Share

BAB 9. Latih Tanding

Penulis: Hudi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-24 11:46:20

Bila dilihat dari komposisi pemainnya, jelas terlihat bahwa pemain yang memakai rompi berwarna merah adalah pemain inti dari Phoenix FC U19, sementara pemain yang memakai rompi biru merupakan pemain cadangannya.

Tim rompi merah sebagai tim yang menyerang akan memakai formasi 4-3-3, sementara tim rompi merah sebagai tim bertahan akan memakai formasi 4-5-1.

Dalam pertandingan latih tanding ini, Ali yang merupakan satu-satunya pemain depan dari tim rompi biru, ia akan berhadapan langsung dengan Johnson yang merupakan bek tangguh dari Phoenix FC U19 yang bertubuh gempal.

Johnson adalah orang yang selalu mencemooh kemampuan Ali sebagai kiper cadangan ketika tim nya Phoenix FC U19 berhadapan dengan tim Rockets FC U19 minggu lalu, yang berkesudahan 0 - 8 untuk kemenangan tim Rockets FC U19.

Priit!

Pertandingan pun dimulai.

Seperti yang sudah diduga sebelumnya pada menit-menit awal pertandingan tim rompi merah langsung memainkan tempo cepat untuk melakukan serangan yang bertubi-tubi ke arah jantung pertahanan dari tim rompi biru.

Tim rompi biru pun hanya bisa pasrah bertahan dengan berupaya untuk meredam serangan-serangan dari tim rompi merah yang datang dari segala penjuru arah pertahanan mereka.

"Heh! Kiper sampah!" seru Johnson sembari berjalan santai menghampiri Ali, "Orang lemah dan kurus sepertimu tidak akan pernah bisa menjadi pemain hebat." ucapnya mengejek Ali dengan suara pelan yang diarahkan ke telinga Ali.

Mengetahui Johnson yang datang menghampirinya dan langsung mengejeknya, Ali hanya diam dan berusaha untuk tenang agar ia tidak terpancing dengan ucapan dari Johnson yang sepertinya akan terus menghina Ali selama pertandingan latih tanding ini berlangsung.

"Percuma saja kamu berubah posisi dari kiper menjadi posisi pemain depan, jika kamu masih lemah, kamu hanya akan butiran debu dimataku yang bisa kusingkirkan hanya dalam satu kibasan saja, ha ha ha." Kembali Johnson mengatakan sesuatu yang buruk tentang Ali.

Sadar Johnson akan selalu mengganggu, Ali berusaha menjauh dari kawalan Johnson dengan berlari agak ke samping, sambil berharap ada bola yang akan di oper kepadanya.

Namun sepertinya harapan untuk bisa di oper oleh rekan-rekannya di tim rompi biru itu hanya akan menjadi angan-angan Ali saja, karena sudah 10 menit pertandingan berjalan tidak ada serangan yang bisa dilakukan oleh tim biru, yang membuat Ali sampai saat ini belum memegang bola sama sekali. Dan …

Gol!!!

Tim rompi merah pada menit ke 11 dapat menjebol gawang dari tim biru, tendangan dari luar kotak penalti yang dilakukan Reza memecah kebuntuan dari tim rompi merah.

Pertandingan pun dimulai kembali setelah terjadi gol pertama dari tim merah.

"Ali! Tetap berada di posisi tengah!!!"

Pelatih Kepala dengan berteriak memberikan instruksi kepada Ali agar tetap berada di tengah dan jangan pergi ke samping lapangan hanya untuk meminta bola dari rekan-rekannya.

Ali pun berlari kembali berlari ke tengah dan kembali lagi bertemu dengan Johnson bek tengah dari tim rompi merah.

Pada menit ke 15 akhirnya tim biru mendapatkan kesempatan untuk membangun serangan ke arah pertahanan dari tim rompi merah.

Ali dengan insting yang diperoleh dari sistem sepak bolanya merasa bahwa rekannya akan memberikan ia umpan terobosan sedikit ke arah kanan pertahanan lawan, lalu ia pun dengan cepat bergerak sedikit ke arah kanan sambil berlari. Dan …

Benar saja rekannya memang memberikan umpan terobosan sedikit agak ke kanan dari pertahanan tim rompi merah.

Karena Ali sudah bisa membaca umpan terobosan itu, maka ia lebih cepat bergerak dibanding dengan Johnson yang masih harus meraba-raba kemana akan datangnya bola hasil dari umpan terobosan itu

Bola itu terus bergulir masuk ke dalam kotak penalti lawan dan Ali yang akan pertama kali mendapatkan bola itu dan yang akan mengeksekusi bola itu saat berhadapan dengan kiper langsung.

Namun karena kontrol yang buruk dan insting menembak yang masih kurang dari Ali, akhirnya Johnson dapat dengan mudah mengambil bola dari penguasaan Ali melalui tekel bersih darinya.

"Ha ha! Jangan harap kamu dapat dengan mudah melewati aku, apalagi jika kamu berharap bisa mencetak gol! Itu tidak akan pernah terjadi! Anak manja!" Pekik Johnson dihadapan Ali setelah ia dengan mudah menekel bersih bola dari penguasaan Ali.

"Ha ha!"

Ali terlihat hanya tertawa tipis membalas pekikan dari Johnson.

"Apa yang kamu tertawakan, dasar anak aneh!" seru Johnson yang kemudian berkonsentrasi kembali pada pertandingannya melawan tim rompi biru.

Di pertandingan hari ini, ternyata Ali bisa merasa senang juga, walaupun hari ini ia tidak bisa memaksimalkan persentase penambahan atribut Shootingnya.

Namun, dengan apa yang terjadi di kotak penalti tadi, yang merupakan sentuhan pertamanya sebagai pemain depan, ia bisa merasakan sensasi sebagai pemain depan yang mempunyai naluri haus akan mencetak gol.

Ali juga di pertandingan ini sudah bisa merasakan manfaat dari sistem sepak bola yang ada dalam dirinya, ia yang memiliki Special Ability Positioning dalam sistemnya seketika seperti bisa membaca bola yang akan ditempatkan di dalam kotak penalti oleh rekan-rekannya ketika timnya sedang dalam posisi menyerang. Dan …

Priit!

Priiit!

Babak pertama pun selesai, dengan kemenangan sementara dari tim rompi merah dengan skor 1 - 0.

Kepala Pelatih Phoenix FC U19, terlihat agak kecewa dengan penampilan dari tim rompi merah yang merupakan tim inti dari Phoenix FC U19. Ia melihat tim rompi merah banyak sekali membuang kesempatan untuk mencetak gol walaupun tim itu selalu menggempur pertahanan tim rompi biru.

Lima menit kemudian pertandingan babak kedua pun dimulai.

Kembali terlihat tim rompi merah melakukan inisiatif menyerang, namun kali ini mereka lebih rapi lagi dalam membangun serangan.

Akhirnya dengan kepercayaan diri yang mulai meningkat tim merah dapat mencetak gol ketika pertandingan babak kedua ini baru berjalan tiga menit.

Kembali Reza melalui sundulannya memanfaatkan sepak pojok dapat menggetarkan gawang dari tim rompi biru.

"Kalau aku hanya terus menunggu bola di depan di dalam kotak penalti, sepertinya aku tidak akan berguna bagi tim rompi biru ini, aku harus membantu pertahanan juga."

Bab terkait

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 10. Stamina Ali

    Latih tanding antara tim rompi merah melawan tim rompi biru dari Akademi Phoenix FC, saat ini skor sementara adalah 2 - 0 untuk kemenangan dari tim rompi merah yang diisi oleh pemain inti.Setelah gol kedua dari tim rompi merah, terlihat Ali kali ini ia berinisiatif untuk membantu pertahanan dari tim rompi biru, karena ia merasa tidak memiliki manfaat kalau harus terus menunggu bola di pertahanan tim lawan rompi merah dan dengan staminanya yang sangat tinggi apabila dibanding dengan pemain-pemain lainnya dari Akademi Phoenix FC, Ali selalu bisa berlari dan terus berlari untuk dapat memotong umpan-umpan dari pemain tengah dari tim rompi merah.“Ali!” teriak Reza sang kapten pemain tengah dari tim rompi merah kepada Ali, “Kenapa kamu malah turun menjaga pertahanan!” ungkapnya kesal karena saat ini Ali sedang menjaga dirinya dengan ketat.“Aku tidak ada manfaat apabila terus berada di depan kotak penalti lawan, lebih baik aku turun untuk membantu pertahanan.” jawab Ali.Dengan adanya ban

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-25
  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 11. Meningkatkan Atribut Shooting

    Namun Ali lalu melangkahkan lagi kakinya untuk berjalan kembali meninggalkan Minda, "Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk terus fokus pada sepak bola, dan tidak akan terganggu dengan hal-hal lainnya." Pikirnya menguatkan ambisinya untuk menjadi pesepak bola profesional.Minda pun untuk kedua kalinya harus rela dan pasrah melihat Ali tidak memperdulikannya setelah hari kemarin pun mendapatkan perlakuan yang sama dari Ali, "Ali kamu memang sudah benar-benar berubah, kamu bukan dirimu yang dulu lagi. Kamu dulu baik, sangat ringkih dan hanya aku yang bisa menjaga dan menolong saat kamu di injak-injak oleh teman-teman mu saat SMP." ungkapnya dalam hatiAli saat ini memang sudah semakin ambisius dan sangat berpikir keras untuk bagaimana caranya agar kemampuan sistem sepak bolanya bisa meningkat dengan cepat, dan tidak ingin ada masalah apapun yang bisa menghambatnya.Keesokan pagi hari.Ting! [Sistem Aktif]"Buka Atribut pemain"[Atribut Pemain][Shooting 5] [Red] [+12%]"Yah, han

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-25
  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 12. Ibuku Sayang

    Abdul dan Liana mendapatkan laporan dari SMA Bright Sky tempat Ali menimba ilmu akademik pendidikannya, bahwa sudah tiga hari ini Ali tidak pernah masuk ke sekolah untuk belajar di kelasnya. Hal itu yang membuat Abdul kecewa dan langsung naik pitam, sementara Liana yang terkejut merasa sedih dan cemas dengan keadaan anaknya Ali.Abdul yang melihat Liana sedang memeluk dan melindungi Ali akhirnya mengurungkan niatnya untuk memukul Ali sekali lagi, "Kamu harus mengambil tanggung jawabmu sebagai anak dan melakukan yang terbaik untuk menjadi pribadi yang lebih baik!" ucap Abdul yang berusaha menasehati Ali, "Libur Minggu ini kamu harus tetap berada di rumah! Tidak ada latihan sepak bola lagi!". Tutup Abdul seraya berjalan masuk ke dalam kamarnya.Liana yang melihat Abdul sudah tidak berada di dekat Ali lalu melepas pelukannya dari tubuh Ali, "Sayang, Apa yang terjadi di Sekolah?" tanya Liana lembut menyelidik, "Ceritakan pada Ibu semuanya, kamu jangan terlalu khawatir, mari kita cari tahu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-25
  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 13. Membujuk Ayah

    "Bolehkah aku meminta bantuan Ibu?"[Boleh]"Kalau begitu aku mau meminta bantuan ibu saja."Ting![Sistem Non Aktif]Tak beberapa lama kemudian, setelah Ali melihat Abdul keluar rumah, ia langsung berjalan menghampiri Liana ibunya dan meminta waktunya untuk bisa berbicara dengan ibunya di meja makan.Ali terdiam sejenak, kemudian ia mengambil nafas dalam-dalam. "Bu, aku tahu sesuatu yang mungkin tidak seharusnya aku tahu. Tetapi aku merasa harus berbicara tentang ini."Liana memperhatikan anaknya dengan cemas. "Apa yang terjadi, Nak?"Ali menatap ibunya dengan serius. "Atasan ayah melakukan penyelewengan anggaran di perusahaan. Ayah ikut terlibat."Liana terkejut mendengar hal itu. "Kamu yakin, Nak?""Iya, Bu. Aku sangat yakin. Tetapi, ayah tidak mau melaporkannya karena takut beban keuangan keluarga akan bertambah berat."Liana merasa kebingungan. "Aku tahu ayahmu. Dia tidak akan melakukan hal seperti itu.""Bu, aku tahu ini sulit untuk dipercaya. Tetapi kita harus menyelesaikan ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 14. Pemain Depan Bertahan

    Ali bertanya kepada Liana Ibunya. "Ibu, bagaimana dengan reaksi Ayah?""Reaksi apa Nak?" jawab Liana balik bertanya. Ia seolah bingung dengan pertanyaan yang diajukan oleh Ali, meskipun sebenarnya dia menyadari apa maksud yang ingin disampaikan oleh Ali."Ibu belum mencoba membujuk Ayah?" Ali berusaha menekankan pertanyaannya, "Bukannya Ibu kemarin bilang mau membujuk Ayah supaya melaporkan atasannya yang akan melakukan penyelewengan anggaran di perusahaannya?!"Liana lalu melayangkan senyuman lembut terhangatnya kepada Ali dan berkata, "Sudah kok." Liana lalu merapikan meja makan."Terus apa kata Ayah?!" selidik Ali penasaran."Ayah masih belum mau melaporkan atasannya." "Apa! Ta-tapi kenapa! I-ibu mungkin belum cukup berusaha untuk membujuk Ayah!"Mendengar keluhan dari anaknya Ali, Liana lalu terdiam dan menatap tegas ke arah wajah Ali dan berkata, "Ali, Ibu sudah berusaha. Sekarang cepat habiskan sarapanmu dan berangkat bersama Ibu ke Sekolah.""Ba-baiklah." Ali yang melihat waja

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 15. Juggling

    “Ju-juggling Coach?!” Ali langsung terkejut mendengar permintaan Andre, karena ia memang belum pernah sama sekali melakukan juggling seumur hidupnya. Juggling adalah teknik menggiring bola dengan kaki yang dilakukan secara bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri tanpa membiarkan bola jatuh ke tanah. “Siap Coach!” Coach Andre lalu memberikan bola kepada Ali, dan ketika Ali mencoba melakukan juggling, ia kesulitan untuk mengendalikan bola, karena bola itu selalu terlepas dari kendalinya setelah hanya dua atau tiga kali sentuhan. Ali tidak ingin menyerah dan mencoba untuk melakukan juggling dengan lebih serius. Namun, hasilnya tetap sama, bola itu selalu terlepas dari kendalinya setelah hanya dua atau tiga kali sentuhan saja. Melihat kemampuan juggling Ali yang sangat buruk, Andre lalu memberikan pengarahan kepada Ali bagaimana cara melakukan juggling yang benar. Namun, kembali hasilnya tetap sama, Ali memang tidak mempunyai kemampuan dalam mengontrol bola. "Baiklah Ali, selama se

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 16. Pengakuan dan Atribut

    Abdul lalu terdiam agak lama, lalu berkata dengan lirih. “Kamu dan Ali benar … Aku memang terlibat penyelewengan anggaran perusahaan. Dan hal ini sangat mengganggu pikiran dan mental ku, Li!” Mendengar pengakuan dari suaminya Abdul, Liana terkejut namun ia berusaha untuk tetap terlihat tenang di hadapan Abdul. Liana tidak menyangka bahwa apa yang diungkapkan oleh Ali mengenai penyelewengan anggaran ternyata benar adanya. “Baiklah sekarang tolong jujur kepadaku, sudah sejauh mana keterlibatanmu dalam penyelewengan anggaran ini.” selidik Liana dengan wajah seriusnya. “Panjang ceritanya, namun besok adalah harinya dimana aku yang seharusnya menandatangani pembelian barang Fiktif yang dilakukan oleh atasanku.” ungkap Abdul. “Besok jangan kamu tanda tangani surat itu. Kamu adukan atasanmu ke Unit Satuan Pengawasan Internal Perusahaan.” terang Liana memberi saran. “Tapi ada kemungkinan mereka juga terlibat Li, posisi ku saat ini sangat terjepit.” “Kamu harus lakukan sesuatu hal yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 17. Liana dan Minda

    “Kamu tahu dari siapa?” “A-aku tahu dari siapa?” Ali terhenyak, wajahnya terpaku, “Oh iya aku lupa, seharusnya aku tidak tahu,” gumamnya dalam hati. “A-aku hanya menebak saja bu, he he,” dalam seringainya Ali merasa khawatir. “Memangnya tebakanku benar ya bu, he he” “Iya, benar.” jawab singkat Liana. “Oh.” Ali menganggukkan kepalanya, “Ayah bagaimana bu? Apakah bakal ada masalah kedepannya?” “Ayah aman, tidak masalah.” Pembicaraan tadi justru membuat Ibu dan anak ini merasa canggung. Kesalahan Ali bertanya, membuat Liana curiga. Setelah Ali tahu kalau Ayahnya terlibat dalam penyelewangan anggaran dengan atasannya, kini ia tahu kalau Ayahnya sudah melaporkan atasannya. Ketika Ali sudah berangkat ke sekolah, Liana yang duduk di ruang tamu berpikir. “Apa semua ini ada hubungannya dengan chip yang aku sembunyikan di dalam tubuh Ali? Yang membuat Ali seperti ini.” Liana mengambil laptop, setelah membukanya terlihat jelas simbol nukleus berwarna biru yang merupakan lambang

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06

Bab terbaru

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 48.

    "Aku ingin tinggal disini Pak." ucap Dylan lirih namun terdengar tegas, "Itulah alasan aku kenapa aku pergi ke Desa Rocky Valley ini." ungkapnya menjelaskan."Aku tidak betah tinggal bersama orang tua angkatku yang sangat galak."Dylan berkilah bahwa ia datang ke rumah Logan karena tidak kerasan tinggal bersama orang tua angkatnya yang galak dengan wajahnya yang berpura-pura terlihat seperti orang yang bersedih.Logan menarik nafas dalam-dalam, ia berusaha tenang untuk mendengar keluhan Dylan yang ia kira anak kandungnya."Maafkan bapak sekali lagi Dylan." ucap Logan dengan wajah bersalah, "Kamu mulai saat ini tinggal saja di rumahku." ujarnya dengan sorot mata yang penuh kehangatan untuk menerima anak kandungnya kembali."Terima kasih bapak, mau menerimaku kembali." ucap lembut Dylan.Logan kemudian bertanya tentang alasan Dylan merasa tidak betah tinggal bersama orang tua angkatnya dan ia mencoba memahami perasaan dan pengalaman Dylan secara lebih mendalam. Logan juga berbicara tent

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 47. Mengganti Nama Dylan

    “Apa aku harus menghilang?!”Setelah Ali sampai di rumahnya, ia dengan bergegas mencari laptop milik Liana yang kemungkinan besar telah disimpan di tempat yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah menemukannya, Ali kemudian membukanya dengan membuka tutup layar laptop dan menekan tombol power untuk menyalakan laptop tersebut. Ketika laptop telah menyala, tampilan awal akan meminta masukkan password untuk masuk ke akun pengguna. Ali kemudian mengingat bahwa ibunya Liana memberitahunya password laptop tersebut adalah angka-angka ulang tahun Ali. Ali kemudian memasukkan angka-angka tersebut dengan urutan yang benar, yaitu mungkin dari tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya. Setelah memasukkan angka-angka tersebut dengan benar, ia kemudian menekan tombol "Enter" atau "Masuk" pada layar untuk memverifikasi password tersebut.Ali duduk di depan laptop-nya dengan tenang. Ia memasukkan sebuah flashdisk ke dalam laptop dan membukanya. Setelah itu, ia menemukan sebuah file video dengan nama "B

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 46. Di kejar Sarah

    “Sudah lepaskan aku!” ucap Liana dengan kesal, “Siapa yang telah mengutusmu untuk menangkap aku?” tanyanya kepada Agen no. 1 dengan wajah menyelidik, “Pasti sang pemimpin CYTO yang elegan dan maskulin itu yah?” Lanjutnya berceloteh.Agen no. 1 tampaknya sangat tenang dan tidak terpengaruh oleh pertanyaan Liana. Ia hanya diam dan menatap Liana dengan tatapan tajam yang sulit untuk dibaca. Walaupun begitu, terdapat perasaan ketegangan yang terasa di antara keduanya, seakan-akan ada sesuatu yang disembunyikan oleh agen tersebut. Liana merasa sedikit tidak nyaman dengan situasi tersebut, ia mencoba untuk menembus tatapan tajam agen no. 1 tetapi tidak berhasil. Selama beberapa detik yang terasa lama, agen no. 1 masih diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Liana yang duduk di jok belakang bersama Agen no. 1, merenungkan kembali kenangan masa lalu ketika ia dan temannya, yang kini menjadi pemimpin CYTO, merintis organisasi tersebut dari sebuah komunitas rahasia ilmuwan biologi sel. Mereka

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 45. Sarah dan CYTO

    “Ali adalah lawanku!” Suara lantang terdengar dan seorang perempuan keluar dari mobil salah satu agen, perempuan itu nampak sangat percaya diri saat keluar dari mobil. “Sarah!” Ali terkejut ketika dilihatnya Sarah yang keluar dari mobil itu, “Kamu ngapain ada di dalam mobil itu Sarah?” tanyanya penasaran. “Aku ada di mobil ini untuk menangkapmu.” jawab Sarah dengan senyuman tipis yang tampak di wajahnya, “Jangan kira hanya kamu saja yang memiliki sistem.” ucapnya menegaskan seraya berjalan perlahan mendekati Ali. “A-apa maksud dari ucapanmu, Sarah?” tanya Ali yang mulai merasa cemas karena ucapan dari Sarah, “Sistem apa?” tanyanya kembali berusaha berkilah mengenai keberadaan sistem yang ada di tubuhnya. “Jangan berpura-pura tidak mengerti kamu, Ali.” ungkap Sarah agar Ali mau berkata jujur tentang sistem yang ada di dalam tubuhnya, “Aku juga memiliki sistem dalam tubuhku.” ucapnya mengungkapkan kebenaran tentang dirinya. “Apa?! Kamu juga memiliki sistem?!” Sarah merupakan ana

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 44. Agen Misterius

    "Iya, itu Liana!" ujar Agen no. 2 memberitahukan kalau yang didepan itu memang mobil Liana, "Agen no. 3 cepat halangi mobilnya!" Perintahnya lantang supaya Agen no. 3 bergerak cepat mencegat mobil Liana."Baiklah!" sahut Agen no. 3 dengan sigap, "Cepat salip mobil putih yang ada di depan itu!" Perintahnya kepada supir yang mengendarai mobil Agen no.3, "Kita harus menghentikan mobil putih itu!" Mobil sport Agen no. 3 dengan kecepatan penuh langsung mendahului mobil Liana yang melaju dengan kecepatan rendah. Mobil itu menyalip dari sebelah kanan.Liana terkejut karena melihat ada mobil di sebelah kanan yang tiba-tiba menyusul mobilnya dan karena panik ia dengan gegabah malah semakin menginjak gas dari mobilnya, "Liana! Injak rem nya!"Pengajar mengemudi berteriak dengan keras kepada Liana agar segera menginjak rem nya, karena akan sangat berbahaya apabila mobil yang dikendarai oleh Liana yang baru belajar menyetir melaju dengan kecepatan penuh."Ibu! Jangan panik!" teriak Ali yang ber

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 43. Kehilangan

    Ketika Ali baru saja tiba di rumah setelah pulang dari latihan sepak bola, ia melihat Liana sang ibu yang sedang bersedih sambil memegang telepon selulernya.“Ibu kenapa?!” tanya Ali yang dengan cepat menghampiri Liana, “Apa yang terjadi Bu?” tanyanya lagi dengan wajahnya yang mulai terlihat cemas dan khawatir.“Ibu baru saja ditelepon dari rumah sakit.” ucap lirih Liana sambil memegang erat ponselnya, “Katanya Ayah mengalami kecelakaan tunggal dan sekarang ada di IGD Rumah Sakit Portville,” ungkapnya dengan wajah yang sudah berlinangan air mata.“Apa! Ayah kecelakaan!” seru Ali terkejut dengan mata yang terbuka lebar, “Kita harus cepat pergi Rumah Sakit sekarang, Bu.” ucap lantang Ali sembari menarik tangan Liana, agar dengan cepat pergi menuju ke Rumah Sakit.Akhirnya mereka berdua bergegas pergi ke Rumah Sakit dengan menggunakan kendaraan mobil yang dipesan online dengan pelayanan kilat terbaik agar bisa secepatnya sampai ke Rumah Sakit.Ketika Ali dan Liana tiba di rumah sakit, me

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 42. Hangatnya Hati Abdul

    Agen tersebut mengangguk-angguk, "Aku sudah mendengar tentang pemain sepakbola muda yang bernama Ali itu. Bagaimana kamu bisa yakin bahwa Ali memakainya?" Sarah menjelaskan bahwa dia melihat Ali melakukan gerakan-gerakan yang tidak mungkin dilakukan oleh pemain sepak bola biasa. Dia juga melihat Ali dengan mudah menerobos pertahanan para pemain lawan dan mencetak gol-gol spektakuler. "Aku punya bukti video," kata Sarah sambil mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan video Ali yang sedang beraksi di lapangan. Agen tersebut melihat video tersebut dengan seksama dan kemudian berkata, "Baiklah, saya akan menyelidiki lebih lanjut. Terima kasih atas informasinya." Setelah selesai dengan pembuktian Ali yang memakai sistem kepada agen misterius itu, Sarah pergi meninggalkan agen misterius itu sendiri duduk di dalam cafe. Agen itu membuka laptopnya dan mengklik sebuah dokumen yang ada di dalamnya. Layar laptopnya pun berubah menjadi tampilan halaman dokumen yang berisi beberapa gambar dan in

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 41. Kemenangan Besar

    "Besok pertandingan Ali terakhir. Mari kita nonton pertandingannya."Liana mengajak Abdul untuk menonton pertandingan sepak bola Ali di Emerald Stadium besok. Ia sangat ingin menonton Ali bertanding ke Emerald Stadium, karena belum pernah sekalipun pergi kesana.Mereka terlihat sedang duduk santai di sofa ruang tamu yang nyaman di rumah kediaman Abdul. Di samping mereka, terdapat meja kecil berisi beberapa cangkir teh dan bungkus kue yang masih tersisa beberapa buah lagi."Tidak mau Li." ucap Abdul menolak dengan cepat, "Aku tidak mau melihat Ali bermain sebagai pemain depan." ungkap Abdul dengan wajah datar lalu mengambil telepon selulernya. "Tidak ada salahnya bagi kita untuk menonton Ali bertanding, sayang." ungkap Liana berusaha mengajak Abdul dengan lembut, "Apalagi ini merupakan pertandingan terakhirnya di liga kecil U19." Lanjutnya menerangkan."Malas aku Li." sahut Abdul sambil melihat telepon selulernya yang dipegang di depan wajahnya, "Aku tidak berminat," seraya menyesap te

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 40. Malam Istimewa.

    Ali merasa grogi dan kikuk ketika menatap wajah Minda yang memejamkan matanya, ia tertegun dengan menelan ludahnya sendiri dan tidak tahu apa yang harus lakukan. Lalu dengan perasaan ragu Ali mendekatkan wajahnya perlahan menghampiri wajah dari Minda, dan mencium bibir Minda. Ia merasakan kehangatan dari bibir tipis Minda yang lembut. Minda tidak menolak ketika kedua bibir mereka saling bersentuhan. Ia hanya terdiam, namun matanya seketika terbuka lebar, membiarkan Ali merasakan sentuhan lembut dari bibirnya.Mereka merasakan kehangatan satu sama lain di dalam mobil yang sunyi. Waktu berlalu begitu cepat dan mereka terus berciuman dengan semangat yang tak terbendung. Namun, akhirnya, Ali melepaskan ciuman tersebut."A-aku pulang dulu ya, Da." ucap gugup Ali seraya dirinya keluar dari mobil Minda dengan hati-hati dan perlahan, "Dadah," ucapnya sembari melambaikan tangannya cepat lalu berjalan pulang ke rumahnya. Minda menyambut lambaian tangan Ali, lalu berkata, "Daah," dengan senyu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status