Share

Bab 5

"APA??? Kita menjadi sekte terbelakang di kerajaan kecil ini?", ucap Xuan yang syok mendengar kondisi sektenya saat ini.

"Ya, selamat untuk itu!!"

"Haisss, tempat apa yang telah aku datangi ini"

"Tentu saja tempat kelahiran mu, selain itu panggil aku ibu"

"Ckckck, aku pasti dikutuk telah datang ketempat aneh ini", ucap Xuan tanpa sadar bahwa ia kini meremehkan sekte yang sangat di banggakan oleh keluarganya dan di jaga oleh para leluhurnya dengan mengorbankan nyawa mereka.

"Kau bilang apa? Tempat aneh?", ucap sang ibu yang mengeluarkan aura spiritualnya. Seakan ia tidak terima bahwa tempat ia bernaung dan amat dicintainya dengan segenap jiwa dihina oleh putranya sendiri.

Tingg..

*Peringatan tanda bahaya.

Sebuah peringatan datang di kepala Xuan, namun ia sangat terkejut lantaran ia bisa melihat pemberitahuan yang tiba- tiba itu dengan jelasnya. Tapi, sangat disayangkan lantaran Xuan tidak memperhatikan pesan yang diberikan bahkan bunyi dari pergitan itu malah di abaikan oleh Xuan hingga terjadi hal yang tak dinginkan.

"Hem, apa ini sistem?"

Tit.. tit.. tit..

"Hah, kenapa dia terus menunjukan tanda bahaya ya!", ucap Xuan yang masih belum mengerti pada situasinya saat ini.

"Ye Cheng Xuan, kau bahkan mengabaikan ku sekarang!", ucap sang ibu yang saat ini aura membunuhnya telah keluar lantaran kesal akan sikap sang putra yang dari tadi mengabaikan dirinya.

"Ha, ti- tidak ibu, ma- maafkan aku_"

Prakk..

Trak..

Brakk..

Beberapa saat kemudian..

"Hem, jika kau masih berani mengabaikan ku lain kali, lihat saja apa yang akan ku lakukan berikutnya!", ucap sang ibu yang kemudian pergi meninggalkan Xuan setelah puas menghajar putra yang sempat ia khawatirkan dan tangisi lantara sakit beberapa saat lalu.

"Bukankah aku ini putramu, lalu kenapa menghajarku begitu kejam? ", ucap Xuan dalam keadaan babak belur.

"Ck, bukankah dia mengkhawatirkan aku beberapa saat lalu? Haaa, sampai kapan pun wanita benar-benar sulit dimengerti", ucap Xuan yang tanpa bingung dan pasrah akan sikap sang ibu.

Setelah merawat dirinya, Xuan pun teringat untuk mencari tablet yang memantulkan sistem peringatan beberapa saat lalu. Namun sayangnya, ia tidak menemukan tablet yang telah memantulkan sistem pemberitahuan kala itu. Sebab, sejak awal tablet itu memang tidak ada.

"Aku tidak menemukan tablet apa pun disini, lalu bagaimana sistem itu bisa muncul? Apakah harus ada pemicunya?", ucap Xuan yang mulai penasaran akan sistem yang muncul beberapa saat lalu.

"Hem, tapi tempat ini sepertinya aku pernah melihatnya", ucap Xuan yang merasa tidak asing dengan dunia ini.

"Kak Xuan, apa yang sedang kau lamunkan sambil berdiri begitu?", ucap Wang Lizi adik sepupu Xuan dari pihak ibu.

Ting..

*Pemberitahuan Sistem

¤》Nama: Wang Lizi

¤》Umur: 18 Tahun

¤》Identitas: Adik Sepupu dari pihak ibu, murid Sekte Seribu Bintang yang berbakat.

¤》Skill : Petarung

¤》Tingkat Kultivasi: Guru Beladiri

¤》Keberuntungan: 35

"Apa- apaan pemberitahuan ini?", ucap Xuan yang tidak percaya mendapatkan informasi dari sistem secara tiba- tiba.

“Kak apa yang sedang kau katakan? Aku tidak mengerti!”, ucap Wang Lizi yang tidak mengerti apa yang tengah di gumamkan oleh Xuan sendirian.

“Hem, jadi begitu! Aku mengerti sekarang!”, ucap Xuan yang mulai mengerti cara kerja sistem. Pikir Xuan, jika benar sistem bekerja seperti yang ia ketahui maka, sudah pasti saat ini sistem sedang menyingkronkan diri dengan dunia ini.

“Apa yang kau mengerti kak?”, tanya Lizi yang semakin penasaran akan apa yang tengah dipikirkan oleh Xuan saat ini hingga memgabaikan dirinya yang sejak dari tadi.

“Eh, gadis kecil kau masih disini?”, ucap Xuan yang tersadar setelah mendengar suara Lizi yang semakin dekat dengan dirinya.

“Hump, apa maksudmu? Kau tidak ingin aku ada disini?”, ucap Lizi yang sedikit kesal dan kecewa akan respon Xuan terhadap dirinya.

“Bukan begitu! Ah, sudahlah, lupakan. Ayo temani aku turun gunung”, ucap Xuan yang tiba- tiba menjak Lizi menuruni gunung tempat sekte itu berada.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status