Share

Godaan di pagi hari

Penulis: Biru_kuning
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyusup masuk ke dalam kamar, Lana masih merasakan hangatnya pelukan suaminya. Matanya terbuka perlahan, dan di depannya, ada Raka yang masih tertidur dengan wajah damai. Sebuah senyuman kecil melintas di bibirnya saat ia menyadari bahwa semuanya tidaklah hanya mimpi.

Rasanya seperti berada dalam alam semesta yang berbeda, di mana kehangatan dan cinta mengelilingi mereka. Raka ada di sana, dekat dengannya, dan hal itu membawa kedamaian dalam hati Lana. Dia menghirup aroma tubuh pria itu, mencoba menyimpan setiap detil dalam ingatannya.

Tanpa sadar, Lana mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah Raka, mendekatkan wajahnya pada dada suaminya. Dia merasakan detak jantung yang tenang dan teratur, seperti melodi yang menenangkan di dalam hening pagi itu.

Dalam kesunyian yang menyenangkan, Lana menghabiskan beberapa saat hanya untuk merasakan kehadiran Raka, menikmati momen kedamaian itu bersamanya. Dalam diam, dia bersyukur atas keajaiban yang terj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Kehangatan Keluarga

    Raka keluar dari kamar dengan langkah-langkah yang mantap, berusaha meredakan kegelisahan dalam dirinya. Dia berharap bahwa sarapan pagi ini akan menjadi awal yang baik untuk memulai hari.Saat melangkah ke arah meja makan, matanya tertuju pada sosok kecil yang duduk di sana. Aiden, anak kecil yang ceria itu, tampak sangat senang melihatnya. Senyumnya yang polos terpancar begitu tulus saat mata mereka bertemu."Pagi, Papa?" sapanya riang, membuat hati Raka tersentuh.Raka tersenyum singkat melihat kegembiraan Aiden. "Pagi," balasnya, berusaha membalas keceriaan anak kecil itu. Setiap kali melihat wajah ceria Aiden, dia merasa ada kehangatan yang mengalir ke dalam hatinya.Sementara itu, Lana yang sedang sibuk di dapur tiba-tiba merasakan kehadiran Raka di sana. Dia menoleh dan tatapannya langsung bertemu dengan mata Raka. Ada kecanggungan yang terasa di antara mereka, tetapi di balik itu, ada kehangatan yang tidak terbantahkan."Selamat pagi," ucap Lana dengan suara lembut saat Raka m

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Pelukan hangat 2

    Raka berdiri di ambang pintu kamar, matanya memancarkan keraguan dan keinginan yang mendalam. Dia terdiam sejenak, mencoba merangkai kata-kata dengan hati-hati sebelum akhirnya berbicara."Lana," panggil Raka, suaranya terdengar ragu.Lana yang sedang duduk di tepi tempat tidur, mengangkat kepalanya dan memperhatikan suaminya dengan penuh perhatian. Wajahnya berseri-seri meskipun dipenuhi dengan cahaya rembulan yang lembut."Ada apa, Raka?" tanya Lana dengan lembut.Raka menghela nafas dalam-dalam sebelum melangkah masuk ke dalam kamar. Dia mendekati tempat tidur, namun tidak segera duduk. Matanya memandang ke luar jendela, seolah mencari keberanian dalam dirinya."Aku ingin mendapatkan ingatanku kembali," ujar Raka dengan tegas, suaranya penuh dengan keinginan yang tulus. “Aku mau mengingat kalian.”Lana terkejut mendengar pengakuan suaminya. Meskipun dia telah bersiap untuk membantu Raka melewati masa sulit ini, mendengar keinginan langsung dari mulutnya membuat hatinya berdebar-deb

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Kembali ke titik awal

    Malam itu berlalu begitu saja, dan pagi-pagi buta menyapa dengan cahaya yang lembut menyusup masuk melalui jendela kamar. Lana terbangun lebih dulu, matanya terbuka untuk menatap wajah Raka yang masih tertidur. Senyum tipis terukir di bibirnya ketika melihat suaminya yang damai dalam tidurnya.Dia bergerak perlahan, mencium kening Raka dengan lembut sebelum menyentuh bibirnya ke jidat pria itu, menciptakan kontak yang penuh dengan rasa sayang. "Selamat pagi, sayang," bisiknya dengan suara lembut, berharap suaminya akan merasakan getaran kebahagiaan meskipun ingatan masa lalu belum kembali.Namun, Raka masih tertidur, tidak terganggu oleh kata-kata atau sentuhan Lana. Tatapan kosong di wajahnya mencerminkan ketidakmampuan untuk mengakses memori yang tersembunyi. Meskipun begitu, Lana tetap berusaha untuk menyemangati suaminya, menunjukkan dukungan dan cintanya tanpa syarat.Setelah menyempurnakan persiapannya, Lana beranjak dari tempat tidur dengan lembut agar tidak mengganggu tidur Ra

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Perhatian yang diinginkan

    Saat Lana dan Raka sedang merencanakan untuk makan malam bersama di luar, tiba-tiba langkah mereka terhenti oleh kehadiran yang tak diundang: Gabriella. Wanita itu muncul dengan senyuman manis di wajahnya, seolah tak menyadari betapa dia telah mengacaukan rencana Lana dan Raka.Lana merasakan gejolak di dalam dadanya begitu melihat Gabriella. Segala upaya untuk menahan kekesalannya hampir tidak bisa dipertahankan. Dia berdiri di tempat, mencoba mengendalikan emosinya yang membara. Sementara itu, Raka terlihat agak kebingungan dengan kehadiran Gabriella, namun dia tetap berusaha menjaga sikap sopan.Mata wanita itu melayang dari Lana ke Raka dengan ekspresi yang tidak jelas. Lana merasa semakin kesal, bertanya-tanya mengapa Gabriella selalu muncul di saat-saat yang tidak tepat."Gabriella, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Lana dengan suara yang mencoba keras menahan kemarahannya.Gabriella hanya tersenyum dengan santai, seolah tidak menyadari bahwa kedatangannya mengganggu rencana

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Pria dari masa lalu

    Lana menghentikan langkahnya secara tiba-tiba ketika mendengar suara yang familiarnya. Dia memalingkan wajahnya dan terperanjat saat melihat Rudi, mantan suaminya, berdiri di depannya dengan senyum di wajahnya."Rudi!" seru Lana dengan nada yang sedikit terkejut dan canggung.Rudi mendekatnya dengan langkah mantap, ekspresi khawatir terpancar jelas dari wajahnya. "Lana, apa kabar? Aku mendengar tentang kecelakaanmu. Kamu baik-baik saja?" tanya Rudi, suaranya penuh perhatian.Lana merasa tidak nyaman dengan kehadiran Rudi di situ, terutama di depan Raka. Dia berusaha menjaga ketenangan dan mengatasi kecanggungannya. "Ah, ya, aku baik-baik aja, Rud. Cuma cedera ringan.”Lana merasa dadanya berdebar-debar. Pertemuan mendadak ini membuatnya tidak siap, terutama karena hubungan mereka yang sudah berakhir beberapa tahun lalu tidak selalu berjalan lancar. Dia mencoba untuk tetap tenang, tetapi perasaan cemas dan khawatir mulai menyelinap ke dalam pikirannya.Raka dan Gabriella, yang sedang b

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Pilihan yang tepat

    Setelah menurunkan Gabriella di depan rumahnya, Lana dan Raka melanjutkan perjalanan mereka dengan suasana yang hening di dalam mobil. Meskipun jalan yang mereka tempuh tak jauh, tetapi keheningan di antara mereka terasa begitu menyiksa. Kedua belah pihak sibuk dengan pikiran mereka sendiri, memikirkan segala hal yang terjadi sepanjang hari itu.Raka merasa gelisah dan tidak nyaman. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu tentang masa lalunya yang tak ia ingat, tentang Rudi, dan tentang perasaan aneh yang ia rasakan ketika melihat Lana bersama dengan mantan suaminya itu. Dia merasa kesal pada dirinya sendiri karena merasakan kecemburuan yang aneh terhadap Rudi, padahal dia tidak memiliki kenangan tentangnya.Tanpa pikir panjang, Raka memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya dengan mengarahkan mobilnya ke sebuah bar. Dia berharap sedikit hiburan dan suasana yang lebih ramai dapat meredakan kegelisahan yang ada di dalam dirinya. Namun, rencana tersebut langsung

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Tanggung jawab suami dan istri

    Ketika Raka mendekati Lana dengan langkah cepat, Lana merasakan denyutan keras di dadanya. Wajah suaminya memerah oleh kemarahan, dan tatapan matanya menusuk ke dalam jiwa Lana. Dengan gerakan tiba-tiba, Raka menarik tangan Lana dengan kuat, memisahkannya dari pria yang sedang bersamanya."Pergilah dari sini," desis Raka dengan suara rendah, tetapi penuh dengan otoritas.Lana terkejut oleh tindakan tegas suaminya. Dia mencoba menenangkan Raka dengan tatapan, tetapi pria yang sedang bersamanya seolah tidak menyukai perlakuan itu. Dengan wajah yang memerah karena kemarahan, pria tersebut melangkah maju, memasang badan di antara Raka dan Lana.Ekspresi wajahnya berubah menjadi kesal, tidak terima melihat wanita yang sedang bersamanya diperlakukan seperti itu, meski oleh suami sahnya sendiri."Dia bersama saya, jadi Anda tidak punya hak untuk—""Jangan campuri urusan kami," potong Raka, suaranya menggema di dalam bar yang semakin hening.Pria itu membalas dengan sikap yang tegas, "Saya ti

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Hangatnya pelukanmu

    Raka terdiam sejenak, membiarkan kata-kata Lana tergantung di udara. Namun, semakin lama dia mengamatinya, semakin kuat keinginannya untuk menghentikan aliran kata-kata itu dengan cara yang lebih intim. Perasaannya terombang-ambing antara marah, kecewa, dan sesuatu yang lebih dalam yang tidak bisa dia jelaskan.Tanpa sepatah kata pun, Raka mendekatkan dirinya pada Lana, tatapannya yang intens tidak pernah lepas dari mata istrinya. Dengan gerakan yang mantap, dia menempatkan tangannya di pipi Lana dan melingkarkan lengannya di sekitar pinggangnya. Dengan perlahan, dia menarik Lana lebih dekat, sehingga jarak antara mereka hanya beberapa sentimeter.Tidak ada kata yang terucap dari mulut Raka. Dia hanya melihat mata Lana, mencari tanda-tanda persetujuan atau penolakan. Dan kemudian, dengan perasaan yang mendalam, dia menutup mata dan mencium bibir Lana dengan lembut.Udara terasa tegang, detik berlalu seperti abadi saat bibir mereka bersentuhan. Rasa hangat yang menyertai ciuman itu mem

Bab terbaru

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Extra Part

    Saat salah satu perawat membuka bagian depan pakaian rumah sakit Lana, Lana merasakan udara ruangan menyapu lembut di sekeliling tubuhnya. Dia menatap Sera, bayi mungilnya, yang sekarang berada di dadanya. Detik itu, dunia di sekitarnya seakan melambat. Kulit Sera yang halus menyentuh kulitnya, menghadirkan kehangatan yang begitu mengalirkan kebahagiaan ke dalam hati Lana.Raka, yang sejak awal berdiri di sampingnya, menyaksikan momen ini dengan mata yang dipenuhi dengan kekaguman. Dia bisa melihat pancaran kebahagiaan dan cinta yang begitu kuat dari istrinya ketika Lana memeluk Sera dengan lembut. Napas lega keluar dari dadanya, seolah melepaskan semua kekhawatiran dan kecemasan yang telah membebani bahunya selama proses persalinan.Dengan perlahan, Raka meraih tangan Lana yang bebas dan menggenggamnya erat. Dia bisa merasakan getaran kebahagiaan dan kelegaan dari tubuh istrinya."Dia cantik, ya?" tanya Lana dengan suara yang penuh kebanggaan.Raka tersenyum, matanya masih tertuju pa

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Epilog

    Raka merasakan tekanan yang begitu besar menindih dadanya saat dia melihat Lana sedang berjuang dengan rasa sakit yang begitu hebat. Dia hampir tidak bisa menahan diri untuk tidak mencengkram tangannya erat-erat ketika melihat keringat membasahi wajah cantik istrinya. Setiap desahan dan setiap rintihan dari Lana menusuk hatinya dengan tajam, membuatnya merasa tak berdaya.Proses persalinan telah berlangsung hampir dua puluh empat jam, dan rasa sakit yang Lana rasakan semakin terasa intens. Raka merasa hampir tidak tahan melihat istrinya dalam keadaan seperti itu. Rasa khawatir Raka semakin bertambah karena usia Lana yang sudah mencapai lebih dari empat puluh tahun. Segala kemungkinan bisa saja terjadi, dan itu membuat Raka merasa takut kehilangan Lana. Namun, dia mencoba menepis semua pikiran negatif itu, berusaha untuk tetap kuat demi Lana dan bayi mereka.Ketika dokter kandungan, Dr. Hernandez, yang menangani Lana kembali memeriksa kondisi istrinya, Raka menghampiri dengan langkah

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Cinta yang tak pernah pudar

    Malam itu, suasana Miami begitu hangat dengan angin sepoi-sepoi yang mengalun lembut. Raka memutuskan untuk mengajak Lana makan malam romantis di sebuah restoran yang menyajikan pemandangan pantai yang menakjubkan. Saat mereka tiba di restoran, cahaya lampu gemerlap yang memantul di atas ombak memberikan nuansa yang begitu magis.Raka menggandeng tangan Lana sambil tersenyum lebar, matanya penuh dengan kelembutan saat menatap istrinya. "Ini malam yang sempurna, Sayang," ucapnya dengan suara lembut.Lana tersenyum sambil mengangguk setuju, matanya bersinar cerah. "Iya, ini begitu indah," sahutnya, memandang sekeliling dengan penuh kekaguman.Selama makan malam, Raka dan Lana terlihat begitu mesra. Mereka tertawa, berbagi cerita, dan saling bercanda seperti dulu kala. Sudah lama mereka tidak menikmati momen seperti ini bersama-sama.Tiba-tiba, Raka menyelinapkan sesuatu dari saku celananya. Sebuah kotak kecil berwarna biru terpampang di hadapan Lana. Mata Lana membulat kaget saat meliha

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Hadiah terindah

    Raka merasa sangat menyukai perut Lana yang semakin membesar, karena menandakan bahwa sebentar lagi wanita itu akan melahirkan putri mereka. Terlepas dari semua masalah yang terjadi, Raka berjanji pada dirinya sendiri bahwa Lana akan menjadi satu-satunya wanita dalam hidupnya dan ibu dari anak-anaknya."Merasakan tubuhmu adalah pengingat sempurna bagiku, Lana," ucap Raka dengan suara penuh kehangatan. "Kamu begitu luar biasa, dan aku sangat beruntung memilikimu sebagai istriku."Sambil berhati-hati supaya tidak menekan perut Lana, Raka menumpukan berat tubuhnya ke siku dan lutut, kemudian memosisikan Lana dengan lembut. "Kamu baik-baik saja, Sayang?" tanyanya dengan penuh perhatian.Lana tersenyum lembut, merasakan kehangatan dari dekapan Raka. "Aku baik-baik saja, Raka," jawabnya sambil mengangguk. "Aku bahagia bisa bersamamu."Raka tersenyum puas mendengarnya, lalu tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul dalam pikirannya. "Nama apa yang akan kita berikan untuk putri kita, Lana?" tanyanya

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Tidak ada kata pisah

    Setelah bermain dan menemani Aiden tidur, Raka melangkah dengan langkah-hati menemui Lana di kamarnya. Saat itu Lana sedang duduk di ranjang, membaca bukunya dengan ekspresi campuran antara konsentrasi dan kekosongan. Jejak-jejak air mata di sudut matanya masih terlihat meskipun dia berusaha menyembunyikannya.Saat Raka masuk, Lana meletakkan bukunya dengan lembut dan memandang ke arah Raka. Untuk sesaat, pandangan mereka bertemu. Sorot mata mereka menampilkan rasa penyesalan dan kerinduan yang tak terucapkan.Raka mendekati Lana dengan langkah perlahan, lalu memeluknya dengan penuh kerinduan. Lana membalas pelukan itu dengan erat, membenamkan wajahnya di dada Raka sambil menangis tersedu-sedu. "Maafkan aku, Raka... aku begitu bodoh dan egois," bisiknya dengan suara tercekat oleh tangis.Raka melepaskan pelukannya, lalu menghapus air mata Lana dengan lembut menggunakan jemarinya yang hangat. "Tidak, Lana... aku yang seharusnya minta maaf. Aku harusnya lebih sabar dan lebih memahami,"

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Pertemuan yang haru

    Sudah hampir enam bulan sejak Lana dan Aiden pergi meninggalkannya. Setiap hari, Raka merasa kehidupannya terasa hampa dan menyakitkan. Awalnya, dia merasa marah atas kepergian mereka, tetapi seiring berjalannya waktu, perasaan itu berubah menjadi rindu yang mendalam. Raka menyadari bahwa dia sangat merindukan kehadiran Lana dan Aiden di dalam hidupnya.Mencari cara untuk menemukan mereka, Raka akhirnya memutuskan untuk menyewa detektif swasta. Setiap hari, dia menantikan kabar dari detektifnya, berharap bisa mendapatkan petunjuk keberadaan Lana dan Aiden.Setelah berbulan-bulan menunggu dengan sabar, akhirnya detektif memberikan kabar bahwa mereka telah menemukan keberadaan Lana dan Aiden."Apakah kamu sudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan?" tanya Raka tanpa bisa menyembunyikan kegelisahannya.Detektif itu mengangguk. "Ya, Pak. Saya telah berhasil menemukan alamat anak dan istri Anda."Raka merasakan lega yang begitu besar. "Bagus. Di mana mereka berada?"Detektif itu memberika

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Miami

    Setelah percakapan yang menyakitkan di dalam mobil, Lana merasa semakin yakin bahwa keputusannya untuk meninggalkan Raka adalah yang terbaik bagi dirinya dan Aiden. Meskipun hatinya hancur, dia merasa bahwa dia harus melindungi dirinya sendiri dan anaknya.Ketika mereka tiba di kantor Raka, Lana berusaha menahan tangisnya saat berpisah dengan pria yang pernah dia cintai. Dia memberikan senyuman tipis, mencoba menyembunyikan rasa sakitnya di balik topeng ketegasan.Setelah berpisah dengan Raka, Lana segera kembali ke rumah dan mulai mempersiapkan semuanya untuk pergi. Dia mengemasi beberapa barangnya dan Aiden, bersiap-siap untuk meninggalkan semua kenangan yang ada di rumah itu.Saat siang menjelang, Lana menjemput Aiden dari sekolah. Anak itu senang melihat ibunya datang menjemputnya. Namun, kegembiraannya segera reda saat Aiden menyadari bahwa papanya tidak ikut."Mama!" serunya gembira sambil berlari mendekati Lana.“Hai, Sayang,” sapa Lana sambil menggendong Aiden dan membawanya m

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Tidak ada yang bisa menggantikanmu

    Lana merasakan beban yang tak terlukiskan di dadanya semakin berat ketika melihat Raka dan Aiden berdua. Meskipun berusaha menunjukkan wajah tenang, dalam hati, dia merasa hancur. Momen-momen seperti ini membuatnya semakin yakin bahwa keputusan yang akan dia ambil tidak akan mudah.Saat Raka mencium Aiden sebelum berangkat, Lana merasa seperti hatinya hancur berkeping-keping. Dia ingin menangis, ingin berteriak, tapi dia harus bertahan. Dia tidak bisa menunjukkan kerapuhannya di depan Raka, terutama di depan Aiden.Ketika Raka mendekatinya dan mencium pipinya, Lana hampir tak kuasa menahan air matanya yang ingin tumpah. Dia merasakan getaran perasaan campur aduk di dalam dirinya. Cinta, penyesalan, ketakutan, dan keputusasaan bersatu dalam satu rasa."Selamat pagi," kata Raka dengan senyum tipis yang mencoba menutupi ketegangan di antara mereka."Selamat pagi," jawab Lana dengan suara yang hampir bergetar.Aiden, yang tak menyadari keadaan tegang di antara kedua orang tuanya, tersenyu

  • Simpanan Tampan Wanita Mapan   Tidak ada jalan untuk kembali

    Raka menatap tajam Lana, tatapannya penuh dengan kekecewaan dan kemarahan yang sulit disembunyikan. "Bagaimana kau bisa melakukan ini kepadaku dan Aiden, Lana?" desisnya dengan suara penuh amarah, matanya menyala dengan api kemarahan. "Apakah belum cukup bagimu untuk mengkhianatiku dan pernikahan kita dengan menjalin hubungan kembali bersamanya?"Lana merasa dadanya terasa sesak mendengar kata-kata suaminya itu. Dia menatap Raka dengan tatapan penuh penyesalan. "Raka, aku tidak pernah bermaksud menyakitimu atau Aiden," ucapnya dengan suara yang penuh dengan kehancuran.Raka menatap Lana dengan penuh kekecewaan. "Kamu pikir aku bodoh, Lana?" bentaknya dengan suara gemetar. "Aku melihat semuanya dengan mata kepalaku sendiri. Jangan mencoba membodohiku dengan alasan-alasan yang malah membuatku semakin...."Lana menyela, "Aku tidak berbohong, Raka," ujarnya dengan suara yang rapuh. "Apa yang kamu lihat di restoran itu, itu tidak seperti yang kamu kira. Semuanya hanya kesalahpahaman."Raka

DMCA.com Protection Status