Beranda / Romansa / Simpanan Tunangan Tuan Presdir / Bab 43—Pertunangan Dilan.

Share

Bab 43—Pertunangan Dilan.

Penulis: Na_Vya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-09 17:13:11

Tiga hari kemudian ~

Di dalam mobil Sanaya berulang kali mengembuskan napasnya gusar. Namun, tak kunjung mengurangi rasa sesak yang terus saja merajai.

Perasaan apa ini, Tuhan? Kenapa aku rasanya ingin menangis, pikirnya.

Malam ini dia dan Leo akan pergi menghadiri acara pertunangan Dilan dan Bianca di salah satu hotel ternama ibu kota. Undangan yang diberikan secara khusus oleh Irene selaku teman dari calon ibu mertuanya. Sebenarnya, Sanaya malas dan tidak berminat sama sekali datang, tetapi maminya Leo terus memaksa.

Terlebih, dia yang selaku atasan Dilan, rasanya aneh jika tidak menghadiri acara dari salah satu karyawannya. Ayah juga sudah berpesan dan meminta Sanaya untuk mewakilinya.

Dia lantas bisa apa? Meskipun enggan, tetapi Sanaya harus tetap berusaha bersikap biasa saja. Agar tak ada orang yang menaruh curiga padanya. Dilan pantas bahagia, mendapatkan gadis yang baik pula.

"Gak nyangka, ternyata karyawan kamu bisa dapet calon istri orang kaya juga. Beruntung banget dia, ya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 44—Kecurigaan Leo.

    Berusaha untuk tetap tenang dan biasa saja, ternyata semua itu sungguh melelahkan. Terbukti, bila saat ini Sanaya sedang tidak baik-baik saja, semenjak pernyataan Leo yang hendak bertanya kepada ayah Wili. Tubuhnya memang berada di sini, di tengah keramaian lautan manusia yang mengisi ballroom hotel. Sementara pikirannya berkelana ke mana-mana.Bisa ditebak, jika tamu yang hadir dalam acara pertunangan ini bukanlah dari kalangan biasa. Sanaya bahkan melihat beberapa para selebgram dan selebriti ibu kota hadir di acara tersebut. Sanaya tak pernah menduga, jika Dilan akan mendapatkan pasangan dari keluarga terpandang dan memiliki nama besar. Tak heran, jika Leo—tunangannya betah menggerutu dan menyindir nasib Dilan yang beruntung. Andai saja bisa, Sanaya ingin pergi dan menjauh dari lelaki itu. Telinganya sakit lantaran gerutuan tak berfaedah Leo. 'Hfuuh ….' Embusan napas jengah mungkin sudah ke sekian kali keluar dari hidung Sanaya. Melirik Leo yang berada di sampingnya tengah mengo

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-11
  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 45—Kemarahan Leo.

    Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Leo benar-benar merealisasikan niatnya. Menyewa sebuah kamar VIP bersama Sanaya untuk melancarkan aksi yang sudah dia susun di pikirannya. Yakni, ingin mencicipi tubuh calon istrinya itu. "Duduk, Nay. Aku pesen minum dulu," titah Leo, berjalan menjauh menuju sudut kamar untuk menekan tombol interkom yang berada di dekat pintu. Sementara Sanaya duduk dengan perasaan yang mulai tak keruan. "Aku harus gimana? Aku gak mau Leo berhasil jalanin rencananya," gumamnya sembari terus berpikir. Dia tidak mau bahkan tidak rela jika Leo sampai melakukan itu semua. Tidak! Sanaya tidak siap! Getar pada tasnya mengalihkan fokus Sanaya, yang lantas buru-buru mengambil benda pipihnya dari sana. "Dilan?" Ada pesan masuk dari Dilan ternyata. Pemuda itu menanyakan keadaan Sanaya. Tanpa menunggu lama, Sanaya segera membalas pesan tersebut. [Dilan, tolong aku. Aku ada di kamar 209. Please....] Terkirim! "Siapa, Nay?" Teguran Leo jelas mengejutkan Sanaya. Ga

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-12
  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 46—Rileks.

    Dering ponsel yang menggema di ruangan menghentikan teriakan dan gedoran tangan Leo pada pintu kamar mandi yang tertutup rapat itu. Dia mengumpat, lalu berbalik dan berjalan menuju nakas. Ponsel miliknya berdering tiada henti, Leo segera mengambil dan menggeser ke atas tombol berwarna hijau. "Ya, Sayang?" sapa Leo dengan suara yang sangat terdengar merdu dan mesra. Sang mantan pacarlah yang menghubunginya.Sementara di dalam kamar mandi, Sanaya mencoba mendengarkan percakapan tunangannya itu. Menempelkan daun telinganya rapat-rapat hingga dia bisa mendengar semuanya. "Brengsek! Tadi marah-marah kaya setan. Giliran dapet telepon ngomongnya di manis-manisin," umpat Sanaya, rasa benci semakin bertambah di hatinya. Leo benar-benar seperti monster yang mengerikan. "Oh, oke. Aku ke sana sekarang," ucap Leo. "Dia mau pergi? Yes!" Sanaya hampir melompat karena kegirangan. Semoga Leo benar-benar akan pergi. Dan, akhirnya dia bisa terbebas dari amukan lelaki kejam itu. Setelah memutus perc

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-13
  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 47—Baru akan dimulai.

    "Tidur, Nay." Dilan membawa tubuh Sanaya yang hanya berbalut bathrobe ke pelukan. Tangan kanannya mengelus belakang kepala Sanaya, sementara tangan kanan yang melingkar di pinggang mengelus punggung perempuan itu. Dada Dilan terasa begitu hangat karena embusan napas Sanaya, yang terasa menjalar hingga ke hatinya. Bisa menghabiskan malam dengan perempuan yang dia sayang selalu membuat hatinya damai dan tenang. Sanaya sendiri juga tengah menikmati kebersamaannya dengan Dilan. Dia pikir, Dilan tidak akan pernah mau menemuinya lagi setelah bertunangan dengan Bianca. Namun, ketakutannya yang tak beralasan terjawab sudah. Buktinya, pemuda ini mau menemani dan menghiburnya seperti biasa. 'Kamu laki-laki baik, Dilan. Bianca beruntung bisa dapetin kamu.' Dalam hati Sanaya tengah memuji keberuntungan Bianca yang bisa mendapatkan laki-laki terbaik seperti Dilan. Apalah dia? Yang mempunyai nasib tak seberuntung gadis di luaran sana. Bisa memilih laki-laki yang dimau dan disuka. Bisa menghabisk

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 48—Menunda kencan.

    Menginap di hotel semalaman ternyata tak ada ruginya bagi Sanaya yang tengah dilanda rasa cemas dan gelisah. Kehadiran Dilan di sisinya selalu sukses memberinya semangat dan pikiran positif. Ketakutannya akan Leo pun perlahan sirna. Sanaya akan menghadapi pertanyaan tunangannya itu, apabila Leo kembali menanyainya.Sepulangnya dari hotel, Dilan mengantar Sanaya terlebih dulu. Pagi-pagi sekali mereka sudah chek-out dari sana karena tidak mau terjebak macet. Rona bahagia terpancar dari wajah cantik Sanaya yang terus bergelayut manja di lengan lelakinya.Apa? Lelaki?Seriously Sanaya?Kamu sudah mengklaim Dilan sebagai lelakimu? Apa jangan-jangan kamu sudah mulai menaruh hati padanya?Suara-suara dalam diri Sanaya seperti tengah mempertanyakan perasaannya terhadap Dilan. Dalam semalam hati Sanaya ternyata telah berubah.Apa karena dia takut kehilangan Dilan? Atau ... Sanaya memang tidak bisa hidup tanpa Dilan? Entahlah!Yang jelas, Sanaya membutuhkan Dilan, dan hanya lelaki itu yang bisa

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 49—Perintah Leo.

    Di weekend seperti ini Restoran selalu di penuhi dengan pengunjung. Apalagi kebetulan hari ini ada yang menyewa ruangan VIP untuk acara khusus reuni. Restoran yang awalnya dibangun oleh William itu merupakan salah satu Resto yang cukup terkenal di kota Jakarta. Tak sedikit orang yang menjadi pelanggan tetap di sana dan sering menyewanya untuk berbagai macam acara.Namun seiring berjalannya waktu dan persaingan yang semakin ketat, Restoran tersebut tidak cukup mampu bertahan di era modern seperti sekarang. Banyaknya kafe-kafe yang bermunculan hingga membuat usaha ayahnya Sanaya itu perlahan meredup.Lalu, parahnya lagi Restoran yang menjadi satu-satunya sumber keuangan dan kehidupan banyak orang itu hampir mengalami kebangkrutan. William yang kebingungan dan tidak tega jika harus menutup Restoran, kemudian meminta bantuan kepada salah seorang temannya.Teman di masa kuliahnya dulu yang sekaligus sahabatnya itu, bersedia memberikan bantuan dengan meminjamkan dana yang cukup besar. Atas

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Jangan Nay!

    Pergi dalam kondisi perut lapar dan tertekan rasanya sungguh tidak nyaman. Apalagi atmosfer yang sangat tidak mengenakan terpancar dari aura wajah lelaki bermanik hitam kelam di sisinya. Pemandangan di luar jendela sepertinya lebih menarik dan menyenangkan, daripada Sanaya harus menatap sang tunangan yang berwajah menyebalkan.ck!Saat pergi meninggalkan Restoran, Sanaya belum sempat berpamitan pada Dilan, dikarenakan pemuda itu yang tidak berada di tempatnya. Cemas sekaligus gelisah merajai pikiran Sanaya sedari tadi. Takut jika Dilan marah atau tersinggung karena dia sama sekali belum menyentuh masakannya.Rencana pergi bersama pun harus tertunda, dan bodohnya dia yang belum sempat mengatakan apapun, mengenai acara dadakan ini. Sanaya harus datang ke rumah Leo untuk melihat contoh souvernir pernikahannya. Ajakan sang calon mertua yang tidak bisa dia tolak.Leo menghentikan laju mobil saat lampu lalu lintas berubah merah. Menarik tuas rem, lalu menoleh ke arah Sanaya. "Udah tau'kan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-14
  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 51—Paksaan Leo.

    Sesi pilih memilih souvernir pun akhirnya selesai. Sekitar pukul delapan malam mama Anne meminta Leo untuk mengantar Sanaya pulang ke apartemennya. Beliau tidak mau sang calon menantu kemalaman."Kamu bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut, ya? Jangan sampe menantu mami yang cantik ini lecet. Awas aja!" pesan mama Anne pada anak lelaki satu-satunya itu.Leo hanya menanggapinya dengan anggukan seraya berpikir, kenapa sang mami begitu menyukai Sanaya. Padahal jika dilihat-lihat tidak ada yang spesial dari calon istrinya itu. Kalau dibilang cantik, sih, Sanaya memang cantik. Menarik dan enak dipandang. Memiliki bodi bak model kenamaan. Kulitnya juga sang bersih, putih dan terawat.Namun, apalah arti semua itu, jika dia tidak bisa mencicipi atau merasainya terlebih dulu. Berbeda dengan kekasihnya yang terpaksa harus dia sembunyikan. Leo bahkan sudah menikmati setiap jengkal tubuh sang kekasih yang sangat dia cintai itu."Nay pulang dulu, ya, Mi …." Sanaya berpamitan sekali lagi pada mami, mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-15

Bab terbaru

  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 97—Ending.

    Setelah melewati drama yang mengharu biru, dan puas melepas rindu dengan semua orang di Restoran. Sorenya Sanaya meminta Dilan untuk mengantarnya ke Hotel tempat menginap para karyawannya yang bekerja di toko kuenya. Sesuai dengan janjinya, Sanaya mampir ke Hotel tersebut sebelum Rena dan yang lainnya berangkat untuk kembali ke Jogja. Sanaya ingin mengucapkan terima kasih secara langsung kepada semua yang telah menyempatkan datang ke pernikahannya kemarin. Jika tidak ada mereka, Sanaya juga tidak akan bisa menjalankan bisnis toko kuenya di Jogja dengan lancar. Sekalian, Sanaya ingin menyerahkan separuh tanggung jawab kepada Rena, yang sekiranya sudah mampu dan dapat dipercaya. Usulan Dilan tentu mendapat sambutan baik dari Sanaya, jika dipikir-pikir, akan sangat merepotkan apabila dia mesti bolak-balik Jakarta-Jogja. Belum lagi, Sanaya harus mengurus restoran yang kini telah kembali ke tangannya. "Apa, Mbak? Aku diangkat jadi Manager? Manager toko kue Mbak Sanaya? Aku gak salah den

  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 96—Kejutan~

    Sepanjang perjalanan menuju tempat yang akan ditunjukkan Dilan pada Sanaya, seakan semua tempat yang dilewati terasa tidak asing di ingatan perempuan berhijab itu. Sanaya masih ingat dengan jelas, rute jalan tersebut hendak menuju ke mana. Namun, dia yang tak ingin menerka-nerka sendiri pun, akhirnya bertanya kepada sang suami. Lelaki yang fokus dengan jalan di hadapan nampak santai dan datar. Sejak keluar dari halaman rumah hingga hampir setengah jam berada di jalan, Dilan tak ada sedikit pun membuka suara. "Dilan?" Sanaya menegur sang suami, memiringkan posisi duduknya sambil mengamati jalan sekitar yang dilewati. Kenapa, dugaannya semakin kuat saja, pikirnya dalam diam. "Ya? Kenapa, Nay?" Dilan hanya menoleh sekilas, lalu fokus ke depan lagi. Sayangnya, Sanaya tidak sadar, seringai samar yang terbit di sudut bibir Dilan. "Ini? Kayaknya aku gak asing sama jalanan ini deh?" ucap Sanaya ragu, takut apabila dugaannya meleset. "Gak asing gimana?" Dilan masih berpura-pura bersikap

  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 95—Solusi.

    Usai sarapan, Dilan pergi ke ruangan kerjanya untuk mengerjakan sebentar pekerjaan kantor yang dikirimkan sekretarisnya melalui email, sebelum dia mengajak sang istri pergi ke Restoran. Sementara Sanaya memilih bersiap-siap lagi di kamar, berganti baju yang lebih rapi dan sedikit berdandan. Namun, mengingat jika besok dia akan berangkat bulan madu pagi-pagi sekali, karena itu Sanaya berpikir untuk menyicil mempersiapkan beberapa keperluan yang akan dibawanya. Hanya beberapa potong pakaian, lantaran Dilan melarangnya membawa banyak barang. 'Gak usah bawa banyak-banyak, nanti kita bisa beli di sana kalo semisal kurang sesuatu. Biar waktu pulang kita juga gak kerepotan.' Kata Dilan mengingatkan sang istri, dan menurut Sanaya itu ada benarnya juga.Sanaya yang sibuk memasukkan baju-baju yang dia ambil dari lemari, tiba-tiba kepikiran toko. Otomatis, dia harus menambah masa liburnya, karena dia akan pergi bulan madu sekitar satu Minggu."Oia, aku belum ngasih tau Rena, kalo aku bakal lam

  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 94—Paket Bulan Madu.

    Paginya, Sanaya yang selalu bangun lebih awal sudah sibuk berkutat di dapur, menyiapkan sarapan dengan dibantu bibi yang bertugas di bagian itu. Walaupun ada banyak asisten rumah tangga, Sanaya tak bisa berdiam diri begitu saja, dan tinggal menikmati makanan yang sudah disiapkan. Terbiasa mandiri, dan basicnya dia suka memasak, membuat Sanaya ingin mengeksplor berbagai macam jenis masakan. Sayang 'kan, ada dapur sebagus ini jika tidak dimanfaatkan? pikir Sanaya. Semalam meskipun Sanaya hanya tidur beberapa jam saja, tenaganya masih cukup kuat kalau hanya memasak. Dilan benar-benar mengerjainya habis-habisan, sampai tak memberinya jeda sebentar saja.Ya ... kendati begitu, Sanaya tak bisa berbohong, kalau dia pun menikmati setiap momen panas semalam. Suatu kegiatan yang pastinya berbuah pahala, karena menyenangkan pasangan kita di ranjang. Sanaya berharap, rumah tangganya akan selalu dilimpahkan kebahagiaan dan keberkahan dari Sang Pencipta. "Bi, saya tinggal sebentar, ya? Saya mau

  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 93—Mendebarkan.

    Mau tak mau Dilan harus mandi, bukan? Bercinta dalam keadaan bersih tentu akan terasa lebih nyaman dan tenang. Apalagi, setelah sekian lama dia menantikan momen ini. Sanaya telah resmi menjadi miliknya seutuhnya, dan dia berjanji akan terus berusaha melimpahkan kebahagiaan untuk perempuan cantik itu.Sementara Dilan masuk ke kamar mandi, Sanaya menunggu sang suami di depan meja rias. Senyumnya belum luntur, dan semakin mengembang ketika mengingat bagaimana konyolnya Dilan yang sempat tak mau mandi."Dia gak berubah sedikit pun," gumam Sanaya, sambil menggelengkan kepala, lalu mengeringkan rambutnya dengan hairdryer yang tersedia. Sambil menunggu, mungkin Sanaya akan sedikit memberi riasan di wajahnya, supaya tidak terlalu pucat. Kebetulan sekali, di meja rias sudah tersedia perlengkapan make up lengkap dengan skincare yang biasa Sanaya pakai."Darimana dia tau, kalo aku pakek ini?" Sanaya mengambil penyegar wajah, setelah selesai dengan urusan rambut. Botol kemasan kecil itu adalah m

  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 92—Mandi dulu.

    Acara pernikahan Dilan dan Sanaya berlangsung cukup meriah, meskipun yang hadir hanya beberapa orang terdekat saja, tetapi tidak mengurangi kebahagiaan sepasang pengantin yang tak lagi baru itu. Semua orang tentu tahu, akan status keduanya yang lebih dulu telah menikah dengan pasangan masing-masing. Namun, tak banyak yang tahu, jika selama ini pula, keduanya sempat menjalin hubungan diam-diam di belakang. Saling mengisi kekosongan di hati.Waktu pun terus berlalu, sampai hampir malam menjelang, satu persatu dari mereka berpamitan pulang. Melihat sang istri kelelahan, Dilan berinisiatif memintanya agar kembali ke kamar terlebih dahulu. Sanaya menurut, dan pergi ke lantai atas, ke tempat kamarnya Dilan berada.Statusnya yang sudah resmi menjadi istri dari lelaki itu, tentu mengharuskan Sanaya tinggal di kamar tersebut. Rasanya, kenapa sangat mendebarkan, padahal dulu dia sering masuk ke kamar Dilan, waktu masih tinggal di apartemen.Apa mungkin, karena sudah begitu lama, dia tidak masuk

  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 91—Takdir yang indah.

    Tak ada yang bisa menebak, bagaimana dan apa yang akan terjadi ke depannya dengan kehidupan kita. Kemarin, Sanaya hanya menghabiskan hari-harinya di ruko dengan berkutat dengan berbagai macam bahan kue. Memutuskan pergi ke kota lain, dan memulai hidup barunya dengan status seorang janda.Selama enam bulan, Sanaya hidup dalam kesepian, dan kenangan orang-orang yang dia sayang. Kehilangan ayah merupakan hal terberat baginya dan butuh waktu untuk belajar ikhlas. Kerinduannya akan sosok yang dulu sering mendampingi pun terkadang harus Sanaya pendam dalam-dalam, lantaran tak sanggup jika dia harus mengenang kebersamaannya lagi dengan seseorang.Seseorang yang selama ini dia pikir telah berbahagia dengan pasangannya. Namun, apa yang Sanaya kira, ternyata salah. Dilan pun rupanya merasakan hal yang sama sepertinya. Tenggelam dalam kubangan masa lalu yang memiliki kenangan paling manis dan indah. Hatinya, telah tersemat nama lelaki itu, yang dulu Sanaya pikir akan mudah melupakannya seiring

  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 90— Hadiah Untuk Sanaya.

    Dulu, Sanaya memang pernah tinggal di rumah besar, tetapi tidak sebesar rumah kakeknya Dilan. Untuk ukuran kamar yang dia tempati saat ini saja, luasnya melebihi kamarnya waktu di rumahnya dulu.Ah, Sanaya malah jadi rindu rumahnya yang dulu. Kenangannya tertinggal di rumah masa kecilnya itu. Andai, dia tidak terpaksa menjualnya demi menutupi utang ayah kepada keluarga Leo. Pasti, saat ini Sanaya masih bisa menempati rumah tersebut.Ada rasa sesal tersendiri sebenarnya, ketika Sanaya memutuskan menjual seluruh peninggalan ayah. Akan tetapi, mau bagaimana lagi, dia sama sekali tidak punya pilihan selain menjualnya, sebab Sanaya takut sang ayah menanggung beban berat di akhirat sana.Sedikit demi sedikit dia mulai paham soal hukum utang yang tidak dibayar meski nominalnya sangat kecil. Sanaya sayang dan ingin ayahnya tak terbebani dengan urusan utang. Kendati, dia harus kehilangan segalanya."Ah, iya. Baik-baik. Terima kasih. Besok saya sudah bekerja lagi. Silakan kirim dokumennya ke ka

  • Simpanan Tunangan Tuan Presdir    Bab 89—Sambutan Kakek.

    Seperti janjinya, setibanya di Jakarta, Dilan langsung membawa Sanaya ke makam ayah Wili, menemani perempuan itu yang katanya ingin berziarah. Untuk yang ketiga kalinya Dilan ke tempat tersebut. Yang pertama saat dia tahu kabar jika ayahnya Sanaya telah meninggal. Yang kedua beberapa waktu yang lalu ketika dia hendak pergi menyusul Sanaya ke Jogja. Lalu, hari ini, Dilan berniat meminta restu kepada orang yang telah membantunya dulu.Kondisi makam yang bersih dan rapi tentu menimbulkan pertanyaan di benak Sanaya, yang baru saja tiba. "Ini? Kenapa makam Ayah keliatan rapi?"Manik Sanaya menyusuri makam yang nampak berbeda dari hari terakhir yang dia lihat. Makam ayah sudah dipondasi sedemikian rupa, dengan kelopak bunga mawar merah dan putih berada di atasnya.Karena seingatnya, Sanaya lupa meminta pengurus makam untuk merawat makam sang ayah. Berada di kota yang jauh, cukup menyulitkannya berkomunikasi dengan pengurus makam."Mungkin ada orang baik yang meminta tolong sama pengurus mak

DMCA.com Protection Status