Share

Pria dari masa lalu

Penulis: Biru_kuning
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Lana menghentikan langkahnya secara tiba-tiba ketika mendengar suara yang familiarnya. Dia memalingkan wajahnya dan terperanjat saat melihat Rudi, mantan suaminya, berdiri di depannya dengan senyum di wajahnya.

"Rudi!" seru Lana dengan nada yang sedikit terkejut dan canggung.

Rudi mendekatnya dengan langkah mantap, ekspresi khawatir terpancar jelas dari wajahnya. "Lana, apa kabar? Aku mendengar tentang kecelakaanmu. Kamu baik-baik saja?" tanya Rudi, suaranya penuh perhatian.

Lana merasa tidak nyaman dengan kehadiran Rudi di situ, terutama di depan Raka. Dia berusaha menjaga ketenangan dan mengatasi kecanggungannya. "Ah, ya, aku baik-baik aja, Rud. Cuma cedera ringan.”

Lana merasa dadanya berdebar-debar. Pertemuan mendadak ini membuatnya tidak siap, terutama karena hubungan mereka yang sudah berakhir beberapa tahun lalu tidak selalu berjalan lancar. Dia mencoba untuk tetap tenang, tetapi perasaan cemas dan khawatir mulai menyelinap ke dalam pikirannya.

Raka dan Gabriella, yang sedang b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Pilihan yang tepat

    Setelah menurunkan Gabriella di depan rumahnya, Lana dan Raka melanjutkan perjalanan mereka dengan suasana yang hening di dalam mobil. Meskipun jalan yang mereka tempuh tak jauh, tetapi keheningan di antara mereka terasa begitu menyiksa. Kedua belah pihak sibuk dengan pikiran mereka sendiri, memikirkan segala hal yang terjadi sepanjang hari itu.Raka merasa gelisah dan tidak nyaman. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu tentang masa lalunya yang tak ia ingat, tentang Rudi, dan tentang perasaan aneh yang ia rasakan ketika melihat Lana bersama dengan mantan suaminya itu. Dia merasa kesal pada dirinya sendiri karena merasakan kecemburuan yang aneh terhadap Rudi, padahal dia tidak memiliki kenangan tentangnya.Tanpa pikir panjang, Raka memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya dengan mengarahkan mobilnya ke sebuah bar. Dia berharap sedikit hiburan dan suasana yang lebih ramai dapat meredakan kegelisahan yang ada di dalam dirinya. Namun, rencana tersebut langsung

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Tanggung jawab suami dan istri

    Ketika Raka mendekati Lana dengan langkah cepat, Lana merasakan denyutan keras di dadanya. Wajah suaminya memerah oleh kemarahan, dan tatapan matanya menusuk ke dalam jiwa Lana. Dengan gerakan tiba-tiba, Raka menarik tangan Lana dengan kuat, memisahkannya dari pria yang sedang bersamanya."Pergilah dari sini," desis Raka dengan suara rendah, tetapi penuh dengan otoritas.Lana terkejut oleh tindakan tegas suaminya. Dia mencoba menenangkan Raka dengan tatapan, tetapi pria yang sedang bersamanya seolah tidak menyukai perlakuan itu. Dengan wajah yang memerah karena kemarahan, pria tersebut melangkah maju, memasang badan di antara Raka dan Lana.Ekspresi wajahnya berubah menjadi kesal, tidak terima melihat wanita yang sedang bersamanya diperlakukan seperti itu, meski oleh suami sahnya sendiri."Dia bersama saya, jadi Anda tidak punya hak untuk—""Jangan campuri urusan kami," potong Raka, suaranya menggema di dalam bar yang semakin hening.Pria itu membalas dengan sikap yang tegas, "Saya ti

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Hangatnya pelukanmu

    Raka terdiam sejenak, membiarkan kata-kata Lana tergantung di udara. Namun, semakin lama dia mengamatinya, semakin kuat keinginannya untuk menghentikan aliran kata-kata itu dengan cara yang lebih intim. Perasaannya terombang-ambing antara marah, kecewa, dan sesuatu yang lebih dalam yang tidak bisa dia jelaskan.Tanpa sepatah kata pun, Raka mendekatkan dirinya pada Lana, tatapannya yang intens tidak pernah lepas dari mata istrinya. Dengan gerakan yang mantap, dia menempatkan tangannya di pipi Lana dan melingkarkan lengannya di sekitar pinggangnya. Dengan perlahan, dia menarik Lana lebih dekat, sehingga jarak antara mereka hanya beberapa sentimeter.Tidak ada kata yang terucap dari mulut Raka. Dia hanya melihat mata Lana, mencari tanda-tanda persetujuan atau penolakan. Dan kemudian, dengan perasaan yang mendalam, dia menutup mata dan mencium bibir Lana dengan lembut.Udara terasa tegang, detik berlalu seperti abadi saat bibir mereka bersentuhan. Rasa hangat yang menyertai ciuman itu mem

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Liburan Keluarga

    Setelah melalui masa sulit itu, Lana dan Raka kembali ke rutinitas sehari-hari mereka. Keduanya mulai bekerja lagi, tetapi kali ini dengan semangat dan kebersamaan yang lebih besar. Meskipun Raka masih belum mampu mengingat kembali momen-momen indah bersama Lana dan putra mereka, dia sudah memutuskan untuk menjalani kehidupan ini dengan cara baru.Perlahan-lahan, Lana dan Raka mulai menciptakan kenangan-kenangan baru bersama. Mereka pergi berlibur bersama, menghadiri acara-acara keluarga, dan menikmati setiap momen kebersamaan yang mereka bisa. Meskipun Raka tidak bisa mengingat masa lalu, dia memutuskan untuk membangun hubungan baru dengan Lana dan Aiden berdasarkan kepercayaan, pengertian, dan komitmen.Hubungan mereka semakin membaik seiring berjalannya waktu. Raka belajar untuk lebih menghargai setiap momen bersama Lana dan Aiden.Dua bulan kemudian, Mereka memutuskan untuk berlibur ke beberapa tempat. Dan salah satu yang akan mereka kunjungi kali ini adalah Santorini.Di pagi yan

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Malam yang indah

    Keesokan harinya, matahari bersinar cerah di Santorini saat Lana, Raka, dan Aiden melanjutkan petualangan mereka ke arah pantai. Mereka menikmati perjalanan dengan berjalan kaki melalui jalan-jalan yang indah, dihiasi dengan bangunan-bangunan putih yang khas pulau ini. Ketika mereka tiba di pantai, mereka terpesona oleh keindahan alam yang menakjubkan.Raka membimbing Aiden untuk membangun istana pasir di tepi pantai, sementara Lana duduk di sampingnya sambil menikmati pemandangan lautan yang biru dan langit yang cerah. "Aiden, lihat, kita bisa membuat istana pasir yang sangat besar di sini," kata Raka, tersenyum pada anaknya."Papa, bisakah kita membuat menara yang sangat tinggi?" tanya Aiden dengan antusias."Tentu saja, Nak, kita bisa coba!" jawab Raka, sambil membantu Aiden mengumpulkan pasir.Sementara itu, Lana duduk di sebelah mereka dengan senyuman, merasakan kebahagiaan yang menyelimuti hatinya. "Kalian berdua benar-benar pandai membuat istana pasir," kata Lana dengan penuh k

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Untuk keluarga

    Raka merasakan denyutan hangat dari tubuh Lana saat tangannya menyusuri lembut punggung wanita itu. Gaun tipis yang dipakai Lana hanya memperkuat sentuhan mereka yang intim di bawah bintang-bintang Santorini yang gemerlap. Sementara itu, suara ombak yang tenang di kejauhan mengiringi momen romantis mereka di balkon kamar.Dalam pelukannya, Lana merasakan denyut jantung Raka yang berdegup kencang, mencerminkan keinginan dan keintiman yang sama seperti dirinya. Dia menangkap pandangan hangat dari matanya yang penuh cinta, dan bibirnya yang bergerak perlahan mendekati bibir Lana dengan penuh gairah. Setiap sentuhan bibir Raka terasa seperti menyala dan membangkitkan keinginan yang terpendam.Lana membalas ciuman Raka dengan penuh kehangatan, menyerahkan dirinya sepenuhnya pada keintiman yang mereka bagikan. Tubuh mereka menyatu dalam dekapan hangat, menciptakan dunia mereka sendiri di tengah malam yang sunyi. Sinar bulan memancarkan cahaya lembut, menerangi wajah mereka yang bersatu dala

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Mengulang kenangan

    Setelah menghabiskan momen indah di Santorini, Lana, Raka, dan Aiden bersiap-siap untuk melanjutkan petualangan mereka ke Swiss. Mereka merasa gembira dan penuh antusiasme untuk mengeksplorasi destinasi baru mereka. Ketika tiba di bandara, Lana memimpikan bahwa perjalanan ini mungkin bisa membantu Raka mengingat beberapa kenangan mereka yang terlelap."Aiden, kamu sudah siap untuk melihat gunung es dan danau yang indah di Swiss?" tanya Lana dengan ceria, memamerkan peta dan brosur yang sudah dia siapkan."Ya! Aku ingin sekali bermain ski dan melihat salju!" jawab Aiden dengan antusias.Raka tersenyum melihat semangat putranya. "Kami pasti akan memiliki waktu yang luar biasa di sana."Sementara itu, di pesawat, Lana duduk di samping Raka, berharap dapat menciptakan momen berharga yang bisa membantu menghidupkan kembali kenangan suaminya. "Kamu tahu, Raka, Swiss selalu menjadi tempat istimewa bagi kita. Kita punya banyak kenangan di sana," ucap Lana dengan lembut.Raka mengangguk, meski

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Keindahan yang tak terlukiskan

    Setelah momen indah di tepi Danau Zurich, Lana dan Raka kembali ke penginapan mereka, sebuah villa yang terletak di pinggiran kota. Cahaya lilin berwarna hangat menyambut kedatangan mereka, menciptakan atmosfer yang romantis di sekitar kamar tidur.Lana tersenyum manis pada Raka saat mereka masuk ke dalam kamar, merasa bahagia karena momen-momen yang mereka bagikan bersama sepanjang hari itu begitu berarti baginya.Raka mendekati Lana dengan langkah lembut, tangannya meraih pinggang wanita yang dia cintai. Dia mendekap Lana dalam pelukannya dengan penuh kasih sayang, mencium lembut bibirnya dalam kehangatan cinta."Malam ini begitu indah, Lana," ucap Raka dengan suara yang penuh kelembutan. "Aku bahagia bisa berada di sini bersamamu."Lana tersenyum, menatap mata Raka dengan penuh kasih. "Aku juga, Raka. Nggak ada tempat yang lebih aku sukai daripada berada di sini sama kamu."Namun, momen romantis mereka terputus tiba-tiba ketika suara kecil terdengar dari pintu kamar. Mereka berdua

Bab terbaru

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Extra Part

    Saat salah satu perawat membuka bagian depan pakaian rumah sakit Lana, Lana merasakan udara ruangan menyapu lembut di sekeliling tubuhnya. Dia menatap Sera, bayi mungilnya, yang sekarang berada di dadanya. Detik itu, dunia di sekitarnya seakan melambat. Kulit Sera yang halus menyentuh kulitnya, menghadirkan kehangatan yang begitu mengalirkan kebahagiaan ke dalam hati Lana.Raka, yang sejak awal berdiri di sampingnya, menyaksikan momen ini dengan mata yang dipenuhi dengan kekaguman. Dia bisa melihat pancaran kebahagiaan dan cinta yang begitu kuat dari istrinya ketika Lana memeluk Sera dengan lembut. Napas lega keluar dari dadanya, seolah melepaskan semua kekhawatiran dan kecemasan yang telah membebani bahunya selama proses persalinan.Dengan perlahan, Raka meraih tangan Lana yang bebas dan menggenggamnya erat. Dia bisa merasakan getaran kebahagiaan dan kelegaan dari tubuh istrinya."Dia cantik, ya?" tanya Lana dengan suara yang penuh kebanggaan.Raka tersenyum, matanya masih tertuju pa

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Epilog

    Raka merasakan tekanan yang begitu besar menindih dadanya saat dia melihat Lana sedang berjuang dengan rasa sakit yang begitu hebat. Dia hampir tidak bisa menahan diri untuk tidak mencengkram tangannya erat-erat ketika melihat keringat membasahi wajah cantik istrinya. Setiap desahan dan setiap rintihan dari Lana menusuk hatinya dengan tajam, membuatnya merasa tak berdaya.Proses persalinan telah berlangsung hampir dua puluh empat jam, dan rasa sakit yang Lana rasakan semakin terasa intens. Raka merasa hampir tidak tahan melihat istrinya dalam keadaan seperti itu. Rasa khawatir Raka semakin bertambah karena usia Lana yang sudah mencapai lebih dari empat puluh tahun. Segala kemungkinan bisa saja terjadi, dan itu membuat Raka merasa takut kehilangan Lana. Namun, dia mencoba menepis semua pikiran negatif itu, berusaha untuk tetap kuat demi Lana dan bayi mereka.Ketika dokter kandungan, Dr. Hernandez, yang menangani Lana kembali memeriksa kondisi istrinya, Raka menghampiri dengan langkah

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Cinta yang tak pernah pudar

    Malam itu, suasana Miami begitu hangat dengan angin sepoi-sepoi yang mengalun lembut. Raka memutuskan untuk mengajak Lana makan malam romantis di sebuah restoran yang menyajikan pemandangan pantai yang menakjubkan. Saat mereka tiba di restoran, cahaya lampu gemerlap yang memantul di atas ombak memberikan nuansa yang begitu magis.Raka menggandeng tangan Lana sambil tersenyum lebar, matanya penuh dengan kelembutan saat menatap istrinya. "Ini malam yang sempurna, Sayang," ucapnya dengan suara lembut.Lana tersenyum sambil mengangguk setuju, matanya bersinar cerah. "Iya, ini begitu indah," sahutnya, memandang sekeliling dengan penuh kekaguman.Selama makan malam, Raka dan Lana terlihat begitu mesra. Mereka tertawa, berbagi cerita, dan saling bercanda seperti dulu kala. Sudah lama mereka tidak menikmati momen seperti ini bersama-sama.Tiba-tiba, Raka menyelinapkan sesuatu dari saku celananya. Sebuah kotak kecil berwarna biru terpampang di hadapan Lana. Mata Lana membulat kaget saat meliha

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Hadiah terindah

    Raka merasa sangat menyukai perut Lana yang semakin membesar, karena menandakan bahwa sebentar lagi wanita itu akan melahirkan putri mereka. Terlepas dari semua masalah yang terjadi, Raka berjanji pada dirinya sendiri bahwa Lana akan menjadi satu-satunya wanita dalam hidupnya dan ibu dari anak-anaknya."Merasakan tubuhmu adalah pengingat sempurna bagiku, Lana," ucap Raka dengan suara penuh kehangatan. "Kamu begitu luar biasa, dan aku sangat beruntung memilikimu sebagai istriku."Sambil berhati-hati supaya tidak menekan perut Lana, Raka menumpukan berat tubuhnya ke siku dan lutut, kemudian memosisikan Lana dengan lembut. "Kamu baik-baik saja, Sayang?" tanyanya dengan penuh perhatian.Lana tersenyum lembut, merasakan kehangatan dari dekapan Raka. "Aku baik-baik saja, Raka," jawabnya sambil mengangguk. "Aku bahagia bisa bersamamu."Raka tersenyum puas mendengarnya, lalu tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul dalam pikirannya. "Nama apa yang akan kita berikan untuk putri kita, Lana?" tanyanya

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Tidak ada kata pisah

    Setelah bermain dan menemani Aiden tidur, Raka melangkah dengan langkah-hati menemui Lana di kamarnya. Saat itu Lana sedang duduk di ranjang, membaca bukunya dengan ekspresi campuran antara konsentrasi dan kekosongan. Jejak-jejak air mata di sudut matanya masih terlihat meskipun dia berusaha menyembunyikannya.Saat Raka masuk, Lana meletakkan bukunya dengan lembut dan memandang ke arah Raka. Untuk sesaat, pandangan mereka bertemu. Sorot mata mereka menampilkan rasa penyesalan dan kerinduan yang tak terucapkan.Raka mendekati Lana dengan langkah perlahan, lalu memeluknya dengan penuh kerinduan. Lana membalas pelukan itu dengan erat, membenamkan wajahnya di dada Raka sambil menangis tersedu-sedu. "Maafkan aku, Raka... aku begitu bodoh dan egois," bisiknya dengan suara tercekat oleh tangis.Raka melepaskan pelukannya, lalu menghapus air mata Lana dengan lembut menggunakan jemarinya yang hangat. "Tidak, Lana... aku yang seharusnya minta maaf. Aku harusnya lebih sabar dan lebih memahami,"

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Pertemuan yang haru

    Sudah hampir enam bulan sejak Lana dan Aiden pergi meninggalkannya. Setiap hari, Raka merasa kehidupannya terasa hampa dan menyakitkan. Awalnya, dia merasa marah atas kepergian mereka, tetapi seiring berjalannya waktu, perasaan itu berubah menjadi rindu yang mendalam. Raka menyadari bahwa dia sangat merindukan kehadiran Lana dan Aiden di dalam hidupnya.Mencari cara untuk menemukan mereka, Raka akhirnya memutuskan untuk menyewa detektif swasta. Setiap hari, dia menantikan kabar dari detektifnya, berharap bisa mendapatkan petunjuk keberadaan Lana dan Aiden.Setelah berbulan-bulan menunggu dengan sabar, akhirnya detektif memberikan kabar bahwa mereka telah menemukan keberadaan Lana dan Aiden."Apakah kamu sudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan?" tanya Raka tanpa bisa menyembunyikan kegelisahannya.Detektif itu mengangguk. "Ya, Pak. Saya telah berhasil menemukan alamat anak dan istri Anda."Raka merasakan lega yang begitu besar. "Bagus. Di mana mereka berada?"Detektif itu memberika

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Miami

    Setelah percakapan yang menyakitkan di dalam mobil, Lana merasa semakin yakin bahwa keputusannya untuk meninggalkan Raka adalah yang terbaik bagi dirinya dan Aiden. Meskipun hatinya hancur, dia merasa bahwa dia harus melindungi dirinya sendiri dan anaknya.Ketika mereka tiba di kantor Raka, Lana berusaha menahan tangisnya saat berpisah dengan pria yang pernah dia cintai. Dia memberikan senyuman tipis, mencoba menyembunyikan rasa sakitnya di balik topeng ketegasan.Setelah berpisah dengan Raka, Lana segera kembali ke rumah dan mulai mempersiapkan semuanya untuk pergi. Dia mengemasi beberapa barangnya dan Aiden, bersiap-siap untuk meninggalkan semua kenangan yang ada di rumah itu.Saat siang menjelang, Lana menjemput Aiden dari sekolah. Anak itu senang melihat ibunya datang menjemputnya. Namun, kegembiraannya segera reda saat Aiden menyadari bahwa papanya tidak ikut."Mama!" serunya gembira sambil berlari mendekati Lana.“Hai, Sayang,” sapa Lana sambil menggendong Aiden dan membawanya m

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Tidak ada yang bisa menggantikanmu

    Lana merasakan beban yang tak terlukiskan di dadanya semakin berat ketika melihat Raka dan Aiden berdua. Meskipun berusaha menunjukkan wajah tenang, dalam hati, dia merasa hancur. Momen-momen seperti ini membuatnya semakin yakin bahwa keputusan yang akan dia ambil tidak akan mudah.Saat Raka mencium Aiden sebelum berangkat, Lana merasa seperti hatinya hancur berkeping-keping. Dia ingin menangis, ingin berteriak, tapi dia harus bertahan. Dia tidak bisa menunjukkan kerapuhannya di depan Raka, terutama di depan Aiden.Ketika Raka mendekatinya dan mencium pipinya, Lana hampir tak kuasa menahan air matanya yang ingin tumpah. Dia merasakan getaran perasaan campur aduk di dalam dirinya. Cinta, penyesalan, ketakutan, dan keputusasaan bersatu dalam satu rasa."Selamat pagi," kata Raka dengan senyum tipis yang mencoba menutupi ketegangan di antara mereka."Selamat pagi," jawab Lana dengan suara yang hampir bergetar.Aiden, yang tak menyadari keadaan tegang di antara kedua orang tuanya, tersenyu

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Tidak ada jalan untuk kembali

    Raka menatap tajam Lana, tatapannya penuh dengan kekecewaan dan kemarahan yang sulit disembunyikan. "Bagaimana kau bisa melakukan ini kepadaku dan Aiden, Lana?" desisnya dengan suara penuh amarah, matanya menyala dengan api kemarahan. "Apakah belum cukup bagimu untuk mengkhianatiku dan pernikahan kita dengan menjalin hubungan kembali bersamanya?"Lana merasa dadanya terasa sesak mendengar kata-kata suaminya itu. Dia menatap Raka dengan tatapan penuh penyesalan. "Raka, aku tidak pernah bermaksud menyakitimu atau Aiden," ucapnya dengan suara yang penuh dengan kehancuran.Raka menatap Lana dengan penuh kekecewaan. "Kamu pikir aku bodoh, Lana?" bentaknya dengan suara gemetar. "Aku melihat semuanya dengan mata kepalaku sendiri. Jangan mencoba membodohiku dengan alasan-alasan yang malah membuatku semakin...."Lana menyela, "Aku tidak berbohong, Raka," ujarnya dengan suara yang rapuh. "Apa yang kamu lihat di restoran itu, itu tidak seperti yang kamu kira. Semuanya hanya kesalahpahaman."Raka

DMCA.com Protection Status