Episode 136: Budaya Manusia, Keadilan Utopia, Keyakinan Logika. 3466 / 23 / Libra, (Musim dingin). 11:21. Bangsa Selatan-Putih ....Segala yang sekecil-kecilnya, maupun yang sebesar-besarnya, langsung maupun tidak langsung pasti dan akan saling memengaruhi. Pria berkumis itu sudah kembali dalam area komandonya; kota Nirvena, pada sebuah gedung kantor utama militer Komando kelopak Tiga, berlantai 20, berarsitektur seperti setumpukan rumah gadang, dengan area lahan yang luas. Orang sehat mana yang mau membiarkan masyarakat dijadikan politisasi kemiliteran, politisasi medis—dalam konotasi buruk—hanya demi uang dan kekuasaan. Hanya atas menjaga harga diri suatu kerajaan kecil yang katanya sudah berjasa pada negara, kini baru tahu bahwa dua keturunan mereka bersenang-senang lewat kekuatan terlarang yang memakan korban jiwa. Perkara yang rumit itu jadi semakin rumit gara-gara intervensi pihak pengecut yang memilih damai: Damai setelah membiarkan masyarakat dalam permainan mematikan dar
Episode 137: Seni Berkamuflase Dari Yang Mulia, Pecandu Dunia.3466 / 27 / Libra, (Musim Dingin).Kekuasaan, kekayaan dan kedigdayaan adalah segalanya. Siapa yang meraih tiga aspek itu, telah meraih segalanya. Jangankan keadilan, hukum saja dapat dibeli, diputar balikan sesuka hati. Kucuran dana, dan aktivitas berbumbu politisasi diselipkan dalam operasi militer Penanganan Keselamatan Warga. Dalam kasus bencana tersebut, mayoritas pejabat, dokter, pebisnis, alkemis-Aura dan yang bekerja sama dengan mereka mendapatkan komisi tambahan. Yang disebut, 'bonus kerja'. Pantas mereka mendapatkan itu, bagaimanapun mereka bekerja lembur, siang malam, kelelahan. Sedang mengenai sebagian pihak yang mengetahui adanya suatu pencucian uang dan korupsi telah dibungkam lewat keadaan. Mereka terseret ke dalam permainan semanis madu. Menjadi bagian kegiatan itu. Dan kalau ada upaya 'sok jadi pahlawan', hilang sudah karier dan nama baik mereka; ditumbalkan. Itu bukanlah kejahatan, itu hanyalah bisnis
Episode 138: Perdamaian Yang Jadi Pertanyaan, Jadi Harapan, Jadi Kerinduan. Meninggalkan tempat yang hanya merusak pikiran dan mental merupakan ide yang bagus. Segala hal dan alat-alat yang berkaitan dengan penanganan bencana di desa Moon telah disingkirkan—Thania serta Ekia mengevakuasi diri menuju kediaman kerabat mereka masing-masing. Maka, dari stasiun kota Tera, Kael dan rekan-rekannya (Arata, Niro, Liora dan Fang Yin) menggunakan kereta api Ekonomi kelas A, berangkat menuju kota New Feel. Diestimasikan akan tiba dua jam lima puluh sembilan menit dari sekarang. Pukul 15:11. Kereta api melaju normal di tengah perkotaan, membelah hujan salju yang deras. Kereta berwarna dominan kelabu dan perak, desainnya tampak modern dan elegan. Ceria, asyik, dan damai adalah keadaan kereta api dalam tiap-tiap gerbong. Kereta api yang sudah menampung 50 orang secara maksimal. Mode kursi empuk untuk empat orang yang saling berhadapan, dilengkapi set meja lipat. Kereta api yang harum, bersih
Episode 139: Sengketa Kebenaran, Mentaati Perintah Keuangan. 'Seni beladiri Aura hanyalah kedok untuk membunuh dengan gaya!' Maka demi menjawab tantangan dari kelompok Anti-Aura, dua ahli Auranias Merah berupaya membuktikan seni beladiri yang pasti menyimbolkan keindahan. Bukan sekadar ajang pamer membunuh, atau merusak lingkungan. Pekerjaan yang tetap membutuhkan strategi, estimasi, dan pengetahuan—adapun yang menjadikan seni beladiri Aura jalan membunuh, sesungguhnya yang demikian itu di luar tanggung jawab kalimat 'seni beladiri Aura', kendati logika selalu menemukan ambiguitas, di mana semuanya seakan tergantung situasi, kondisi dan toleransi. 'Mengalahkan lawan tanpa kebencian, melumpuhkan lawan tanpa membunuh'. Demikian pertunjukan yang akan disuguhkan oleh kedua Praktisi Auranias Merah. Gunung Ice, sebuah gunung es setinggi 700 meter lebih, berlokasi di pulau Nusangga, provinsi Nurmala. Lokasi yang berselimut salju tebal, dengan dilingkungi perbukitan dan panorama es y
Episode 140: Sedang Mencari Kesalahannya Untuk Dicaci Maki. 3466 / 28 / Libra, (Musim Dingin). 10:05. Langit tua sedang berlumuran awan kelabu serta mengutus butiran salju guna menghujani kota New Feel. Sebuah kota metropolitan yang dipenuhi gedung-gedung pencakar langit, modern, dipenuhi kilauan kaca dan kristal. “Bangun anak muda ... bangun, keadilan tidak akan mengetuk pintu rumahmu!” Arata sudah rapi dan wangi untuk berdiri di samping kasur sahabatnya, yang secara teknis ini adalah kamar yang menjadi tempat menginap bagi Kael, Arata dan Niro. ”Sebentar lagi ....“ Kael membenamkan bagian wajahnya di bawah selimut berbulu hangat. Nyamannya waktu tidur pagi ini serasa perlu dinikmati hingga tengah hari. ”Kalau dirimu ingin makan gratis, baiknya sekarang terjaga ...,“ hasut Arata seraya melangkah meninggalkan sisi kasur. Tersingkaplah selimut dari muka tegasnya, terdedah pula mata Kael hingga iris berliannya terekspos. Makan gratis merupakan perkara yang tidak boleh diabaika
Episode 141: Bosan Aku Kaya Raya, Bergaya Penuh Harta Hidup Berguna.Ada teori yang menyatakan bahwa kota New Feel merupakan salah satu kota yang pernah dipimpin Empat Manusia Primordial. Termasuk empat koordinat paku peradaban kaum Selatan. Konon salah satu Pewaris-Aura Cahaya pernah menerapkan rumus non-negara (negara bayangan) hingga bangsa ini dianggap lenyap dari dunia, sedang banyak negara-negara yang menuangkan narasi tentangnya tidaklah banyak, hanya berupa karya literatur tidak jelas, bak fantasi. Adanya bangsa yang mengendalikan bangsa-bangsa dunia di balik layar, dengan kemajuan teknologi yang saat itu tidak dapat dijangkau pikiran bangsa-bangsa dunia. Alasan terbesar mengapa bangsa ini punya konsepsi / semboyan 'perbedaan dalam persatuan dan kekuatan besar di atas perbedaan' tiada lain adanya faktor Empat Manusia Primordial beserta seluruh karya, kerja, hingga kepercayaan yang faktanya dapat berbaur secara toleran di bangsa ini. Beda halnya dengan kaum Timur yang condong
Episode 142: Kejujuran Sering Kali Menelurkan Kebencian Mendasar. Rumor terlalu cepat beredar perihal Presiden Eidris yang hendak mengganti sistem negara dari feodalisme pemerintahan terpusat menjadi demokrasi absolut. Sampai di pagi harinya ribuan massa sudah dapat bergerak cepat untuk menghentikan kebijakan ekstrem sang presiden. Padahal Presiden Eidris pada malam kemarin menyatakannya sebatas proposisi yang belum mutlak, segala nasib tergantung seberapa besar keadaan kondusifnya. Dengan maksud berbisnis bersama rakyat dan bukan membisniskan rakyat. Juga teori kendali total begitu keselarasan masyarakat sejalan dengan pemerintahan yang patuh kepada sistem. Bukan mempermainkannya, atau malah melahirkan pihak penguasa yang otoriter dan mengisap masyarakat itu sendiri, menciptakan kesenjangan tinggi sehingga Presiden Eidris berniat menggantinya dengan yang lebih sehat. Kecuali, kalau masalah utamanya hilang, barang tentu parlementer konsisten dipertahankan. Malang baginya, pihak opos
Episode 143: Bagaikan Api Penguasa Itu Membakar Seluruh Apa Yang Disentuhnya. —21:02. Provinsi Biru .... Ruangan tertutup yang dekorasinya ala perpustakaan dan sepucuk lampu putih meneranginya .... “Sebagai niat kami guna melanggengkan Presiden Eidris dalam memimpin bangsa. Pemimpin tunggal yang menekankan desentralisasi. Bermaksud memudahkan kontrol masyarakat. Bukankah itu baik dan logis?” Adalah lima figur necis yang duduk di sekitar meja berbentuk pentagon melangsungkan diskusi krusial dengan dua intel. Lebih jelasnya mengadakan negosiasi. ”Ini bukan soal logis atau tidak, Bung.“ Pria berbusana serba hitam dengan rambut tersisir klimis angkat bicara. ”Ini soal kendali total sosial dan ekonomi yang makin semrawut. Mereka yang menghambat, mengusik dan merusak tatanan sosial yang telah kita bangun sangatlah layak disingkirkan. Kebudayaan ini harus dilestarikan.“ ”Tidaklah mudah menguasai masyarakat tanpa badan pemerintahan. Semakin banyak pemegang kartu kekuasaan, perang sipil
Episode 299: Karena Kebahagiaan Itu Membosankan, Sama Membosankannya Dengan Penderitaan!'Wush'.Sekelebat bayangan kemerahan pekat melintas di hadapannya. Gaun merah yang menjuntai hingga ke tumit kaki berkibar mistis dengan dua mata yang bersinar putih menyilaukan mengintip dari rambutnya yang hitam amat panjang serta-merta dikenali Eriel De Atria sebagai Azusa Mingxia, Pewaris Aura Cahaya terakhir di benua Selatan.Bagian mengejutkannya ketika sosok Azusa berintegrasi dengan Eriel selayaknya air dan basahnya diiringi ribuan pasukan yang siap melawan sesosok pria gondrong berbusana urakan yang mengangkat pusaka Tongkat-Kujang Berlian. Suasana dimeriahkan lagi oleh berlangsungnya gerhana matahari serta beberapa meteor kemerahan yang menghujani wilayah Selatan. Fenomena alam yang sekalian dieksploitasi oleh Eriel dan sosok pria gondrong demi memperoleh kualitas Aura Cahaya lebih tinggi. Guru Erika pun bahkan bergabung mendukung pria Auranias Cahaya itu.Dan jiwa Azusa Mingxia yang seak
Episode 298: Seperti Menyaksikan Benda Yang Belum Pernah Ada Di Dunia Ini.3469 / 03 / Leo (Musim Semi). 12:05.Ruruia hanya bingung harus bersikap seperti apa saat yang didapatkan adalah sesuatu yang tidak terencana sejauh hidupnya. Walau bagaimanapun keadaannya tekadnya kokoh kepada alasan dia memulai. Yang lebih baik dari itu adalah tidak satu pun yang menyadari niat terselubungnya. Kemenangan kelompoknya tidak hanya mendapat apresiasi dari masyarakat, penghargaan berupa materi dan medali diserahkan pemerintah kota Diwa kepada kelompok Tunggalitas—ya, tidak diragukan lagi, para petinggi Tunggalitas yang mendapatkan manisnya sedang anggota-anggota dibawahnya cukup mendapatkan hikmahnya.Ratusan sampai ribuan individu rela menyesaki area rumah megah Ruruia hanya demi menyaksikan sekaligus menyambut ketua baru Tunggalitas. Amat ramai. Sampai-sampai disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi lokal sebab peristiwa ini sangat historis bagi tiap-tiap kalangan yang terlibat di da
Episode 297: Hidup Ini Jadi Berat Karena Sebagai Hal Yang Tidak Diinginkan.Tensi pertarungan lebih tinggi dan intensitas serangan lebih rapat. Sangat ambisius dan agresif bagaimana mereka bertempur. “GYYAAAAAAAAAH ...!” Odero mengaktivasi [Sisik Seribu Api] yang mengejawantahkan ratusan bola-bola api seukuran bola tenis tepat memberondongi Aleon.'BLARSH'.“... [Benteng Timur] Aktif!” Bersama kecekatan Aleon yang luar biasa sebuah serangan balik diserahkannya, “[Seribu Duri Salju] kombinasi [Gelembung Udara Peledak] ...!”'BOOMM'.'BOOMM'.Kendatipun mati-matian serangan jarak jauh-dekat silih berganti belum ada tanda siapa yang dipastikan mencapai garis kemenangan.Begitu duel tiba dipukul 15:37, Energi-Aura milik Odero yang telah menipis dan keadaan yang menyudutkannya menciptakan alasan untuk menabrakkan dirinya menuju satu pilar. Berniat meledakkan semuanya. 'DHUAAARSS'.Selepas berhasil, keseimbangan keempat pilar berantakan. Suplai unsur alam kepada Aleon terhenti. Dan tidak
Episode 296: Mati Dalam Kebebasan Lebih Baik Ketimbang Hidup Dalam Perbudakan.3469 / 02 / Leo (Musim Semi).Aleon selaku pimpinan serikat kaum siluman Selatan-Putih belum kalah mempertahankan ideologinya sekalipun dengan telak dan merugikan kelompoknya telah dikalahkan—sampai mencelakainya malah.Pertempuran di hutan Rambut Alam telah tuntas, tapi banyak target operasi yang entah bagaimana melarikan diri tanpa malu-malu, tanpa dapat dihentikan saat keadaannya sangat mendukung penangkapan besar-besaran. Ada yang melakukan pembelotan atau telah terlibat situasi pelik yang menyebabkan itu lazim terjadi.Tidak diragukan lagi,—meskipun enggan diakui—sebagai salah satu yang melarikan diri dari operasi tersebut ialah Aleon dan tokoh-tokoh kesayangannya. Sementara sekutu-sekutu Odero menuntaskan urusannya masing-masing, dia dalam kemantapan hati sendirian mendatangi lokasi keberadaan Aleon. Tidak sulit baginya menemukan siluman singa itu selagi Odero sendiri yang mengumumkan dalang atas kek
Bab 9: SISTEM AURA V.7.5 (Peserta Primordial).'Di luasnya alam semesta Aura ini ... ada yang mengawasi mereka.'Menyaksikan data-data alam semesta Aura dan Gudang Ilmu-Ilmu Aura, siapapun pasti takjub akan semua pengetahuan bagai tak berujung itu, yang apabila dicatatkan sebagai sebuah buku anak-anak pun tidak akan keliru dalam menebak bahwa manusia biasa akan kehabisan umurnya sebelum mampu merampungkan semua detail yang ada. Ya, itu terdengar seperti lelucon atau lebih konyol lagi.Dan semua usaha para Programmer Aura untuk menyatukan setiap generasi dengan cara yang sangat variatif gagal total dan malah sebaliknya, pembentukan heterogen menjadi persaingan antar departemen permainan dunia yang beralih perselisihan abadi tak berujung. Satu-satunya jalan keluar sebetulnya hanyalah pemusnahan secara tak bersisa.Menyebabkan kerumitan masif, kebingungan tanpa ujung dan melontarkan ribuan pertanyaan dari mereka-mereka yang menuntut kejelasan mendalam, “Mengapa Sistem mengondisikan ske
Bab 8: SISTEM AURA V.7.5 (Peserta Primordial).Mengingkari prinsip kinerja alam semesta bagi Solum bukanlah kemustahilan. Dialah yang mendesain hukum semesta Aura. Membangun atau menghancurkan peradaban. Sebagai satu dari beberapa Programmer yang utama. Sang pimpinan Departemen Permainan Dunia Sistem Dewa-Dewi. Dalam kasus itu, beberapa sebutan istimewa tersemat kepadanya, walaupun yang paling kontroversial adalah kemampuannya dalam meretas Sistem lalu memanipulasi seluruh dunia.Dari sana tidak perlu ada yang diherankan, gelar dan ilmunya melampaui seluruh peserta di dunia Aura. Lebih baik dari itu, usianya yang sangat panjang melebihi umur alam semesta Aura. Dirinya lebih dulu eksis daripada kehadiran dunia Aura itu sendiri. Menjadi saksi banyak peristiwa dan hidup-mati makhluk-makhluk permainan. Sebelumnya bahkan ia telah menciptakan permainan dunia sesuai visual imajinasinya. Heroik, antagonistis, nyata, maya, kasar atau segala sesuatu yang eksis di semesta Aura telah diketah
Halo.... Salam hangat dari Penulis Sistem Aura Infinity.Maaf telah menunggu lama...Karena Ada beberapa soal yang harus penulis rampungkan, maka novel ini akan dilanjutkan setelah penulis menyelesaikan urusannya. Tentu dengan upaya agar gaya penulisan yang lebih ringan dan informatif (ya semoga saja) ....Terima kasih untuk yang berkenan membaca atau selainnya, penulis sangat mengapresiasi itu.maaf untuk banyak kesalahan dan kalimat yang menyinggung. Sungguh penulis hanya bermaksud menghibur dan moga tulisan sederhana ini bisa jadi Manfaat besar dalam kenyataan para pembaca....Nantinya penulis akan buatkan episode tambahan lebih dulu sebelum memasuki jilid 3. Beberapa episode jilid 2 pun sudah penulis revisi--artinya novel ini masih Berlanjut Sekalipun Sepi Peminat. Kalau semua ini kurang memuaskan, atau bahkan buruk yaaaa... aku kembalikan pada kebijaksanaan para pembaca....Terima kasih...
Bab 7: SISTEM AURA V.7.5 (Dewan Keadilan 0).Bangsa Tanah / Eartheia ....Konon nomor 0 adalah angka terakhir yang ditemukan setelah melalui angka 1 sampai sembilan ....Pun konon, siapa yang terkoneksi dengan Sistem secara langsung dia adalah budak dari Sistem itu sendiri. Tidak ada yang begitu peduli pada seorang pria yang hidup sendiri dan terbuang di hutan Ozon selain dirinya sendiri. Bertahun-tahun di sana, bahkan biarpun dia terlahir dari keluarga yang paling dihormati di desanya, dia tampak selalu terasingkan tidak seperti anggota-anggota keluarganya, mengerjakan apapun selalu seorang diri.Semua bermula saat diantara kedua saudara kandungnya dia adalah si bungsu (anak ketiga) yang tidak mewarisi Aura; non-Auranias. Tidak sedikit pun berminat melestarikan pemahaman keluarganya yang konservatif; Ortodoks-Aura. Satu-satunya anak yang berbeda, yang vokal mengingkari cara hidup keluarganya. Memiliki cara pandang sendiri mengenai dunia Aura dan cara kerjanya. Tidak sepakat harus se
Episode 295: Ketika Sudah Punya Segalanya Kita Umumkan Bahwa Hidup Ini Mudah Dan Indah. 18:44.Badai salju!Dalam rangka bermain bersama teman-temannya Zihao terpaksa menundanya lantaran derasnya arus badai yang menerpa Kota New Feel dan sekitarnya. Akan amat berbahaya kalau ia bermain di luar ruangan dalam cuaca yang dapat menerbangkan dua ekor kuda.Sekarang di kamarnya, Zihao menikmati lagi masa kanak-kanaknya dengan membaca komik Adiwira Auranias Cahaya Generasi Klasik. Komik yang cocok buat anak seusianya. Bahasa yang ringan tidak berbelit-belit, topik yang santai tidak berlebihan, banyak humor yang pas, tanpa bualan-bualan kontroversial, tanpa bunuh-membunuh, benar-benar pantas untuk melepaskan penat dan menghibur diri.Namun, begitu kebosanan mengintervensi jiwanya, dia meninggalkan kamarnya untuk lalu duduk bersama Mama-nya di sofa ruang utama. Sambil menonton acara televisi yang kesulitan mendapatkan sinyal karena badai yang berlangsung, sehingga hanya beberapa stasiun televi