Di tempat berbeda yang tidak jauh dari festival, pria botak yang melawan Davis semalam tersenyum saat melihat bawahannya memasukkan anak-anak yang tidak sadarkan diri ke dalam mobil besar.Pria botak bernama Vin itu tertawa. “Kita mendapatkan enam puluh anak malam ini. Hanya dengan beberapa lembar uang dan sedikit tipuan, petugas di penitipan anak memberikan anak-anak ini pada kita. Jumlah anak-anak bodoh ini lebih banyak dibandingkan dengan jumlah anak-anak semalam.”“Aku baru saja mendapat informasi jika Davis berada di festival saat ini,” ucap salah satu bawahan Vin.“Dasar brengsek!” Vin memukul kaca mobil, mendengkus kesal. Ia mengutuk Davis ketika teringat kejadian semalam. “Jangan sampai dia kembali mengganggu rencana kita. Jika kita gagal mengirim anak-anak ini, kita akan mengalami kerugian dan mendapatkan hukuman dari bos besar.”“Para berandalan sedang mencari Davis saat ini. Apa kita akan mengerjar Davis?”“Davis adalah pertarung tangguh. Kita hanya akan membuang-buang wakt
Ben membawa Sarah keluar dari kawasan festival. Ia sengaja memilih jalur yang sangat sepi agar tidak menimbulkan kecurigaan.“Apa kau benar-benar teman Davis?” tanya Sarah yang mulai curiga karena melihat situasi jalan yang sangat sepi. Ia hanya melihat beberapa orang yang tengah berkerumunan di dekat pintu keluar festival. “Aku berteman baik dengan Davis. Davis bercerita jika dia menyelamatkanmu dari penculik semalam. Dia juga memberimu sebuah boneka beruang sebagai hadiah.”Sarah tersenyum lebar, mengawasi sekeliling. “Kau memang teman Davis.”“Aku tidak mungkin berbohong pada anak manis sepertimu.” Ben tersenyum bengis, memberi pesan pada teman-temannya.Angin tiba-tiba berembus kencang. Sarah tidak sengaja menjatuhkan bonekanya.“Aku akan mengambil boneka itu untukmu.” Ben menunduk, mengambil boneka seraya mengawasi sekeliling. Saat akan memberikan boneka pada Sarah, kain yang menutup wajahnya tiba-tiba terbuka.Sarah tiba-tiba terdiam, berusaha mengingat siapa pria yang ada di d
“Dia pasti tahu di mana Davis sekarang.”“Kau benar. Dia adalah pria cacat yang ditolong Davis saat di festival.”“Jika kita bisa menangkap Davis, kita bisa mendapatkan uang banyak untuk pesta.”“Kita bisa menggunakan pria cacat ini untuk memancing Davis datang. Saat Davis lengah, kita akan menangkapnya bersama-sama.”Sammy terdiam ketika satu per satu pemuda di depannya berbicara. Ia hanya diam saat pemuda-pemuda itu mengambil kedua tongkatnya dan mendorongnya hingga terjatuh.“Cepat ambil baju dan dompetnya. Kita bisa menjual bajunya dengan harga mahal, lalu menggunakan uangnya untuk bersenang-senang malam ini.”Sammy masih diam ketika para pemuda itu melepas bajunya dengan paksa, mengambil uang hasil pekerjaannya di dompet.“Pria cacat ini lebih kaya dibanding yang kita kira.” Seorang pemuda memperlihatkan beberapa lembar uang ke hadapan teman-temannya, melempar dompet sembarang.Sammy melihat fotonya dan Sarah terlempar dari dompet. Ia dengan cepat mengambilnya, tetapi seorang pem
Sammy menutup panggilan sepihak, mengeluarkan motor dari tempat persembunyian. Ia memacu motor dengan cepat menuju stasiun kereta.Sammy seperti terlempar ke masa lalu. Saat masih muda, pria itu seringkali berpergian dengan motor ini jika sedang dalam masa liburan. Meski harus berhadapan dengan misi berbahaya yang mengancam nyawanya setiap saat, ia merasakan hidupnya sangat bahagia.Sammy menyentuh dadanya yang mendadak sesak. Bayangan pengkhianatan dan kehilangan mending istrinya kembali membuat jiwanya terguncang. Ia nyaris menabrak sisi jalan jika tidak mengalihkan arah motor dengan cepat.Sammy menggertakkan gigi, memacu motor lebih cepat, melewati mobil dan motor. Ia melihat titik kecil yang menjadi stasiun kereta.Di saat yang sama, Davis nyaris menyusul mobil penculik Sarah.“Sammy menutup panggilanku sepihak. Dia pasti langsung mengejar Sarah ketika mendengar kabar penculikan Sarah.”[Ding][Sub quest sudah dibuat][Tingkat kesulitan : Sulit][Quest : Menyelamatkan Sarah dan a
“Ke mana Davis pergi?”Daisy cemberut karena kehilangan Davis. Wanita itu sedang berada di dalam mobil yang melaju di jalan raya. Ia melihat keadaan jalan yang ramai.“Dasar menyebalkan!” Daisy berdecak ketika mobil terjebak macet. Ia menyandarkan punggung ke kursi, memutar bola mata. “Davis tiba-tiba menghilang begitu saja. Aneh sekali. Padahal bawahanku mengawasinya dengan sangat ketat.”“Pria yang Anda cari terlihat menuju kawasan stasiun kereta api,” ujar sopir sekaligus pengawal Daisy.“Segera bawa aku ke stasiun kereta api secepatnya. Aku harus bertemu dengan pria itu dan memarahinya karena sudah membuatku kesulitan.”Mobil memutar arah ke jalan samping, melewati jalan yang lebih kecil.Daisy mengecek ponselnya, mengecek forum “Belum ada informasi terbaru mengenai Davis di forum. Apa yang sebenarnya Davis lakukan? Kenapa dia tiba-tiba pergi?”Daisy mengangkat panggilan Dariel, memutar bola mata. “Apa yang kau inginkan dariku, Dariel?”“Aku mendengar jika kau tiba-tiba pergi dari
Davis bergeser ke samping ketika Ben menariknya. “Aku sempat melihat anak perempuan itu membuka matanya. Aku mengamatinya untuk memastikan apa dia terbangun atau tidak.”Ben menatap Davis dan Sarah bergantian. “Anak kecil itu aku pukul hingga tidak sadarkan diri ketika dia akan melarikan diri. Dia bisa terbangun kapan pun.”Ben mencubit tangan Sarah, menunggu respons anak kecil itu hingga bebera waktu. Davis yang melihatnya menjadi sangat geram. Di saat yang sama, Sarah menahan rasa sakit, berusaha untuk tidak membuka mata dan menjerit.Ben mengambil sesuatu dari saku celana, memberikan benda itu pada Davis. “Masukkan pil ini pada anak kecil itu. Dia akan tertidur seperti anak-anak yang lain ketika menelannya.”Ben kembali duduk di tempatnya semula.Davis mengamati pil itu, meremasnya kuat-kuat hingga nyaris hancur.“Apa kau tunggu, brengsek?” Ben memekik hingga beberapa berandalan terbangun.“Aku akan melakukannya.” Davis mendekat pada Sarah, memberi anggukan kecil ketika gadis kecil
Sarah segera membuka kain, memeluk Davis dengan cepat. Gadis kecil itu menangis sesegukan. “Aku sangat takut.” Davis berjongkok, mengamati lengan Sarah yang membiru, memeluk gadis kecil itu. “Jangan takut. Aku pasti melindungimu.”Sarah menyeka tangis meski air mata terus mengalir. “Aku anak yang nakal. Aku pergi tanpa seizin ayah. Ayahku pasti sedang bersedih dan mencariku sekarang.”Davis melepas pelukan, menyeka tangis Sarah. “Ayahmu juga datang untuk menolongmu. Dia yang sudah mengalahkan orang-orang jahat di gerbong belakang.”Sarah tiba-tiba terdiam. “Benarkah? Tapi ayahku hanya memiliki satu kaki. Dia kesulitan berjalan. Ayahku tidak mungkin bisa mengalahkan orang-orang jahat itu.”“Ayahmu sangat hebat dan kuat. Dia bahkan jauh lebih kuat dariku.”“Benarkah?” Sarah tersenyum.Davis mengangguk. “Dia sangat kuat. Dia pasti sedang berusaha sangat keras untuk menyelamatkanmu sekarang.”Davis memotret para berandalan dan keadaan anak-anak di dalam kotak. Ia segera menghubungi Sammy
“Apa yang harus aku lakukan sekarang?” gumam Davis di saat kedua tangannya mulai terangkat ke atas.Vin, Ben, dan para berandalan tertawa.“Dasar pengecut!” teriak Davis.“Aku tidak peduli dengan hinaanmu, Davis!” Vin berdecak. “Aku lebih peduli dengan anak-anak brengsek itu yang akan menjadi uangku. Meski kau sudah menyulitkanku sejak semalam, aku tidak akan menghajarmu sampai mati karena aku akan mengirimmu pada orang yang mencarimu.”Davis mundur beberapa langkah. Ia terdorong ke arah Sarah dan dengan sengaja menjatuhkan ponselnya ke arah gadis kecil itu.Davis terdorong ke depan ketika dua berandalan menendang punggungnya. Ia menoleh pada tempat persembunyian Sarah.“Ke mana kalian akan mengirim anak-anak itu?” tanya Davis.Vin meludah hingga nyaris mengenai sepatu Davis. “Itu bukan urasanmu, brengsek! Orang yang nyaris dua kali mengggalkan pekerjaanku tidak akan beri tahu!”“Berapa bayaran yang akan kalian dapatkan dari pekerjaan kalian?”“Kenapa kau ingin tahu, brengsek?” Vin me
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (800/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.830.000]Davis dan henry Tolando berada di sebuah ruangan. Sammy dan para pengawal menunggu di luar ruangan, begitu pun dengan Harry dan para bawahan Henry Tolando.Langit sore terlihat indah dari arah jendela. Kawanan burung bergerak serempak menuju arah selatan. Beberapa pengunjung tampak keluar masuk kawasan.“Aku akan langsung berbicara pada intinya, Tuan.” Davis mengembus napas panjang. “Timku sudah mendapatkan lokasi keberadaan Logan dan Ludwig. Mereka berada di Somacity, sebuah kota yang terletak di wilayah timur ibu kota Floxia. Mereka sering bertemu di sebuah rumah di kawasan elit.”Davis mengirimkan lokasi rumah itu pada Henry Tolando.Henry Tolando bergegas memeriksa alamat, menghubungi Harold. Wajahnya tampak tegang dan kesal. “Harold, kirimkan pasukan kita ke alamat itu.”“Tunggu, Tuan. Ak
Lima hari berjalan sangat lambat bagi Dariel. Ia terus berada di rumah untuk menjaga Daniel.Dariel sedang berlatih bersama Adrian di ruangan olahraga. Sayangnya, ia tidak fokus hingga berkali-kali terkena serangan.Adrian menendang Dariel hingga pria itu terjatuh dan ambruk di arena. “Kau tidak fokus dalam berlatih, Tuan Muda. Aku sebaiknya memberimu waktu untuk beristirahat. Aku berharap kau bisa fokus setelahnya.”Dariel mengembus napas panjang, mengamati langit-langit ruangan. “Aku akan tertidur selama beberapa waktu di sini.”“Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, Tuan Muda.” Adrian berjalan ke sisi arena, meneguk minuman sembari mengamati Dariel. “Tuan Dylan mengatakan jika Donald dan Deric pergi untuk mencari sekutu. Dariel pasti tertekan dengan kabar tersebut. Dia ... masih belum siap menghadapi keluarganya sendiri.”Adrian meninggalkan ruangan olahraga, berdiri di samping kursi. “Kau adalah pria yang baik, Tuan Muda. Sayangnya, kau harus menanggung dosa dan kesalahan dari aya
“Apa kau setuju jika dia menjadi menggantikan Draco, Tuan?” tanya Logan.Ludwig mendengkus kesal, mengembus napas panjang. “Dia adalah kaki tangan, Draco. Aku pikir tidak ada sosok lain yang lebih layak selainnya.”Logan berdiri dari sofa. “Kau akan pergi ke Leaventown hari ini, Pedro. Seperti yang sudah aku jelaskan padamu melalui telepon, kau akan menggantikan Draco untuk menjadi mata-mata. Targetmu adalah Jeremy, Erwin, atau anggota utama aliansi yang lain.”“Aku mengerti.” Pedro mengganggu. “Jika tidak ada lagi hal yang perlu aku dengar, aku akan segera pergi ke Leaventown sekarang juga.”“Kau boleh pergi sekarang. Semua persiapanmu sudah aku siapkan.”Pedro meninggalkan ruangan, menutup pintu. Ia bergegas memasuki mobil, meninggalkan bangunan. “Aku mendengar Henry Tolando memanggil Draco ke kediamannya. Akan tetapi, hal yang menggaguku adalah si Dewa Kematian Seberapa kuat dia sampai Draco kalah melawannya?”Pedro mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tahu seberapa kuat Draco. Dia t
Dariel tiba di kediaman utama pukul dua pagi. Pria itu bergegas memasuki kamar Daniel, terkejut saat seorang dokter memeriksa ayahnya.“Ayah.” Dariel terpaksa menunggu di sofa selama beberapa waktu. Ia tidak mengalihkan pandangan sedetik pun dari Daniel. Kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.Dariel merasa sangat tegang selama dalam perjalanan pulang. Meski kendaraan melaju sangat cepat, tetapi ia merasa waktu berjalan lambat.Dariel menghampiri Daniel setelah dokter meninggalkan ruangan. Ia duduk di samping ranjang, mengamati keadaan ayahnya.Daniel tampak lebih kurus dan pucat akhir-akhir ini meski kondisinya sempat membaik.Daniel menyentuh tombol di jam tangannya. Ruangan seketika terkunci dengan rapat. Ia membuka mata perlahan, tersenyum saat melihat Dariel. Ia tentu merasa sangat bangga pada putra semata wayangnya itu.“Dariel, aku senang kau tiba tepat waktu. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu selama kau menuju rumah.” Daniel menyentuh tangan Dariel, mencengkeram kuat.“Ayah, ka
Henry Tolando menatap bangunan mewah di depannya sekilas, berlari menuju teras. Ia bergegas pergi setelah membaca pesan Davis.“Davis! Di mana kau?” teriak Henry Tolando sekeras mungkin. Ia berusaha mengendalikan napas yang terengah-engah. “Dasar bajingan!”Davis berhenti di tengah tangga saat mendengar teriakan, menoleh ke arah pintu. “Apa mungkin Tuan Henry datang?”Sammy bergegas menghampiri Davis. “Tuan Henry baru saja tiba, Davis.”Davis tersenyum. “Bukakah pintu untuknya. Ini saatnya aku memberinya sebuah kejutan.”“Kau benar-benar licik, Davis.” Sammy tersenyum, membuka pintu.“Di mana Davis?” Henry Tolando memelotot tajam, mengawasi keadaan sekeliling. Ia berjalan saat melihat Davis di tangga.“Kau mengejutkanku, Tuan. Apa yang terjadi? Apa kau marah karena petarungmu kalah dalam pertarungan tadi?” tanya Davis tanpa bergerak dari posisinya saat ini.“Hentikan basa-basimu, sialan! Aku ingin berbicara denganmu sekarang!” Henry Tolando terdiam saat melihat beberapa pengawal Davis
“Itu bukan masalah besar, Tuan Muda. Aku akan menemani Anda bertemu Davis. Aku yakin Davis pasti akan terkejut,” ujar Harry.Dariel berdiri dari sofa. “Ya, aku sejujurnya ingin bertanya beberapa hal pada Davis, terutama dari mana dia mendapatkan Si Dewa Kematian. Dia memiliki selera yang bagus.”Jack, Emir, dan Russel tampak kesal mendengarnya.Daisy dan Helga memasuki ruangan.“Dariel,” panggil Daisy. Ia terkejut saat melihat Jack, Emir, Russel, dan Harry hingga berhenti berjalan.Helga temenung di belakang Daisy, bertatapan dengan Harry sesaat. Ia melirik Jack yang terus mengamatinya. “Situasi menjadi canggung,” gumamnya.Dariel berkata, “Kau datang terlambat, Daisy. Pertandingan baru saja selesai.”Daisy memutar bola mata. “Aku memang sengaja datang terlambat. Aku tidak suka teriakan para penonton dan pertarungan di arena. Bisakah kita berbicara berdua, Dariel?”Jack, Emir, Russel, Harry, dan Helga meninggalkan ruangan.Harry mendekati Helga. “Apa yang sudah kau lakukan dengan Dais
Pertarungan semakin memanas saat Draco melayangkan banyak serangan pada Jay. Para penonton bersorak heboh, termasuk Dariel dan Henry Tolando. Jay terdesak hingga ke sisi arena. Para penantang lain ikut menyerang.Draco mendengkus kesal, berusaha menahan para penantang lain agar tidak mengganggu pertarungannya dengan Jay. “Dasar brengsek! Berhenti mengganggu pertarunganku!”Draco berlari secepat mungkin, melompat tinggi, melayangkan tendangan sekuat mungkin. Jay berhasil menangkap kaki Draco, tetapi ia berpura-pura ambruk dan terdorong ke tanah. Para penonton kembali bersorak.“Apa yang terjadi? Si Dewa Kematian terdesak sehingga ia tersudut ke sisi arena? Apakah dia akan kalah dan harus menyerahkan gelarnya pada penantang baru?” teriak si pembawa acara.“Dasar bajingan!” ketus Toba saat ia terdorong karena dorongan beberapa penantang. Ia menoleh ke belakang saat beberapa penonton terus mencibirnya. “Aku pasti akan menghajar kalian setelah pertandingan ini usai.”Toba berlari mengikuti