Davis mengembus napas panjang, berbalik menghadap Sammy, Don, Alex, dan Benjamin. “Aku mengerti.”“Bawahanku baru saja mengirimkan sebuah video. Aku akan mengirimkannya padamu, Bocah Nakal,” ujar Benjamin.Alex menghubungkan tablet dengan TV, lalu memutar video. Televisi menunjukkan empat orang pria berjaket hitam dan para tahanan yang kabur berada di bawah jembatan.“Malam nanti kalian akan kembali menyerang markas Black Lizard. Kalian harus memakai topeng-topeng ini dan bergerak sesuai arahan dariku,” ujar salah satu pria yang berdiri pada dekat dengan para tahanan.“Topeng?” Davis duduk di sofa, menatap topeng yang ada di dalam kotak. “Mereka tampaknya ingin menyamar sebagai pasukanku.”“Kau benar, Davis.” Sammy menyahut.“Ben, kau harus mengerahkan pasukan lebih banyak ke jembatan dan sekitar markas Black Lizard. Aku menduga Jack akan berada di markas malam nanti. Kalau Jack tidak mendatangi markas, dia mungkin saja bertemu dengan Edwin, Russel, dan Roland.”“Aku mengerti.”Keribu
Alex bermain game selama menunggu Hans. Ketika menoleh ke samping jalan, ia melihat seseorang yang tengah duduk di dekat tiang listrik.Alex mengamati pria itu saksama, terkejut ketika menyadari sosok itu. “Paman Andy?”Alex terkejut, tetapi berakting senormal mungkin. Ia berpura-pura bermain game, padahal ia mengamati Andy dengan saksama melalui ponsel. “Dia terus mengikutiku sejak kemarin. Dia tampaknya memang ingin membalas dendam.”Alex melihat Hans keluar dari pintu. Ketika menoleh ke samping, ia tidak mendapati Andy berada di tempat tadi. “Kenapa Paman Andy tidak bergabung bersama para tahanan lain dan justru terus mengejarku?”“Dia memang pantas masuk penjara karena kejahatannya.” Alex menoleh pada Hans yang baru memasuki mobil. “Kau membawa cukup banyak barang, Hans.”“Ya, aku membawa beberapa alat masak yang tidak ada di markas dan juga beberapa barang peninggalan keluargaku. Kau tidak masalah dengan ini?”“Tentu saja tidak. Kau berhak membawa barang-barangmu.”Mobil melaju
“Berikan salam perkenalan pada mereka, Stevan. Aku akan mengurus orang-orang yang berada di dalam,” ujar Levi seraya berjalan menuju pintu.“Aku mengerti.” Stevan merenggangkan tubuh beberapa waktu.Para berandalan mengelilingi Levi dan Stevan dalam waktu singkat.“Siapa kalian dan apa yang kalian inginkan di tempat kami?” tanya salah seorang berandalan berbadan besar. “Pergilah sebelum kalian hancur di tanganku.”“Stevan, jangan membuatku menunggu.” Levi mengamati ruangan dalam. Ia melihat seorang pria tengah bersama dua wanita. “Kau membuatku iri, brengsek!”Stevan seketika melayangkan pukulan pada si berandalan besar, lantas menendang perutnya dengan lutut. Berandalan besar itu seketika tumbang ke lantai tanpa perlawanan.Para berandalan seketika mundur hingga sebuah jalan terbuka untuk Levi.“Aku dan temanku hanya ingin mencari teman kami di sini. Jika kalian tidak ingin babak belur, jangan menghalangiku dan temanku. Kami akan pergi setelah bertemu teman kami atau mendapatkan info
Jack menendang pintu hingga terbuka lebar. Ia memasuki ruangan, menatap Edwin, Russel, Roland, dan beberapa orang yang berdiri di dekat mereka.“Brengsek! Kenapa kalian selalu membuat masalah dan membuatku murka?” teriak Jack sembari menatap tajam Edwin, Russel, dan Roland.Randy, Ferdinand, dan Albert memasuki ruangan, berdiri di belakang Jack.“Tutup mulutku, bajingan!” Roland menggebrak meja, menatap bengis Jack. “Orang-orangmu sudah menyerang markasku semalam hingga beberapa bawahanku terluka! Kaulah yang membawa masalah!”“Aku tidak pernah memerintahkan bawahanku untuk menyerang markasmu!” Jack mencengkeram baju Roland, bersiap melayangkan pukulan.“Cukup!” pekik Russel dengan tatapan tajam, mendorong Jack dan Roland menjauh. Jack dan Roland berdecak, mundur beberapa langkah.“Aku yakin kalian sudah mengetahui apa yang terjadi. Kita bisa menyelesaikan permasalahan ini dengan cepat jika kita bisa bekerja sama,” ujar Russel.Jack dan Roland duduk di kursi, saling menatap tajam.Ed
Jack, Edwin, Russel, dan Roland terkejut ketika Levon menghubungi mereka. Keempat pria itu menatap satu sama lain, menerima panggilan Levon.Wajah Levon seketika muncul di layar.“Bagaimana kabar kalian?” tanya Levon sembari tersenyum lebar. “Aku senang karena kalian bisa berkumpul selayaknya sahabat dekat. Aku tahu kalau kalian bisa menjadi teman yang baik dan mendukung satu sama lain.”Levon tertawa ketika melihat Jack, Edwin, Russel, dan Roland yang tampak tegang. “Kita sudah bertemu di acara tempo hari. Akan tetapi, kita bertemu sebagai tamu yang terikat dengan aturan, bukan bertemu sebagai seorang seseorang teman seperti sekarang. Aku mengucapkan selamat karena kalian berhasil mengetahui dalang di balik serangan pada markas kalian kemarin dan hari ini. Aku tidak tahu jika kalian bisa menebaknya secepat ini.”Jack, Edwin, Russel, dan Roland tampak sangat kesal. Mereka menatap Levon tanpa berkedip, mengepalkan tangan erat-erat.“Jika kalian bertanya kenapa aku tahu kalian berkumpul
“Davis!” Hans terkejut ketika melihat seseorang mengarahkan pistol ke arah Davis. Ia bergegas mendorong Davis ke samping, menjatuhkan nampan hingga gelas berjatuhan.[Peringatan!][Seseorang menembak peluru dari belakang ke arah Anda][Segera menghindar secepatnya]“Ah!” Hans terkena tembakan di bahu kanan hingga tubuhnya oleng ke sisi rooftop dan terjatuh ke bawah.“Hans!” Davis sontak melompat untuk menangkap Hans.“Davis,” gumam Hans dengan wajah terkejut ketika menyaksikan Davis melompat dari rooftop untuk menolongnya.“Davis!” Alex berteriak seraya berlari ke sisi rooftop. Ia ketakutan karena teringat saat peristiwa jatuhnya dirinya ke laut beberapa waktu lalu.“Brengsek! Aku gagal! Bocah itu menghalangiku!” Andy melesatkan tembakan ke arah Alex. “Matilah, Alex!”Don menarik Alex ke samping untuk menghindari tembakan.Sammy melompat untuk menyelamatkan Davis, sedang Benjamin segera membunyikan tanda bahaya.Davis berhasil menangkap Hasan, lantas meraih pagar balkon dengan satu ta
Don berjalan menuju balkon, menatap halaman di mana anggota pasukan sedang berjaga di beberapa titik. Ketika ia menoleh ke belakang, Alex masih diam di tempatnya.Alex tercenung selama beberapa waktu, menatap Don. Ia merasa jika Don seringkali memperhatikannya selama ini.Alex mengepalkan tangan erat-erat, berdiri. Ia berbalik, berjalan menuju pintu. Akan tetapi, ia tiba-tiba berhenti ketika kejadian saat Davis menolongnya memenuhi pikirannya.“Aku benar-benar pengecut. Aku membenci diriku sendiri. Tapi, meski aku tidak bisa menolongmu, kau tetap peduli padaku, Davis.” Alex mengepalkan tangan erat-erat, menoleh pada Don, menimbang keputusan.Alex mengembus napas panjang, berjalan menuju balkon. “Aku akan mendengarkan ceritamu, Pria Tua.”“Aku akan bercerita setelah kau bercerita kenapa kau menangis, Alex. Aku berjanji tidak akan menertawakanmu.”“Kau sangat menyebalkan.” Alex mencengkeram pagar balkon dengan kuat, menunduk. “Semua ini kesalahanku. Aku … melihat seseorang yang mencurig
“Tanda ini … adalah tanda keluarga Tuan Damian,” ujar Don dengan tatapan terkejut.“Kau benar, Don.” Benjamin memegang spatula, mengelus tanda harimau bersayap beberapa kali. “Tandanya tidak hilang.”Sammy menanggapi, “Aku tidak tahu jika Hans memiliki spatula bertanda harimau bersayap. Aku melihat Hans memakai spatula ini untuk memasak. Kita harus bertanya pada Hans mengenai spatula ini secepatnya. Dia atau mungkin orang tuanya bisa saja memiliki hubungan dengan keluarga Tuan Damian.”“Bocah nakal itu mengatakan jika kedua orang tuanya adalah koki. Aku berpikir jika mungkin saja kedua orang tuanya pernah bekerja sebagai koki di rumah Tuan Damian. Kemungkinan lain adalah Hans mendapatkan spatula itu dari seseorang,” terka Don.Sammy terdiam agak lama, tersenyum. “Kita harus bertanya pada Hans untuk mengetahuinya. Jika Orang tua Hans adalah koki di rumah Tuan Damian, takdir kembali mempertemukan Davis dengan orang-orang yang terikat dengannya.”Don mengecek beberapa perlatan masak, men
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (3110/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.327.000.000]Hujan mengguyur sejak sore. Udara menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya. Kilat terlihat beberapa kali di langit.Davis berada di dalam kamar, mengamati hujan dari jendela. “Dua belas hari berlalu dengan cepat bagiku. Hal ini berbeda sekali saat aku masih tergabung dalam aliansi.”“Tuan Henry dan aliansi bersiap untuk menangkap Logan dan Ludwig dalam dua hari lagi. Logan dan Ludwig juga bersiap untuk melakukan serangan. Kedua pihak mempersiapkan rencana mereka dengan sebaik mungkin.”Davis menutup jendela, duduk di sofa. “Ludwig tidak mendatangi Lucas setelah hari itu. Dia fokus untuk menyempurnakan persiapan. Meski aku sudah tahu rencana mereka dan memberi tahu rencana itu pada Tuan Henry, tetapi aku menduga ada hal yang tidak terduga yang bisa terjadi.”Davis mengembus napas panj
Hujan mengguyur sejak beberapa jam lalu. Davis berada di kamar, mengingat pertemuan dengan Mike Stormy beberapa jam lalu. Ia membuka layar hologram, tercenung selama beberapa waktu. “Sesuai dugaanku, Mike Stormy mencurigaiku membangun bisnis dengan modal dari para berandal. Selain itu, dia memerintahkan bawahannya untuk mencari informasi tentangku. Sayangnya, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Aku pun juga belum mengetahui asal-usulku hingga sekarang.” “Aku sudah mencari informasi mengenai Mario, tetapi sistem tidak memberikan informasi apa pun. Mario tampaknya adalah orang yang masuk dalam daftar orang berbahaya. Dia lebih berbahaya dibandingkan Mike.” “Aku masih bisa mengamati keadaan Mike, tetapi aku tidak bisa mencari informasi Mario meski sudah mencoba berkali-kali.” Davis menoleh ke jendela saat petir menggelegar. Ia melihat keadaan menjadi terang sesaat. “Meski sistem tidak memberikan jawaban, aku masih bisa bertanya soal Mario pada seseorang.” Davis bergegas keluar d
[Nama Host: Davis] [Keluarga: Miller] [Status Pewaris: Level 36 (1130/3500)] [Health Point: 54/54] [Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54] [Money Power: $30.324.050.000]Davis sedang dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan dengan Mike. Ia mengamati kondisi pusat kota yang sangat ramai. “Sistem memberikan waktu satu jam bagiku untuk bertemu dengan Mike Stormy. Waktunya lebih lama dibandingkan dengan waktu pertemuanku dengan Daisy. Apakah itu berarti Daisy lebih berbahaya dibandingkan Mike?”Davis mengembus napas panjang, membuka layar hologram, mengamati keadaan Henry Tolando dan seluruh anggota aliansi di sebuah ruangan. “Mereka berkumpul untuk membahas kabar kematian Evan Mulikas. Mereka berencana untuk mempercepat penyerangan.”Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Firasatku mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi. Aku harus bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk.”Davis melirik Sammy, Don, dan Dave sekilas. “Aku yakin Tuan Henry akan menyewa Jay d
Mario masih tercenung, mengamati gambar di tangannya. Pikirannya penuh dengan kenangan masa lalu bersama putra kecil Damian dan Dominique.Mario menatap air mata yang terus menetes membasahi kertas. Bahunya berguncang berkali-kali sampai akhirnya ia menangis terisak-isak.Mario mengawasi kamar sekilas. “Apa mungkin Davis masih hidup? Aku mengira Dylan sudah meninggal, tetapi dia ternyata masih hidup. Davis kemungkinan memang masih hidup.”Mario segera menghidupkan komputer, mencari informasi mengenai Davis. Deretan informasi seketika bermunculan di layar. “Aku mengakses informasi kependudukan negara ini dan menemukan banyak sekali pria bernama Davis.”Mario menatap gambar, mencocokkan foto dengan informasi di layar. “Daisy menyerahkan kertas ini padaku beberapa hari lalu, tetapi aku baru melihat gambar pria ini sekarang. Donald mendadak datang sehingga aku belum sempat mengeceknya.”“Jika pria itu memang Davis, maka Daisy sudah bertemu dengannya.” Mario sontak terdiam, mengepalkan tan
Hujan mengguyur deras sejak beberapa jam lalu. Ruangan makan tampak ramai oleh cerita Sarah dan Elora. Petir beberapa kali menggelegar hingga kedua anak itu menjerit ketakutan.Suasana yang ramai perlahan sepi setelah kepergian Sarah dan Elora. Davis berpindah ke ruangan utama, menonton berita di televisi. Pembawa berita tengah menyiarkan kabar ledakan bom dan kelompok teroris di ibu kota Floxia. “Aku sudah memberi tahu Tuan Henry soal penyerangan musuh pada Evan Mulikas. Akan tetapi, aku cukup mengkhawatirkan keadaan Evan Mulikas. Dia adalah sosok penting dalam aliansi. Jika dia terluka atau sampai tewas, aliansi pasti akan melemah. Logan dan Ludwig kemungkinan besar akan langsung menyerang. Jika aliansi kalah, mereka kemungkinan akan mengincarku.”Davis mengembus napas panjang, bersandar di kursi, tertawa. “Aku tampaknya terlalu berpikir berlebihan. Evan Mulikas dan pasukannya bukanlah orang-orang lemah. Dia adalah mantan kepala kepolisian Fluxton dan para bawahannya adalah orang-o
Ludwig berjalan menuju gedung, mengawasi keadaan sekeliling saksama. Ia mengabaikan para tahanan yang berkumpul di halaman.Ludwig menghubungi Logan, berjalan lebih cepat. “Bagaimana keadaan di tempat ini? Apakah musuh mencurigai keberadaanku?”Logan menamati layar-layar yang menunjukkan Ludwig dan kondisi penjara. “Tidak ada hal yang mencurigakan hingga sekarang. Akan tetapi, kau harus tetap waspada. Ingat kau hanya memiliki waktu setengah jam. Saat ini, aku masih mengunduh data sekarang.”“Aku mengerti.” Ludwig menutup panggilan, menuruni sebuah tangga. Saat tiba di lantai bawah, ia bergabung dengan para petugas kebersihan yang lain.“Para bawahan Evan Mulikas masih berkeliaran di dalam penjara dan kepolisian hingga saat ini. Mereka mengawasi Lucas, Liam, dan Levon dengan sangat ketat. Mereka bahkan tidak mengalihkan pandangan dari Paman Lando meski dia sedang sakit. Aku tidak boleh sampai tertangkap oleh mereka.”Beberapa polisi memasuki ruangan. Pemimpin mereka memberikan arahan s
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (965/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.995.000]Sebastian tengah berada di sisi kolam, duduk di kursi roda. Pikirannya tertuju pada peristiwa semalam. “Davis tidak fokus dengan pertarungan. Dia tampaknya sedang memikirkan cara untuk menghadapi Logan dan Ludwig. Meski dia tidak terlibat langsung dengan dua orang itu, tetapi aku yakin dia akan turun dalam pertarungan untuk mengamankan Henry Tolando.”Sebastian menoleh ke belakang saat Sonya menghampirinya.“Apa sudah ada perkembangan dari pencarian anggota lain, Simon?” tanya Sonya sembari melirik sekeliling, memastikan keadaan aman. Ia menyimpan sebuah gelas di meja.“Grey dan Benny memberi tahuku jika mereka bertemu dengan Moses semalam. Sung dan Tora juga bertemu dengan Mathilda di lokasi berbeda. Akan tetapi, Toshi dan Taka belum bertemu siapa pun hingga saat ini. Moses dan Mathilda berak
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing