Keesokan harinya, operasi ibu Julius berjalan dengan sukses. Dokter yang mengoperasi ibu Julius adalah dokter paling hebat di Provinsi Jina. Rumah sakit bahkan mengatur dua perawat senior untuk merawat ibu Julius.David memberi Julius mobil Mercedes-Benz G-Class. Julius pun mulai bekerja, tugasnya melindungi David secara rahasia.Andre sekeluarga bertiga datang dan terbagi menjadi dua kelompok. Ilham dan Vina berjaga di depan pintu masuk hotel. Sedangkan Andre berjaga di depan pintu masuk Jina Internasional Mansion. Setelah dipikir-pikir, mereka masih tidak mau pergi begitu saja.Tanpa dukungan keuangan dari Prisca, masa depan mereka menjadi suram. David juga tidak menghiraukan mereka. Dia ingin melihat berapa lama mereka bisa berjaga di sana. Setidaknya, mereka harus diberi pelajaran yang meninggalkan kesan dalam kali ini.Kabar baik juga datang dari Prisca. Setelah diiming-iming uang dalam jumlah besar, sudah ada orang yang tertarik dengan PT East Golden International. Kedua belah pi
Pria botak itu menarik rambut Lusi, lalu melihat semua orang yang ada di ruangan VIP itu sambil bertanya, “Kalian satu rombongan, kan? Tadi perempuan ini tampar aku. Menurut kalian, apa yang harus aku lakukan padanya?”“Kamu yang pegang-pegang aku dulu!” tukas Lusi sambil menangis.“Aku pegang kamu karena aku suka kamu. Coba kamu tanya saja, berapa banyak perempuan yang ingin aku pegang. Aku, Herry, bahkan nggak tertarik sama mereka.”Tidak ada seorang pun di dalam ruangan yang berani bicara. Namun pada saat ini, seorang perempuan yang bersembunyi di balik kerumunan diam-diam mengambil ponsel Ben.Kemudian perempuan itu mengetik beberapa kata (Ada bahaya di ruang VIP nomor 47 Jiwan Goldstein Club), lalu mengirimkannya ke nomor kontak di ponsel Ben secara acak. Kemudian, perempuan itu diam-diam melempar ponsel Ben kembali ke posisi semula.Saat ini Ben sedikit lebih tenang. Dia menatap pria botak yang masih menjambak rambut Lusi dan berkata, “Bang Herry, kan? Aku wakili Lusi minta maaf
David sedang berbaring di sofa sambil memainkan ponselnya. Tiba-tiba dia menerima sebuah pesan singkat. Setelah melihat dengan jelas ternyata itu pesan dari nomor Ben. David cepat-cepat membuka pesan itu.“Ada bahaya di ruang VIP nomor 47 Jiwan Goldstein Club.” Isi pesan itu.David spontan berdiri. Ben tidak akan mengiriminya pesan seperti itu tanpa alasan. Dia ingin menelepon dan bertanya pada Ben. Namun setelah dipikir-pikir, karena Ben mengirim pesan, itu berarti Ben tidak leluasa untuk menelepon saat ini.Oleh karena itu, David memutuskan untuk menelepon Julius dan menyuruhnya untuk segera keluar. David bergegas turun dan pergi ke Jiwan Goldstein Club. Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan Julius.Keduanya pun bergegas ke sana bersama. Sesaat kemudian, mereka berdua tiba di Jiwan Goldstein Club. Seorang pelayan mengantar mereka ke ruang VIP nomor 47.David membuka pintu dan masuk ke ruangan. Seketika dia melihat seorang pria botak dengan kepala berlumuran darah sedang melecehkan
Bob, nama aslinya Bobby. Dia mendapatkan reputasi besar di Kota Jiwan lebih dari sepuluh tahun yang lalu dengan mengandalkan sepasang tinju besinya. Karena dia memiliki enam jari di tangan kirinya, dia juga dijuluki Bobby si enam jari.Seiring berlalunya waktu, Bobby si enam jari menjadi semakin terkenal. Dia hampir menyatukan semua pasukan bawah tanah Kota Jiwan dengan cara yang kejam. Setelah berjumpa dengannya, orang-orang mulai memanggilnya Pak Bob. Nama Bobby si enam jari juga berangsur-angsur dilupakan. Tidak banyak orang di Kota Jiwan yang berani langsung memanggilnya Bobby si jari enam.Hari ini, Bobby si enam jari menerima telepon dari anak buahnya, Herry. Herry memintanya untuk membawa orang ke Jiwan Goldstein Club. Ada orang yang buat onar di sana. Bisa-bisanya masih ada orang yang berani buat onar di wilayahnya sekarang?Orang itu bahkan memukul Herry. Orang itu pasti baru datang ke Kota Jiwan. Meski Herry bukan tangan kanan Bobby, Herry memiliki belasan anak buah. Orang ya
Hari ini Bobby si enam jari harus mengalahkan David dan yang lainnya dengan kecepatan kilat. Kalau tidak, dia tidak memiliki wajah untuk berdiri di Kota Jiwan lagi.Pada saat Bobby si enam jari mulai bergerak, Julius yang senantiasa berdiri di belakang David juga mulai bergerak. Dia dengan cepat berjalan ke depan David dan menghadapi tinju besi dari Bobby si enam jari.Jarak Bobby si enam jari tidak jauh dari David. Pada awalnya, dia ingin langsung menjatuhkan David. Namun, setelah mengeluarkan serangannya, dia baru menyadari sosok yang berdiri di depan David tidak lain adalah Julius yang berdiri di belakang David barusan.Cepat sekali!Bobby si enam jari kaget dengan kecepatan Julius. Bobby dan David hanya terpisah jarak sekitar tujuh sampai delapan meter, dalam garis lurus pula. Ditambah lagi mengeluarkan serangan yang tidak terduga. Namun, reaksi Julius begitu cepat. Orang itu pasti bukan orang sembarangan.Hanya saja, Bobby si enam jari pun tidak takut. Dulu setelah dia menang bert
Sebagai klub terbesar di Kota Jiwan, Jiwan Goldstein Club memiliki lobi yang sangat besar di lantai pertama. Suara deru mesin yang nyaring bergema di seluruh lobi.Segera setelah itu, sebuah Aston Martin yang dibuat khusus langsung masuk ke halaman depan pintu masuk klub. Kemudian, mobil kedua, mobil ketiga. Pada akhirnya, 12 mobil sport edisi terbatas terparkir rapi di depan klub. Setiap mobil bernilai setidaknya puluhan miliar.Kedatangan 12 mobil sport edisi terbatas itu pun membuat semua orang yang ada di sana terkejut sekaligus takjub. Biasanya untuk lihat satu mobil saja sulit. Namun hari ini, mereka melihat total ada 12 mobil.Cakra keluar dari mobil sport pertama. Dia adalah tuan muda dari salah satu keluarga konglomerat di Kota Jiwan. Pada saat yang sama, dia juga pemimpin KMB di Kota Jiwan, juga anggota tinggi KMB.Dengan status Cakra, dia sebenarnya tidak perlu hadir. Akan tetapi, dia baru menerima pemberitahuan dari kantor pusat dua hari yang lalu kalau ada anggota tinggi k
“Terima kasih, Pak David. Terima kasih!” ujar Bobby si enam jari dengan cepat.“Ayo, David. Kita cari tempat untuk minum sebentar.”“Ayo,” kata David.Keduanya berjalan ke lantai atas Jiwan Goldstein Club bersama, lalu diikuti oleh anggota KMB Kota Jiwan lainnya. Sebelum pergi, David menepuk bahu Ben dan menyuruhnya pulang dulu.Manajer Jiwan Goldstein Club bergegas ke depan dan memimpin jalan. Mereka telah pergi, tinggal ratusan orang yang menonton keramaian dan ratusan anak buah yang dibawa oleh Bobby si jari enam. Pikiran mereka semua sedang kacau.Mereka masih merasa seperti sedang berada di dalam mimpi saat ini. Masalah berakhir dengan begitu saja? Mana pertarungan besar yang mereka nantikan? Bob yang dikenal sebagai orang nomor satu di dunia bawah tanah Kota Jiwan ditampar dua kali. Setelah itu, dia masih harus menundukkan kepalanya dan meminta maaf?Banyak orang sedang menatap Bobby si enam jari yang masih berdiri diam di tempat. Bahkan sepertinya ada yang berkata, “Bukannya kam
Manajer Jiwan Goldstein Club membawa David, Cakra dan yang lainnya ke sebuah ruang VVIP mewah di lantai paling atas. Sebagai klub terbesar di Kota Jiwan, klub ini tidak hanya menyediakan tempat hiburan untuk tamu. Mereka juga menyediakan tempat bagi tamu untuk membicarakan bisnis dengan tenang.“Sini, David. Aku kenalkan dulu, mereka adalah anggota KMB Kota Jiwan. Ini adikku, Sasha. Ini Ariel, ini ....”Cakra memperkenalkan anggota KMB Kota Jiwan satu per satu kepada David. Dengan kemampuan Mentalnya yang telah mencapai batas, David hanya perlu menghafal satu kali. Setelah itu, dia telah mengingat semua nama mereka.Anggota KMB Kota Jiwan tidak hanya 12 orang yang hadir di sini. Ada tiga anggota lainnya yang tidak bisa datang karena sedang tidak berada di Kota Jiwan.David mengedarkan pandangannya ke arah orang-orang yang ada di dalam ruangan. Sasha berpenampilan seperti anak sekolah dengan riasan tebal dan mencolok, usianya sekitar 17 atau 18 tahun. Sedangkan Ariel sepertinya seumuran
Sekarang sudah masuk hari Minggu. David pikir Yoga akan menghubunginya, tapi setelah ditunggu seharian, tidak ada telepon yang masuk. Kemarin malam David mendapat telepon dari Selly yang menanyakan mengapa David tidak datang ke rumahnya. David baru ingat kalau dua membuat janji akan datang ke rumahnya Selly, tapi rencana itu harus tertunda karena kedatangan Yasmine, jadi mau tidak mau David mencari waktu lain untuk datang.Siang harinya David mendapatkan sebuah kabar. Prisca melaporkan tim sudah terbentuk. Dengan bantuan uang, dia berhasil menarik banyak orang-orang berbakat untuk bergabung dengannya. David meminta Prisca untuk melakukan investasi ke proyek mana pun yang cukup potensial, tanpa harus mengkhawatirkan soal uang sedikit pun. Dia juga menyuruhnya menghubungi Wanto. Masih ada investasi senilai 10 triliun, setara dengan 50 Poin Kekayaan.Sekarang David harus cepat mengeluarkan uang untuk mendapatkan Poin Kekayaan agar dia bisa meng-upgrade Sistem. Dia merasa Fisik dan Mental-
Memang, unit ini jelas lebih kecil jika dibandingkan dengan penthouse yang David tempati, tapi dari segi dekorasi interior, unit ini tidak kalah mewah dan layak dinobatkan sebagai rumah 200 miliar.“David, ngapain kamu ajak kami ke sini?” tanya Yasmine.“Om, Tante, kira-kira rumah ini gimana?” tanya David balik.“Bagus, sih! Tapi Tante mana sanggup beli!”“Rumahnya sudah aku beli! Tinggal urus surat-suratnya saja, habis itu bisa langsung ditempati.”Dari awal Yasmine dan Yovi sudah punya firasat David pasti akan membelikan rumah ini untuk mereka, makanya dia mengajak mereka melihat-lihat. Kendati demikian, mereka tetap tidak bisa menutupi rasa kaget mereka saat David benar-benar melakukannya.“Mana bisa begitu! David, kamu sudah kerja keras cari uang. Kami nggak bisa terima rumahnya!” kata Yasmine.“Iya! Rumah ini terlalu mahal, kamu nggak perlu!” timpal Yovi.Hanya Indah seorang yang menikmati pemandangan dari balik kaca. Berhubung David yang bersikeras ingin memberi, maka diterima sa
Siang hari itu David menghubungi Karin untuk menanyakan apakah ada unit kosong untuk ditempati. Dia ingin membelikan rumah untuk kedua tantenya, kemudian mempekerjakan mereka di Golden Hotel. Tidak menghasilkan juga tidak masalah, yang penting mereka punya kesibukan. Setahun David tinggal memberikan mereka sekian miliar untuk biaya hidup satu tahun, dengan begitu mereka sudah bisa hidup berkecukupan.David mendatangi Karin yang sudah berjaga di resepsionis dan langsung pergi melihat unit. Kedatangan David kali ini berhasil membangkitkan kenangan pahit beberapa sales lainnya. Waktu itu tidak ada yang mau melayani David, dan Karin yang masih pegawai baru saat itu langsung melayaninya, dan berhasil mengantongi komisi miliaran.Belajar dari kesalahan di masa lalu, kali ini mereka langsung mengelilingi David begitu dia tiba di kantor pemasaran.“Permisi, Pak, ada yang bisa dibantu?”“Bapak mau beli rumah? Mari saya antar!”“Ini kartu nama saya. Kalau Bapak butuh bantuan, bisa langsung hubun
Di suatu kediaman yang sunyi di Amba, seorang pemuda dan pria tua sedang asyik bermain catur. Pria tua terlihat sudah berusia 70-80 tahun. Namun meski di usianya yang uzur, rambutnya masih terlihat lebat hitam, dan matanya masih terlihat begitu bergairah. Tidak ada sedikit pun tanda-tanda penuaan dalam dirinya. Sedangkan lawan mainnya, mesti disebut dengan pemuda, usianya sudah menginjak 30 tahun, tapi jika dibandingkan dengan si pria tua, tidak salah dia disebut sebagai pemuda.“Permainan kamu makin hari makin bagus saja!” puji si pria tua.“Mana adalah! Permainanku masih jauh dari kata bagus!”Pemuda itu bernama Ruben, salah satu anggota Partai Terio. Nama Ruben tidak hanya terkenal di kalangan anak muda, tapi juga cukup dikagumi di kalangan orang tua.“Ruben, main catur itu sama kayak kehidupan nyata. Waktunya maju, kamu harus maju dengan berani. Waktunya mundur, ya harus mundur. Kayaknya belakangan ini kamu lagi ada masalah, ya?” tanya si pria tua yang bernama Joseph itu.“Pengamat
“Eh … ha-halo! A-aku … Carlos!” ucap Carlos terbata-bata sembari menjabat tangan Sasha. Hanya sentuhan tangan saja sudah membuat wajahnya merah padam. Sasha tidak menyadari ada sesuatu yang aneh dari Carlos, dia hanya menjabat tangan dan langsung melepasnya.David menoleh kepalanya ke Carlos seketika mendengar ucapannya yang gagap, dan dia melihat wajah Carlos sudah memerah seperti tomat dengan tingkah lakunya yang aneh pula. Penampilan Sasha yang mengenakan seragam rok mini memang memberikan kesan anak muda yang sangat kuat. Untuk Carlos yang sedang masa puber, Sasha memiliki daya pikat yang luar biasa. Akan tetapi, Sasha bukanlah gadis yang mudah untuk ditaklukkan, sepertinya lebih baik David menyarankan Carlos untuk mengurungkan niatnya daripada nanti dia sendiri yang terluka.“Kak David, aku sudah titip salam ke sekolah. Kaka tinggal langsung bawa Carlos ke dalam saja untuk urus administrasinya!” kata Sasha.“Oke, makasih, ya, Sasha!”“Kak David nggak usah sungkah begitulah!”“Oh,
Di hari berikutnya, David meminta Sasha untuk mengurus prosedur masuk sekolah Carlos di sekolah yang sama dengannya. Meski sekarang David punya uang yang tak terbatas, tak bisa dipungkiri bahwa dia masih belum membangun reputasi. Namanya hanya baru sekadar diperbincangkan saja di KMB dan Partai Terio.Sebagai anak kesayangan keluarga Lumanto, hal semacam ini tentu adalah tugas sepele bagi Sasha. Hanya dalam hitungan menit, dia sudah mengabari David bahwa Carlos berhasil diterima. Lantas, David pun segera membawa Carlos ke sekolah yang bernama Ricci School itu.Ricci School adalah akademi untuk kaum elite yang paling ternama di Provinsi Jina. Meski termasuk sekolah swasta, kualitas pengajar di sana sangat tinggi dan berpengalaman di bidangnya masing-masing, dan mereka juga disokong oleh keluarga Lumanto secara langsung.Murid yang bisa belajar di sekolah tersebut entah memang berprestasi sehingga mendapatkan beasiswa penuh, atau anak orang kaya yang harta keluarganya sudah di luar nalar
Yang paling Yasmine dan Yovi khawatirkan saat ini, adalah anak bungsu mereka.“David, Tante tahu sekarang kamu sudah sukses, tapi kami sudah lama tinggal di Suta. Lagian, om kamu kan kerjanya di sana. Kalau pindah ke sini, kami nggak bisa apa-apa,” kata Yasmine.“Tante cukup datang ke sini saja, nggak usah ngapa-ngapain. Kalau memang bosan, aku bisa kasih kerjaan yang santai supaya Tante bisa tetap jagain Carlos. Gimana?”“Pa, Ma, kita ikutin apa kata Kak David saja! Kalau Carlos terus di Suta, dia bakal terpengaruh sama anak-anak nakal lainnya. Papa Mama juga harus mikir demi kebaikan Carlos,” kata Indah.“Hmmm … kita coba diskusi saja dulu, ya!” sahut Yasmine.“Oke! Tapi aku berharap Om Tante bisa tinggal di sini. Kalian berdua sudah banyak berjasa buatku, sekarang giliran aku yang membalas kebaikan kalian. Lagi pula, sekarang aku punya hotel. Aku masih belum ketemu orang yang bisa aku percaya, aku berharap Om Tante mau bantu aku,” jelas David.“Kamu punya hotel?”“Iya! Sekarang aku
Carlos yang duduk di kursi penumpang depan terlihat begitu bersemangat, sementara Yasmine, Yovi, dan Indah duduk di kursi belakang. Ada harga, maka ada barang. Kalau orang dengan sakit pinggang seperti Yasmine duduk di mobil biasa, dia pasti sudah sangat menderita selama perjalanan. Namun ketika duduk di Mercy G Class ini, dia merasa sangat nyaman karena mobil melaju stabil tanpa ada getaran yang mengganggu. Selama perjalanan, David menghubungi Cakra memintanya untuk menghubungi Jina Medical Center. Tepat pukul dua siang David sudah tiba di rumah sakit tersebut.Riyadi selaku kepala Jina Medical Center sudah menunggu kedatangan David.“Pak David, kita ketemu lagi!” sapa Riyadi begitu melihat David turun dari mobilnya.“Pak Riyadi, tolong, ya!”“Nggak perlu sungan, Pak David. Ini sudah jadi tanggung jawab kami.”Mereka berdua langsung pergi ke ruang klinik VIP seusai bertukar salam, dan tepat pukul empat sore langsung menjalankan operasi yang berlangsung selama satu jam. Selagi menungg
“Aku ngerti Tante pasti keberatan keluar uang untuk berobat. Tapi Tante nggak perlu khawatir, sekarang aku sudah bisa cari uang. Yang penting sekarang kita berobat dulu, ya!” bujuk David.“Kamu kan masih kuliah, cari uang dari mana? David, kamu harus belajar yang benar. Habis lulus cari kerja yang bagus, jangan malah bergaul sama yang nggak baik! Kalau nggak, gimana nanti kamu menghadap ke Tante Giani atau orang tua kamu?” tegur Yasmine.“Tante, aku nggak kerja yang aneh-aneh, kok. Tante yang membesarkan aku dari kecil masa nggak paham?”David tidak ingin memberi tahu tantenya kalau dia sudah kaya karena takut Yasmine akan berpikir yang macam-macam. Awalnya dia ingin menunjukkannya pelan-pelan melalui Indah, tapi Indah tidak berani mengatakannya. Karena tidak ada jalan lain, mau tidak mau David harus mengakuinya terus terang. Akan tetapi … sudah pasti Yasmine tidak akan percaya. Dibujuk seperti apa pun, Yasmine tetap ngotot tidak mau berobat ke Jiwan. Bahkan Yovi dan Indah yang juga me