Toba tersenyum, menatap Davis yang berusaha berdiri. “Meski begitu, aku tahu kelemahanmu sekarang, Davis. Dibandingkan dengan Susan, kau tampaknya sangat menghormati pria tua bernama Sebastian. Aku akan membalasmu dengan balasan yang lebih mengerikan dibandingkan yang sudah kau lakukan padaku.”Toba memejamkan mata, tidak sadarkan diri.Davis meringis ketika berdiri, menatap para berandalan yang bersorak memanggil-manggil namanya. Ia seperti melihat Dave, Ricky, dan Tonny.Davis mengangkat tangan kanan. Para berandalan seketika terdiam. “Mulai sekarang, akulah yang menguasai jalanan Leaventown.”Para berandalan kembali bersorak.“Satu minggu dari sekarang, siapa pun yang ingin bergabung menjadi pasukanku harus berkumpul di tempat ini,” ujar Davis seraya memutar tubuh, menatap para berandalan.Para berandalan tersenyum, saling berbisik satu sama lain.“Kalian boleh pergi dan mengabarkan hal ini pada yang lain. ”Para berandalan mulai bergerak ke arah pintu.“Satu hal lagi, jangan bera
Davis pergi ke kediaman utama keluarga Anderson, memacu mobil cukup lambat karena kondisinya yang cukup buruk. Ketika menoleh ke samping, ia melihat rombongan mobil melewatinya dengan cepat.Davis tiba di kediaman keluarga Anderson beberapa menit kemudian. Ia keluar dari mobil, berjalan agak terburu-buru.“Apa yang kau lakukan di sini, Davis?” tanya Drake dengan tatapan memelot tajam, berjalan menghampiri Davis.“Aku harus menjemput seseorang.” Davis melewati Drake.Drake mencengkeram bahu Davis. “Jangan berbuat seenakmu di rumah ini! Kau sudah terusir dari rumah ini ketika aku mengusirmu tempo hari.”Davis berhenti, menatap ke arah ruangan Sebastian. “Kakek mengizinkanku untuk memasuki rumah ini kapan pun aku mau.”Davis kembali berjalan, mengabaikan tatapan kebencian Louise dan Ivan.“Dasar sampah sialan!” Drake terus berteriak ketika Davis menaiki tangga. “Kau semakin bertingkah semaumu! Aku seharusnya membuangmu sejak pertama kali kau datang ke rumah ini!”“Ayah.” Susan menggengga
Malam yang panjang berganti pagi. Cahaya matahari menerobos celah-celah kamar. Davis terbangun, memandangi seluruh kamar. Pria itu terdiam beberapa saat, membasuh wajah, menatap pantulan wajahnya di cermin.Davis mengintip Sarah di kamarnya. Gadis kecil itu masih tertidur pulas. “Sammy belum memberikan kabar terbaru padaku mengenai anggota baru yang berhasil dia rekrut.”Davis menjalankan quest harian di ruangan latihan, berbaring di tengah ruangan, memandangi langit-langit. Ketika memejamkan mata, ia teringat dengan kejadian semalam. “Polisi masih belum menemukan Ethan, Rico, dan Felix sampai sekarang. Mereka kemungkinan akan kembali membuat masalah di kemudian hari.”[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 8 (141/800)][Health Point: 23/28][Kekuatan: 19 | Pertahanan: 20 | Kecerdasan: 21 | Kelincahan: 19][Money Power: $1.012.250.000]Davis membersihkan diri, bergantian pakaian. Ketika ia akan membangunkan Sarah, gadis kecil itu sudah tampil rapi.“Kenapa aku
Davis membaca pesan dari Sammy. “Sammy sudah mendapatkan dua anggota saat ini. Aku harap dia segera kembali. Aku ingin membicarakan rencanaku padanya secara langsung.”Davis membaca informasi singkat sekaligus mengamati foto dua anggota yang baru dikirimkan Sammy. “Mereka terlihat tangguh.”Davis duduk di kursi, mengamati forum. “Pertandinganku dengan The Street Bos terus ditonton oleh banyak orang. Wajahku akan semakin dikenali oleh orang-orang.”“Dariel pasti juga sudah melihat pertandingan itu, tapi aku cukup heran karena dia tidak datang seperti waktu sebelumnya.”Davis menoleh pada Sarah yang tengah bermain dengan Susan, Rebecca, dan Emmely. “Aku juga belum melihat kondisi Toba, Lexy, dan John di penjara. Jika mereka sampai lolos dari penjara, mereka akan kembali melakukan kejahatan. Aku harus segera membuat pasukanku sendiri.”Rebecca mendekati Davis dengan malu-malu. “Davis, apa kau baik-baik saja? Aku sempat melihat pertarunganmu semalam. Aku juga belum sempat berterima kasih
Dariel tengah menonton pertandingan Davis dan The Street. Meski sudah melihat berkali-kali, ia tidak merasa bosan karena terhibur dengan sisi lain Davis.“Davis tampak sangat marah pada Toba sehingga dia kehilangan kendali dalam pertarungan semalam. Aku menjadi semakin penasaran dengan yang dikatakan Toba sehingga Davis sangat murka.”Dariel membaca beberapa postingan di forum. “Orang-orang di forum mengabarkan jika Davis akan membentuk sebuah pasukan. Aku ingin bergabung untuk mengenal Davis lebih dalam, tapi Davis sudah mengetahui wajah asliku. Selain itu, aku tidak bisa leluasa bergerak karena sedang diawasi oleh ayahku.”Dariel tersenyum. “Aku tahu. Aku bisa mengirim penyusup ke pasukan Davis agar aku tahu tujuan dia sebenarnya. Aku masih memiliki cukup banyak waktu untuk mempersiapkannya.”Dariel memilih beberapa pengawal. “Aku bisa saja menyusup dan menyamar untuk menjadi pasukan Davis, tapi aku tidak mungkin meninggalkan pekerjaanku.”“Apa yang kau lakukan, Dariel?” tanya Danie
Toba, Lexy, John, Julian, dan Julius tiba di lokasi pendaftaran. Banyak orang yang sudah berkumpul di halaman gedung di mana sebagian tampak sedang berkelahi. Beberapa orang berjaket Black Lizard tampak berdiri di beberapa titik halaman.“Dengarkan aku baik-baik. Kalian harus bisa lolos menjadi anggota Black Lizard bagaimanapun caranya. Jika para petinggi Black Lizard menganggap kalian bertiga kompeten, mereka akan memberikan banyak pekerjaan penting pada kalian. Kalian bisa mengumpulkan banyak uang sekaligus membentuk pasukan kalian sendiri untuk membalas dendam pada Davis,” ujar Julian.“Untuk sekarang, serahkan Davis padaku dan Julian,” samung Julius.Toba, Lexy, dan John tersenyum, menoleh satu sama lain, mengangguk.“Kalian harus ingat kalau pertolongan kami tidak gratis. Kalian harus membalas budi pada kami. Cepat turun dan jangan membuat kami kesulitan lebih dari ini,” ucap Julius.Toba, Lexy, dan John segera turun dari mobil. Julian dan Julius meninggalkan halaman gedung denga
Enam hari berlalu dengan cepat. Hari ini adalah hari terakhir Sammy merekrut anggota.Davis baru saja menyelesaikan quest harian. Pria itu duduk berbaring di pantai, memandang deburan ombak yang tenang. Suara burung camar terdengar bersahutan dengan suara kapal.[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 8 (201/800)][Health Point: 24/28][Kekuatan: 19 | Pertahanan: 20 | Kecerdasan: 21 | Kelincahan: 19][Money Power: $1.012.650.000]Davis mengecek ponsel. “Sammy mengirim pesan jika dia akan pulang sore ini. Dia berhasil mengumpulkan lima anggota dan hanya tinggal merekrut satu anggota. Di saat yang sama, kabar mengenai perekrutan yang aku rencanakan tersebar luas bahkan beberapa orang dari luar kota bersiap bergabung dengan pasukanku.”Davis berdiri, memandang sebuah kapal yang bergerak pelan. “Aku sepertinya bertindak cukup gegabah. Ada kemungkinan Dariel, Daisy, atau Deric akan menyusup ke dalam pasukanku, begitupun dengan The Street Boss dan Ethan. Aku harus was
Davis segera berlari, memasuki beberapa gang kecil hingga tiba di trotoar. Ia melihat Julian dan Julius tengah mencarinya. “Sistem tidak memberiku quest. Aku lebih baik pergi dan menghindari pertarungan.”Davis memasuki mobil, melaju dengan cepat. Ia melihat dua pria kembar itu mengamati mobilnya. “Mereka adalah orang-orang yang berbahaya. Aku harus memberi tahu pihak keamanan di rumah kakek untuk meningkatkan penjagaan mereka.”Davis melepas masker, kacamata, dan topi, mengembus napas panjang. “Aku tidak tahu jika Black Lizard sudah mulai bergerak. Aku penasaran kenapa mereka sampai mencariku. Apa karena aku yang menguasai jalanan Leaventown saat ini?”Davis menepikan mobil di depan kediaman keluarga Anderson, menatap kamar Sebastian. “Dua pria kembar itu akan mengincar kakek. Toba memberikan banyak informasi pada mereka mengenai aku.”“Aku harus semakin berhati-hati dalam bergerak. Keluarga Anderson, terkhusus kakek justru akan terseret. Aku tidak boleh membuat kakek berada dalam ba
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (800/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.830.000]Davis dan henry Tolando berada di sebuah ruangan. Sammy dan para pengawal menunggu di luar ruangan, begitu pun dengan Harry dan para bawahan Henry Tolando.Langit sore terlihat indah dari arah jendela. Kawanan burung bergerak serempak menuju arah selatan. Beberapa pengunjung tampak keluar masuk kawasan.“Aku akan langsung berbicara pada intinya, Tuan.” Davis mengembus napas panjang. “Timku sudah mendapatkan lokasi keberadaan Logan dan Ludwig. Mereka berada di Somacity, sebuah kota yang terletak di wilayah timur ibu kota Floxia. Mereka sering bertemu di sebuah rumah di kawasan elit.”Davis mengirimkan lokasi rumah itu pada Henry Tolando.Henry Tolando bergegas memeriksa alamat, menghubungi Harold. Wajahnya tampak tegang dan kesal. “Harold, kirimkan pasukan kita ke alamat itu.”“Tunggu, Tuan. Ak
Lima hari berjalan sangat lambat bagi Dariel. Ia terus berada di rumah untuk menjaga Daniel.Dariel sedang berlatih bersama Adrian di ruangan olahraga. Sayangnya, ia tidak fokus hingga berkali-kali terkena serangan.Adrian menendang Dariel hingga pria itu terjatuh dan ambruk di arena. “Kau tidak fokus dalam berlatih, Tuan Muda. Aku sebaiknya memberimu waktu untuk beristirahat. Aku berharap kau bisa fokus setelahnya.”Dariel mengembus napas panjang, mengamati langit-langit ruangan. “Aku akan tertidur selama beberapa waktu di sini.”“Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, Tuan Muda.” Adrian berjalan ke sisi arena, meneguk minuman sembari mengamati Dariel. “Tuan Dylan mengatakan jika Donald dan Deric pergi untuk mencari sekutu. Dariel pasti tertekan dengan kabar tersebut. Dia ... masih belum siap menghadapi keluarganya sendiri.”Adrian meninggalkan ruangan olahraga, berdiri di samping kursi. “Kau adalah pria yang baik, Tuan Muda. Sayangnya, kau harus menanggung dosa dan kesalahan dari aya
“Apa kau setuju jika dia menjadi menggantikan Draco, Tuan?” tanya Logan.Ludwig mendengkus kesal, mengembus napas panjang. “Dia adalah kaki tangan, Draco. Aku pikir tidak ada sosok lain yang lebih layak selainnya.”Logan berdiri dari sofa. “Kau akan pergi ke Leaventown hari ini, Pedro. Seperti yang sudah aku jelaskan padamu melalui telepon, kau akan menggantikan Draco untuk menjadi mata-mata. Targetmu adalah Jeremy, Erwin, atau anggota utama aliansi yang lain.”“Aku mengerti.” Pedro mengganggu. “Jika tidak ada lagi hal yang perlu aku dengar, aku akan segera pergi ke Leaventown sekarang juga.”“Kau boleh pergi sekarang. Semua persiapanmu sudah aku siapkan.”Pedro meninggalkan ruangan, menutup pintu. Ia bergegas memasuki mobil, meninggalkan bangunan. “Aku mendengar Henry Tolando memanggil Draco ke kediamannya. Akan tetapi, hal yang menggaguku adalah si Dewa Kematian Seberapa kuat dia sampai Draco kalah melawannya?”Pedro mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tahu seberapa kuat Draco. Dia t
Dariel tiba di kediaman utama pukul dua pagi. Pria itu bergegas memasuki kamar Daniel, terkejut saat seorang dokter memeriksa ayahnya.“Ayah.” Dariel terpaksa menunggu di sofa selama beberapa waktu. Ia tidak mengalihkan pandangan sedetik pun dari Daniel. Kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.Dariel merasa sangat tegang selama dalam perjalanan pulang. Meski kendaraan melaju sangat cepat, tetapi ia merasa waktu berjalan lambat.Dariel menghampiri Daniel setelah dokter meninggalkan ruangan. Ia duduk di samping ranjang, mengamati keadaan ayahnya.Daniel tampak lebih kurus dan pucat akhir-akhir ini meski kondisinya sempat membaik.Daniel menyentuh tombol di jam tangannya. Ruangan seketika terkunci dengan rapat. Ia membuka mata perlahan, tersenyum saat melihat Dariel. Ia tentu merasa sangat bangga pada putra semata wayangnya itu.“Dariel, aku senang kau tiba tepat waktu. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu selama kau menuju rumah.” Daniel menyentuh tangan Dariel, mencengkeram kuat.“Ayah, ka
Henry Tolando menatap bangunan mewah di depannya sekilas, berlari menuju teras. Ia bergegas pergi setelah membaca pesan Davis.“Davis! Di mana kau?” teriak Henry Tolando sekeras mungkin. Ia berusaha mengendalikan napas yang terengah-engah. “Dasar bajingan!”Davis berhenti di tengah tangga saat mendengar teriakan, menoleh ke arah pintu. “Apa mungkin Tuan Henry datang?”Sammy bergegas menghampiri Davis. “Tuan Henry baru saja tiba, Davis.”Davis tersenyum. “Bukakah pintu untuknya. Ini saatnya aku memberinya sebuah kejutan.”“Kau benar-benar licik, Davis.” Sammy tersenyum, membuka pintu.“Di mana Davis?” Henry Tolando memelotot tajam, mengawasi keadaan sekeliling. Ia berjalan saat melihat Davis di tangga.“Kau mengejutkanku, Tuan. Apa yang terjadi? Apa kau marah karena petarungmu kalah dalam pertarungan tadi?” tanya Davis tanpa bergerak dari posisinya saat ini.“Hentikan basa-basimu, sialan! Aku ingin berbicara denganmu sekarang!” Henry Tolando terdiam saat melihat beberapa pengawal Davis
“Itu bukan masalah besar, Tuan Muda. Aku akan menemani Anda bertemu Davis. Aku yakin Davis pasti akan terkejut,” ujar Harry.Dariel berdiri dari sofa. “Ya, aku sejujurnya ingin bertanya beberapa hal pada Davis, terutama dari mana dia mendapatkan Si Dewa Kematian. Dia memiliki selera yang bagus.”Jack, Emir, dan Russel tampak kesal mendengarnya.Daisy dan Helga memasuki ruangan.“Dariel,” panggil Daisy. Ia terkejut saat melihat Jack, Emir, Russel, dan Harry hingga berhenti berjalan.Helga temenung di belakang Daisy, bertatapan dengan Harry sesaat. Ia melirik Jack yang terus mengamatinya. “Situasi menjadi canggung,” gumamnya.Dariel berkata, “Kau datang terlambat, Daisy. Pertandingan baru saja selesai.”Daisy memutar bola mata. “Aku memang sengaja datang terlambat. Aku tidak suka teriakan para penonton dan pertarungan di arena. Bisakah kita berbicara berdua, Dariel?”Jack, Emir, Russel, Harry, dan Helga meninggalkan ruangan.Harry mendekati Helga. “Apa yang sudah kau lakukan dengan Dais
Pertarungan semakin memanas saat Draco melayangkan banyak serangan pada Jay. Para penonton bersorak heboh, termasuk Dariel dan Henry Tolando. Jay terdesak hingga ke sisi arena. Para penantang lain ikut menyerang.Draco mendengkus kesal, berusaha menahan para penantang lain agar tidak mengganggu pertarungannya dengan Jay. “Dasar brengsek! Berhenti mengganggu pertarunganku!”Draco berlari secepat mungkin, melompat tinggi, melayangkan tendangan sekuat mungkin. Jay berhasil menangkap kaki Draco, tetapi ia berpura-pura ambruk dan terdorong ke tanah. Para penonton kembali bersorak.“Apa yang terjadi? Si Dewa Kematian terdesak sehingga ia tersudut ke sisi arena? Apakah dia akan kalah dan harus menyerahkan gelarnya pada penantang baru?” teriak si pembawa acara.“Dasar bajingan!” ketus Toba saat ia terdorong karena dorongan beberapa penantang. Ia menoleh ke belakang saat beberapa penonton terus mencibirnya. “Aku pasti akan menghajar kalian setelah pertandingan ini usai.”Toba berlari mengikuti