"Aaakkhh ... Masss!" desah wanita itu saat tubuh moleknya yang telanjang tergolek lemas di atas ranjang dipacu oleh gairah yang pekat. Peluh bercucuran membasahi seluruh badannya kala pria yang sebentar lagi menyandang status duda itu merajai raganya. Memang sudah setahun lebih wanita itu menjanda jadi agak haus belaian lawan jenisnya. Beberapa bulan terakhir ini Yuni Sahara sudah menolak ajakan untuk 'ngamar' bersama rekan sesama anggota dewan di komisi VI itu. Namun, akhirnya pertahanan dirinya terbobol juga.Entah apa yang merasukinya hingga siang itu ia setuju untuk dibawa ke Hotel Shangrilla untuk melayani hasrat terpendam sang pejabat wakil rakyat itu. Mungkin karena ada kesempatan dalam kesempitan itulah maka terjadi kekhilafan pertamanya.Agenda dewan perwakilan hari itu memang dibubarkan lebih awal karena besok akan memberangkatkan anggota beberapa komisi kerja dewan ke Den Haag, Belanda untuk studi banding bidang hukum serta perizinan investasi."Yun ... punya kamu sempit
Agus agak terkejut dengan sapaan wanita tak dikenal di butik Anita itu. Namun, ia menjawab ramah, "Selamat sore, Bu. Nggak kok, saya mau menemui Mbak Anita, pemilik butik ini.""Mas, apa boleh minta foto bareng buat dipamerkan ke anak cowok saya yang bungsu? Dia ngefans sama Mas Agus!" Bu Yuswanti mengeluarkan ponsel pintar miliknya dari tas kerjanya.Pemuda itu tersenyum ramah dan mengangguk. "Silakan, Bu!"Mereka berdua pun berdiri bersebelahan dan berpose foto selfie. Jemari tangan Bu Yuswanti terangkat membentuk V sembari tersenyum lebar. "Cekrek ... cekrek ... cekrek ...!" Bunyi kamera ponsel pintar milik pengacara perceraian Anita itu."Makasih ya, Mas Agus! Sukses untuk final AFC Cup nya besok, semangat!" ucap Bu Yuswanti sambil berjabat tangan dengan Agus sebelum berlalu meninggalkan pemuda itu yang masih syok dengan kehebohan ala ibu-ibu yang rempong abis itu.Agus mengetok pintu kantor Anita lalu masuk. "Ehh ... Mas Agus, jemputnya selalu on time deh. Yuk kita berangkat se
Puncak perjuangan timnas AFC Indonesia akhirnya tiba hari ini, mereka sudah bersiap di tengah lapangan hijau Stadion KLFA di Cheras, Kuala Lumpur. Stadion itu mampu menampung 18.000 penonton di tribunnya.Sungguh kebanggan tersendiri bagi para pemain muda timnas Indonesia yang sebagian besar berjuang pertama kalinya membela tanah air di ajang sepak bola untuk kawasan Asia, tak terkecuali Agus Sampurna yang dipercaya menjadi kapten kesebelasan timnas.Lagu kebangsaan Malaysia 'Negaraku' dikumandangkan serta dinyanyikan bersama oleh para pemain timnas Malaysia beserta sebagian besar penonton yang memadati tribun Stadion KLFA itu. Selanjutnya disusul lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' dikumandangkan juga serta dinyanyikan penuh rasa haru oleh para pemain timnas Indonesia dengan tangan kanan memegang dada kiri mereka.Ketika lagu 'Indonesia Raya itu selesai dinyanyikan, para suporter asal Indonesia yang turut menonton di Stadion KLFA menggemakan lagu 'Garuda di Dadaku' yang menjadi pengobar
Pintu ruang kantor Gustav Gonzales diketok dari luar dan Emilio Ruiz yang membukakannya. "Ohh ... Senhor Mourinho! Silakan masuk," sambut Gustav seraya berjalan dari meja kerjanya lalu menjabat tangan pria paruh baya yang sangat dihormati di dunia persepakbolaan internasional itu. (Senhor artinya tuan dalam bahasa Portugis)(Author note: Guys, aku ingatkan ini novel fiksi ya, jangan disamain dengan di real life! Kali ada nama tokoh yang sama di dunia nyata.)Jose Mourinho, pelatih sepak bola asal Portugal itu dipersilakan duduk oleh bos FC Barcelona di sofa kantornya. "Jadi ... apa Anda setuju untuk melatih Barça musim ini, Senhor?" tanya Gustav tanpa basa basi. Dia memang ingin mengganti pelatih klub bolanya yang sekarang untuk memperbaiki performa FC Barcelona yang mulai menurun dari musim ke musim.Kemudian Jose Mourinho menanggapinya dengan tawa ringan. "Tentu, kurasa saya sedang ingin berganti suasana. Mister Gustav Gonzales, Anda membeli banyak pemain debutan berusia muda. Itu
Langkah kaki pria gempal sedikit botak itu menimbulkan debar kencang di dalam dada Nyonya Laksmi beserta Agus dan Anita hingga ia tiba di hadapan mereka bertiga."Laksmi, kamu tak perlu menyalahkan anakmu dan Agus. Ini semua sudah jadi jalan takdir dari Tuhan. Aku juga nggak suka anakku dijadikan mainan sama Radit selama ini, apa kamu pikir Radit itu menantu yang baik?" ujar Pak Subroto Hadinegoro merangkul bahu istrinya."Tapi, Paaa ...," protes Nyonya Laksmi terpotong ucapan suaminya lagi."Kalau kamu mau baca berita lebih update dibanding nonton sinetron atau film India mungkin kamu bakal tahu kalau si Agus ini pemain sepak bola kebanggaan Indonesia. Nggak kalah dia sama si Radit, yang jabatannya pejabat!" lanjut Pak Subroto meyakinkan istrinya.Nyonya Laksmi masih belum paham apa yang dimaksud oleh suaminya. Dia masih menganggap Agus sebagai sopir puterinya. "Sudah kita daripada jadi tontonan orang gara-gara ribut di sini mendingan pulang ke rumah aja buat lanjut ngobrolnya!" aja
Alunan musik ala Timur Tengah terdengar mengiringi gerakan tubuh Anita meliuk-liuk, bukan goyang ngebor ala Inul Daratista, yang ini lembut mendayu-dayu. Pinggangnya berputar dan bergoyang seiring langkah kaki jenjangnya yang mulus dan tangannya terangkat ke atas ke bawah menari lemah gemulai.Seperti biasa jantung Agus berdetak lebih kencang seperti genderang mau perang, dia ingin segera merengkuh tubuh seksi itu ke dalam dekapannya dan melakukan banyak hal yang menarik dengan bibir dan lidahnya. Namun, sebelum Anita menarikan Belly dance di hadapan pemuda itu, dia sudah mengikat kedua tangan Agus di belakang punggungnya seperti sandera perang. Dia kuatir Agus kalap dan menubruknya sebelum tariannya usai.Dan akhirnya Agus harus puas memandangi tarian pembangkit gairah itu yang membuatnya seolah ingin meneteskan air liurnya serta menyebabkan bagian dalam celananya menggembung. Tatapan matanya membuat wajah Anita merona malu. Setelah 20 menit berlalu tarian erotis itu pun usai, Anit
Pesawat Malaysia Airlines itu mendarat di Bandara Internasional Barcelona-El Prat pada pukul 14.00 waktu setempat. Agus turun dari pesawat dan menenteng ranselnya menuju ke bagian kargo pengambilan koper di bandara.Setelah mendapatkan kopernya yang hanya berisi pakaian dan barang perawatan pribadinya, Agus menyeret koper itu ke gerbang kedatangan penumpang internasional. Di deretan penjemput penumpang, dia melihat pria necis berjas mengangkat papan kertas bertuliskan 'Welcome Mr. Agus Sampurna' lalu ia pun berjalan mendekat dan menyapa dalam bahasa Inggris.(Percakapan selama di Spanyol akan langsung diterjemahkan ke bahasa Indonesia.)"Halo, Tuan Emilio Ruiz. Terima kasih sudah menjemput saya," sapa Agus dengan sopan.Pria Spanyol itu memberi kode bawahannya untuk membawakan koper milik Agus seraya menjawab, "Hai, Agus. Selamat datang dan selamat bergabung di Barça. Kita akan ke kantor Mr. Gustav Gonzales sebelum mengantarmu ke kondominium tempat tinggalmu, oke?""Tentu, Sir. Saya i
Kali ini Agus datang lebih awal untuk latihan perdananya bersama rekan-rekan setimnya di FC Barcelona. Tatapannya saat memasuki lapangan hijau Stadion Camp Nou seolah takjub bagaikan mimpi. Namun, dia tidak ingin terlihat kampungan jadi Agus menguasai dirinya kembali.Pemain Barça yang melihatnya pertama kali juga sama-sama anak baru di klub bola raksasa asal Spanyol itu. Pedro Van Bergen, pemain muda asal Amsterdam, Belanda."Halo, kenalkan aku Pedro Van Bergen. Kau siapa?" Pemuda asal Belanda itu mengulurkan tangan kanannya kepada Agus.Agus segera menyambutnya dengan menjabat tangan Pedro. "Halo juga, Pedro. Namaku Agus Sampurna dari Indonesia," balasnya.Mereka ternyata sama-sama baru direkrut oleh Gustav Gonzales dan tiba di Barcelona kemarin sore. Pedro juga tinggal di lokasi kondominium tempat Agus masuk kemarin, hanya berbeda lantai, pemain muda asal Belanda itu tinggal di lantai 12. Tak lama kemudian para pemain lain juga mulai berdatangan dan memenuhi lapangan hijau Stadion
Gustav Gonzales berdiri menatap piala Copa Del Rey yang berdiri tegak di rak kaca pajang di kantornya. Di dinding hall of fame ruangan itu terpajang momen-momen selebrasi kemenangan tak terlupakan yang telah dijalani oleh sang kapten Agus Sampurna.Sepuluh tahun sudah pemuda asal sebuah kampung di Indonesia membela timnya. Pria itu membawa kejayaan bagi FC Barcelona dalam setiap tetes peluh perjuangannya. Kini tiba saatnya untuk mengucap sebuah kata perpisahan dengannya."TOK TOK TOK.""Masuk!" sahut Gustav dari dalam ruang kantornya. Dia sudah menunggu kedatangan pria yang dia kasihinya selama 10 tahun belakangan, yang menjadi kesayangan Barcelonistas juga."Selamat siang, Señor Gustav," sapa Agus dengan tatapan sendu dibarengi hati yang tegar. Baginya saat ini sungguh berat, separuh jiwanya telah ada bersama Barça selama satu dasawarsa.Pria berdarah Spanyol itu bergegas mendekati Agus dan memberikan pelukan eratnya. Dia menepuk-nepuk punggung Agus dengan mata basah. Rasanya terlalu
Sebuah kejutan yang terjadi di Final Match Copa Del Rey (Piala Raja Spanyol) musim kali ini, klub FC Levante berhasil naik kelas dengan bertemu juara bertahan FC Barcelona di babak puncak perjuangan itu.Mantan kapten FC Barcelona yaitu William Aufbahn rupanya membuktikan performa terbaiknya bersama tim barunya, FC Levante. Pria asal Perancis itu bermain dengan sangat mengesankan, membuat gol-gol jitunya bersama rekan-rekannya dalam setiap pertandingan.Kekecewaannya terhadap Barça dalam hal ini mantan bosnya yang melecut semangatnya untuk bangkit. Bahkan, William Aufbahn masih belum bisa move on dengan perasaan cintanya kepada Paula Simona Gonzales, adik perempuan bos Barça yang justru menikahi striker baru asal Argentina itu yang kini merumput bersama tim Blaugrana di Barcelona.William Aufbahn sekali lagi berhadapan dengan Agus Sampurna memperebutkan bola tendangan pertama di garis tengah lapangan hijau setelah peluit wasit berbunyi."Priiittt!"Bola bergulir ke kaki Jorge Barrocel
"Pak ... mohon sedekah ... saya belum makan sejak kemarin ...," ucap Radit dengan tangan menengadah di depan kaca jendela mobil yang berhenti di lampu lalu lintas yang menyala merah.Tiba-tiba beberapa pria berseragam Satpol PP ibukota bergegas mendekat ke arah Radit dengan tatapan tak bersahabat."Hey, kamu! Dilarang mengemis di lampu merah, jangan kabur kamu! Ayo ikut ke kantor!" teriak petugas Satpol PP mengacungkan tongkat hitamnya yang keras ke arah Radit yang lari tunggang langgang menghindari kejaran Satpol PP itu.Sayangnya Radit tertangkap dan kedua petugas Satpol PP itu sudah bersiap memukulinya dengan tongkat hitam yang keras. "TIDAAAAKKKKK!!!" jerit Radit kencang yang membangunkan ketiga rekan satu selnya jelang pagi itu.Pak Untung Saripan dan Pak Bintoro Wasesa mendekati ranjang Radit lalu menepuk-nepuk badan Radit agar pria itu terbangun daru mimpi buruknya yang membuatnya sampai mengigau berteriak-teriak."Pak ... Pak ... bangun, Pak Radit!" ujar Pak Bintoro yang beru
"Hey Satria, papa kamu keren banget! Dia idolaku," ucap Jordan Ralleigh, teman sekolah Satria Sampurna di sekolah Taman Kanak-kanak di Barri Gothic."Aku juga ngefans dengan Kapten Agus, tendangannya jitu dan jarang sekali meleset dari gawang!" timpal anak yang lain.Sementara bocah yang ayahnya dipuji oleh teman-temannya itu tersenyum lebar. "Tentu saja, papaku memang keren. Larinya secepat kilat dan badannya seperti Hercules!" sahut Satria dengan bangga.Sesampainya di depan butik mamanya, Satria pun melambaikan tangannya kepada rombongan teman-teman sekolahnya yang berjalan kaki menjauh meneruskan perjalanan pulang ke rumah mereka masing-masing yang terletak tak jauh dari situ."TING." Bel pintu butik penanda ada tamu yang datang berbunyi."Mamaaa ...," panggil Satria manja lalu menubruk tubuh ramping mamanya yang cantik itu di belakang konter meja kasir.Sambil mengusap-usap kepala puteranya, Anita bertanya, "Apa sekolahnya asik, Sayang?"Bocah laki-laki kesayangan Anita itu menja
Yuni Sahara menggendong puterinya yang masih berusia 5 bulan saat menghadiri sidang vonis suaminya atas kasus suap perundangan megaproyek. "Terdakwa Raditya Poncobuwono terbukti bersalah terlibat dalam kasus suap PT. DPU, PT. SKC, PT. UBM, PT. GGA, PT. KPA. Sanksi yang akan diterima adalah sebagai berikut; denda senilai 1 milyar rupiah dan penjara selama 10 tahun. Ada pun barang bukti berupa hasil korupsi akan disita oleh negara. TOK TOK TOK!" Hakim ketua persidangan tipikor mengetuk palu 3 kali untuk mengesahkan putusan vonis untuk kasus yang menjerat Radit.Sang terdakwa yang mengenakan baju oranye pun tertunduk lesu di kursi pesakitan. Dalam benak Radit masa depannya terasa gelap, kebahagiaan yang seharusnya dia nikmati bersama istrinya yang beberapa bulan lalu melahirkan puterinya, Juwita seolah sirna.Petugas kepolisian menggelandang pria berperawakan tegap itu keluar dari ruang persidangan di antara serbuan kilat blitz kamera kuli tinta dan reporter pencari berita utama. Radit
"TING." Bunyi bel penanda ada tamu yang masuk ke butik Bohemian Twilight itu terdengar nyaring.Kepala Anita dan Claudia sontak menoleh ke arah pintu butik mereka. Keduanya pun tersenyum menyambut kedatangan kedua suami mereka masing-masing. Mereka berdua sedang melayani pelanggan yang membayar belanjaan."Terima kasih, Nyonya Anderson!" ucap Anita melepas kepergian klien langganannya.Kedua pemuda tampan berpakaian setelan jas necis itu mendekati pasangan mereka masing-masing di meja konter kasir."Hallo Liefje!" (Halo Sayangku!) sapa Pedro dalam bahasa Belanda lalu memeluk dan mengecup bibir Claudia dengan mesra.Claudia Bijlow pun bertanya, "Apa menang tadi pertandingannya, Bebe?" "Kapten dan Argentine Boy membuat gol. Barça menang lagi, Cloud," jawab Pedro santai lalu dia bertanya, "apa kau suka model rambutku yang baru?""Itu cute, Pedro," jawab Claudia terkikik geli menatap wajah suaminya yang kali ini berganti model rambut spike Harajuku, sedikit funky dan kekanak-kanakan.Sem
La Liga Espanol yang dimainkan sore ini adalah pertandingan tengah musim antara FC Barcelona versus Deportivo La Coruña di Stadion Riazor yang berkapasitas hingga 34.000 penonton. Beberapa pemain yang sudah memiliki anak menggandeng anaknya masuk ke lapangan sebelum pertandingan dimulai sambil menyanyikan lagu mars tim kesebelasan di tengah lapangan. Agus pun tak sabar menantikan Satria, puteranya bisa digandeng masuk ke lapangan hijau sebelum bertanding, pasti sangat membanggakan bila anak itu kelak dewasa dan mengenangnya.Sayangnya bayi itu masih berusia 3 bulan. Sedangkan, rekan satu timnya Pedro Van Bergen juga tengah menantikan kelahiran putera pertamanya bersama Claudia. Pasangan pengantin baru yang fenomenal Paula Simona Gonzales dan Diego Martinez juga kabarnya akan segera memiliki anak setelah menikah beberapa minggu, adik bos Barça itu hamil.Karena performa Diego Martinez yang bagus di setiap pertandingan, Senhor Jose Mourinho memilih untuk menaruh posisi pemuda Argentina
"Ouuhh ... Diego ... sube sube ... akkh!" racau señorita cantik itu meminta pemuda Argentina itu bergerak menaikkan bibirnya dari betis mulus hingga ke pangkal pahanya. (sube=naik)Permainan cinta Paula Simona Gonzales bersama pemain libero Barça itu selalu liar. Malam-malam panas di Barcelona membuat Diego Martinez terperangkap dalam gairah si nona muda adik bosnya.Tubuh kekar Diego bersimbah peluh hingga nampak seperti sehabis mandi. Dia main di atas berjam-jam dengan berbagai posisi dan Simona tak kunjung lelah melayani pemain sepak bola yang tangguh staminanya itu. "Señorita, Espero que disfrutes de nuestro amor!" (Nona, saya harap Anda menikmati percintaan kita!) Diego terengah dengan jantung berpacu memagut bibir ranum wanita binal itu yang kini tengah menindih tubuh Diego."Milikmu keras terus dan aku suka, Argentine Boy! Kupikir lebih baik kita menikah saja, kau membuatku kecanduan tubuh tangguhmu ini, Diego. Uhmm ... akkh!" Simona bergerak menghentakkan tubuhnya dengan liar
Pagi itu pesawat Malaysia Airlines yang membawa Bu Rodiyah dari Jakarta menuju ke Barcelona baru saja mendarat. Wanita desa berusia setengah abad lebih itu berusaha tetap tenang dan mengikuti panduan pramugari hingga berhasil keluar dari gerbang kedatangan penumpang internasional di Bandara International Barcelona El-Prat."Ibuuu!" sambut Anita bergegas mendekati Bu Rodiyah lalu saling bertukar cium peluk dengan ibu suaminya itu."Syukur kalau nggak nyasar, Bu! Hahaha," tukas Agus sembari tertawa berderai. Sebenarnya dia sudah cemas sedari semalam karena ibunya baru sekali pergi keluar negeri sendirian.Bu Rodiyah pun tertawa gembira dan menjawab, "Aslinya Ibu juga grogi, Gus. Di pesawat akeh londo-ne (banyak bule-nya), nggak paham omong apa. Ibu cuma senyum ngangguk-ngangguk aja kalau diajak ngomong.""Kita ke tempat tinggal Agus ya, Bu. Sini tas jinjingnya Agus bawakan saja," ujar puteranya lalu mengangkat tas berisi baju ganti yang berukuran sedang itu.Mereka bertiga berkendara de