“Aku siap, Tuan.” Alvin membungkuk singkat, mengepalkan tangan erat-erat. Ia sudah menunggu hari ini tiba, dan ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.Dylan menekan sebuah tombol dan sebuah kotak tiba-tiba muncul dari balik meja. Ia membuka kotak, mengambil sebuah pintu bulat. “Meski kau tidak lagi muda, kau adalah orang yang paling tepat untuk tugas ini, Alvin.”Dylan menoleh pada layar yang menunjukkan Liam, Levon, dan pasukan mereka yang tengah mengejar sosoak tiruannya, lalu beralih pada pasukan keluarga Miller di kota berbeda. “Pin ini adalah pin penyamaran. Kau bisa menyamar menjadi siapa pun ketika kau menggunakannya. Cara kerjanya cukup sederhana. Kau hanya harus memasukkan foto atau memindai seseorang yang ingin kau tiru.”“Aku akan menunjukkannya padamu.” Dylan memasang pin di balik kerah baju. Ia tiba-tiba berubah menjadi Alvin. Bagaimana menurutmu, Alvin? Bukankah ini luar biasa?”Alvin terkejut ketika melihat Dylan berubah menjadi dirinya, menggeleng beberapa kali.
Daniel duduk di sofa setelah tenang, mengendalikan napas yang terengah-engah. “Apa yang sedang dilakukan oleh Mario sekarang? Dia tampaknya tahu mengenai sesuatu. Aku akan menemuinya sekarang.”Donald menahan tangan Daniel. “Beristirahatlah, Daniel. Kau sudah sangat kelelahan. Kau bisa menyerahkan masalah ini pada aku dan adik-adikmu.”Daniel tercenung selama beberapa waktu.“Dylan akan senang jika kau jatuh sakit. Jika kau ingin menangkap Dylan dan melihatnya berada di depanmu suatu saat nanti, kau harus tetap sehat.”“Kau benar, Doland. Aku sebaiknya beristirahat sekarang.” Daniel keluar dari ruangan, menolak permintaan Dennis yang akan mengantarnya. Ia sangat senang ketika mendapatkan kabar jika pasukannya menemukan jejak Dylan beberapa waktu lalu. Akan tetapi, ia harus merasakan kecewa.“Ayah, kau baik-baik saja?” tanya Dariel. Ia khawatir melihat kondisi Daniel. “Kau sangat pucat. Kau sebaiknya beristirahat.”Daniel dan Dariel berjalan di lorong. Para pengawal membungkuk ketika m
Davis, Sammy, dan Don tiba di kediaman keluarga Anderson. Davis memasuki rumah, sedangkan Sammy dan Don tetap berada di dalam mobil.“Selamat pagi. Aku harap kedatanganku tidak menganggu,” ujar Davis seraya mendekat ke meja makan.“Davis.” Susan, Rebecca, dan Emmely seketika berdiri dari kursi, tersenyum. Mereka tentu senang melihat Davis setelah sekian lama tidak bertemu.Susan, Rebecca, dan Emmely mengamati Davis dari ujung kepala hingga ujung kaki. Mereka sangat terpesona dengan pria tampan dan gagah itu.“Astaga, Davis semakin gagah dan menggairahkan,” gumam Rebecca.Emmely memutar bola mata. “Rebecca, kau harus fokus dengan hubungannya dengan Emir. Kau tidak ingin mengecewakan ayahmu, bukan?”Rebecca menatap sinis, mengembus napas panjang.“Davis.” Susan berjalan mendekat, tetapi Drake tiba-tiba menarik tangannya hingga ia mundur beberapa langkah dan menabrak kursi.“Apa yang kau inginkan, Davis?” tanya Drake ketus, “jangan membuat masalah di rumah ini, atau aku akan mengusirmu k
Liam, Levon, dan keluarga Miller terus melakukan pencari besar-besaran untuk menangkap Dylan. Setelah mendapatkan petunjuk jika pria itu menggunakan beberapa orang untuk menyamar, mereka semakin tertantang untuk segera menemukan Dylan.Daniel sangat frustasi hingga kesehatannya memburuk. Ia mendadak tidak sadarkan diri, dan harus mendapatkan perawatan dari dokter. Donald, Dennis, Dawson, dan Deavon sudah cukup lelah sehingga memilih beristirahat sejak siang.Dariel tengah duduk di sisi ranjang, mengamati Daniel yang masih tertidur. “Ayah, aku sangat khawatir saat tahu kau tidak sadarkan diri, terlebih ini kejadian kesekian kali yang terjadi padamu. Aku harap kau segera sehat kembali, Ayah. Aku masih sangat membutuhkanmu.”Dariel keluar dari kamar, mengembus napas panjang. Ia berjalan di lorong, mengabaikan para pengawal yang membungkuk padanya. “Aku pasti akan menghabisimu, Dylan. Kau sudah membuat ayahku dan keluarga menderita.”Dariel mengepalkan tangan erat-erat, menatap tajam. Ia
Davis, Sammy, Don, dan yang lain berjalan di lorong. Mereka memasuki sebuah ruangan bersama beberapa pengawal.“Topeng-topeng ini sangat beragam.” Davis mendekati sebuah rak berisi bermacam-macam topeng. Ia mengamati deretan topeng, memilih topeng rubah api. “Topeng ini mengingatkanku pada Dariel. Aku sudah lama tidak mendengar kabarnya. Apa yang sedang dia lakukan sekarang?”“Topeng babi ini sangat cocok untukmu, Paula.” Linda tertawa.“Kau lebih cocok memakai topeng kecoa ini.” Paula menyodorkan sebuah topeng pada Linda. “Aku yakin banyak pria tua yang akan menyukaimu.”“Topeng kecoa ini mengingatkanku pada wajahmu, Paula. Aku akan memakai topeng merepati ini. Merpati adalah hewan lembut sepertiku.”Davis mengecek keberadaan Henry Tolando. Layar seketika menunjukkan pria itu yang tengah mengehubungi seseorang. “Dia masih berada dalam perjalanan.”“Tempat ini mengingatkanku pada saat aku mencari Chris,” ujar Levi seraya mengamati Davis yang masih berada di depan sebuah rak.“Kau bena
Nolan berada di sebuah panggung di tengah arena. “Tuan-tuan dan nona-nona. Aku memiliki kejutan menarik untuk kalian semua malam ini. Setelah kita menyaksikan pertarungan cukup membosankan, aku akan memberikan sebuah persembahan yang menarik.”Para penonton mulai bertanya-tanya. Suasana menjadi sangat riuh.Nolan tersenyum ketika melihat kemeriahan arena. Ia bisa mencium bau uang di mana-mana. Ia harus berterima kasih pada Henry Tolando atas ide briliannya.“Kita akan menyaksikan dua wanita bertopeng melawan seratus penjahat malam ini. Apakah kalian siap untuk bertaruh dan menyaksikan penampilan yang luar biasa?”Suasana arena semakin ramai dan panas.Davis mengepalkan tangan erat-erat, tersenyum lebar. Ia menjadi semakin semangat dan tidak sabar melihat pertandingan. “Ini sangat luar biasa.”“Jika kau mengkhawatirkan Paula dan Linda, kau hanya akan berbuat sia-sia, Davis,” kata Sammy seraya mengamati para petarung yang mulai memasuki arena.“Aku yakin Paula dan Linda bisa mengalahkan
Empat banteng keluar dari empat arah yang berbeda. Dua buah bendera berwarna putih terpasang di setiap tanduk mereka. Para pentonton bersorak sangat heboh. Ruangan sangat ramai dengan teriakan. Sementara itu, sebuah kurungan tiba-tiba muncul di bawah arena dan melindungi Paula dan Linda.“Ini benar-benar gila.” Davis mengepalkan tangan erat-erat, tersenyum lebar.“Kau tampaknya sangat tertarik, Davis?” tanya Sammy.Davis menoleh pada ruangan Henry Tolando. “Henry Tolando tampaknya tidak ingin bertemu denganku. Sayangnya, aku pasti bisa berbincang dengannya.”“Apa kalian siap untuk melihat pertarungan luar biasa malam ini?” teriak Nolan seraya mengamati para penonton. “Ini malam yang sangat meriah. Aku harus berterima kasih pada Tuan Henry dan dua wanita gila itu. Aku yakin mereka adalah dua wanita yang paling cocok untuk menggantikan posisi Chris,” gumamnya.“Apa kalian sudah siap dengan taruhan kalian? Siapa yang akan kalian pilih? Dua wanita gila itu atau keempat banteng berbahaya i
“Katakan sekarang!” teriak para penonton.Nolan tersenyum ketika mendapat sebuah rencana. “Dua wanita gila itu bertanya padaku siapa yang paling kuat di antara mereka.”Para penonton berteriak heboh. Mereka menginginkan untuk pertarungan segera dimulai.“Siapa yang paling kuat menurut kalian? Apa wanita gila berambut pendek atau wanita gila berambut panjang?”Nolan tertawa. “Kalian harus tahu jika selalu ada waktu yang tepat untuk pertunjukkan yang menarik. Kita akan kembali di waktu yang akan datang.”Paula dan Linda berdecak, melompat ke arena, berlari cepat menuju pintu keluar.Para penonton tampak tidak setuju. Mereka memanggil Nolan dan meminta pria itu untuk melanjutkan pertarungan. Akan tetapi, Nolan bersama para pengawalnya meninggalkan tribun.“Aku untung besar malam ini.” Nolan tersenyum. “Segera cari dua wanita gila itu dan perintahkan mereka untuk menemuiku di ruanganku.”Nolan tersenyum, mengabaikan banyak panggilan telepon dan pesan di ponselnya. “Sebelum bertemu dengan
Dariel merasa sangat mengantuk sekarang, tetapi ia berusaha untuk tetap berjaga. Ia masih mengkhawatirkan keadaannya. “Ayah sudah mempercayakan tugas ini padaku. Aku tidak boleh sampai mengecewakannya. Aku juga harus kembali dengan selamat.”Dariel menoleh pada laut yang tampak tenang. Kilatan cahaya terlihat beberapa kali. “Aku harus terbiasa dengan keadaan tegang dan menakutkan seperti sekarang. Aku akan menghadapi situasi ini lebih sering jika aku sudah menggantikan posisi ayah. Kalau aku lengah, maka aku dan ayah akan berada dalam bahaya. Musuh akan menghabisi kami tanpa ampun.”Dariel mengepalkan tangan erat-erat, bersandar di kursi, mengembus napas panjang. Ia masih ragu apakah Donald dan Deric mampu mencelakainya dan ayahnya hanya untuk harta.Dariel tertidur selama beberapa menit hingga akhirnya kembali sadar. Ia segera mengawasi keadaan sekeliling. Setelah merasa tidak ada hal aneh, ia merasa lega. “Pertemuan itu berjalan dengan lancar. Aaron akan mengirimkan orang-orang itu
“Selamat datang di ruanganku!” teriak seorang pria sembari tersenyum riang. Pria itu memangku dua ekor kucing di tangan kiri dan kanan. Puluhan kucing berkeliaran di ruangan, saling bertengkar, mengeong, tertidur, dan berlarian ke berbagai tempat. Ruangan terlihat sangat kontras dengan kondisi gedung yang menyeramkan. Ruangan ini sangat terang dengan warna merah dan emas. Sebuah lampu gantung besar berada di langit-langit ruangan. Beberapa rumah dan mainan kucing berada di sisi kiri ruangan, sedangkan sofa, televisi, lemari-lemari, dan kolam renang berada di sebelah kanan. Daniel, Chris, dan Adrian mengamati keadaan sekitar, masih berdiri di tempat mereka. Daniel mengamati pria berkemeja warna-wani di depannya. Ia mengira jika pemimpin orang-orang bertopeng itu adalah seorang pria besar, tinggi, bertato, dan bertampang menyeramkan. Akan tetapi, pria itu justru seperti pria kutu buku dan penyayang binatang. “Senang bertemu dengan Anda.” Aaron meletakkan kedua kucing di lantai, men
Dariel memasuki rumah bersama para pengawalnya. Hujan semakin mengguyur deras di luar. Petir berkali-kali menyambar dan angin semakin kencang hingga beberapa ranting terlempar ke jendela. Suasana ruangan sangat hening, berbeda dengan suasana hari Dariel yang tegang.Dariel menempuh perjalanan hingga berjam-jam untuk di pulau ini. Ia memastikan semuanya dengan sebaik mungkin. “Aku sangat mengkhawatirkan keadaan ayah sekarang, tetapi ayah memintaku untuk melakukan ini. Aku tidak boleh mengecewakannya,” gumamnya.Dariel berusaha fokus dan tenang untuk menyelesaikan misi. Daniel memintanya untuk bertemu dengan seseorang. Pencarian orang itu tidaklah mudah, apalagi Mario berkali-kali tidak sadarkan diri di ruangannya. Selain itu, ia dan Daniel harus waspada terhadap Daniel, Deric, maupun anggota keluarga lain.Dariel mengembus napas panjang, berusaha mengendalikan diri untuk tetap tenang. Ia mengepalkan tangan erat-erat saat pikiran buruk mendadak muncul. Ia sering kali membayangkan Daniel
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3110/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.000.000]Hujan mengguyur sejak sore. Udara menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya. Kilat terlihat beberapa kali di langit.Davis berada di dalam kamar, mengamati hujan dari jendela. “Dua belas hari berlalu dengan cepat bagiku. Hal ini berbeda sekali saat aku masih tergabung dalam aliansi.”“Tuan Henry dan aliansi bersiap untuk menangkap Logan dan Ludwig dalam dua hari lagi. Logan dan Ludwig juga bersiap untuk melakukan serangan. Kedua pihak mempersiapkan rencana mereka dengan sebaik mungkin.”Davis menutup jendela, duduk di sofa. “Ludwig tidak mendatangi Lucas setelah hari itu. Dia fokus untuk menyempurnakan persiapan. Meski aku sudah tahu rencana mereka dan memberi tahu rencana itu pada Tuan Henry, tetapi aku menduga ada hal yang tidak terduga yang bisa terjadi.”Davis mengembus napas panj
Hujan mengguyur sejak beberapa jam lalu. Davis berada di kamar, mengingat pertemuan dengan Mike Stormy beberapa jam lalu. Ia membuka layar hologram, tercenung selama beberapa waktu. “Sesuai dugaanku, Mike Stormy mencurigaiku membangun bisnis dengan modal dari para berandal. Selain itu, dia memerintahkan bawahannya untuk mencari informasi tentangku. Sayangnya, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Aku pun juga belum mengetahui asal-usulku hingga sekarang.” “Aku sudah mencari informasi mengenai Mario, tetapi sistem tidak memberikan informasi apa pun. Mario tampaknya adalah orang yang masuk dalam daftar orang berbahaya. Dia lebih berbahaya dibandingkan Mike.” “Aku masih bisa mengamati keadaan Mike, tetapi aku tidak bisa mencari informasi Mario meski sudah mencoba berkali-kali.” Davis menoleh ke jendela saat petir menggelegar. Ia melihat keadaan menjadi terang sesaat. “Meski sistem tidak memberikan jawaban, aku masih bisa bertanya soal Mario pada seseorang.” Davis bergegas keluar d
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (1130/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.324.050.000]Davis sedang dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan dengan Mike. Ia mengamati kondisi pusat kota yang sangat ramai. “Sistem memberikan waktu satu jam bagiku untuk bertemu dengan Mike Stormy. Waktunya lebih lama dibandingkan dengan waktu pertemuanku dengan Daisy. Apakah itu berarti Daisy lebih berbahaya dibandingkan Mike?”Davis mengembus napas panjang, membuka layar hologram, mengamati keadaan Henry Tolando dan seluruh anggota aliansi di sebuah ruangan. “Mereka berkumpul untuk membahas kabar kematian Evan Mulikas. Mereka berencana untuk mempercepat penyerangan.”Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Firasatku mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi. Aku harus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk.”Davis melirik Sammy, Don, dan Dave sekilas. “Aku yakin Tuan Henry akan menyewa Jay d
Mario masih tercenung, mengamati gambar di tangannya. Pikirannya penuh dengan kenangan masa lalu bersama putra kecil Damian dan Dominique.Mario menatap air mata yang terus menetes membasahi kertas. Bahunya berguncang berkali-kali sampai akhirnya ia menangis terisak-isak.Mario mengawasi kamar sekilas. “Apa mungkin Davis masih hidup? Aku mengira Dylan sudah meninggal, tetapi dia ternyata masih hidup. Davis kemungkinan memang masih hidup.”Mario segera menghidupkan komputer, mencari informasi mengenai Davis. Deretan informasi seketika bermunculan di layar. “Aku mengakses informasi kependudukan negara ini dan menemukan banyak sekali pria bernama Davis.”Mario menatap gambar, mencocokkan foto dengan informasi di layar. “Daisy menyerahkan kertas ini padaku beberapa hari lalu, tetapi aku baru melihat gambar pria ini sekarang. Donald mendadak datang sehingga aku belum sempat mengeceknya.”“Jika pria itu memang Davis, maka Daisy sudah bertemu dengannya.” Mario sontak terdiam, mengepalkan tan
Hujan mengguyur deras sejak beberapa jam lalu. Ruangan makan tampak ramai oleh cerita Sarah dan Elora. Petir beberapa kali menggelegar hingga kedua anak itu menjerit ketakutan.Suasana yang ramai perlahan sepi setelah kepergian Sarah dan Elora. Davis berpindah ke ruangan utama, menonton berita di televisi. Pembawa berita tengah menyiarkan kabar ledakan bom dan kelompok teroris di ibu kota Floxia. “Aku sudah memberi tahu Tuan Henry soal penyerangan musuh pada Evan Mulikas. Akan tetapi, aku cukup mengkhawatirkan keadaan Evan Mulikas. Dia adalah sosok penting dalam aliansi. Jika dia terluka atau sampai tewas, aliansi pasti akan melemah. Logan dan Ludwig kemungkinan besar akan langsung menyerang. Jika aliansi kalah, mereka kemungkinan akan mengincarku.”Davis mengembus napas panjang, bersandar di kursi, tertawa. “Aku tampaknya terlalu berpikir berlebihan. Evan Mulikas dan pasukannya bukanlah orang-orang lemah. Dia adalah mantan kepala kepolisian Fluxton dan para bawahannya adalah orang-o
Ludwig berjalan menuju gedung, mengawasi keadaan sekeliling saksama. Ia mengabaikan para tahanan yang berkumpul di halaman.Ludwig menghubungi Logan, berjalan lebih cepat. “Bagaimana keadaan di tempat ini? Apakah musuh mencurigai keberadaanku?”Logan menamati layar-layar yang menunjukkan Ludwig dan kondisi penjara. “Tidak ada hal yang mencurigakan hingga sekarang. Akan tetapi, kau harus tetap waspada. Ingat kau hanya memiliki waktu setengah jam. Saat ini, aku masih mengunduh data sekarang.”“Aku mengerti.” Ludwig menutup panggilan, menuruni sebuah tangga. Saat tiba di lantai bawah, ia bergabung dengan para petugas kebersihan yang lain.“Para bawahan Evan Mulikas masih berkeliaran di dalam penjara dan kepolisian hingga saat ini. Mereka mengawasi Lucas, Liam, dan Levon dengan sangat ketat. Mereka bahkan tidak mengalihkan pandangan dari Paman Lando meski dia sedang sakit. Aku tidak boleh sampai tertangkap oleh mereka.”Beberapa polisi memasuki ruangan. Pemimpin mereka memberikan arahan s