Davis mengembus napas panjang, berusaha fokus pada pertarungan. “Aku sebaiknya tetap fokus pada quest. Waktu hanya tersisa dua jam lagi, tetapi sistem belum memberikan kabar.”Beberapa pagar pembatas mendadak terbuka. Para penonton yang berada di barisan depan seketika berjatuhan ke arena. Beberapa banteng seketika mengejar mereka. Para penonton berusaha menyelamatkan diri ke bangku lebih atas, tetapi para peserta justru menarik mereka.Suasana menjadi sangat berisik dan menegangkan. Meski begitu, para penonton tampak sangat terhibur dengan kejadian tersebut. Mereka bersorak-sorak sembari melarikan diri dan mendorong penonton lain agar terjatuh ke arena. Pembawa acara terus memanaskan situasi.“Aku tahu rencana ini akan berhasil.” Davis tersenyum saat merasakan suasana semakin meriah. “Aku tidak sabar untuk penampilan utama nanti, terutama ekspresi Tuan Henry.”Davis membuka layar hologram. “Sistem tidak memberikan peringatan lagi padaku. Dariel dan Daisy sudah berada cukup jauh darik
Seorang pria bertopeng tiba-tiba melompat dari atap dan mendarat di tengah arena. Layar besar seketika menyorotnya. Suasana menjadi sangat hening untuk sesaat. Para penonton mulai berbisik-bisik hingga akhirnya suasana menjadi ramai kembali.Jack, Emir, Russel, Harry, hingga Henry Tolando sontak terkejut, sedangkan Dariel justru tersenyum saat melihat pria itu.Dariel mengarahkan cincinnya pada pria bertopeng itu, terdiam selama beberapa waktu. “Cincin itu tidak bisa memindai pria bertopeng itu. Apakah cincin ini rusak, atau cincin tidak memiliki informasi mengenai pria itu?”Dariel mengembus napas panjang. “Kenapa aku harus peduli siapa orang itu? Aku datang untuk menonton pertandingan dan bersenang-senang.”“Tunggu! Siapa pria bertopeng itu? Kenapa dia tiba-tiba muncul di tengah arena? Apakah dia hanya ingin terlihat keren seperti pemeran utama di novel dan film-film?”“Ah!” Si pembawa acara berpura-pura menghubungi seseorang. “Apa? Dia adalah si Dewa Kematian alias Raja Arena ini!
Suasana arena semakin meriah dari waktu ke waktu. Para penonton terus berteriak histeris. Di waktu yang sama, beberapa penonton terus berdatangan dari berbagai pintu.Dariel masih berada di tempatnya semula. “Apa yang akan terjadi setelah ini?”Dariel mengepalkan tangan erat-erat, terpaksa berdiri karena ia tidak lagi bisa melihat arena. “Deric dan yang lain pasti akan sangat menyukai tempat ini.”Dariel sontak tercenung begitu mengingat pesan-pesan ayahnya. “Ayah memintaku untuk mewaspadai Paman Donald dan Deric.”Daisy tidak peduli dengan keramaian sekitar. Ia masih fokus melihat foto Davis di dalam tas. Gadis itu memegang tasnya dengan sangat kuat.“Sial! Apa yang Davis rencanakan?” tanya Jack seraya mengamati para penonton di tribun. “Dia selalu saja membuatku jengkel!”Harry tertawa. “Ayahku sangat kesal sekaligus penasaran pada Davis. Dia terus mencibir Davis, tetapi di waktu yang sama, selalu bertanya mengenai pria itu.”“Apa kau tidak terganggu dengan hal itu, Harry?” Emir ber
Suasana semakin meraih dari waktu ke waktu. Para penonton terus berteriak sangat heboh, sedangkan para tamu VIP dan VVIP begitu antusias melihat pertandingan. Layar-layar besar menunjukkan pertarungan di arena.Para pria bertopeng bergerak sangat cepat, mulai menyerang Jay dari berbagai arah. Jay menghindari serangan dengan gesit, menghantam pukulan dan tendangan hingga beberapa pria bertopeng terdorong mundur beberapa langkah.Semua penonton tampak takjub melihat pergerakan Jay. Para penantang terus mendekat sembari, tetapi mereka justru terdorong tanpa bisa mendaratkan satu serangan pun.“Si Dewa Kematian itu sangat kuat,” ujar Dariel tanpa menoleh dari arena sekalipun. Ia tersenyum sangat lebar saat beberapa penantang mulai terjatuh. “Dia berhasil menahan Adrian dan mendorongnya. Aku tidak menyesal datang ke tempat ini!”Daisy memutar bola mata, memilih mendengarkan musik. “Tempat ini sangat berisik. Kenapa para pria selalu menyukai hal-hal menjengkelkan?”Daisy tersenyum saat meng
Davis menahan tawa. “Apakah aku harus meminta si Dewa Kematian agar dia sedikit mengalah, Tuan?”Henry Tolando menatap Davis tajam. “Tutup mulutmu dan jangan bersikap sombong di hadapanku, Davis!”“Baiklah, Tuan.” Davis masih mendapatkan peringatan dari sistem. “Dariel dan Daisy masih berada di ruangan VVIP. Jika aku pergi, aku kemungkinan akan bertemu dengan mereka.”Pertarungan semakin panas dari waktu ke waktu. Dua penantang kembali tidak sadarkan diri arena. Hanya enam penantang yang masih bertahan.Jay mengembus napas panjang. “Usia memang tidak bisa berbohong. Aku kelelahan meski aku bertarung tidak cukup serius. Aku ingin segera beristirahat sekarang.”Jay melompat-lompat kecil, melirik enam penantang yang tersisa. Para penonton bertarik memanggil “Dewa Kematian” sekaligus mendukung dan menghina penantang yang masih sadar dan sudah tidak sadarkan diri.“Pertarungan sudah berlangsung selama lima menit, tetapi si Dewa Kematian masih berdiri gagah menghadapi enam penantang yang te
“Apa maksudmu, Logan?” tanya Ludwig.“Seperti yang aku katakan barusan, Henry Tolando berada di arena pertarungan. Dia bekerja sama dengan seorang pebisnis baru untuk mengelola arena pertarungan. Si Dewa Kematian itu tampaknya adalah salah satu bawahannya,” jelas Logan.Ludwig mengepalkan tangan erat-erat. “Henry Tolando memang memiliki bawahan-bawahan yang sangat hebat. Si Dewa Kematian itu memang salah satu bawahannya.”Logan tersenyum. “Lalu, apa yang akan kau lakukan, Tuan? Apa kau tetap akan merekrut di Dewa Kematian?”Ludwig terdiam selama beberapa waktu, mengamati pemandangan malam kota. “Aku membatalkan rencanaku untuk merekrut si Dewa Kematian. Tindakan itu terlalu berisiko. Aku tidak boleh melakukan kesalahan apa pun sekarang.”“Meski kau membatalkan rencana tersebut, bukan berarti kau tidak boleh mencari tahu kelemahan si Dewa Kematian, Tuan. Selain mempersiapkan pasukan, kau juga harus mencari tahu kekuatan dan kelemahan lawan.”“Kau benar, Logan.” Ludwig tertawa. “Aku tid
Henry Tolando melihat Dariel dan Daisy di depan pintu, menoleh pada Davis sesaat. “Sesuai dengan permintaan mereka, aku harus berpura-pura tidak mengenal mereka. Aku beruntung karena tidak harus berbasa-basi pada mereka. Davis tentu akan penasaran dan bertanya soal mereka.”Henry Tolando tersenyum. “Davis masih belum layar bertemu dengan mereka,” gumamnya.Davis mengepalkan tangan erat-erat saat melihat seorang pria dan wanita di dekat pintu sebelah kiri. “Dariel dan Daisy memang berada di ruangan VVIP. Aku harus bersikap seolah aku tidak melihat mereka. Meski sistem menganggap mereka sebagai orang berbahaya bagiku, aku akan baik-baik saja selama aku tidak bersentuhan dengan mereka.”Helga meremas pakaiannya saat melihat Daisy. “Wanita itu memang menyukai Davis. Dia terlihat mengamati Davis sejak tadi. Aku beruntung karena dia tampak tegang sehingga tidak mendekati Davis.”Sebastian mengamati Dariel dan Daisy. “Ini kali pertama aku melihat Dariel dan Daisy secara langsung. Mereka suda
Sistem terus memberikan peringatan. Layar merah menunjukkan jarak Davis dengan Dariel dan Daisy sangat dekat. Suasana tampak sepi, berbanding terbalik dengan kondisi di halaman dan arena-arena lain.“Apa kau memanggilku, Nona?” tanya Davis seraya mengamati Daisy. Ia menoleh pada Dariel yang tengah menunduk. “Dariel menunduk dan berusaha menyembunyikan wajahnya dengan topi. Dia tampaknya tidak berniat untuk menyerangku,” gumamnya.Daisy seketika membeku di tempat, menatap Davis tanpa berkedip. Jantungnya seakan ingin meledak menjadi potongan kecil. “Davis sangat berbeda dengan Davis yang aku kenal dahulu. Dia lebih tampan dan gagah dibandingkan sebelumnya,” batinnya.Daisy menarik napas panjang, mengendalikan debaran di dada. Ia mendadak sulit berbicara di depan Davis. “Apa yang terjadi padaku? Kenapa aku hanya diam saja, padahal Davis sudah berada di depanku sekarang. Bukankah aku ingin berbicara dengannya?”Dariel menunduk, melirik Davis dan para pengawalnya. Ia mengarahkan cincin, m
Pertemuan berakhir satu jam kemudian. Anggota aliansi mulai meninggalkan lokasi. Saat mobil-mobil keluar dari gerbang, hujan deras mendadak mengguyur deras. Petir beberapa kali menggelegar, membuat suasana menjadi sangat tegang. Jack berjalan di lorong bersama Tommy dan para pengawalnya, menatap Jeremy dan para pengawal yang berbelok ke arah lain. Ia seketika teringat dengan kejadian di Pulau Salu tempo hari. “Aku tidak boleh menjadi beban untuk Ayah. Akulah yang seharusnya melindunginya.”Jack mendengkus kesal, mengepalkan tangan erat-erat. “Pertarungan dan aliansi membuatku sangat sibuk. Aku nyaris melupakan rencanaku untuk mengambil alih wilayah kekuasaanku yang Davis rebut dariku.”Jack keluar dari elevator, berjalan menuju pintu keluar. “Aku tidak yakin Davis hanya akan berdiam diri dalam pertarungan ini. Dia sering kali ikut campur dalam berbagai masalah. Sialnya, dia pasti akan mendapatkan keuntungan dari tindakannya seperti saat dia menolongku dan yang lain dari Levon tempo h
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3275/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.165.000]Satu hari sebelum penyerangan, seluruh anggota aliansi berkumpul di sebuah lokasi rahasia. Para penjaga berjaga dengan sangat ketat. Suasana tampak hening meski beberapa anggota terlihat bercakap-cakap.Para penjaga memeriksa berbagai ruangan dan lorong, saling berkomunikasi. Setiap anggota dan para pengawalnya masuk, mereka harus melalui pemeriksaan berlapis-lapis. “Dasar brengsek!” Jack mendengkus kesal, mengamati keadaan sekeliling. “Keadaan ini membuatku sangat muak, bahkan lebih muak saat aku melihat wajah Davis.”“Situasi masih terkendali saat ini, Jack,” bisik Tommy.“Tutup mulutmu, sialan! Aku tidak bertanya padamu,” ketus Jack sembari bersandar di kursi. Ia menatap jengkel Emir dan Russel yang baru saja memasuki ruangan. “Kau tampak sangat tegang, Jack. Aku akan membawamu ke
Red, Blue, dan Aaron memasuki ruangan. Para kucing seketika mendekati mereka. “Ah, perjalanan ini sangat melelahkan. Aku ingin langsung beristirahat.” Blue merenggangkan badan, menguap beberapa kali. Setelah berbaring di sofa, ia seketika tertidur. Red membuka layar hologram, memeriksa pembaharuan informasi. “Kelompok lain juga belum bisa menangkap satu anggota Technocrom. Mereka sangat pandai bersembunyi dan membuat jengkel.”Aaron datang membawa minuman, menyimpan secangkir teh hangat di meja. Ia melirik Blue yang sudah terlelap di sofa. Red mengembus napas panjang, menutup layar hologram, meneguk teh perlahan. “Kau tampaknya baru saja kedatangan tamu, Aaron.”Aaron duduk berhadapan dengan Red. “Dariel Miller baru saja mengunjungiku, Tuan. Dia meminta bantuan untuk menyingkirkan anggota keluarga Miller. Mereka terlibat perseteruan sesama anggota keluarga karena sama-sama mengincar hak ahli waris.”“Keluarga Miller.” Red bersandar di sofa, menatap langit-langit ruangan. “Dylan me
Dariel merasa sangat mengantuk sekarang, tetapi ia berusaha untuk tetap berjaga. Ia masih mengkhawatirkan keadaannya. “Ayah sudah mempercayakan tugas ini padaku. Aku tidak boleh sampai mengecewakannya. Aku juga harus kembali dengan selamat.”Dariel menoleh pada laut yang tampak tenang. Kilatan cahaya terlihat beberapa kali. “Aku harus terbiasa dengan keadaan tegang dan menakutkan seperti sekarang. Aku akan menghadapi situasi ini lebih sering jika aku sudah menggantikan posisi ayah. Kalau aku lengah, maka aku dan ayah akan berada dalam bahaya. Musuh akan menghabisi kami tanpa ampun.”Dariel mengepalkan tangan erat-erat, bersandar di kursi, mengembus napas panjang. Ia masih ragu apakah Donald dan Deric mampu mencelakainya dan ayahnya hanya untuk harta.Dariel tertidur selama beberapa menit hingga akhirnya kembali sadar. Ia segera mengawasi keadaan sekeliling. Setelah merasa tidak ada hal aneh, ia merasa lega. “Pertemuan itu berjalan dengan lancar. Aaron akan mengirimkan orang-orang itu
“Selamat datang di ruanganku!” teriak seorang pria sembari tersenyum riang. Pria itu memangku dua ekor kucing di tangan kiri dan kanan. Puluhan kucing berkeliaran di ruangan, saling bertengkar, mengeong, tertidur, dan berlarian ke berbagai tempat. Ruangan terlihat sangat kontras dengan kondisi gedung yang menyeramkan. Ruangan ini sangat terang dengan warna merah dan emas. Sebuah lampu gantung besar berada di langit-langit ruangan. Beberapa rumah dan mainan kucing berada di sisi kiri ruangan, sedangkan sofa, televisi, lemari-lemari, dan kolam renang berada di sebelah kanan. Daniel, Chris, dan Adrian mengamati keadaan sekitar, masih berdiri di tempat mereka. Daniel mengamati pria berkemeja warna-wani di depannya. Ia mengira jika pemimpin orang-orang bertopeng itu adalah seorang pria besar, tinggi, bertato, dan bertampang menyeramkan. Akan tetapi, pria itu justru seperti pria kutu buku dan penyayang binatang. “Senang bertemu dengan Anda.” Aaron meletakkan kedua kucing di lantai, men
Dariel memasuki rumah bersama para pengawalnya. Hujan semakin mengguyur deras di luar. Petir berkali-kali menyambar dan angin semakin kencang hingga beberapa ranting terlempar ke jendela. Suasana ruangan sangat hening, berbeda dengan suasana hari Dariel yang tegang.Dariel menempuh perjalanan hingga berjam-jam untuk di pulau ini. Ia memastikan semuanya dengan sebaik mungkin. “Aku sangat mengkhawatirkan keadaan ayah sekarang, tetapi ayah memintaku untuk melakukan ini. Aku tidak boleh mengecewakannya,” gumamnya.Dariel berusaha fokus dan tenang untuk menyelesaikan misi. Daniel memintanya untuk bertemu dengan seseorang. Pencarian orang itu tidaklah mudah, apalagi Mario berkali-kali tidak sadarkan diri di ruangannya. Selain itu, ia dan Daniel harus waspada terhadap Daniel, Deric, maupun anggota keluarga lain.Dariel mengembus napas panjang, berusaha mengendalikan diri untuk tetap tenang. Ia mengepalkan tangan erat-erat saat pikiran buruk mendadak muncul. Ia sering kali membayangkan Daniel
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3110/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.000.000]Hujan mengguyur sejak sore. Udara menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya. Kilat terlihat beberapa kali di langit.Davis berada di dalam kamar, mengamati hujan dari jendela. “Dua belas hari berlalu dengan cepat bagiku. Hal ini berbeda sekali saat aku masih tergabung dalam aliansi.”“Tuan Henry dan aliansi bersiap untuk menangkap Logan dan Ludwig dalam dua hari lagi. Logan dan Ludwig juga bersiap untuk melakukan serangan. Kedua pihak mempersiapkan rencana mereka dengan sebaik mungkin.”Davis menutup jendela, duduk di sofa. “Ludwig tidak mendatangi Lucas setelah hari itu. Dia fokus untuk menyempurnakan persiapan. Meski aku sudah tahu rencana mereka dan memberi tahu rencana itu pada Tuan Henry, tetapi aku menduga ada hal yang tidak terduga yang bisa terjadi.”Davis mengembus napas panj
Hujan mengguyur sejak beberapa jam lalu. Davis berada di kamar, mengingat pertemuan dengan Mike Stormy beberapa jam lalu. Ia membuka layar hologram, tercenung selama beberapa waktu. “Sesuai dugaanku, Mike Stormy mencurigaiku membangun bisnis dengan modal dari para berandal. Selain itu, dia memerintahkan bawahannya untuk mencari informasi tentangku. Sayangnya, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Aku pun juga belum mengetahui asal-usulku hingga sekarang.” “Aku sudah mencari informasi mengenai Mario, tetapi sistem tidak memberikan informasi apa pun. Mario tampaknya adalah orang yang masuk dalam daftar orang berbahaya. Dia lebih berbahaya dibandingkan Mike.” “Aku masih bisa mengamati keadaan Mike, tetapi aku tidak bisa mencari informasi Mario meski sudah mencoba berkali-kali.” Davis menoleh ke jendela saat petir menggelegar. Ia melihat keadaan menjadi terang sesaat. “Meski sistem tidak memberikan jawaban, aku masih bisa bertanya soal Mario pada seseorang.” Davis bergegas keluar d
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (1130/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.324.050.000]Davis sedang dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan dengan Mike. Ia mengamati kondisi pusat kota yang sangat ramai. “Sistem memberikan waktu satu jam bagiku untuk bertemu dengan Mike Stormy. Waktunya lebih lama dibandingkan dengan waktu pertemuanku dengan Daisy. Apakah itu berarti Daisy lebih berbahaya dibandingkan Mike?”Davis mengembus napas panjang, membuka layar hologram, mengamati keadaan Henry Tolando dan seluruh anggota aliansi di sebuah ruangan. “Mereka berkumpul untuk membahas kabar kematian Evan Mulikas. Mereka berencana untuk mempercepat penyerangan.”Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Firasatku mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi. Aku harus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk.”Davis melirik Sammy, Don, dan Dave sekilas. “Aku yakin Tuan Henry akan menyewa Jay d