri dari sofa, melirik Chris dan Adrian yang masih berada di tempat mereka sekilas. “Mereka sama sekali tidak bergerak dari tempat mereka.”“Jangan mengkhawatirkan keadaanku, Tuan. Aku akan baik-baik saja,” kata Green.Dariel menekan tombol serang. Aliran listrik seketika muncul dan menyerang Green.Sebuah pelindung muncul di depan Green untuk menghadang serangan.Dariel terkejut, mengamati cincin di jarinya. “Cincin ini benar-benar hebat, bahkan jauh lebih hebat dibandingkan dengan cincinku.”Dariel menatap Green lekat-lekat. “Mereka tidak mungkin memberikan cincin canggih ini padaku secara cuma-cuma. Aku tidak boleh lengah.”“Apakah sekarang kau percaya, Tuan?” Green duduk di sofa
“Serum bakat itu sudah menyebar ke seluruh tubuhmu, Tuan. Tubuhmu sedang beradaptasi dengan kemampuan itu sekarang. Kau sedang tidak sehat sejak kemarin, bukan?”Green menunjukkan layar. “Kemampuanmu akan aktif kurang dari dua jam. Semakin dekat waktu pengaktifan kemampuan itu, semakin besar rasa sakit yang akan kau rasakan. Kau hanya perlu bertahan selama proses berlangsung.”Green melanjutkan, “Jika serum bakat itu tidak cocok denganmu, kau pasti akan langsung tewas. Akan tetapi, karena serum bakat itu cocok, kau mampu bertahan hingga sekarang.”“Bakat apa yang akan aku dapatkan?” tanya Dariel.“Kau akan mendapatkan bakat untuk melihat masa depan.”Dariel sontak tertegun, menatap Green lekat-lekat. Suasana menjadi sangat hening, tetapi kesunyian mendadak lenyap saat Dariel tertawa. Dariel memelotot tajam. “Hentikan semua omong kosong ini! Aku tidak ingin mendengarkan semua penjelasan tidak masuk akalmu lagi.” “Ah!” Dariel tiba-tiba meringis, menyentuh leher belakangnya. Dariel m