“Davis sedang sendirian. Aku harus menemuinya sekarang.”Daisy tersenyum lebar, tak biasa menahan ledakan perasaan bahagia. Semua kekesalahnnya seketika menghilang. “Tunggu, aku tidak boleh berpenampilan seperti ini. Davis pasti menganggapku sebagai wanita yang tidak bisa merias diri.”Daisy menatap penampilannya di cermin. “Aku tidak seharusnya pergi dari hotel dengan pakaian dan penampilan seperti ini. Dariel dan Deric membuatku terlihat buruk di depan Davis. Dasar menjengkelkan!”Daisy mengambil satu tas berisi pakaian yang ia beli dari butik siang tadi. “Gaun ini tampak cocok denganku. Davis pasti akan sangat terkejut.”“Tunggu dulu.” Daisy meletakkan gaun ke dalam tas. Ia mendadak cemberut. “Apa Davis akan menghindar jika dia bertemu langsung denganku seperti yang dia lakukan di bangunan rumah sakit berhantu?”“Jika Davis kembali menghindariku, maka aku hanya membuang-buang waktu dengan gaun ini. Aku sepertinya harus memilih cara lain.”Sementara itu, Davis berjalan ke arah panta
Pesta berlangsung semakin meriah. Dave, Ricky, dan Tonny menyanyikan sebuah lagu. Alex dan Jacob tengah berdebat di meja, sedang Angela tengah sibuk merapikan gaun Sarah.Dave, Ricky, dan Tonny tiba-tiba menarik Davis ke atas panggung.“Aku tidak bisa bernyanyi,” kata Davis saat Dave memberikannya mikrofon.Semua perhatian seketika tertuju pada Davis.“Kau harus menghibur kami semua, Davis. Kau tidak akan mendapatkan hukuman hanya karena suara sumbang dan fals,” ujar Ricky sambil tertawa.Susan, Rebecca, dan Emmely dengan cepat duduk di sofa. Ketika melihat Angela mendekat, mereka langsung memberikan tatapan sinis.Alex dan Jacob berhenti bertengkar.“Davis hiburlah kami semua!” teriak Alex.Davis cukup percaya diri dengan suaranya, tetapi ia tidak pernah bernyanyi di hadapan orang banyak. Selain itu, ia tidak menghafal banyak lagu.“Davis bernyanyilah.” Sebastian mendekat bersama Sammy ke arah panggung.Davis mengembus napas panjang. Ia tidak bisa menolak perintah Sebastian. “Baiklah
“Astaga.” Daisy seketika menutup mulut, menepuk kening. Ia ceroboh karena tidak melihat nama penelepon lebih dahulu. “Aku mengira jika Dariel yang menghubungiku. Ayah pasti akan bertanya macam-macam karena aku sempat menyebut nama Davis.”“Siapa Davis?” tanya Dennis dengan penuh penekanan, “Apa pria itu adalah kekasihmu? Dari keluarga mana dia berasal? Apakah keluarga dia setara dengan keluarga kita?”Daisy memejamkan mata. Amarah membuatnya berada dalam masalah. Ayahnya tidak akan berhenti bertanya jika ia belum memberikan jawaban masuk akal.“Daisy, apa kau bisa mendengarku? Jawab pertanyaanku sekarang!” “Ayah, kau sepertinya salah mendengar. Aku belum memiliki kekasih atau teman dekat sampai sekarang. Aku masih sibuk dengan pekerjaanku.” Daisy mengembus napas panjang. “Aku mengira Dariel yang menghubungiku. Aku sedang kesal padanya karena dia terus menggangguku.”“Di mana kau sekarang, Daisy?” tanya Dennis.“Aku berada di Leaventown bersama Dariel dan Deric.”“Pulanglah ke Oaktown
Pesta semakin ramai dari waktu ke waktu. Davis sangat menikmati malam ini. Semua rasa lelah dan kekhawatirannya seolah menghilang, berganti keceriaan dan kebahagiaan.“Perintahkan Willy dan Nathan untuk memberi beberapa pukulan pada Dariel dan Deric tanpa membunuh mereka. Jika mereka terluka parah atau bahkan terbunuh, keluarga Miller tidak akan tinggal diam. Davis bisa berada dalam keadaan bahaya.”“Aku mengerti.” Sammy segera mengirimkan pesan darurat pada Willy dan Nathan. “Aku sudah mengirim pesan pada mereka.”“Sebelum Dariel dan Deric mendekat ke tempat ini, kita harus mengusir mereka sejauh mungkin dari Davis.” Sebastian tersenyum saat melihat wajah ceria Davis. “Aku tidak ingin kesenangan Davis malam ini lenyap begitu saja. Aku jarang sekali melihat Davis seperti ini.”Willy dan Nathan segera bergegas menuju pusat kota setelah mendapatkan pesan. Mobil melaju sangat cepat melewati deretan rumah sampai akhirnya menyesaki jalan raya bersama kendaraan-kendaraan lain.Sementara itu
“Dasar brengsek!” Deric kembali tertawa hingga bahunya berguncang. “Aku berharap mendapatkan lawan yang tangguh. Akan tetapi, saat lawan tangguh itu muncul, aku justru menjadi samsak hidup mereka.”“Mereka sama kuatnya dengan pria bertopeng yang bertarung denganku di sungai.”“Pada akhirnya Davis tidak muncul.” Deric memacu mobil lebih cepat. “Aku yakin dia mengirim kedua orang bertopeng itu untuk melawan kita.”“Kau benar.” Dariel membuka baju hingga bertelanjang dada. Ia melihat bekas luka karena tendangan lawan.Deric melirik sebentar, memacu mobil lebih cepat. Bangunan hotel mulai terlihat. “Kedua orang itu lebih sering menyerang kaki dan perut kita. Mereka bisa saja menyerang topeng kita untuk membongkar identitas kita.”“Kita beruntung karena dua pria bertopeng itu tidak mencoba melepaskan topeng kita dan memberi luka di wajah kita. Kita akan berada dalam masalah besar jika wajah kita sampai terluka,” kata Dariel.“Kau benar. Ayah kita pasti akan sangat marah jika kita terluka
“Brengsek!” Drake menekan suaranya sedalam mungkin hingga dadanya berdebar kencang. “Davis sedang menyindirku. Dia pasti sengaja melakukannya. Dia semakin bertingkah seenaknya.”“Drake, Louise, Ivan, menginaplah di rumah Davis. Ini sebagai rasa terima kasih kita karena Davis mengundang kita ke acara perayaannya,” ujar Sebastian.Susan, Rebecca, dan Emmely tampak kegirangan.Romeo juga merasakan hal yang sama. Jika keadaan normal, ia tentu tidak sudi menginap di rumah Davis. “Aku harus menggunakan kesempatan ini untuk bisa dekat dengan Angela.”“Kita bisa pulang kembali ke rumah tanpa perlu menginap di rumah Davis, Ayah. Aku takut jika kau tidak nyaman menginap di rumah ini.” Drake mendekat pada Sebastian.“Aku juga takut kesehatanmu terganggu, Ayah,” sahut Louise.“Kita tidak bisa merepotkan Davis.” Ivan menatap jengkel Davis.“Aku akan membuat Kakek senyaman mungkin. Aku juga akan menyiapkan dokter untuk berjaga-jaga. Aku juga bisa memberikan fasilitas tambahan pada kalian jika kalia
Davis sontak terkejut ketika melihat Susan, Rebecca, dan Emmely mendekat padanya. Ketiga wanita itu memakai pakaian malam yang cukup terbuka.Davis mengerjap beberapa kali untuk memastikan apa yang ia lihat sekarang. Susan, Rebecca, dan Emmely bukan sekedar khayalannya semata. Rasa kantuknya mendadak menghilang. Botol minuman dalam genggamannya nyaris terjatuh. Ia memang pernah melihat Susan, Rebecca, dan Emmely memakai pakaian tidur, tetapi tidak seterbuka sekarang.Davis mengalihkan pandangan ke sisi lain, merasa tidak sopan ketika terus memandangi ketiga wanita itu. “Ke-kenapa kalian belum tidur?”Susan, Rebecca, dan Emmely saling menatap sinis.“Aku cukup ketakutan karena suara guntur sehingga aku sulit untuk tidur,” ujar Rebecca seraya mendekat pada Davis. Ia merasa tertarik untuk memeluk Davis dari samping setelah melihat kokohnya tangan dan bahu pria itu.Emmely dengan cepat menarik tangan Rebecca, mendorong sepupunya itu ke samping. “Davis, bisakah kau mengecek kamarku sebenta
“Bawa aku ke dekat tempat pertarungan Davis,” perintah Sebastian.Drake mendorong kursi roda meski dengan wajah jengkel. “Aku harap Davis babak belur dan kalah dengan memalukan.”“Kau ternyata masih sangat membenci Davis, Drake. Kebenciaanmu sudah membutakan pikiran dan perasaanmu sehingga kebaikan Davis tidak berarti apa pun padamu,” kata Sebastian sembari memberi tanda untuk berhenti.Drake terdiam karena tidak menduga Sebastian mendengar gumamannya. “Apa yang terjadi, Ayah? Kenapa kau berhenti?”“Kau tidak perlu repot-repot mengantarku. Aku bisa melakukannya sendiri.” Sebastian melajukan kursi roda, meninggalkan Drake, Louise, dan Ivan yang tercenung.“Ayah tampaknya tersinggung,” ucap Louise.“Diamlah!” ketus Drake dengan penuh penekanan. “Ayah mengatakan jika dia sangat berhutang budi pada orang tua Davis, tapi sampai saat ini dia tidak pernah mengatakan pada kita mengenai kebenarannya. Dia selalu saja mengatakan jika waktunya belum tepat.”Louise dan Ivan saling menatap satu sam
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (965/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.995.000]Sebastian tengah berada di sisi kolam, duduk di kursi roda. Pikirannya tertuju pada peristiwa semalam. “Davis tidak fokus dengan pertarungan. Dia tampaknya sedang memikirkan cara untuk menghadapi Logan dan Ludwig. Meski dia tidak terlibat langsung dengan dua orang itu, tetapi aku yakin dia akan turun dalam pertarungan untuk mengamankan Henry Tolando.”Sebastian menoleh ke belakang saat Sonya menghampirinya.“Apa sudah ada perkembangan dari pencarian anggota lain, Simon?” tanya Sonya sembari melirik sekeliling, memastikan keadaan aman. Ia menyimpan sebuah gelas di meja.“Grey dan Benny memberi tahuku jika mereka bertemu dengan Moses semalam. Sung dan Tora juga bertemu dengan Mathilda di lokasi berbeda. Akan tetapi, Toshi dan Taka belum bertemu siapa pun hingga saat ini. Moses dan Mathilda berak
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (800/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.830.000]Davis dan henry Tolando berada di sebuah ruangan. Sammy dan para pengawal menunggu di luar ruangan, begitu pun dengan Harry dan para bawahan Henry Tolando.Langit sore terlihat indah dari arah jendela. Kawanan burung bergerak serempak menuju arah selatan. Beberapa pengunjung tampak keluar masuk kawasan.“Aku akan langsung berbicara pada intinya, Tuan.” Davis mengembus napas panjang. “Timku sudah mendapatkan lokasi keberadaan Logan dan Ludwig. Mereka berada di Somacity, sebuah kota yang terletak di wilayah timur ibu kota Floxia. Mereka sering bertemu di sebuah rumah di kawasan elit.”Davis mengirimkan lokasi rumah itu pada Henry Tolando.Henry Tolando bergegas memeriksa alamat, menghubungi Harold. Wajahnya tampak tegang dan kesal. “Harold, kirimkan pasukan kita ke alamat itu.”“Tunggu, Tuan. Ak
Lima hari berjalan sangat lambat bagi Dariel. Ia terus berada di rumah untuk menjaga Daniel.Dariel sedang berlatih bersama Adrian di ruangan olahraga. Sayangnya, ia tidak fokus hingga berkali-kali terkena serangan.Adrian menendang Dariel hingga pria itu terjatuh dan ambruk di arena. “Kau tidak fokus dalam berlatih, Tuan Muda. Aku sebaiknya memberimu waktu untuk beristirahat. Aku berharap kau bisa fokus setelahnya.”Dariel mengembus napas panjang, mengamati langit-langit ruangan. “Aku akan tertidur selama beberapa waktu di sini.”“Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, Tuan Muda.” Adrian berjalan ke sisi arena, meneguk minuman sembari mengamati Dariel. “Tuan Dylan mengatakan jika Donald dan Deric pergi untuk mencari sekutu. Dariel pasti tertekan dengan kabar tersebut. Dia ... masih belum siap menghadapi keluarganya sendiri.”Adrian meninggalkan ruangan olahraga, berdiri di samping kursi. “Kau adalah pria yang baik, Tuan Muda. Sayangnya, kau harus menanggung dosa dan kesalahan dari aya
“Apa kau setuju jika dia menjadi menggantikan Draco, Tuan?” tanya Logan.Ludwig mendengkus kesal, mengembus napas panjang. “Dia adalah kaki tangan, Draco. Aku pikir tidak ada sosok lain yang lebih layak selainnya.”Logan berdiri dari sofa. “Kau akan pergi ke Leaventown hari ini, Pedro. Seperti yang sudah aku jelaskan padamu melalui telepon, kau akan menggantikan Draco untuk menjadi mata-mata. Targetmu adalah Jeremy, Erwin, atau anggota utama aliansi yang lain.”“Aku mengerti.” Pedro mengganggu. “Jika tidak ada lagi hal yang perlu aku dengar, aku akan segera pergi ke Leaventown sekarang juga.”“Kau boleh pergi sekarang. Semua persiapanmu sudah aku siapkan.”Pedro meninggalkan ruangan, menutup pintu. Ia bergegas memasuki mobil, meninggalkan bangunan. “Aku mendengar Henry Tolando memanggil Draco ke kediamannya. Akan tetapi, hal yang menggaguku adalah si Dewa Kematian Seberapa kuat dia sampai Draco kalah melawannya?”Pedro mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tahu seberapa kuat Draco. Dia t
Dariel tiba di kediaman utama pukul dua pagi. Pria itu bergegas memasuki kamar Daniel, terkejut saat seorang dokter memeriksa ayahnya.“Ayah.” Dariel terpaksa menunggu di sofa selama beberapa waktu. Ia tidak mengalihkan pandangan sedetik pun dari Daniel. Kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.Dariel merasa sangat tegang selama dalam perjalanan pulang. Meski kendaraan melaju sangat cepat, tetapi ia merasa waktu berjalan lambat.Dariel menghampiri Daniel setelah dokter meninggalkan ruangan. Ia duduk di samping ranjang, mengamati keadaan ayahnya.Daniel tampak lebih kurus dan pucat akhir-akhir ini meski kondisinya sempat membaik.Daniel menyentuh tombol di jam tangannya. Ruangan seketika terkunci dengan rapat. Ia membuka mata perlahan, tersenyum saat melihat Dariel. Ia tentu merasa sangat bangga pada putra semata wayangnya itu.“Dariel, aku senang kau tiba tepat waktu. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu selama kau menuju rumah.” Daniel menyentuh tangan Dariel, mencengkeram kuat.“Ayah, ka
Henry Tolando menatap bangunan mewah di depannya sekilas, berlari menuju teras. Ia bergegas pergi setelah membaca pesan Davis.“Davis! Di mana kau?” teriak Henry Tolando sekeras mungkin. Ia berusaha mengendalikan napas yang terengah-engah. “Dasar bajingan!”Davis berhenti di tengah tangga saat mendengar teriakan, menoleh ke arah pintu. “Apa mungkin Tuan Henry datang?”Sammy bergegas menghampiri Davis. “Tuan Henry baru saja tiba, Davis.”Davis tersenyum. “Bukakah pintu untuknya. Ini saatnya aku memberinya sebuah kejutan.”“Kau benar-benar licik, Davis.” Sammy tersenyum, membuka pintu.“Di mana Davis?” Henry Tolando memelotot tajam, mengawasi keadaan sekeliling. Ia berjalan saat melihat Davis di tangga.“Kau mengejutkanku, Tuan. Apa yang terjadi? Apa kau marah karena petarungmu kalah dalam pertarungan tadi?” tanya Davis tanpa bergerak dari posisinya saat ini.“Hentikan basa-basimu, sialan! Aku ingin berbicara denganmu sekarang!” Henry Tolando terdiam saat melihat beberapa pengawal Davis
“Itu bukan masalah besar, Tuan Muda. Aku akan menemani Anda bertemu Davis. Aku yakin Davis pasti akan terkejut,” ujar Harry.Dariel berdiri dari sofa. “Ya, aku sejujurnya ingin bertanya beberapa hal pada Davis, terutama dari mana dia mendapatkan Si Dewa Kematian. Dia memiliki selera yang bagus.”Jack, Emir, dan Russel tampak kesal mendengarnya.Daisy dan Helga memasuki ruangan.“Dariel,” panggil Daisy. Ia terkejut saat melihat Jack, Emir, Russel, dan Harry hingga berhenti berjalan.Helga temenung di belakang Daisy, bertatapan dengan Harry sesaat. Ia melirik Jack yang terus mengamatinya. “Situasi menjadi canggung,” gumamnya.Dariel berkata, “Kau datang terlambat, Daisy. Pertandingan baru saja selesai.”Daisy memutar bola mata. “Aku memang sengaja datang terlambat. Aku tidak suka teriakan para penonton dan pertarungan di arena. Bisakah kita berbicara berdua, Dariel?”Jack, Emir, Russel, Harry, dan Helga meninggalkan ruangan.Harry mendekati Helga. “Apa yang sudah kau lakukan dengan Dais