“Bukan waktunya untuk bertengkar sekarang, brengsek!” teriak Russel seraya menendang meja, “Kita harus berkonsentrasi untuk menghadapi musuh kita. Aku sangat yakin jika orang-orang bertopeng sialan itu akan menemukan tempat ini dalam waktu dekat. Mereka bisa dengan mudah mengalahkan pasukan kita.”“Menjijikan.” Roland tertawa seraya melirik Russel. “Kau berusaha bertingkah bijak untuk menyembunyikan rasa takutmu. Wajahmu sangat tegang sejak tadi!”“Tutup mulutmu, brengsek!” Russel memelotot tajam. “Kau mencibirku karena kau tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Di antara kami semua, kaulah yang paling lemah.”“Bajingan!” Roland menatap nyalang. “Katakan sekali lagi dan aku akan merobek mulut lancangmu dengan pukulanku.”“Aku yang akan lebih dahulu menutup mulutmu selamanya.”Jack dan Edwin saling berhadapan, begitupun dengan Russel dan Roland. Suasana mendadak sangat hening, dan tanpa diminta siapa pun keempat orang itu kembali ke tempat duduk masing-masing dan menutup mulut.Tommy m
Pertarungan di lantai dua terus memanas. Don, Frans, dan Paula bergabung untuk menumbangkan para pemimpin utama dari Red Hawk, Bule Turtle, dan Green Shark.Paula tengah bertarung dengan Grace. Ia menghindari serangan wanita bertato itu dan dengan satu tendangan berhasil menumbangkan Grace.“Wanita itu sangat kuat,” ujar Grace seraya menarik dirinya mundur.Randy, Ferdinand, dan Alan bertarung dengan Don. Sayangnya, serangan mereka tidak berhasil mendarat satu pun di tubuh pria bertopeng itu. Mereka justru harus menerima pukulan telak hingga mereka bertumbangan. “Brengsek!” Randy mengamati Don yang berdiri gagah di depannya. “Dia adalah orang yang menghajarku dan Ferdinand tempo hari. Meski aku sudah berlatih keras, aku nyatanya tidak bisa mendaratkan satu pukulan pun.”Ferdinand meringis sambil memeluk perutnya, memandang langit-langit ruangan. “Sialan! Orang itu masih saja kuat. Tidak, akulah yang sebenarnya masih lemah.”Frans terus menghindari serangan Albert dan Wilson. Kedua
Pasukan musuh terus berdatangan dari segala penjuru. Willy dan Nathan menghajar mereka dengan sangat cepat.Dari arah sekeliling gedung, pasukan Davis melempar bom asap pada musuh hingga beberapa di antara pasukan musuh terjatuh dan tidak sadarkan diri karena terlalu banyak menghirup banyak asap.“Bom asap itu membuat mereka tertidur dan tidak bisa bergerak untuk sementara waktu. Aku harus berterima kasih pada Jacob yang sudah menyiapkan hal itu untukku.” Davis tersenyum saat melihat kepulan asap di beberapa titik.Davis dan Sammy menaiki gedung melalui tangga kecil.“Aku menemukan Davis!”“Aku menukan Davis bersama seorang pria bertopeng!” teriak seorang musuh yang kemudian tumbang karena dipukul oleh Willy dari belakang.Davis dan Sammy segera bersembunyi ketika sorot lampu akan mengarah pada mereka. Beberapa anggota pasukan yang memakai pakaian yang sama dengan Davis dan Sammy mulai bergerak ke belakang gedung. Beberapa pasukan musuh mulai terkecoh.Davis dan Sammy berganti pakaian
Davis mengamati pertarungan Don dan Frans yang sedang melawan dua pria bertopeng melalui ponsel. “Pria yang menjadi bawahan Jack mampu menahan imbang Don, begitupun dengan pria bertopeng lain yang mampu mengimbangi Frans. Mereka sangat kuat.”Davis menggeser layar, mengamati beberapa titik yang berkedip-kedip. “Trex sudah berada di rooftop, sedang Willy dan Nathan berada di lantai bawah. Jack, Edwin, Russel, dan Roland sudah terkurung, tetapi anehnya mereka belum menunjukkan pergerakan apa pun. Mereka justru tampak tenang seolah-olah mereka akan menang.”“Semua pasukan mereka nyaris dikalahkan. Dua orang kepercayaan mereka sudah berhasil ditumbangkan dan hanya tersisa dua orang lagi yang sekarang sedang bertarung dengan Don dan Frans. Mereka tentu tahu jika aku masih memiliki lima orang bertopeng yang bisa mengalahkan mereka. Satu-satunya cara mereka adalah melarikan diri. Lalu bagaimana cara mereka melarikan diri jika mereka terkurung?”Davis memejamkan mata-mata erat-erat, berusaha
“Pria itu … Davis?” Jack segera mengirim pesan pada Edwin, Russel, dan Roland. “Tangkap Davis sekerang juga!”Pasukan musuh yang tersisa segera menerjang ke arah Davis.Davis segera menghajar kawanan musuh dengan cepat hingga mereka bertumbangan. Ia berlari melewati musuh yang sudah bergelimpangan di tanah dan sungai, mengejar mobil yang membawa Jack.“Pria brengsek itu memang Davis. Aku bisa mengetahui dari caranya bertarung.” Jack memendang kursi sopir. “Lebih cepat!”Sang sopir memacu mobil lebih cepat.Jack berdecak, menghubungi Tommy. “Apa yang kau lakukan di sana, Brengsek? Apa kau sedang bermain-main? Aku menunggumu di perbatasan. Aku akan menghukummu jika pasukanmu tidak datang tepat waktu.”Tommy berdeham sebagai pengganti jawaban. Ia masih sibuk menghadapi Don yang semakin memojokannya.Don melesatkan serangan-serangan mematikan pada Tommy, begitupun Frans yang terus mendesak Eslon hingga pria itu tersudut di dinding.Don menghantam pukulan kuat ke perut Tommy hingga pria it
“Willy dan Nathan bisa menangani orang-orang itu, Davis. Percayalah pada mereka.” Sammy memacu mobil lebih cepat. Davis mengamati Paula yang tengah menabrak dan memepet mobil dari samping dan belakang hingga beberapa orang berjatuhan ke jalan. “Dia wanita yang gila.”“Kau akan terkejut saat tahu bagaimana kegilaan Paula saat dia masih muda, Davis.”Jack, Edwin, Russel, dan Roland terkejut ketika mendapatkan informasi mengenai bawahan mereka yang bertumbangan di belakang. Mereka melihat sebuah mobil yang menabrak mobil-mobil bawahan mereka di layar.“Salah satu pria bertopeng.” Jack terkejut, mengamati sosok yang duduk di kursi kemudi. “Tidak. Dia bukan seorang pria. Dia adalah satu-satunya wanita bertopeng di pasukan Davis.”Layar tiba-tiba mati.“Brengsek! Bawahan Davis sudah kembali meretas sistemku!” Jack mendengkus kesal, menoleh ke belakang untuk melihat keadaan. “Wanita itu bertopeng itu sangat gila. Dia tidak tidak terlihat ketakutan sama sekali meski tembakan mengarah padanya
“Bom?” Sammy terkejut ketika melihat Davis tampak panik.Davis segera menghubungi Willy, Nathan, dan Paula. Sayangnya, panggilan tidak bisa terhubung.Sebuah ledakan cukup kuat tiba-tiba terjadi di belakang. Mobil terdorong ke depan, berputar-putar, dan nyaris menabrak pembatas jalan. Sammy berusaha mengendalikan kendaraan dengan selihai mungkin. Ledakan-ledakan susulan terjadi di sekitar mereka. Mobil kembali terdorong dan berputar-putar hingga posisi miring dan akhirnya terjatuh.Davis merasakan kepalanya sangat pening. Ia melihat semua benda dalam posisi terbalik, termasuk Sammy. Alarm terus berbunyi dan cincinnya berkedip merah.[Peringatan][Health Point Anda tersisa 27/38 dan terus menurun seiring waktu][Segera pergi ke lokasi yang aman][Sistem sudah menonaktifkan bom di sekitar Host]“Davis, kau baik-baik saja?” tanya Sammy seraya melepas sabuk pengaman. Ia terkejut ketika melihat darah menetes dari dahi Davis.Davis melepas sabuk pengaman, menyeka darah di dahi. Ia butuh beb
“Brengsek! Kita terjebak! Padahal kita sudah berada cukup dekat dengan Spectatown.” Jack menatap geram pasukan bertopeng di depannya. “Di mana Trex? Aku tidak melihatnya.”Jack segera mengecek ponsel untuk mencari jalur keluar. “Satu-satunya jalan adalah melalui hutan dan sungai. Brengsek kau, Davis! Kau sudah membuatku sangat kesal!”Davis dan Sammy tiba, disusul oleh Willy, Nathan, dan Paula. Anggota pasukan Davis mulai mengelilingi mobil.Jack mengecek keberadaan Tommy. “Tommy berada cukup dekat denganku. Tapi kenapa dia tidak datang menolongku? Dia justru tidak berpindah dari lokasinya sekarang. Apa mungkin dia sedang menghadapi pasukan musuh?”“Pasukanku sudah datang. Mereka akan membuka jalan di depan untuk kalian. Bersiaplah,” ujar Joseph di layar.“Tabrak mereka!” perintah Jack tanpa ragu.Sopir seketika memacu mobil sekencang mungkin. Pasukan Davis yang berada di depan segera menghindar ke samping di mana beberapa orang berhasil menaiki mobil. Edwin, Russel, dan Roland mengik
Hujan mengguyur deras sejak beberapa jam lalu. Ruangan makan tampak ramai oleh cerita Sarah dan Elora. Petir beberapa kali menggelegar hingga kedua anak itu menjerit ketakutan.Suasana yang ramai perlahan sepi setelah kepergian Sarah dan Elora. Davis berpindah ke ruangan utama, menonton berita di televisi. Pembawa berita tengah menyiarkan kabar ledakan bom dan kelompok teroris di ibu kota Floxia. “Aku sudah memberi tahu Tuan Henry soal penyerangan musuh pada Evan Mulikas. Akan tetapi, aku cukup mengkhawatirkan keadaan Evan Mulikas. Dia adalah sosok penting dalam aliansi. Jika dia terluka atau sampai tewas, aliansi pasti akan melemah. Logan dan Ludwig kemungkinan besar akan langsung menyerang. Jika aliansi kalah, mereka kemungkinan akan mengincarku.”Davis mengembus napas panjang, bersandar di kursi, tertawa. “Aku tampaknya terlalu berpikir berlebihan. Evan Mulikas dan pasukannya bukanlah orang-orang lemah. Dia adalah mantan kepala kepolisian Fluxton dan para bawahannya adalah orang-o
Ludwig berjalan menuju gedung, mengawasi keadaan sekeliling saksama. Ia mengabaikan para tahanan yang berkumpul di halaman.Ludwig menghubungi Logan, berjalan lebih cepat. “Bagaimana keadaan di tempat ini? Apakah musuh mencurigai keberadaanku?”Logan menamati layar-layar yang menunjukkan Ludwig dan kondisi penjara. “Tidak ada hal yang mencurigakan hingga sekarang. Akan tetapi, kau harus tetap waspada. Ingat kau hanya memiliki waktu setengah jam. Saat ini, aku masih mengunduh data sekarang.”“Aku mengerti.” Ludwig menutup panggilan, menuruni sebuah tangga. Saat tiba di lantai bawah, ia bergabung dengan para petugas kebersihan yang lain.“Para bawahan Evan Mulikas masih berkeliaran di dalam penjara dan kepolisian hingga saat ini. Mereka mengawasi Lucas, Liam, dan Levon dengan sangat ketat. Mereka bahkan tidak mengalihkan pandangan dari Paman Lando meski dia sedang sakit. Aku tidak boleh sampai tertangkap oleh mereka.”Beberapa polisi memasuki ruangan. Pemimpin mereka memberikan arahan s
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (965/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.995.000]Sebastian tengah berada di sisi kolam, duduk di kursi roda. Pikirannya tertuju pada peristiwa semalam. “Davis tidak fokus dengan pertarungan. Dia tampaknya sedang memikirkan cara untuk menghadapi Logan dan Ludwig. Meski dia tidak terlibat langsung dengan dua orang itu, tetapi aku yakin dia akan turun dalam pertarungan untuk mengamankan Henry Tolando.”Sebastian menoleh ke belakang saat Sonya menghampirinya.“Apa sudah ada perkembangan dari pencarian anggota lain, Simon?” tanya Sonya sembari melirik sekeliling, memastikan keadaan aman. Ia menyimpan sebuah gelas di meja.“Grey dan Benny memberi tahuku jika mereka bertemu dengan Moses semalam. Sung dan Tora juga bertemu dengan Mathilda di lokasi berbeda. Akan tetapi, Toshi dan Taka belum bertemu siapa pun hingga saat ini. Moses dan Mathilda berak
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (800/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.830.000]Davis dan henry Tolando berada di sebuah ruangan. Sammy dan para pengawal menunggu di luar ruangan, begitu pun dengan Harry dan para bawahan Henry Tolando.Langit sore terlihat indah dari arah jendela. Kawanan burung bergerak serempak menuju arah selatan. Beberapa pengunjung tampak keluar masuk kawasan.“Aku akan langsung berbicara pada intinya, Tuan.” Davis mengembus napas panjang. “Timku sudah mendapatkan lokasi keberadaan Logan dan Ludwig. Mereka berada di Somacity, sebuah kota yang terletak di wilayah timur ibu kota Floxia. Mereka sering bertemu di sebuah rumah di kawasan elit.”Davis mengirimkan lokasi rumah itu pada Henry Tolando.Henry Tolando bergegas memeriksa alamat, menghubungi Harold. Wajahnya tampak tegang dan kesal. “Harold, kirimkan pasukan kita ke alamat itu.”“Tunggu, Tuan. Ak
Lima hari berjalan sangat lambat bagi Dariel. Ia terus berada di rumah untuk menjaga Daniel.Dariel sedang berlatih bersama Adrian di ruangan olahraga. Sayangnya, ia tidak fokus hingga berkali-kali terkena serangan.Adrian menendang Dariel hingga pria itu terjatuh dan ambruk di arena. “Kau tidak fokus dalam berlatih, Tuan Muda. Aku sebaiknya memberimu waktu untuk beristirahat. Aku berharap kau bisa fokus setelahnya.”Dariel mengembus napas panjang, mengamati langit-langit ruangan. “Aku akan tertidur selama beberapa waktu di sini.”“Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, Tuan Muda.” Adrian berjalan ke sisi arena, meneguk minuman sembari mengamati Dariel. “Tuan Dylan mengatakan jika Donald dan Deric pergi untuk mencari sekutu. Dariel pasti tertekan dengan kabar tersebut. Dia ... masih belum siap menghadapi keluarganya sendiri.”Adrian meninggalkan ruangan olahraga, berdiri di samping kursi. “Kau adalah pria yang baik, Tuan Muda. Sayangnya, kau harus menanggung dosa dan kesalahan dari aya
“Apa kau setuju jika dia menjadi menggantikan Draco, Tuan?” tanya Logan.Ludwig mendengkus kesal, mengembus napas panjang. “Dia adalah kaki tangan, Draco. Aku pikir tidak ada sosok lain yang lebih layak selainnya.”Logan berdiri dari sofa. “Kau akan pergi ke Leaventown hari ini, Pedro. Seperti yang sudah aku jelaskan padamu melalui telepon, kau akan menggantikan Draco untuk menjadi mata-mata. Targetmu adalah Jeremy, Erwin, atau anggota utama aliansi yang lain.”“Aku mengerti.” Pedro mengganggu. “Jika tidak ada lagi hal yang perlu aku dengar, aku akan segera pergi ke Leaventown sekarang juga.”“Kau boleh pergi sekarang. Semua persiapanmu sudah aku siapkan.”Pedro meninggalkan ruangan, menutup pintu. Ia bergegas memasuki mobil, meninggalkan bangunan. “Aku mendengar Henry Tolando memanggil Draco ke kediamannya. Akan tetapi, hal yang menggaguku adalah si Dewa Kematian Seberapa kuat dia sampai Draco kalah melawannya?”Pedro mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tahu seberapa kuat Draco. Dia t
Dariel tiba di kediaman utama pukul dua pagi. Pria itu bergegas memasuki kamar Daniel, terkejut saat seorang dokter memeriksa ayahnya.“Ayah.” Dariel terpaksa menunggu di sofa selama beberapa waktu. Ia tidak mengalihkan pandangan sedetik pun dari Daniel. Kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.Dariel merasa sangat tegang selama dalam perjalanan pulang. Meski kendaraan melaju sangat cepat, tetapi ia merasa waktu berjalan lambat.Dariel menghampiri Daniel setelah dokter meninggalkan ruangan. Ia duduk di samping ranjang, mengamati keadaan ayahnya.Daniel tampak lebih kurus dan pucat akhir-akhir ini meski kondisinya sempat membaik.Daniel menyentuh tombol di jam tangannya. Ruangan seketika terkunci dengan rapat. Ia membuka mata perlahan, tersenyum saat melihat Dariel. Ia tentu merasa sangat bangga pada putra semata wayangnya itu.“Dariel, aku senang kau tiba tepat waktu. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu selama kau menuju rumah.” Daniel menyentuh tangan Dariel, mencengkeram kuat.“Ayah, ka