Hujan mengguyur deras sejak sore hingga malam. Kediaman keluarga Miller tampak sepi saat ini. Beberapa penjaga terlihat berjaga di beberapa lokasi.Darius masih berada di dalam kamar. Ia tidak ingin bertemu dengan siapa pun saat ini. Ketika mengingat Damian, Dominique, dan Davis, pria tua itu tidak bisa menahan tangisan. Kesehatannya terus memburuk hingga beberapa dokter terus berjaga di sisinya.Darius menatap pintu, mengabaikan dua dokter yang berada tidak jauh darinya. Ia berusaha duduk, meringis kesakitan. Tayangan video tadi seakan enggan pergi dari pikirannya. “Aku tidak akan pernah memaafkan kalian, terutama kau, Daniel. Aku juga tidak akan pernah menyerahkan status pewaris padamu. Aku akan tetap menunggu sampai Davis tiba. Rasa sakit ini tidak sebanding dengan rasa sakit yang Damian, Domique, Davis, dan Dylan alami. Aku tidak akan kalah. Tidak akan!”Darius merasakan kepalanya sangat pening. Bayangan Davis terus hadir dan mendadak menghilang ketika ia tidak sadarkan diri. “Dav
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 20 (1345/2000)][Health Point: 40/40][Kekuatan: 36 | Pertahanan: 37 | Kecerdasan: 33 | Kelincahan: 36][Money Power: $1.071.275.000]Davis tengah menatap pantulan dirinya di cermin, merapikan penampilannya. Hari ini adalah hari yang sudah ditunggu-tunggunya. Ia akan bertemu dengan anggota pasukan barunya. Seluruh anggotanya juga turut hadir, kecuali Tommy, Eslon, Adrian, dan Chris. Ini adalah momen baru sekaligus mendebarkan baginya.“Aku sudah berada di titik ini.” Davis tersenyum, menatap cincinnya. “Aku bisa sejauh ini berkat bantuan sistem.”[Sistem hadir untuk membantu Anda, Host]“Aku memiliki beberapa pertanyaan setelah melihat game yang dimainkan Alex semalam. Dalam sistem permainan, sistem akan memberikan skill khusus yang bisa langsung bisa digunakan oleh pemanin tanpa harus melakukan pelatihan apa pun, seperti skill dalam bidang medis, beladiri, ataupun peretasan. Apa mungkin aku juga akan mendapatkan skill ter
Davis berdiri gagah di depan semua pasukannya. Pria itu menatap semua orang yang tengah membungkuk. Beberapa waktu lalu ia hanya pria tidak berguna yang tidak memiliki apa pun. Nyaris semua orang tidak menginginkan dan mengharapkannya. Akan tetapi, saat ini ia memiliki banyak pengikut dan pasukan yang siap sedia membantu dan menolongnya.Davis mengingat semua perjuangannya hingga titik ini. Sebuah perjalanan yang cukup panjang, tetapi ia masih cukup jauh dari tujuannya.“Angkatlah kepala kalian sekarang,” ujar Davis.Semua anggota pasukan kembali berdiri tegak, menatap Davis.“Mulai hari ini, kalian akan bekerja untukku. Aku sangat berharap kita bisa bekerja sama dengan baik. Kepercayaan adalah hal yang sangat penting dalam hal apa pun. Aku memberikan kepercayaan pada kalian, dan aku juga menerima kepercayaan kalian.”Davis mengangkat satu tangan, dan semua anggota pasukan seketika membungkuk.Sebastian berdiri dari kursi, tersenyum. “Kau memang sudah sepantasnya mendapatkan penghorm
Davis masih berada dalam kemeriahan pesta. Ia mengajak Sebastian mengelilingi gedung dan halaman. Pesta ini lebih meriah dibandingkan pesta ketika penyambutan anggota baru tempo hari.“Aku ingin mengajak keluarga Anderson untuk datang ke acara ini, tapi mereka sedang sibuk dengan pekerjaan mereka sekarang,” ujar Davis.“Kau bisa mengundang mereka malam nanti, Davis. Kau hanya perlu membuat sebuah pesta kecil untuk mereka.”“Kau benar, Kakek.” Davis menoleh pada Eric sesaat. “Kakek, aku melihat Paman Eric keluar dari kamarmu tempo hari. Apa yang kau lakukan bersamanya?”“Kami hanya berbincang sebagai sesama pria tua.” Sebastian tertawa. “Kami bisa langsung akrab karena kami adalah generasi tua yang masih hidup di generasi sekarang.”“Kau bisa tinggal di rumahku selama yang kau mau, Kakek.” Davis melewati kerumunan anggota pasukan yang sedang melihat Benjamin dan Delta beradu panco.“Aku tidak ingin merepotkanmu, Davis. Lagipula Drake dan yang lain pasti tidak akan senang jika aku tingg
“Chris, ini adalah tantangan utamamu. Jika kau berhasil dalam misi membawa pria brengsek itu ke keluarga Miller, kau akan resmi menjadi pasukan keluarga Miller,” ujar Samson seraya menatap Benny yang baru saja memasuki mobil. “Kau dan aku akan duduk di samping Benny untuk menjaganya dari dekat.”“Aku mengerti.” Chris mengangguk.Chris duduk di sebelah kiri Benny, dan Samson berada di samping kiri Benny.“Aku seharusnya sangat senang karena bisa bebas dari penjara, tetapi kebahagianku hancur saat melihat siapa yang datang menjemputku dan ke mana aku akan pergi.” Benny tertawa, menatap borgol di tangannya.“Tutup mulutmu dan jangan membuat suasana menjadi buruk, brengsek!” bentak Samson seraya menekan sebuah tombol.Benny menggelinjang karena borgol mengalirkan listrik. “Kalian memiliki borgol yang bagus. Aku benar-benar terkejut.”Samson menekan kembali tombol, tersenyum saat Benny menggelinjang hingga tubuhnya terdorong ke depan.Chris mengamati Benny, menatap lurus ke depan. Ia harus
Chris dan Benny terus bertarung.“Aku tidak bisa mempercayai perkataanmu begitu saja.” Benny melesatkan tendangan hingga Chris mundur beberapa langkah. “Kau bisa saja menipuku agar aku tertangkap oleh pasukan keluarga Miller. Mereka adalah orang-orang yang sangat licik!”“Aku sama sekali tidak berbohong.” Chris menghindari serangan Benny, mundur sembari menepis pukulan dan tendangan. Ia melihat bayangan seseorang yang bergerak dengan sangat cepat. “Kau tidak memiliki banyak waktu. Segera pergi dari tempat ini sebelum Samson datang. Saat dia datang, aku tidak bisa lagi membantumu.”“Berhenti membual!” Benny melompat setinggi mungkin, memutar tubuh di udara, melesatkan tendangan sekuat mungkin.Chris menahan tendangan dengan kedua tangan, mundur beberapa langkah. “Samson akan segera datang. Pergilah sekarang.”Benny tertawa. “Aku mengakui kehebatanmu, tapi aku tetap tidak mempercayaimu.”Chris menyentuh cincinnya selama detik. Ia segera menunjukkan lambang singa bersayap ke hadapan Benn
Davis melihat kepergiaan rombongan bus dari halaman. Setelah pesta berakhir, sebagian anggota baru pasukannya harus bergegas menuju lokasi tugas masing-masing. Beberapa di antara mereka akan berada di Leaventown untuk membantu pekerjaan kantor dan tugas lainnya.“Waktu terasa begitu cepat,” ujar Davis.“Davis, aku harus kembali secepatnya. Masterku sangat cerewet and galak. Dia akan sangat marah jika aku terlambat sedetik pun.” Hans tertawa.“Aku belum mencicipi satu pun masakanmu, Hans.” Alex tampak kecewa.“Aku berjanji akan memasakan makanan kesukaanmu, Alex. bersiaplah untuk hari pertamamu sekolah besok, Alex.” Hans melambaikan tangan, berpamitan pada yang lain, memasuki mobil.“Bisakah aku pergi ke sekolah satu bulan lagi? Aku benar-benar tidak siap.” Alex mengembus napas panjang.Don mengangat Alex. “Aku akan melemparmu jika kau bersikeras tidak ingin pergi ke sekolah, bocah nakal.”“Orang tua memang memiliki selera humor yang jelek. Aku hanya bergurau.” Alex merapikan pakaianny
Sammy mengepalkan tangan erat-erat. “Aku harus bertemu dengan orang itu agar aku bisa mempercayainya kembali. Aku berharap aku bisa bertemu dengannya dalam waktu cepat.”“Benny adalah salah satu anggota bintang satu yang kuat. Kita semua tahu bagaimana kemampuannya. Kita unggul dalam masalah stamina jika bertarung dengannya, tapi kita belum tentu bisa mengalahkannya jika kita melawannya satu lawan satu,” kata Don.Sammy tersenyum. “Aku sudah menanti hari ini tiba. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja. Jika aku kalah, Tuan Simon pasti akan menghajarku, dan aku akan sangat malu pada Davis.”“Kita sebaiknya pergi menyusul Davis dan Tuan Simon agar Davis tidak curiga. Aku melihat Davis terkejut ketika melihat kita berkumpul di sini,” ujar Trex.Sammy, Don, Trex, dan yang lain keluar dari ruangan.“Tuan Eric,” panggil Nathan ketika pria itu masih berada di ruangan.“Kau bisa pergi bersama teman-temanmu. Aku membutuhkan waktu untuk sendiri.” Eric menatap halaman.“Aku me
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 40 (1800/4000)][Health Point: 58/58][Kekuatan: 58 | Pertahanan: 59 | Kecerdasan: 58 | Kelincahan: 58][Money Power: $30.439.190.000]Rombongan mobil melaju kencang di sebuah jembatan, melewati pepohonan menjulang tinggi ke langit.Sebuah bangunan megah terlihat dari jarak agak jauh. Angin berembus kencang, menggoyangkan dedaunan dan ranting. Langit tampak sangat cerah.Rombongan mobil keluar dari hutan, melaju di jalanan lurus. Kendaraan-kendaraan itu memasuki gerbang, menepi di depan bangunan. Para penjaga dan pelayan sontak membungkuk saat satu per satu orang turun dari mobil.Davis keluar dari mobil, membantu Sebastian duduk di kursi roda. Ia tersenyum saat mengamati pemandangan sekeliling.“Tempat ini sangat luar biasa. Aku menyukai tempat ini.” Davis tersenyum, mengamati Sebastian. “Kau baik-baik saja, Kakek? Kau terus diam sepanjang perjalanan.”“Aku baik-baik saja. Aku hanya sedikit lelah karena perjalanan panjang.
Dariel sudah berlari mengelilingi danau selama setengah jam. Keringat membanjiri sekujur tubuhnya. Meski sudah kelelahan, tetapi ia menyukai kegiatan ini.“Aku merasa sangat bugar dan bersemangat setelah menerima serum kemampuan itu. Aku harus meningkatkan levelku secepat mungkin untuk bisa membuka beragam kemampuan sistem.Dariel mengamati cincinnya sekilas. “Aku belum mendapatkan tanda-tanda pengkhianatan Chris dan Adrian hingga sekarang. Mereka bekerja sangat baik selama ini.”“Aku sejujurnya merasa bimbang sekarang. Siapa yang harus aku percaya antara Arnold, Chris, dan Adrian. Arnold memberikan cincin, dukungan, sekaligus serum kemampuan yang sangat berguna untukku. Meski begitu, aku harus tetap waspada karena aku belum tahu tujuan mereka sebenarnya.”Dariel mengepalkan tangan kuat-kuat. “Selama seminggu ini, aku sudah mencatat beberapa hal mengenai kemampuan penglihatan masa depanku. Aku akan merasakan sakit kepala saat penglihatan muncul. Penglihatan masa depanku muncul secara
Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig tengah sarapan bersama di meja makan. Hujan deras menemani kesunyian. Beberapa petir menggelegar, tetapi masih tidak ada obrolan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig saling melirik sesekali, menoleh pada pintu. Mereka tidak sabar mendengar cerita dari Logan mengenai pertemuannya dengan seniornya. Levon mengutuk Levon dalam hati. Ia amat kesal pada Logan, tetapi tidak bisa melakukan apa pun selain mengalah saat ini. Levon meneguk minuman hingga habis, mengamati hujan dari jendela. “Tempat ini jauh lebih baik dibandingkan penjara, tetapi aku merasa sangat kesal”Levon mengembus napas panjang, memejamkan mata erat-erat. “Aku seharusnya berterima kasih pada Logan karena dia sudah menolongku dan keluargaku. Aku seharusnya tidak menjadikannya sasaran kebencianku karena situasi yang aku dan keluargaku hadapi sekarang.”Levon mengamati Lucas, Liam, dan Ludwig sekilas. “Dibandingkan terus merasa jengkel dan benci, aku seha
“Selamat, kau berhasil lolos dari ujian, Logan.”Aaron bertepuk tangan, tersenyum saat melihat para pengawalnya terbaring tidak sadarkan diri di lantai. “Kau memang pantas menjadi juniorku.”Logan tiba-tiba terjatuh terduduk, mengendalikan napas yang terengah-engah. Ia mengamati tetes keringatnya di lantai, menoleh pada para pengawal di sekelilingnya. “Aku berhasil lolos dari ujian.” Logan mengamati pistol di tangannya, tersenyum. “Sialan! Aku pikir aku akan gagal.”“Jadi, sampai kapan kau akan duduk di lantai, Logan? Apa kau tidak ingin mengelilingi bangunan ini sebelum kau kembali ke rumahmu? Kau tidak memiliki waktu untuk beristirahat.”Logan memaksakan berdiri, terhuyung-huyung sesaat. Ia menampar wajahnya saat penglihatannya tidak jelas. “Tentu saja, Tuan.” Logan menghadap Aaron. “Aku siap untuk berkeliling.”“Kau bebas pergi ke mana pun yang kau mau di lantai ini. Sayangnya, kau harus pergi sendiri. Aku akan kembali ke ruanganku untuk beristirahat.”“Aku mengerti, Tuan.”Aaron
Logan turun dari kapal, mengamati keadaan sekeliling.“Tempat ini adalah tempat persembunyian yang sangat menarik.” Logan tersenyum saat kakinya menyentuh pasir putih pantai.Logan dan beberapa pengawalnya berjalan memasuki kawasan hutan. Dari kejauhan, beberapa pria bertopeng sudah berbaris di depan pintu masuk.“Aku datang untuk bertemu dengan Tuan Aaron,” ujar Logan sembari menunjukkan sebuah pesan di ponsel.Seorang penjaga memindai tulisan dan kode di ponsel, mengangguk pada temannya. “Kode yang kau tunjukkan adalah asli. Tapi sebelum kau memasuki bangunan, kami harus memeriksanya dan para pengawalmu lebih dahulu.”“Aku sama sekali tidak keberatan. Aku datang dengan damai.”Para penjaga memeriksa Logan dan para pengawalnya, membuka jalan bagi mereka untuk melanjutkan perjalanan.Para penjaga kembali muncul dan melakukan pemeriksaan hingga berkali-kali hingga Logan dan para pengawalnya tiba di depan sebuah bangunan.“Siapa yang mengira ada sebuah bangunan unik di pulau terpencil s
Suara alarm membangunkan Dariel. Pria itu mengerjap beberapa kali, duduk di kasur. Tatapannya memindai sekeliling kamar.Dariel merenggangkan badan beberapa kali, menatap pantulan dirinya di cermin. Ia menyentuh dahi, leher, dan lengannya. “Aku sudah sembuh?”Dariel melompat dari kasur, tersenyum. “Aku tidak merasakan pusing.”“Tunggu, apa ini?” Dariel terdiam saat melihat tulisan di layar hologram. “Quest sudah terbuka. Aku harus berolahraga selama satu jam untuk mendapatkan EXP.”“Ini adalah quest pertamaku. Aku harus menyelesaikan quest ini dengan baik.”Dariel bergegas mencuci wajah, bersiap-siap berolahraga, keluar dari kamar.“Ke mana Anda akan pergi, Tuan Muda?” tanya Chris.Dariel menoleh pada Chris dan Adrian. “Kalian berdua datang di waktu yang tepat. Aku ingin kalian menemaniku berolahraga di halaman belakang.”“Anda masih harus beristirahat, Tuan Muda,” kata Adrian, “kondisi Anda ....”“Aku sudah sehat sekarang. Aku akan memastikan aku bertanggung jawab jika terjadi sesuat
“Aku sangat menantikan pertemuan itu, Tuan.”Logan tersenyum, mengamati ponselnya sesaat. “Tuan Aaron tampaknya sedang dalam keadaan bahagia sekarang. Kabar apa yang akan dia berikan padaku?”“Apa pun kabar itu, aku tampaknya akan mendapatkan sesuatu yang menarik.”Logan berjalan menuju ruangan utama, mengamati Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig. “Sampah-sampah itu membuatku semakin kesal. Mereka bertingkah layaknya seorang raja.”“Siapa yang meneleponmu, Logan?” tanya Levon. “Seniorku baru saja menghubungiku. Dia ingin bertemu denganku besok.” Logan duduk di sofa, mengambil minuman di meja. “Kau harus mempertemukanku dengan seniormu, Logan. Kau sudah berjanji padaku.”“Aku tentu ingin mengenalkan kalian pada seniorku. Akan tetapi, semua tergantung seniorku. Aku tidak bisa memaksanya.”Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig menatap Logan tajam. Logan tertawa. “Jangan berpikiran buruk tentangku. Aku akan memberikan kalian sedikit cara agar seniorku mau membantu kalian.”“Katakan,” ujar Liam. “
“Apa kau mengatakan sesuatu, Dariel?” tanya Daniel. Dariel teringat dengan pembicaraannya dengan Green. “Aku tidak boleh memberi tahu siapa pun mengenai kemampuanku dan cincin ini, termasuk pada ayah,” gumamnya. “Kau sepertinya harus segera beristirahat, Dariel. Kau tampak pucat.” Daniel melirik Donald dan Deric sekilas, berbisik di telinga Dariel. “Kau harus mengabaikan mereka, Dariel.”“Aku mengerti, Ayah.” Dariel merasakan kepalanya pusing. Dariel dan Daniel pergi menuju ruangan, mengabaikan Donald dan Deric yang masih berada di lantai atas. Dariel memejamkan mata untuk mengurangi pening. Saat akan menaiki tangga, ia mendadak ambruk dan tidak sadarkan diri. “Dariel!” teriak Daniel sembari mengguncang tubuh Dariel. Kekhawatiran dan ketakutan terlihat sangat jelas di wajahnya. “Panggilkan dokter sekarang juga!”Chris segera menghubungi dokter, memberi tanda pada Adrian. Tiga dokter datang bersama beberapa pengawal tak lama setelahnya. Mereka membawa Dariel ke sebuah ruangan.“D
Dariel tengah berjalan di lorong. Pandangannya mengabur dan telinganya berdengung kencang. Ia bersikap senormal mungkin meski ia nyaris tidak bisa mengendalikan dirinya.Dariel merasakan tubuhnya sangat kesakitan. Ia memilih untuk beristirahat di hotel dibandingkan terus melanjutkan perjalanan. Ia tidak ingin membuat ayahnya khawatir karena kondisinya yang tiba-tiba memburuk.Chris, Adrian, dan para pengawal tidak berani bertanya meski mereka melihat kondisi Dariel yang aneh.“Aku tidak diganggu sampai dua jam ke depan,” ujar Dariel saat di depan sebuah kamar.Chris, Adrian, dan para pengawal sontak mengangguk.Dariel bergegas memasuki kamar, mengunci pintu. Ia berjalan pontang-panting hingga akhirnya terjatuh ke lantai.“Tuan muda,” panggil Chris sembari mengetuk pintu. “Apa Anda baik-baik saja?”Dariel nyaris tidak bisa menggerakkan tubuhnya sekarang. Semua benda di sekelilingnya seperti berputar-