Share

109. Malaikat Penolong.

Bagai orang yang tengah lomba jalan cepat. Aku mengayunkan langkah kakiku yang kini terasa begitu ringan. Seakan beban di hatiku terangkat sebagian. Lilin harapan yang tadi padam kini mulai berpijar kembali.

Aku melangkah sangat cepat, meninggalkan Mas Yoga, Irene serta Mama di belakang. Andai saja berlari tidak di larang. Mungkin aku sudah berlari bagaikan atlet lari profesional.

Aku sampai di ruang operasi bertepatan dengan brangkar Ammar yang sampai. Kutahan brangkar itu sejenak. Menatap wajah putraku yang terpejam. Mencium keningnya lembut dan begitu dalam.

"Mama yakin, Ammar kuat, Nak. Kamu pasti kuat! Jangan kecewakan Mama sayang. Mama menunggu Ammar di sini, ya. Ammar janji akan datang ke pelukan Mama kan, Nak!" ujarku lirih. Air mata ini kembali menangis.

Beberapa hari ini aku seakan mengeluarkan semua simpanan air mataku. Seperti sedang mengurasnya hingga tuntas saja.

"Maaf Bu Intan. Tolong menyingkir segera, karena operasi harus di lakukan segera!" ucap Dokter Farida. Aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status