“Heh, tampaknya kepala mu harus dipukul baru bisa mengingat siapa aku ya!”, ucap sang tuan muda Cheng sambil menahan emosinya. “Hei nak, jangan menghadang orang di tengah jalan begini. Minggirlah, aku masih ada keperluan, tidak bisa meladeni mu sekarang”, ucap Xuan yang tak peduli sama sekali akan rivalnya itu. “Kak, apa yang kau katakan?”, ucap Lizi yang khawatir sikap Xuan saat ini mengundang kemarahan dari sang tuan muda Cheng yang menganggap dirinya sebagai rival, meskipun Xuan telah kalah jauh dari dirinya saat ini. “Hem, apa maksudmu?”, tanya Xuan yang tidak mengerti akan situasi saat ini. “Kak, apa kau sungguh tidak ingat siapa dia?”, tanya Lizi memastikan akan sikap Xuan yang mengabaikan rivalnya sendiri. “Ehm, kenapa juga aku harus mengingatnya? Apa dia itu begitu penting? Ohh, apakah dia pemuda nomor satu di kota ini?”, tanya Xuan yang membuat situasi semakin runyam, dan tentunya emosi sang tuan muda Cheng naik 1000 tingkat. “Ten- tentu saja bukan!”, ucap Lizi s
Xuan yang dibawa kembali ke sekte dalam keadaan terluka lagi dan lagi membuat kedua orang tuannya khawatir. Baru saja ia pulih beberapa saat lalu, kini malah terluka lagi meski pun tidak terbilang parah. “Aku minta maaf, aku tidak tau kultivasinya jatuh separah ini”, ucap sang tuan muda Cheng yang benar - benar tidak tau bahwa Xuan telah jatuh hingga dasar begini. Bukan tanpa alasan ia mengatakan hal itu, sebab ia berpikir sejak Xuan bertanya apakah dirinya adalah pemuda nomor satu di kerajaan itu, pastilah Xuan telah melampauinya. Namun, nyatanya Xuan malah jatuh merosot hingga bawah, sungguh hal yang tak dapat dimengerti oleh dirinya bagaimana hal itu mungkin terjadi. “Sudahlah, kau juga tidak tau!”, ucap sang ayah yaang paham betul akan tuan muda Cheng yang merupakan rival anaknya itu. Pikirnya mana mungkin sang tuan muda akan melukai Xuan jika tau kondisi Xuan yang cukup memprihatikan. “Sebenarnya apa yang telah terjadi pada Xuan di gu
Ting.. *Perkenalan MC ¤》Nama: Ye Cheng Xuan (19 Tahun) ¤》Identitas: Penetua Sekte Seribu Bintang dari kerajaan Xima. ¤》Skill : Petarung ¤》Tingkat Kultivasi: Prajurit ¤》Level dalam sistem: 05 ¤》Keberuntungan: 10 “Hem, aghhhh.. Apa- apaan ini!", teriak Xuan melihat informasi dari sistem akan dirinya didunia ini yang cukup menyedihkan. "Kau kenapa, apa ada bagian tubuh mu yang sakit?”, tanya sang ibu melihat Xuan yang berteriak dalam lamunannya. Pikirnya, apa telah terjadi sesuatu yang buruk pada putranya ini. “Oh, tidak bu. Aku baik-baik saja”, ucap Xuan yang tersadar bahwa sang ibu masih ada disana. “Hufff, syukurlah kalau begitu. Lebih baik kau makan dulu, setelahnya minum ramuan ini!", ucap sang ibu yang telah mempersiapkan berbagai hal untuk putranya dan tak lupa pula ramuan obat yang telah disiapkan oleh tabib Mo untuk meningkatkan stamina Xuan. “Baik, tapi ibu apa yang telah terjadi padamu?”, tanya Xuan setelah memperhatikan wajah penat nan letih dari sang
“Apa kegunaanmu jika kau tidak bisa membantuku”, ucap Xuan penuh kesal dan memaki system yang terikat dengannya saat ini. “Sitem bod*h tak berguna, kenapa pula menjadi pendampingku! Hei, kenapa kau tidak menjawab ku. Hais.. Ini pasti ulah sang pemilik suara saat itu, sebenarnya kau ada masalah apa dengan ku ha!!!”, pekik Xuan penuh amarah. Trak.. Prakk… Lagi- lagi Xuan disambar petir tanpa sebab, namun hal itu justru dianggap sebagai hal yang biasa dari peningkatan basis kultivasinya oleh orang lain. “Kenapa aku selalu disambar petir? Ck, sialnya..”, ucap Xuan yang bajunya telah gosong, namun kali ini Xuan tidak pingsan seolah tubuhnya telah biasa menerima sambaran petir itu. Ting.. Pemberitahuan system. *Tuan rumah bisa meningkatkan basis kultivasi dengan satu syarat!! “Ya, akhirnya kau merespon! Katakan pada ku apa syaratnya, meskipun harus menyebrangi lautan, melintasi dunia, eh, bukankah aku sudah melintasi dunia saat ini?”, ucap xuan yang teralihkan pada kenya
Sikkap Xuan meremehkan buku tingkat unggu itu malah terlihat arogan dimata orang- orang yang ada di perpustakaan itu hingga menimbulkan kekesalan, kini Xuan ditatap dengan penuh kemarahan. Terutama sang tetua ke- 8 yang lebih frustasi mendengar perkataan Xuan saat ini yang merendahkan sekte yang ia banggakan itu. Brukkk.. “Bocah nakal, kau tau apa? Buku tingkat unggu level surga itu bahkan hanya ada beberapa di kerajaan ini”, ucap sang tetua sambil memukul Xuan penuh emosi. Ia bahlan tidak peduli laga jika Xuan adalah anak dari pemimpin sekte. “Haiss, pantas saja kerjaan ini menjadi kerajaan paling belakang. Ck, ck, ck!!”, ucap Xuan tanpa rasa bersalahnya. Mendengar perkataan itu semua orang yang ada disana serasa ingin memukul Xuan detik itu juga. Namun karena identitas Xuan sebagia tuan muda sekte, mereka juga tidak bisa berbuat apa- apa. Tapi tidak dengan sang tetua yang kini memancarkan aura membunuhnya. Ting.. Ting… *Peringatan tanda bahaya. “Hem, bahaya? Bahaya ap
“Leluhur terluka!”, ucap salah satu pelayan keluarganya. “APA?? Kakek terluka, bagaimana bisa?”, ucap Xuan yang terkejut mendengar sang kakek yang merupakan leluhur sekte ini terluka parah hingga ia harus segera di obat. “Em, i-itu…”, ucap sang pelayan ragu-ragu. “Ada apa? Katakan saja!!” “I-itu karena tuan muda” “Ha, karena aku?”, ucap Xuan yang tak percaya akan penyebab dari sang kakek yang ada di dunia ini terluka. “Ya, leluhur berdebat dengan tuan Fu Shian Ma dari Sekte Cahaya”, jelasnya pada Xuan. Xuan yang mendengar penjelasan bahwa sang kakek berdebat dengan orang- orang dari sekte cahaya lantaran menghina dirinya yang kini di anggap seorang idiot. Tentu, hal itu melukai hati dan harga dirinya, Xuan pun berlari meninggalkan tempat itu menuju gunung monster yang berada di belakang sekte mereka.Xuan merasa ia tidak akan sanggup melihat sang kakek yang terluka demi melindungi nama baiknya itu terluka parah. Pikirnya, meski ia datang kesana pun tak akan ada yang bisa
“Sudahlah, ayo kita masuk dulu, kau pasti belum makan”, ucap sang ibu yang semakin menyentuh hati Xuan. “Kak..”, panggil Lizi. Namun, Xuan tidak merespon apa pun, ia malah terlarut dalam pikirannya sendiri. Kini beban yang bergantung di pundak Xuan bukanlah sedikit, ia menyadari bahwa keberadaannya di dunia ini bukanlah kesalahan semata, pasti ada alasan di balik itu semua. Maka dari itu, ia harus mencari tahu segala hal yang berkaitan dengan dunia ini untuk mengetahui alasan dari kedatangannya, pasti misi sesungguhnya akan lebih besar dari misi tingkat S itu. Begitulah pikir Xuan yang terus bergerak kearah yang lebih positif. Keberadaan keluarga bagi Xuan sendiri adalah pemicu kebangkitannya, menuju puncak bela diri. “Kak, ada apa? Apa kau terluka?”, ucap Lizi yang khawatir karena Xuan tidak merespon panggilannya sama sekali. “Ah, tidak” “Lalu, kenapa kau melamun begitu dalam?” “Hemm, ibu. Sepertinya aku harus meninggalkan sekte mulai dari besok!”, ucap Xuan dengan tega
“Apa mereka sudah pergi?”, ucap sang leluhur yang muncul setelah kepergian Xuan. “Salam leluhur”, sambut orang- orang yang ada disana. “Ya, mereka baru saja pergi ayah. Akan kah mereka baik- baik saja? Aku sangat khawatir”, ucap ayah Xuan yang sangat khawatir dengan tekat anaknya kali ini. “Jangan Khawatir, dia pasti baik- baik saja. Sangat jarang dia bertekat seperti ini dan tentu, sekali bertekad tidak ada yang bisa menghentikannya”, ucap sang kakek yang kini menaruh harapan besar pada Xuan. “Aku harap juga begitu, kini masa depan sekte bergantung pada keberhasilan mereka!”, ucap sang ayah yang baru saja melepaskan kepergian dua putranya untuk melihat dunia luar. Sementara orang- orang di sekte Seribu Bintang sibuk membahas ke perigian Xuan dan Zou’er . Disisi lain, tuan muda Cheng menerima berita dari kepergian Xuan kali ini. Anehnya, ia juga tiba- tiba bersemangat untuk meninggalkan kerajaan dengan alasan bahwa ia tidak mau jika hanya Xuan yang berkembangan dalam perja
“Sudahlah, sekarang apa yang akan kita lakukan pada mereka?”, tanya Zuo'er yang tidak peka akan hal seperti ini. “Tinggalkan saja, masih beruntung mereka bertemu dengan kita, jika itu orang lain mereka pasti sudah mati!”, ucap Mo Yang. “Tapi, mereka sering menganggu penduduk disini!”, ucap sang gadis yang khawatir jika para preman ini di lepaskan begitu saja maka, mereka pasti akan berulah lagi di kemudian hari. “Tenanglah, mereka semua sudah kehilangan basis kultivasinya, kini mereka hanya manusia fana”, ucap Mo Yang. “Nona, nona!! Akhirnya kami menemukan mu”, ucap seseorang yang muncul tiba-tiba. “Nona ada apa dengan mu, apa kau terluka?”, ucap yang lainnya. Tiga orang yang baru tiba ini tampak begitu akrab dengan sang gadis, bahkan mereka memanggilnya nona. Mungkin mereka adalah bawahan dari sang gadis, namun berdasarkan basis kultivasi mereka yang sudah mencapai tahap Ahli bela diri tapi malah menjadi pengawal sang gadis, tentu Xuan dan rombongannya tau bahwa identitas
Pagi Hari “Kalian sudah siap?”, tanya Xuan yang mengunjungi kamar sang kakak. “Ya, kalau begitu mari kita pergi!”, ucap sang kakak yang sejak tadi menunggu Xuan bersama Mo Yang. Mereka pun pergi mencari beast terbang yang akan membawa mereka ke kerajaan Ming. Namun siapa sangka dalam pencarian Beast terbang itu, mereka malah terlibat dengan seorang nona muda, lebih tepatnya Mo Yang lah yang terlibat. Ia yang melihat gadis lemah nan sakit itu di ganggu oleh beberapa orang, barulah ia muncul sebagai pahlawan ke siangan. “Apa yang di lakukan oleh sekelompok anjing gila ini?”, ucap Mo Yang mendekati kerumunan penganggu itu. “Cih, tentu saja mengong-gong di depan gadis kecil”, ucap Zuo’er yang mengikuti secara alami. Xuan sangat terkejut melihat sang kakak yang dinilainya cukup berwibawa ini bisa menjadi orang yang sangat usil, bahkan ia kelihatan sangat cocok dengan Mo Yang saat ini. Yah, mungkin inilah rival sejati, mereka sudah saling memahami satu dengan lainnya hingga mere
“Hah, apa- apaan itu. Posisi yang tidak hanya keren namun terlihat hebat begitu, aku juga mau!!” “Hem, jika kau mau, maka rebut lah dari ku. Tentu itu tidak akan mudah, kau bahkan belum memulai apa pun” “Cih, kau tau apa, aku tidak akan kalah darimu. Mulai malam ini, aku akan rajin berkultivasi!!” “Kalau begitu, mari kita bertarung untuk merebutkan posisi pertama kelak!” “Hah, tentu saja! Saat itu terjadi, aku pasti akan mengalahkan mu” “Heh, kau terlalu percaya diri, aku lah yang akan mengalahkan mu jika waktunya sudah tiba”, ucap Xuan sambil berbalik arah dengan kerennya. Percakapan yang dimulai dengan baku hantam itu pun berakhir dengan kerennya, dua bocah yang kini saling berhadapan punggung ini pun di hampiri angin yang berhembus kencang seakan menjadi saksi dari janji yang telah di ucapkan oleh ke duanya. Begitulah cerita dua rival hidup dan mati ini tersebar luas. Karena hl itu pula, pihak keluarga Cheng tidak pernah melarang tuan muda mereka berteman baik dengan
Prakk.. Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi kanan tuan muda Cheng, tamparan yang penuh makna antara dua anak laki- laki ini pun membuat pertemanan mereka menjadi erat. “Jadi, maksudmu saat orang- orang menyatakan dirimu iblis maka kau akan mengakuinya? Hah, kau pasti sudah gila!”, ucap Xuan yang kesal atas pernyataan tak masuk akal yang di ucapkan oleh tuan muda Cheng. “Kau tidak berada di posisiku, lalu bagaimana kau tau apa yang aku rasakan, apa yang aku alami?!”, balas sang tuan muda Cheng. “Kau benar, aku tidak di posisimu dan aku tidak merasakan betapa beratnya perjuangan mu. Tapi, apa kau pikir orang- orang akan peduli dengan rasa sakit mu? Cih, jangankan peduli, bahkan mereka tidak tau seberapa keras kau telah berjuang” “Jika kau sudah tau, lalu kenapa kau masih mengatakan itu, hiks.. kau tau apa? Aku_” Brukk.. “Apa yang kau lakukan? Kenapa terus memukul ku!!” “Karena kau memang layak untuk itu!!” “Kau_” Brukk Prakk.. Dua bocah ini pun saling memukuli
“Apa mereka sudah pergi?”, ucap sang leluhur yang muncul setelah kepergian Xuan. “Salam leluhur”, sambut orang- orang yang ada disana. “Ya, mereka baru saja pergi ayah. Akan kah mereka baik- baik saja? Aku sangat khawatir”, ucap ayah Xuan yang sangat khawatir dengan tekat anaknya kali ini. “Jangan Khawatir, dia pasti baik- baik saja. Sangat jarang dia bertekat seperti ini dan tentu, sekali bertekad tidak ada yang bisa menghentikannya”, ucap sang kakek yang kini menaruh harapan besar pada Xuan. “Aku harap juga begitu, kini masa depan sekte bergantung pada keberhasilan mereka!”, ucap sang ayah yang baru saja melepaskan kepergian dua putranya untuk melihat dunia luar. Sementara orang- orang di sekte Seribu Bintang sibuk membahas ke perigian Xuan dan Zou’er . Disisi lain, tuan muda Cheng menerima berita dari kepergian Xuan kali ini. Anehnya, ia juga tiba- tiba bersemangat untuk meninggalkan kerajaan dengan alasan bahwa ia tidak mau jika hanya Xuan yang berkembangan dalam perja
“Sudahlah, ayo kita masuk dulu, kau pasti belum makan”, ucap sang ibu yang semakin menyentuh hati Xuan. “Kak..”, panggil Lizi. Namun, Xuan tidak merespon apa pun, ia malah terlarut dalam pikirannya sendiri. Kini beban yang bergantung di pundak Xuan bukanlah sedikit, ia menyadari bahwa keberadaannya di dunia ini bukanlah kesalahan semata, pasti ada alasan di balik itu semua. Maka dari itu, ia harus mencari tahu segala hal yang berkaitan dengan dunia ini untuk mengetahui alasan dari kedatangannya, pasti misi sesungguhnya akan lebih besar dari misi tingkat S itu. Begitulah pikir Xuan yang terus bergerak kearah yang lebih positif. Keberadaan keluarga bagi Xuan sendiri adalah pemicu kebangkitannya, menuju puncak bela diri. “Kak, ada apa? Apa kau terluka?”, ucap Lizi yang khawatir karena Xuan tidak merespon panggilannya sama sekali. “Ah, tidak” “Lalu, kenapa kau melamun begitu dalam?” “Hemm, ibu. Sepertinya aku harus meninggalkan sekte mulai dari besok!”, ucap Xuan dengan tega
“Leluhur terluka!”, ucap salah satu pelayan keluarganya. “APA?? Kakek terluka, bagaimana bisa?”, ucap Xuan yang terkejut mendengar sang kakek yang merupakan leluhur sekte ini terluka parah hingga ia harus segera di obat. “Em, i-itu…”, ucap sang pelayan ragu-ragu. “Ada apa? Katakan saja!!” “I-itu karena tuan muda” “Ha, karena aku?”, ucap Xuan yang tak percaya akan penyebab dari sang kakek yang ada di dunia ini terluka. “Ya, leluhur berdebat dengan tuan Fu Shian Ma dari Sekte Cahaya”, jelasnya pada Xuan. Xuan yang mendengar penjelasan bahwa sang kakek berdebat dengan orang- orang dari sekte cahaya lantaran menghina dirinya yang kini di anggap seorang idiot. Tentu, hal itu melukai hati dan harga dirinya, Xuan pun berlari meninggalkan tempat itu menuju gunung monster yang berada di belakang sekte mereka.Xuan merasa ia tidak akan sanggup melihat sang kakek yang terluka demi melindungi nama baiknya itu terluka parah. Pikirnya, meski ia datang kesana pun tak akan ada yang bisa
Sikkap Xuan meremehkan buku tingkat unggu itu malah terlihat arogan dimata orang- orang yang ada di perpustakaan itu hingga menimbulkan kekesalan, kini Xuan ditatap dengan penuh kemarahan. Terutama sang tetua ke- 8 yang lebih frustasi mendengar perkataan Xuan saat ini yang merendahkan sekte yang ia banggakan itu. Brukkk.. “Bocah nakal, kau tau apa? Buku tingkat unggu level surga itu bahkan hanya ada beberapa di kerajaan ini”, ucap sang tetua sambil memukul Xuan penuh emosi. Ia bahlan tidak peduli laga jika Xuan adalah anak dari pemimpin sekte. “Haiss, pantas saja kerjaan ini menjadi kerajaan paling belakang. Ck, ck, ck!!”, ucap Xuan tanpa rasa bersalahnya. Mendengar perkataan itu semua orang yang ada disana serasa ingin memukul Xuan detik itu juga. Namun karena identitas Xuan sebagia tuan muda sekte, mereka juga tidak bisa berbuat apa- apa. Tapi tidak dengan sang tetua yang kini memancarkan aura membunuhnya. Ting.. Ting… *Peringatan tanda bahaya. “Hem, bahaya? Bahaya ap
“Apa kegunaanmu jika kau tidak bisa membantuku”, ucap Xuan penuh kesal dan memaki system yang terikat dengannya saat ini. “Sitem bod*h tak berguna, kenapa pula menjadi pendampingku! Hei, kenapa kau tidak menjawab ku. Hais.. Ini pasti ulah sang pemilik suara saat itu, sebenarnya kau ada masalah apa dengan ku ha!!!”, pekik Xuan penuh amarah. Trak.. Prakk… Lagi- lagi Xuan disambar petir tanpa sebab, namun hal itu justru dianggap sebagai hal yang biasa dari peningkatan basis kultivasinya oleh orang lain. “Kenapa aku selalu disambar petir? Ck, sialnya..”, ucap Xuan yang bajunya telah gosong, namun kali ini Xuan tidak pingsan seolah tubuhnya telah biasa menerima sambaran petir itu. Ting.. Pemberitahuan system. *Tuan rumah bisa meningkatkan basis kultivasi dengan satu syarat!! “Ya, akhirnya kau merespon! Katakan pada ku apa syaratnya, meskipun harus menyebrangi lautan, melintasi dunia, eh, bukankah aku sudah melintasi dunia saat ini?”, ucap xuan yang teralihkan pada kenya