Home / Romansa / Simpanan Nyonya CEO / Bab 12. Mantan Majikan

Share

Bab 12. Mantan Majikan

Author: Andy Lorenza
last update Last Updated: 2024-05-10 23:18:05

“Kamu harus tetap fokus dan rajin bekerja sesuai dengan pekerjaan yang aku percayakan padamu sekarang,” ulas Cindy.

“Tentu Tante, aku janji akan bekerja sebaik mungkin dan berusaha untuk tidak mengecewakan Tante nantinya,” janji Roy.

“Oh ya Roy, besok aku akan beliin kamu HP agar sewaktu-waktu dapat aku hubungi baik saat aku berada di luar kantor maupun saat kamu berada di kos-kosan ini,” ujar Cindy.

“Nggak usah Tante, aku punya HP kok. Hanya saja HP ku itu ketinggalan di rumah majikanku sebelum aku jadi gembel di bawah jembatan, besok sepulang dari kantor aku jemput,” tutur Roy, Cindy terlihat kerutkan keningnya.

“Majikan? Jadi sebelum kamu jadi gembel di bawah jembatan itu, kamu bekerja dengan seseorang?” tanya Cindy, Roy menganggukan kepalanya.

Cindy sebenarnya ingin bertanya lebih jauh lagi mengenai Roy yang sebelumnya memiliki majikan, akan tetapi karena ia musti pulang ke rumah maka ia urungkan.

“Ya udah kalau begitu aku pamit pulang dulu, Roy. Soal kamu yang akan menjemput HP d
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 13. Bertemu Kembali

    “Iya Bi, namanya Supri. Katanya dia ke sini ingin meminta barang-barang Mas Roy berupa dompet dan Hp nya yang ketinggalan, benarkah dompet dan HP Mas Roy ketinggalan Bi?” tanya Pak Rudi.“Iya benar, Pak Rudi. Dompet dan HP Mas Roy yang ketinggalan di kamarnya itu sekarang ada di kamar kami, sebentar aku akan ambilkan lalu kita bareng-bareng temui teman Mas Roy itu.” ujar Bi Surti, Pak Rudi menanggapinya dengan menganggukan kepala.Seperti yang tadi dikatakan Bi Surti begitu ia telah mengambil dompet dan HP milik Roy di kamar, mereka pun sama-sama menemui Supri yang masih berdiri di depan pos satpam.Rupanya Roy sengaja minta tolong pada supir taksi yang bernama Supri itu untuk meminta HP dan dompetnya pada penghuni rumah mewah itu, sementara dia menunggu di dalam mobil taksi itu.“Benar Mas temannya Mas Roy?” sapa dan tanya Bi Surti pada Supri saat pembantu mantan majikan Roy bernama Angel itu tiba di depan pos satpam.“Benar Bi, aku memang temannya Bang Roy. Oh ya, dompet dan HP Bang

    Last Updated : 2024-05-12
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 14. Kembali Ke Kantor

    “Dia temanku yang juga tinggal di bawah jembatan di kawasan itu,” jawab Roy, ketiga pembantu Angel itupun tampak manggut-manggut. “Hidup di kota besar seperti Kota Jakarta ini memang keras Mas, kalau Mas Roy nggak sanggup tinggal di sana kembalilah ke rumah ini aku yakin Nyonya pasti mau menerima Mas Roy lagi. Bukan begitu, Bi?” ujar Bi Ratni sembari bertanya pada Bi Surti akan kepastian yang dia sampaikan itu. “Benar Mas Roy, Nyonya sangat menyesal karena nggak memperdulikan penjelasan Mas Roy pada saat Tuan Anton menuduh Mas dan Diana berbuat tak senonoh di kamar tamu. Nyonya juga waktu itu ingin mencari tahu keberadaan Mas Roy di mana, bahkan sampai mengecek HP Mas yang aku simpan di kamar,” tegas Bi Surti. “Hemmm, meskipun Tante menerimaku rasanya aku nggak mungkin kembali ke rumah ini lagi Bi. Meskipun aku jadi gembel di bawah jembatan dan untuk penyambung hidup musti memulung, tapi aku merasa nyaman kok. Mungkin karena udah terbiasa setelah beberapa hari berjuang dengan bek

    Last Updated : 2024-05-14
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 15. Suami Cindy

    “Ya udah, lanjutin kegiatan bareng teman-temanmu di perpustakan. Lain kali aku telpon lagi dan sampaikan salamku sama Ayah dan Ibu,” ujar Roy.“Baik Kak.” obrolan dan panggilan melalui sambungan ponsel itu pun diakhiri.Sebuah pesawat dari Singapura mendarat di Bandara Soekarno Hatta, setelah turun seorang pria berpakaian rapi ala pebisnis langsung naik ke mobil mewah jenis Alphard. Kurang lebih 1 jam kemudian mobil mewah yang naiki pria itu tiba di halaman sebuah rumah mewah, si supir nampak buru-buru turun dan setelah membuka pintu mobil bagian tengah di mana pria itu duduk supir itupun membuka bagasi belakang mengambil barang-barang bawaan lalu membawanya ke dalam rumah mewah itu.Seorang wanita paruh baya nampak berjalan tergesa-gesa menyongsong pria yang baru saja masuk ke dalam rumah mewah itu, setelah berhadap-hadapan wanita paruh baya itupun memberi hormat.“Selamat datang Tuan,” ucapnya, pria berpakaian rapi itupun tersenyum.“Cindy di rumah, Bi?” tanya pria yang dipanggil T

    Last Updated : 2024-05-17
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 16. Pancingan Liar Clara

    Seperti biasa hampir setiap hari minggu atau hari libur kerja Cindy kumpul bareng teman-temannya yang tergabung dalam genk Tante-tante sosialita, acara kumpul bareng itu tentu saja di tempat yang mewah baik itu di restoran maupun cafe dan juga ruangan hotel yang menyediakan tempat untuk pertemuan.Jika dua pertemuan terakhir mereka di restoran dan cafe mewah, kali ini di ruangan hotel yang berbintang.“Apa kabar Jeng Cindy?” sapa salah satu temannya yang tergabung dalam genk Tante-tante sosialita itu.“Baik, kamu sendiri gimana Jeng Clara? Bisnis lancarkan?” sapa balik Cindy diiringi senyum ramahnya.“Ya begitulah, nggak bisa dibayangkan jika hari libur ini nggak kita nikmati dengan kumpul bareng seperti ini. Dalam seminggu sibuk di kantor, kemudian di rumah selalu bete dan bosan karena nggak ada perubahan sedikitpun suasananya,” jawab Clara.“Suamimu masih sibuk dengan pekerjaannya di luar negeri?” kembali Cindy bertanya.Terdengar tarik napas berat Clara “ Huuuuuf, terlalu sibuk mal

    Last Updated : 2024-05-20
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 17. Ke Night Club

    Cindy tak sempat turun dari mobilnya karena begitu ia tiba di depan kos-kosan Roy, Roy langsung menghampiri dan naik ke mobil mewah itu.“Kamu bisa nyetir Roy?” tanya Cindy saat mobil yang ia kemudikan sudah cukup jauh meninggalkan kos-kosan Roy.“Belum Tante,” jawab Roy diiringi senyumnya.“Kalau motor gimana?” tanya Cindy lagi.“Kalau motor aku bisa, Tante. Meskipun di desa aku nggak punya motor, tapi aku pernah belajar dan jalan bareng teman-teman,” jawab Roy lagi, Cindy nampak manggut-manggut saja.Tak terasa saat berkeliling Kota Jakarta, tadinya sore kini malam telah menjelang. Cindy merasa heran kenapa berjam-jam bersama Roy tak membuatnya bosan, justru sebaliknya ia merasa happy.Atau mungkin karena Roy sangat menyenangkan diajak ngobrol dengan sesekali bergurau? Atau karena sesuatu yang membuat Cindy betah berlama-lama bersamanya?Mobil sedan mewah yang dikemudikan Cindy sekarang berhenti di sebuah restoran, setelah memarkirkan di tempat parkir yang disediakan ia dan Roy pun

    Last Updated : 2024-05-29
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 18. Chek In Di Hotel

    Karena tak ingin tampak tegang dan membuat Cindy malu, Roy berupaya untuk menyesuaikan diri. Tangan Roy digandeng hingga ke sebuah meja yang di sana terdapat kursi sofa, Roy pun ikut duduk di sana berbarengan wanita yang sejatinya merupakan atasannya di kantor itu.Cindy yang tahu Roy pasti tak pernah masuk ke dalam night club, maka dia yang mengambil peranan mulai dari membuka botol yang berisi minuman di atas meja hingga menuangkannya ke dalam gelas yang juga tersedia di atas meja itu.“Mari Roy, kita bersulang!” ajak Cindy, Roy pun mengangguk.Setelah mentos gelas yang telah berisi minuman mahal itu di tangan mereka, mereka pun meneguknya. Tentu saja Roy kembali merasa asing akan hal yang tak pernah ia lakukan termasuk meminum minuman botol yang dituangkan Cindy ke dalam gelas di tangannya itu, di samping rasanya baru kali pertama ia rasakan minuman itu juga mengandung alkohol meskipun dalam kadar rendah.“Cukup Tante, jangan tambah lagi!” pinta Roy ketika Cindy untuk kesekian kali

    Last Updated : 2024-06-04
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 19. Terbakar Gairah

    Ruangan kamar VIP yang dipesan Cindy memang luas dan tentu saja mewah kesannya, jangankan untuk dua orang untuk 3 pasangan sekaliguspun kamar itu masih memadai.Masalahnya di sini Roy tak menyangka jika Cindy hanya memesan satu kamar saja di hotel mewah itu, sementara Roy tentu saja merasa tak karuan dan tak tahu harus berkata maupun bertanya apa pada atasannya di kantor perusahaan itu.Dengan sungkan Roy yang diajak masuk ke kamar itu oleh Cindy mengekor di belakang, karena tak tahu harus bersikap apa Roy pun hanya mengitari pandangannya ke seluruh ruangan kamar yang ia masuki itu.Melihat sikapnya Roy bukan saja baru pertama kali masuk ke kamar hotel mewah, melainkan juga merasa risih berduaan dengan Cindy di kamar itu.“Sini Roy! Loh, kok malah bengong?” ajak Cindy duduk di kursi sofa yang juga tersedia di dalam kamar itu berjarak sekitar 4 meter dari ranjang dan bertaut dengan dinding.“I.. Iya Tante,” Roy tergagap lalu menghampiri Cindy yang lebih dulu duduk di sofa itu.“Kamar i

    Last Updated : 2024-06-08
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 20. Klimaks Beruntun

    Jika awalnya Cindy yang nampak agresif, namun saat ini diambil alih oleh Roy hingga membuat CEO cantik perusahaan itu merasa melayang akan gerakan-gerakan yang dilakukan Roy terhadap seluruh bagian tubuhnya terutama di area sensitif.Gerakan-gerakan yang dilakukan Roy makin intens hingga Cindy tak mampu membendung sesuatu hal yang dahsyat ingin ke luar dari dalam tubuhnya, tubuh Cindy mengejang beberapa detik lalu terkulai lemas diiringi lenguhan birahi mengapai titik klimaks percintaan di ranjang.Roy yang mengetahui hal itu segera hentikan gerakan-gerakan liarnya, ia seperti sengaja agar Cindy menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja ia raih. Setelah dirasa keadaan tubuh Cindy normal kembali dengan berpedoman tarikan napasnya yang sudah teratur, Roy kembali melakukan gerakan-gerakan liarnya.Awalnya Roy memaju mundurkan tubuhnya perlahan-lahan, namun semakin lama semakin cepat hingga kembali Cindy merasakan tubuhnya bak terbang ke langit yang ketujuh. Cindy tak mampu lagi menah

    Last Updated : 2024-06-13

Latest chapter

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 179. Godaan Birahi Alice

    Alice benar-benar merasa surprise dengan semua itu, rasa penasarannya ingin mengelilingi seluruh kawasan Pulau Bali pun terpenuhi.“Apa di sini ada night club, Roy?” tanya Alice ketika ia merasa puas berkeliling.“Ada beberapa buah night club di pulau ini, emangnya kamu mau ke sana?” jawab Roy lalu balik bertanya.“Ya, aku mau happy-happy di sana melewati malam ini hingga nanti kembali ke hotel. Kamu bisa antarkan aku ke night club paling besar dan ramai di sini?” pinta Alice.Roy yang maklum jika hampir seluruh turis yang berkunjung ke pulau itu hobi ke night club di saat malam, maka Roy memenuhi permintaan Alice dengan mengarahkan mobil yang ia kemudi itu ke salah satu night club terbesar di Bali.Yang namanya night club tentu tak asing lagi jika di dalamnya terdapat berbagai jenis minuman, mulai dari minuman berkadar alkohol rendah hingga tinggi. Di sana juga terdapat music room, biasa pula digunakan untuk berdansa dan melantai bagi para pengunjung.Suasana di dalam ruangan night c

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 178. Menemani Alice

    “Mungkin karena aku baru pertama kali berkunjung ke sini dan juga tadi siang aku ikut dalam rombongan para turis yang kamu jemput serta antar, aku merasa nyaman dengan cara kamu mengemudi makanya aku meminta kamu,” jelas Alice, Roy hanya menanggapi dengan senyum ramahnya.“Gimana kalau kita jalan sekarang, Roy?” sambung Alice.“Oke, mari!” jawab Roy, mereka pun sama-sama berdiri lalu Roy mengajak Alice menuju mobil yang tadi ditunjukan oleh Ardi di depan lobi hotel itu.Roy dan Alice menghampiri sebuah mobil jenis Pajero Sport yang di parkir di depan lobi hotel itu, setelah mereka naik mobil yang dikemudikan oleh Roy itupun bergerak menuju jalan raya meninggalkan halaman dan kawasan hotel mewah itu.Mobil yang dikemudikan Roy sengaja dilajukan santai, tujuannya agar Alice dapat menikmati panorama di sisi kanan dan kiri jalan raya yang dihiasi lampu-lampu. Memang sangat berbeda suasana jalan raya ketika malam di bandingkan siang hari, kebanyakan dari pengendara sengaja melaju perlahan

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 177. Roy Dan Alice Bertemu

    “Hemmm, iya Non makanya hotel kami ini sangat senang bekerja sama dengan kantor perusahaan pariwisata tempat Roy bekerja itu dan kerja sama itu udah terjalin sejak lama dan saya pribadi telah juga telah lama kenal dengan Roy sebagai salah seorang karyawan di perusahaan pariwisata itu,” tutur Ardi.“Berapapun biayanya nanti aku akan bayar, aku cukup terkesima dengan keindahan pulau ini dan ingin tahu lebih banyak lagi kawasan-kawasan lainnya dan dinikmati keindahannya di malam hari,” ujar Alice gembira sekaligus penasaran.“Apakah Non Alice sebelumnya telah pernah berkunjung ke pulau ini?” tanya Ardi.“Belum pernah, ini untuk yang pertama kalinya aku berkunjung ke sini dan kebetulan saat ini aku sedang libur semester,” jawab Alice, wajahnya begitu ceria dan makin cantik. “Apakah Non Alice sebelumnya telah pernah berkunjung ke pulau ini?” tanya Ardi.“Belum pernah, ini untuk yang pertama kalinya aku berkunjung ke sini dan kebetulan saat ini aku sedang libur semester,” jawab Alice, waja

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 176. Turis Muda Cantik Dan Tajir

    Itulah nilai plus seorang Viola, selain berwajah cantik dan berprofesi sebagai CEO, dia juga gadis yang rajin beribadah. Roy benar-benar pria yang beruntung dapat mengambil tempat di hati gadis itu sebagai salah satunya pria yang di cintai, selama ini sudah banyak pria yang ingin dekat dengan Viola akan tetapi semua itu hanya sebatas sahabat biasa saja.Tapi masalahnya sekarang, apakah Viola akan tetap mencintai dan menganggap Roy sebagai kekasihnya jika Roy menceritakan tentang masa lalunya itu? Dan bagaimana pula dengan rencana Pak Husein akan menjodohkan Viola dengan Rehan dalam waktu dekat ini?****Sore itu ketika Roy mengantar para turis ke sebuah hotel dan kebetulan itu adalah trip terakhir tugas Roy di lapangan dan akan kembali ke kantor lalu pulang ke kediamannya, tiba-tiba saja seorang pria menghampirinya ketika hendak naik ke atas mobil operasional.“Roy tunggu dulu..!” panggil pria itu, Roy pun hentikan langkah dan membalikan tubuhnya.“Eh, Bang Ardi rupannya. Ada apa Bang

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 175. Mantapkan Rencana Perjodohan

    “Ya, aku ingat kita memang pernah membicarakan itu. Lantas gimana dengan rencana kita itu, Hamid? Apakah Rehan akan setuju jika dijodohkan dengan Viola? Soalnya waktu itu kamu bilang Rehan belum memberi jawaban ketika kamu tanyakan,” tanya Pak Husein.“Hemmm, benar Husein karena Rehan telah memberi jawaban jika dia bersedia untuk dijodohkan dengan Viola makanya aku mengajak kamu ketemuan dan membicarakannya lagi,” tutur Pak Hamid diiringi senyumnya.“Wah, baguslah jika Rehan udah memberi jawaban dan setuju,” ujar Pak Husein senang.“Lalu gimana dengan Viola sendiri? Apakah dia bersedia dijodohkan dengan Rehan?” Pak Hamid balik bertanya.“Viola memang belum aku tanya apakah dia bersedia atau nggak jika dijodohkan dengan Rehan, tapi kamu nggak usah kuatir belum lama ini aku telpon dia dan menanyakan apakah dia udah menemukan pria yang akan ia jadikan calon suami, soalnya dulu juga pernah aku tanyakan begitu, dia meminta diberi waktu.” Jawab Pak Husein.“Lalu Viola jawab apa ketika kamu

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 174. Tersentak Dari Lamunan

    Namun Pak Hamid bahkan Pak Husein sendiri belum tahu jika Viola tidak ada perasaan apa-apa pada Rehan sejak bertemu minggu lalu, sosok Rehan bagi Viola tak ubahnya sebagai kenalan biasa dan tak ada yang spesial ia dilihat di diri Rehan selain pemuda yang kaya raya semata.****Malam itu cuaca mendung, tak lama gerimis pun turun. Roy yang duduk di teras di temani segelas kopi hangat dan sebungkus rokok, nampak bermenung dengan tatapan kosong ke arah gerimis yang semakin lama semakin rapat turun membasahi halaman kediamannya itu.Sepertinya perasaan pria tampan itu tidak sedang baik-baik saja hingga membawanya larut dalam lamunan, jika masalah pekerjaan yang ia lakukan di lapangan sampai dengan hari ini belum pernah dijumpai baik itu pada para turis maupun pada kantor tempat ia bekerja.Tiba-tiba saja Roy tersentak dari lamunannya ketika ponsel yang ia letakan di atas meja di antara gelas kopi dan rokoknya berbunyi, Roy pikir yang melakukan panggilan itu adalah Viola, ternyata setelah i

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 173. Rehan Bertanya Perjodohan

    “Loh kok gitu?” Bi Surti ikut merasa kecewa.“Ya, mau gimana lagi Bi. Aku sih berharap Roy dan kekasih itu akan langgeng dan dapat memperjuangkan cinta mereka hingga pelaminan, tapi kalau nggak Roy pastinya akan kembali ke sini bersama kita,” tutur Angel di antara dua harapan.“Ya, mau gimana lagi Bi. Aku sih berharap Roy dan kekasih itu akan langgeng dan dapat memperjuangkan cinta mereka hingga pelaminan, tapi kalau nggak Roy pastinya akan kembali ke sini bersama kita,” tutur Angel di antara dua harapan.“Moga saja Mas Roy segera mendapatkan solusinya atas semua yang sedang ia hadapi sekarang,” ucap Bi Surti.“Moga saja Bi, akupun berharap begitu.” ulas Angel.****Malam itu di Qatar tepatnya di kediaman Pak Hamid, di ruangan tengah nampak Pak Hamid, Bu Qoira dan Rehan duduk. Tak biasanya Rehan ikut duduk bersama kedua orang tuannya itu, setelah makan malam bareng Rehan biasanya duduk di teras sejenak lalu pergi jalan ke luar dan pulang sekitar jam 11 malam.“Tumben, kamu duduk baren

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 172. Di Antara Dua Harapan

    “Bukan gitu Viola, aku hanya bicara sesuai dengan faktanya jika dia memang sepadan dengan kamu bila di bandingkan dengan aku,” ulas Roy.“Kan tadi udah aku bilang kalau dia dan semua yang ia miliki nggak membuatku tertarik sama sekali, Papi bahkan mungkin juga Mami sangat setuju tapi nggak dengan aku,” tegas Viola.“Lalu kita harus bagaimana sekarang? Papimu pastinya nggak akan merubah keputusannya bahwa dia nggak setuju jika kamu dan aku menjalin hubungan?” tanya Roy.“Aku nggak peduli dengan itu, semuanya udah aku ceritakan pada Opa dan Oma. Mereka nggak setuju jika aku menikah karena dijodohkan Papi. Opa dan Oma sangat marah begitu mengetahui jika Papi akan menjodohkan aku dengan Rehan,” tutur Viola.“Opa dan Oma mu juga tahu jika Papimu nggak setuju dengan aku?” tanya Roy.“Iya, tadi juga aku ceritakan pada mereka perihal Papi nggak setuju dengan hubungan kita. Aku dan Opa begitu juga Oma sedang mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan pada Papi dan Mami, kalau pria yang akan m

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 171. Hampir Saja

    “Iya Pak, apa yang dikatakan Viola ada benarnya juga. Jika saat ini kita sampaikan, bukan tidak mungkin Husein nggak bisa menerima atau mau menyadari jika perjodohan itu bukan cara yang terbaik demi ingin putrinya menikah,” Oma menenangkan Opa yang telah tersulut emosi.Saat jam istirahat kerja siang itu Roy menuju sebuah restoran yang waktu ia kunjungi bersama Angel, sepertinya Roy merasa ketagihan untuk makan di samping lokasinya yang juga indah dekat dengan bibir pantai.Setelah memilih sebuah meja di dalam restoran itu, Roy merogoh ponsel yang ia taruh di saku celananya lalu melakukan panggilan.“Hallo Mas,” sapa seorang wanita yang baru saja dihubungi Roy itu.“Hallo juga Viola.” Sahut Roy.“Mas lagi di mana? Sekarang kan udah waktunya istirahat dan makan siang?” tanya wanita itu yang ternyata Viola.“Ya Viola, karena udah masuk jam istirahat siang makanya aku menghubungi kamu. Sekarang aku udah berada di sebuah restoran yang lokasinya indah serta menu-menunya sangat lezat.” jawa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status