"Arini kenapa, tiba-tiba pingsan?" tanya Abraham lagi.
Melihat wajah dari Elsyam, benar-benar tidak bisa menjawab apapun tentang pertanyaan yang dirinya lontarkan.Abraham semakin penasaran saja, dengan apa yang terjadi kepada adiknya itu. Padahal dirinya mengetahui jika keadaan dari hari ini baik-baik saja. Bahkan dirinya juga setiap hari selalu menanyakan kabar sang adik dan juga perkembangan janinnya walaupun dirinya sendiri belum memiliki pengalaman akan hal itu."Tadi siang, kami seluruh keluarga lunch bersama. Semuanya awalnya baik-baik saja, tetapi tiba-tiba Yordan datang dan semuanya menjadi kacau. Arini pingsan dan aku langsung saja membawanya ke rumah sakit. Kamu tahu apa dokter mengatakan jika Arini mengalami syok, ya begitu ketakutan ...."Elsyam berhenti sejenak. Sembari dirinya menatap ke arah sang istri yang masih terbaring di ranjang rumah sakit. Dirinya saja sebagai pendengar cerita, dari Arini benar-benar merasa begitu sesak danAbraham memijat keningnya, dirinya sudah mencari tahu tentang siapa Pak Yordan tersebut dan ia sudah mendapatkan fakta-faktanya. Ternyata lelaki itu sama juga seperti dirinya tidak ada jejak kejahatan sama sekali mungkinkah backingan dari payudan itu sangatlah kuat dan berkuasa sampai-sampai tidak ada jejak kejahatan.Namun, sebagai seorang kakak. Dirinya tidak mungkin hanya tinggal diam apalagi lelaki itu yang sudah pernah melecehkan adiknya bahkan membuat mental Arini sampai sehancur itu. Abraham juga yang dulu menemani sang adik bagaimana caranya untuk terlepas dari jeratan trauma tersebut. Namun, jika adiknya itu terus saja bertemu dengan Yordan bisa saja akan kembali mengganggu mentalnya."Kenapa Kakak terus melamun saja seperti itu?" tanya Santira.Abraham, terkejut dirinya sampai lupa jika di rumah ini bukan hanya ada ia dan juga pelayan saja. Namun, ada Santira juga yang membuat rumahnya tidak terlalu sunyi.Akan tetapi, ia tidak pernah menurunkan kewaspadaannya kepada santira
Ternyata kondisi mental dari Arini, tidaklah baik bahkan selama 3 hari ini wanita itu sangat enggan untuk bertemu dengan orang-orang dirinya memilih untuk mengurung diri di kamar saja bahkan untuk makan pun para pelayan mengantarkannya ke kamar."Kenapa kondisi Arini menjadi seperti ini?" Bu Widuri benar-benar merasa begitu kasihan dengan apa yang terjadi kepada menantunya itu.Hasil dari paksaan agar sang anak mau menceritakan kejadian yang sebenarnya, akhirnya Elsyam pun mau bercerita mengenai apa yang terjadi kepada Arini.Elsyam pun merasa begitu terpukul dengan keadaan istrinya yang seperti ini, bagaimana bisa wanita hamil seperti Arini harus kembali terkena gangguan mental akibat rasa trauma masa lalunya jika saja dengan membunuh Yordan bisa menghilangkan rasa trauma dari sang istri mungkin dirinya sudah melakukan hal itu sejak kemarin-kemarin."Aku sudah memiliki rencana," ujar Elsyam.Saran dari Abraham, dirinya akan mempertimbangkan tentang itu maka tadi dirinya sudah mempers
"Bukankah kamu mengatakan jika kita akan kembali, tetapi ini sebuah pulau dan aku pastikan jika ini memang bukan Pulau Bali, Mas?" Arini masih terpekur melihat pemandangan yang begitu menyejukkan mata di hadapannya itu.Hiruk pikuk Jakarta dengan segara permasalahan polusi yang ada, kini benar-benar tergantikan dengan keindahan alam pohon-pohon kelapa yang berjajar serta angin sepoi-sepoi lalu tempat di hadapannya hamparan pasir dan juga birunya air laut."Memang, aku mengatakan ke Pulau Bali karena diriku sangat yakin jika Yordan pasti memiliki mata-mata, aku hanya ingin jika dia terkecoh saja dan yang ke Pulau Bali itu hanyalah Mama dan Papa bukan kita," ungkap Elsyam.Lelaki itu sangat yakin jika Yordan pasti sudah menyuruh mata-mata entah itu berada di dalam rumahnya ataupun di sekeliling dirinya. Maka dari itu dirinya memilih untuk memanipulasi tentang liburannya dirinya sengaja berangkat malam hari bersamaan dengan orang tuanya ia hanya ingin mengecoh lelaki itu agar Yordan tida
Pak Yordan pulang dengan tangan kosong, emosi telah memenuhi dadanya ia merasa benar-benar sudah ditipu oleh Elsyam. Dirinya yang telah lelah harus ke Bali pulang dengan tangan kosong bahkan tanpa bisa melihat Arini sama sekali.Lelaki itu meluapkan segala macam emosinya kepada barang-barang yang berada di rumahnya. Sebuah guci dengan harga puluhan juta hancur berkeping-keping karena dirinya tendang. Para pelayan pun yang menyaksikan hal tersebut hanya mampu mematung mereka tidak ada yang berani mendekat karena takut hanya menjadi sasaran atau tumbal emosi dari Pak Yordan."Sialan kamu El, ke mana kamu menyembunyikan calon istriku!" Dirinya sudah lelah selama bertahun-tahun mencari keberadaan Arini dan saat ini sudah menemukannya, tetapi mengapa alasan lelaki itu justru menyembunyikan Arini dari dirinya!Ia mengusap wajahnya dengan gusar bahkan mengacak-ngacak rambutnya. Setelah menghancurkan barang-barang mahal itupun, tidak mampu untuk menghilangkan rasa
Abraham melihat postingan santira, lelaki itu hanya mampu menggeleng dan menepuk jidatnya."Benar-benar ya dia itu kenapa harus posting di sosmed dengan pose seperti ini?" Abraham benar-benar sangat bingung bagaimana caranya mengetahui pola pikir dari Santira itu mengapa dia sangat sulit diatur.Ridho yang duduk di sebelah Abraham pun terheran-heran melihat tingkah dari lelaki itu yang sejak tadi menggumam tidak jelas."Ada apa?" tanya Ridho.Abraham memperlihatkan sosial media dari Santira."Lihat, kelakuan dia untuk apa memposting pose dengan pakaian seksi seperti ini entah apa tujuannya heran. Sepertinya dia sangat senang sekali dijadikan umpan kepada Yordan itu?" Abraham terus saja mengomel, ia mengomentari tentang postingan caption serta foto yang dibuat oleh wanita itu menurutnya terlalu berlebihan cara pose dari Santira tersebut memang dia adalah seorang model tetapi apakah seharusnya fotonya menggunakan gaya seperti itu?
Selain terus meminumkan minuman alkohol itu kepada Yordan, Santira juga dia sudah mau mencampurkan obat tidur ke dalam air mineral milik lelaki itu."Mas? Mas? Mas?"Santira memastikan jika Pak Yordan benar-benar sudah hilang kesadaran, tadi dirinya melihat jika ponsel lelaki itu tidak menggunakan sebuah sandi nomor ataupun pola, tetapi hanya sebuah sidik jari dari jari telunjuk Pak Yordan sendiri.Wanita itu langsung saja mengambil ponsel yang berada tepat di sebelah dirinya. Santira begitu yakin jika di dalam ponsel itu pasti menyimpan banyak sekali rahasia kejahatan tentang Pak Yordan.Tanpa berlama-lama Santira langsung saja mengerahkan jari telunjuk Pak Yordan yang sudah tidak berdaya itu ke arah ponselnya, untuk membuka kunci ponsel tersebut.Dirinya langsung membuka aplikasi chat lelaki itu, Iya sangat yakin pasti di sini terjadi sebuah kerjasama ilegal tersebut. Santira tersenyum senang karena apa yang ia inginkan sudah dirinya da
"Anak seorang pengusaha ternama, terjerat kasus narkoba yang digadang-gadangkan ia sebagai gembong narkoba yang selama ini dicari-cari dan identitasnya tidak pernah diketahui."Santira tersenyum senang melihat siaran tentang pemberitaan penangkapan dari Yordan. Ternyata setelah kemarin mereka semua melakukan pengaduan ini kepada pihak polisi, ternyata pihak kepolisian bergerak begitu cepat dan sekarang Yordan sudah ditangkap."Tidak sia-sia kita semalaman begadang, untuk mempersiapkan bukti-bukti dan sekarang Yordan sudah ditangkap." Abraham menatap ke arah Ridho. Memang yang melaporkan kasus dari Yordan itu adalah Ridho, jika sampai dirinya yang melaporkan ia takut jika polisi menginterogasinya dan juga jika dirinya adalah mantan pembisnis ilegal juga.Akhirnya setelah berhari-hari mereka tidak bisa tidur dengan nyenyak karena terus saja berusaha menyusun rencana dan juga menyusun bukti-bukti agar bisa melaporkan Yordan akhirnya pagi ini mereka melihat pemberitaan perihal penangkapan
"Mas!"Arini memanggil-manggil suaminya, Ia yang tengah duduk santai menikmati suasana pagi hari pun telah membuat keributan.Wanita itu benar-benar ingin memberitahu suaminya tentang apa yang baru saja ia lihat di televisi seperti biasa selagi menunggu sang suami selesai memasak membuat sarapan, dirinya diminta untuk duduk di ruang TV saja bersama dengan anak-anaknya. Namun, anak-anaknya sedang bermain di luar karena mereka memang lebih menyukai alam daripada harus berdiam diri di rumah dan menghabiskan waktunya hanya dengan bermain gadget saja."Mas Syam, sini!" Karena suaminya tidak kunjung muncul juga, hari ini terus saja memanggil lelaki itu agar cepat datang ke ruang keluarga."Sebentar Arini ini masakanku sebentar lagi matang tunggu-tunggu." Elsyam yang tengah membuat sarapan pun, iya buru-buru langsung mematikan kompornya lalu berlari ke arah ruang keluarga di mana istrinya berada.Lelaki itu sudah benar-benar panik ia takut jika terjadi sesuatu dengan istrinya karena tidak bi
"Selamat, ya," ujar Arini. Wanita itu merentangkan tangan kepada sang kakak dan juga Santira.Abraham benar-benar merasa heran dengan reaksi yang diberikan oleh adiknya itu. Walaupun demikian, dirinya tetap saja membalas ucapan selamat dari adiknya tersebut.Arini juga langsung saja memberikan pelukan kepada Santira.Bu Widuri yang sejak tadi terheran-heran dengan kehadiran wanita yang dahulu hampir saja bertunangan dengan anaknya itupun, tidak tahan lagi dan akhirnya bertanya sebenarnya ada apa semua ini.Abraham langsung saja menjelaskan semuanya, perihal peristiwa dahulu tentang penculikan Elsyam dan tentang penangkapan Yordan yang semua itu dibantu oleh Santira. Dirinya memang ingin membersihkan cap buruk tentang calon istrinya itu di mata orang-orang. Mereka hanya mampu melihat Santira yang dulu saja, padahal Santira yang sekarang sudah sangat jauh berbeda."Mungkin semua orang memiliki masa lalu buruk, tetapi semua orang juga bisa berubah. Kita hanya manusia biasa, bukan Tuhan y
Arini yang baru saja meninggalkan kursi, ia langsung berpapasan dengan kakaknya Abraham yang tengah menggendong sang putri."Kenapa maksain harus menggendong, sedangkan tangan Kakak saja masih sakit seperti ini." Arini langsung saja merebut Elea dari gendongan kakaknya, ia takut jika sakit di tangan kakaknya semakin parah dan juga dirinya takut juga sang anak terjatuh.Abraham, hanya menyengir saja walaupun tangannya memang masih sakit. Namun, dirinya sudah sangat merindukan sang keponakan. Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi menahan rasa rindunya maka dirinya tadi langsung saja menggendong Elea walaupun tangannya memang masih sangat sakit. "Aku hanya merindukannya, aku ya jamin dia tidak akan jatuh kok Arini."Elsyam dan juga Ridho, tiba-tiba muncul dari belakang. Mereka berdua tengah asyik mengobrol satu sama lain. Keduanya juga langsung berhenti tepat di sisi Arini dan juga Abraham."Ada apa Sayang, kenapa marah-marah seperti itu?" tanya Elsyam.Arini langsung saja menatap ke ara
Elea, gadis berpipi gembil itu tampil dengan cukup menawan. Balutan gaun putih, lalu rambut yang diikat dua benar-benar membuatnya nampak begitu seperti boneka hidup. Orang-orang yang melihat putri dari Arini itu pun mereka terlihat sangat gemas. Apalagi Elea anak itu selalu tersenyum ramah kepada siapapun orang yang menyapanya."Anaknya Pak Elsyam benar-benar sangat cantik."Arini dan juga suaminya memang tengah menghadiri sebuah acara besar tahunan. Di mana, di sana banyak sekali rekan-rekan bisnis dari Elsyam. "Sini biar aku yang gendong." Elsyam merentangkan tangannya, ia langsung saja mengambil putrinya ke dalam gendongan. Tak mungkin dirinya melepaskan Elea, di tengah-tengah keramaian seperti ini.Elea memang sering diajak untuk menghadiri acara-acara penting perusahaan dari ayahnya. Karena si kembar sudah sering menolak, mereka memiliki kegiatan lain dan lebih senang bersama dengan kakek neneknya karena selalu mau menuruti keinginan mereka berdua. Sedangkan, Elea lebih memilih
"Bagaimana keadaannya?"Arini bertanya kepada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan kakaknya itu. Tadi memang suaminya ditelepon oleh pihak rumah sakit jika Abraham mengalami sebuah insiden kecelakaan. Mereka berdua langsung saja menuju ke rumah sakit, karena memang hanya mereka berdualah pihak keluarga dari Abraham.Dokter mencoba menenangkan Arini yang terlihat begitu panik, memang saat suaminya menjelaskan jika pihak rumah sakit menelpon dirinya karena Abraham kecelakaan. Wanita itu langsung saja menjadi begitu sangat khawatir kepada kakaknya tersebut."Pasien sudah boleh dijenguk, mungkin untuk beberapa hari ini dia hanya perlu waktu untuk istirahat saja."Arini menggangguk begitu juga dengan Elsyam mereka langsung saja memilih untuk masuk ke ruangan di mana Abraham dirawat.Wajah panik dari Arini berubah seketika menjadi masam lagi, saat melihat seorang wanita yang tengah berdiri di samping kakaknya itu.Abraham pun langsung saja menoleh ia melihat Arini dan juga suam
Setelah Arini berhasil menidurkan sang putri, yang memilih untuk bermain dengan ponselnya. Di seberang dirinya ada Elsyam yang tengah berkutat dengan laptopnya.Lelaki itu memang sudah paham bagaimana cara menangani amarah sang istri, ia memilih untuk diam karena jika dirinya terus berkata pasti hari ini akan semakin marah dan kesal saja. Dirinya yakin jika esok pagi pasti amarah dari istrinya sudah reda maka dari itu ia memilih untuk diam.Arini pun memilih untuk melihat-lihat aplikasi orange tempat di mana dirinya berbelanja bahkan 1 bulan ia bisa menghabiskan puluhan juta karena menurutnya. Lebih baik berbelanja online karena ia tidak perlu harus repot-repot datang ke toko dan memilih, mungkin bedanya jika berbelanja online kita harus sabar menunggu.Ia tidak mempedulikan tentang pesan-pesan yang dikirimkan oleh kakaknya itu. Dirinya masih sangat marah dan ia juga tidak bisa berpikir dengan jernih untuk saat ini. Maka dari itu hal ini memilih untuk diam daripada ia berkata dan just
Elsyam memegangi Arini, ia takut jika sampai istrinya itu justru berbuat yang tidak-tidak kepada kakaknya. Tatapan dari Arini benar-benar terlihat begitu murka kepada kakaknya itu, sejak tadi Ia terus saja menuntut sang kakak untuk menceritakan semuanya."Aku tidak menyangka jika selama ini Kakak bisa membohongi adiknya sendiri sampai sebegitu lamanya," ungkap Arini.Abraham yang sejak tadi terus saja diberondong pertanyaan oleh Arini pun, ia benar-benar perangainya sebagai orang yang tegas langsung sirna seketika di hadapan Arini. Memang sejak dirinya mengetahui jika Arini adalah adiknya, ia benar-benar menganggap Arini seperti ibunya sendiri, apalagi saat adiknya marah wanita itu pasti akan sangat sulit untuk dibujuk.Lelaki itu sejak tadi berusaha memberikan isyarat kepada Elsyam, ia berharap jika adik iparnya itu dapat membantu.Arini masih menatap tajam ke arah mereka berdua. Ia tidak menyangka jika ternyata mereka bisa menyimpan rahasia yang begitu besar, pantas saja selama ini
Abraham benar-benar merasa begitu gelisah. Sudah satu minggu, Santira mengabaikannya bahkan wanita itu tidak mau berbicara dengannya dan di kantor pun saat berpapasan bahkan Santira langsung saja membuang wajah tidak mau menatap ke arahnya.Ketukan di pintu membuat lamunan dari Abraham pun buyar, ia langsung saja menatap di mana orang yang sedang dirinya nanti sudah berada di ambang pintu."Ada apa Pak Abraham memanggil saya?" Memang seperti biasa jika di kantor Santira akan bersikap formal dan mereka pun seolah-olah tidak saling mengenal satu sama lain. Semua itu karena mereka berdua menjunjung tinggi profesionalitas saat bekerja.Abraham benar-benar sangat merindukan wanita itu, bahkan Santira pun sudah tidak mau lagi mengangkat dan membalas chat serta panggilan telepon dari dirinya. Lelaki itu langsung saja melangkah menuju pintu dan langsung mengunci pintu dari dalam, ia tidak mau lagi jika sampai Santira melarikan diri karena menurutnya sangat sulit sekali untuk berbicara dengan
Elsyam benar-benar seperti tengah mendengarkan seorang ABG yang sedang bercerita mengenai kisah asmaranya. Lelaki itu terus saja menahan tawa, mendengar cerita Abraham yang dituntut meminta kepastian oleh Santira.Dirinya juga benar-benar merasa heran kepada kakak iparnya tersebut, bagaimana bisa ia menggantungkan perasaan seorang wanita hampir 2 tahun. Padahal selama ini mereka seperti layaknya sepasang kekasih yang tengah backstreet saja karena memang tidak ada orang yang mengetahuinya selain dirinya itu.Elsyam juga memang sering mengatakan kepada Abraham agar dia mau memberikan penjelasan dan juga kebenaran ini kepada istrinya Arini, dirinya takut jika sampai Arini tahu dari orang lain justru akan marah."Oh, jadi sekarang kalian berdua sudah resmi pacaran?"Abraham melirik ke arah Elsyam dengan tatapan yang begitu aneh. Mereka berdua memang berada di ruang kerja dari lelaki itu, untung saja tadi elea menangis jadi Arini tidak ikut nimbrung bersama dan memilih untuk kembali lagi k
Walaupun Abraham sudah mengatakan jika dirinya memang mencintai Santira dan juga ingin menikahinya, tetapi tetap saja wanita itu masih merajuk kepada Abraham atas apa yang selama ini dilakukan oleh dirinya. Mungkin rumus matematika memang sulit untuk dipahami, dihafal. Namun, memahami hati wanita jauhlah lebih sulit daripada itu.Abraham benar-benar merasa sangat pusing, karena sejak pulang dari restoran itu Santira tidak memberikan jawaban apapun dan wajahnya masih sangat masam.Dirinya sudah meminta maaf berulang kali kepada Santira, tetapi tetap saja wanita itu masih kesal dan juga marah. Dirinya juga sangat merasa bingung, sebenarnya apa yang diinginkan oleh seorang wanita. Tadi Santira meminta dirinya sebuah kepastian, lalu ia sudah memberikan kepastian. Lantas di saat ia sudah memberikan jawaban apa yang diinginkan oleh Santira mengapa wanita itu justru berbalik merajuk kepadanya."Santira, kamu tahu jika aku sangat tidak suka didiamkan kenapa kamu melakukan itu?" Dirinya bukan