Share

110. Mantan Terindah.

Sunyi, senyap mencekam. Raut wajah, Dokter Farida pun berubah tak seperti biasanya. Sulit untuk aku artikan. Aku duduk di hadapannya bagaikan orang yang sedang menunggu sidang hukuman atas kesalahan. Entah kesalahan yang mana yang aku perbuat.

"Dok, apa saya ada salah? Kenapa Dokter menatap saya. Seperti itu?" tanyaku canggung. Wajah Dokter Farida tak seramah saat kami bertemu. Seperti ada raut jengkel dari dirinya untukku.

"Tidak ada, ini untukmu!" ujarnya sambil menyodorkan sebuah amplop yang semakin membuatku bingung.

"Apa ini Dok?" tanyaku lagi.

"Buka saja, bukannya kamu ingin tahu siapa orang yang mendonorkan hatinya untuk putramu bukan?" jelas Dokter Farida yang terasa ganjal di telingaku. 'Kamu?' bukannya selama ini Dokter Farida memanggilku dengan sangat formal. Kenapa hari ini berubah? Namun nada suaranya? Ah, sudahlah. Mungkin itu hanya perasaanku saja.

Aku yang masih diliputi kebingungan mencoba untuk santai dan menerima surat itu. Membukanya dengan perlahan namun belum
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status