"Tuan, eh Mas." Arini berdegik ngeri saat melihat tatapan lelaki itu yang begitu tajam karena dirinya salah menyebut. Tak menyangka jika seorang pesona orang yang matang sangatlah menantang. Semakin padi semakin tua semakin berisi begitu juga dengan Elsyam semakin tua lelaki itu terlihat begitu matang dan juga sangat tampan. "Aku masih kepikiran gadis bernama Santira itu sepertinya dia sangat marah aku takut dia seperti Haruni."
Elsyam terdiam mengingat Haruni dirinya kembali keringat lagi apakah istrinya itu belum mengetahui perihal Haruni yang sudah tiada."Oh, iya, apakah Haruni sudah dijebloskan ke dalam penjara karena sama sekali aku tidak pernah mendapatkan kabar apapun dari Abraham," ungkap Arini. Dirinya sekarang bisa membahas perihal Haruni dengan sangat tenang karena perjuangan kakaknya selama ini tidaklah sia-sia untuk kesembuhan mentalnya dan juga fisiknya."Haruni sudah meninggal karena saat aku dan Rido ingin melakukan penangkapan dia lebih"Hendri, aku akan memberikanmu kesempatan kamu boleh tinggal di rumah ini. Namun, jika kamu kembali melakukan sebuah kesalahan aku tidak akan pernah memaafkanmu lagi," ungkap Elsyam dengan tegas walaupun lelaki itu sudah sekarat, tetapi dirinya akan selalu waspada karena bagaimanapun juga Hendrik memiliki tabiat culas terhadap orang. "Kamu akan tinggal di paviliun belakang dan aku akan memberikanmu beberapa orang pelayan agar bisa merawatmu, tetapi kamu tidak boleh mengganggu kenyamanan Arini serta anak-anakku dan penghuni rumah lainnya."Hendri tersenyum senang karena disisa hidupnya ia bisa berada di tengah-tengah keluarga. Tak menyangka jika Elsyam mau menerimanya kembali di rumah besar itu ia kira dirinya akan menjadi tunawisma di jalanan sana karena memang tidak memiliki tempat tinggal seluruh uangnya sudah habis dipakai dirinya berobat dan juga saat sidang untuk membayar para pengacara. "Terima kasih Kak, aku janji tidak akan mengganggu Arini serta yang lainnya terima kasih bany
"Ayo cepat turun ingat kata-kata mommy kalian tidak boleh bertengkar," ujar Arini. Hari ini hari pertama si kembar sekolah untuk pertama kalinya di Indonesia. Diantarkan oleh suaminya sampai ke depan ruang kelas.Para pengantar lain pun begitu excited melihat kedatangan Elsyam, semua orang tahu jika Elsyam adalah crazy rich sesungguhnya yang tidak pernah banyak bicara, teta mmpi memiliki harta di mana-mana.Lelaki itu memakai kacamata hitam, lalu melangkah beriringan dengan istri dan anaknya untuk sampai ke ruang kelas sang putra. Sebelum ke ruangan kelas putranya itu mereka ke kantor terlebih dahulu.Para pengajar sangat terkejut ternyata yang mendaftar sekolah mereka adalah anak dari sang presdir ternama.Elsyam langsung saja menyodorkan tangannya untuk bersalaman. "Abiyan dan Abiyyu adalah putra-putra saya tolong bimbingan belajarnya," ungkap Elsyam kembali."Baik, Pak."Arini langsung saja menatap sang putra yang memberikan p
"Kenapa wajahmu Arini ditekuk seperti itu?" tanya Elsyam yang baru saja tiba. Memang mereka bertiga perjanjian untuk pergi makan siang bersama, tetapi lelaki itu terlambat datang karena jalanan yang sangat macet orang-orang pada keluar untuk mencari makan siang juga. "Ada apa ayo katakan?" tanya Elsyam kembali saat dirinya sudah duduk di kursi yang berada di sebelah sang istri."Ada orang yang memuat perihal pemberitaan yang kurang enak katanya Arini adalah seorang pelakor yang merebut calon tunangan dari seorang salebgram muda, maka dari itu dia sekarang kesal," papar Abraham kembali.Elsyam belum paham dengan apa yang diucapkan oleh kakak iparnya itu, lalu ia memilih untuk mengambil ponsel yang tengah dipegang oleh istrinya tersebut."Sudah aku urus mungkin sebentar lagi akan langsung di take down pemberitaannya," ungkap Abraham kembali. Dirinya tidak mungkin membiarkan adiknya dalam pemberitaan negatif seperti itu.Elsyam memilih untuk mengusap
Santira benar-benar merasa takut karena apa yang sudah dirinya perbuat apalagi mobilnya penuh dengan sayuran serta bercak-bercak tomat dan juga telur. Dirinya langsung saja menitipkan mobil tersebut kepada temannya. "Sebenarnya kamu habis melakukan apa, San?" Santira bingung harus menjawab apa jika dirinya berkata jujur pasti temannya tidak akan mau menerima dititipkan mobilnya tersebut tetapi ia tidak mau juga terlibat dengan polisi karena hal ini mengapa tadi dengan bodohnya ia justru hendak menabrak hari ini dan anak-anaknya. "Hanya kecelakaan kecil saja tadi properti untuk buat instastory saja gue males bersihin sih," ungkap Santira kembali.Temannya itu tidak curiga dengan apa yang dikatakan oleh santira lalu ia segera mengajak santira untuk pergi ke klub karena salah satu temannya ada yang merayakan ulang tahun jadi mereka semua harus datang ke sana.***Abraham pun hadir di rumah elsam ia melihat jika keponakan tersayangnya tengah terluka dan bersama dengan adiknya itu menden
"Mas, kok kamu ikut ngelibur juga emang mau ngapain kita?" Arini benar-benar bingung dengan suaminya itu ia yang mengajukan libur untuk anak-anaknya lalu mengapa sekarang justru suaminya ikutan tidak bekerja juga. "Bagaimana dengan perusahaanmu jika kamu sering libur seperti ini?" tanya Arini kembali. Dirinya heran mengapa suaminya itu pergi bisa berubah drastis padahal dulu lelaki itu adalah orang yang begitu maniak bekerja tidak bekerja sehari sepertinya lelaki itu tidak bisa hidup saja lalu mengapa sekarang justru dia memilih untuk bersantai-santai di rumah bersama dengan kedua putranya itu."Aku tidak bekerja sehari pun perusahaanku tidak akan hancur Arini, aku tidak bekerja sehari pun aku tetap mendapatkan gaji lantas apa yang kamu khawatirkan lagi pula kita tidak akan jatuh miskin karena aku tidak bekerja Arini. Karena orang-orang yang tidak punya pekerjaan orang-orang yang tengah banyak beban pikiran pasti mereka semua larinya ke mall iya bukan?" Elsyam tersenyum puas dirinya m
Ikan hasil tangkapan itu pun langsung saja dibakar di sana karena tadi alasan sudah membawa pemanggang tak lupa juga dirinya selalu membawa rasa di mobil karena ia sudah mempersiapkan semuanya. "Wangi sekali aroma ikan bakarnya," ungkap Abiyan. Kedua anak itu tengah mengipas-ngipasi ikan bakar karena mereka mendapatkan cukup banyak ikan di sini.Hanya menggunakan perlengkapan sederhana ikan bakar pun akhirnya sudah selesai, mereka hanya menaruh di atas kertas nasi yang tadi dibawa saja. "Wah kurang masih hangat ini pasti jika ada nasi hangat sangat cocok," ungkap Tuan Alfon.Bu Widuri hanya menggeleng saja karena sejak tadi suaminya itu sudah makan banyak lalu sekarang masih menanyakan masih hangat benar-benar tidak ada kenyangnya. "Ingat sudah tua itu sangat sulit menurunkan obesitas jadi harus jaga pola makan jangan semuanya dimakan," ungkap Bu Widuri."Mumpung masih hidup lebih baik memakan apa yang mau jika sudah sakit makanan mahal sekalipun di lidah tidak akan enak," sahut Tuan
Pak Kurniawan menatap kepergian dari putrinya itu. Semua penyesalannya serasa sia-sia saja karena apa yang sudah ia lakukan tidak bisa lagi untuk dikembalikan. Namun, dirinya tidak menyangka bisa melihat cucu yang dahulu akan dirinya habisi sekarang sudah tumbuh dan beranjak dengan remaja. Dirinya tidak menuntut banyak kepada Arini karena ia sadar jika apa yang sudah dirinya perbuat itu memang tidak pantas untuk mendapatkan maaf."Ayo."Arini memejamkan matanya, berusaha untuk menjadi pribadi yang kuat pun tetap saja membuat dirinya meneteskan air mata. "Kenapa kamu menangis?" tanya Elsyam. Sebelum masuk ke mobil lelaki itu memilih untuk memeluk istrinya dahulu mengisap bahu dari Arini dan berusaha untuk menenangkannya. "Tidak ada yang perlu kamu tangisi, pak Kurniawan berada di balik jeruji besi itu karena kesalahannya apa yang dirinya perbuat," ungkap Elsyam. Dirinya sangat mengerti pasti sang istri merasa bersalah karena sudah memenjarakan ayahnya
"Keluar!" Abraham menarik lengan baju dari lelaki itu. Bahkan dia sudah melepaskan celananya, tetapi dengan marah Abraham berhasil mengusirnya.Orang yang baru saja diusir dari tempat itu pun ingin memberikan pelajaran, tetapi ia melihat jika Abraham bersama dengan beberapa anak buahnya yang bertubuh kekar itu. Abraham segera masuk ia melihat seorang wanita yang tanpa mengenakan apa-apa dalam keadaan mabuk tersebut. Dirinya langsung mengambil selimut dan menutupi tubuh dari wanita tersebut, lalu ia mengambil botol mineral yang ada di meja dan langsung saja menyiramkannya tepat di wajahnya. "Bangun!" seru Abraham sampai tetes terakhir akhirnya sang wanita membuka mata."Kamu siapa?" tanya Santira. Dirinya benar-benar terkejut saat melihat keadaan yang begitu polos di dalam selimut itu. Padahal tadi dirinya tengah party bersama teman-temannya merayakan ulang tahun salah satu teman mereka. "Om, apa yang sudah kamu lakukan kepadaku kenapa kita ada di kam
"Selamat, ya," ujar Arini. Wanita itu merentangkan tangan kepada sang kakak dan juga Santira.Abraham benar-benar merasa heran dengan reaksi yang diberikan oleh adiknya itu. Walaupun demikian, dirinya tetap saja membalas ucapan selamat dari adiknya tersebut.Arini juga langsung saja memberikan pelukan kepada Santira.Bu Widuri yang sejak tadi terheran-heran dengan kehadiran wanita yang dahulu hampir saja bertunangan dengan anaknya itupun, tidak tahan lagi dan akhirnya bertanya sebenarnya ada apa semua ini.Abraham langsung saja menjelaskan semuanya, perihal peristiwa dahulu tentang penculikan Elsyam dan tentang penangkapan Yordan yang semua itu dibantu oleh Santira. Dirinya memang ingin membersihkan cap buruk tentang calon istrinya itu di mata orang-orang. Mereka hanya mampu melihat Santira yang dulu saja, padahal Santira yang sekarang sudah sangat jauh berbeda."Mungkin semua orang memiliki masa lalu buruk, tetapi semua orang juga bisa berubah. Kita hanya manusia biasa, bukan Tuhan y
Arini yang baru saja meninggalkan kursi, ia langsung berpapasan dengan kakaknya Abraham yang tengah menggendong sang putri."Kenapa maksain harus menggendong, sedangkan tangan Kakak saja masih sakit seperti ini." Arini langsung saja merebut Elea dari gendongan kakaknya, ia takut jika sakit di tangan kakaknya semakin parah dan juga dirinya takut juga sang anak terjatuh.Abraham, hanya menyengir saja walaupun tangannya memang masih sakit. Namun, dirinya sudah sangat merindukan sang keponakan. Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi menahan rasa rindunya maka dirinya tadi langsung saja menggendong Elea walaupun tangannya memang masih sangat sakit. "Aku hanya merindukannya, aku ya jamin dia tidak akan jatuh kok Arini."Elsyam dan juga Ridho, tiba-tiba muncul dari belakang. Mereka berdua tengah asyik mengobrol satu sama lain. Keduanya juga langsung berhenti tepat di sisi Arini dan juga Abraham."Ada apa Sayang, kenapa marah-marah seperti itu?" tanya Elsyam.Arini langsung saja menatap ke ara
Elea, gadis berpipi gembil itu tampil dengan cukup menawan. Balutan gaun putih, lalu rambut yang diikat dua benar-benar membuatnya nampak begitu seperti boneka hidup. Orang-orang yang melihat putri dari Arini itu pun mereka terlihat sangat gemas. Apalagi Elea anak itu selalu tersenyum ramah kepada siapapun orang yang menyapanya."Anaknya Pak Elsyam benar-benar sangat cantik."Arini dan juga suaminya memang tengah menghadiri sebuah acara besar tahunan. Di mana, di sana banyak sekali rekan-rekan bisnis dari Elsyam. "Sini biar aku yang gendong." Elsyam merentangkan tangannya, ia langsung saja mengambil putrinya ke dalam gendongan. Tak mungkin dirinya melepaskan Elea, di tengah-tengah keramaian seperti ini.Elea memang sering diajak untuk menghadiri acara-acara penting perusahaan dari ayahnya. Karena si kembar sudah sering menolak, mereka memiliki kegiatan lain dan lebih senang bersama dengan kakek neneknya karena selalu mau menuruti keinginan mereka berdua. Sedangkan, Elea lebih memilih
"Bagaimana keadaannya?"Arini bertanya kepada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan kakaknya itu. Tadi memang suaminya ditelepon oleh pihak rumah sakit jika Abraham mengalami sebuah insiden kecelakaan. Mereka berdua langsung saja menuju ke rumah sakit, karena memang hanya mereka berdualah pihak keluarga dari Abraham.Dokter mencoba menenangkan Arini yang terlihat begitu panik, memang saat suaminya menjelaskan jika pihak rumah sakit menelpon dirinya karena Abraham kecelakaan. Wanita itu langsung saja menjadi begitu sangat khawatir kepada kakaknya tersebut."Pasien sudah boleh dijenguk, mungkin untuk beberapa hari ini dia hanya perlu waktu untuk istirahat saja."Arini menggangguk begitu juga dengan Elsyam mereka langsung saja memilih untuk masuk ke ruangan di mana Abraham dirawat.Wajah panik dari Arini berubah seketika menjadi masam lagi, saat melihat seorang wanita yang tengah berdiri di samping kakaknya itu.Abraham pun langsung saja menoleh ia melihat Arini dan juga suam
Setelah Arini berhasil menidurkan sang putri, yang memilih untuk bermain dengan ponselnya. Di seberang dirinya ada Elsyam yang tengah berkutat dengan laptopnya.Lelaki itu memang sudah paham bagaimana cara menangani amarah sang istri, ia memilih untuk diam karena jika dirinya terus berkata pasti hari ini akan semakin marah dan kesal saja. Dirinya yakin jika esok pagi pasti amarah dari istrinya sudah reda maka dari itu ia memilih untuk diam.Arini pun memilih untuk melihat-lihat aplikasi orange tempat di mana dirinya berbelanja bahkan 1 bulan ia bisa menghabiskan puluhan juta karena menurutnya. Lebih baik berbelanja online karena ia tidak perlu harus repot-repot datang ke toko dan memilih, mungkin bedanya jika berbelanja online kita harus sabar menunggu.Ia tidak mempedulikan tentang pesan-pesan yang dikirimkan oleh kakaknya itu. Dirinya masih sangat marah dan ia juga tidak bisa berpikir dengan jernih untuk saat ini. Maka dari itu hal ini memilih untuk diam daripada ia berkata dan just
Elsyam memegangi Arini, ia takut jika sampai istrinya itu justru berbuat yang tidak-tidak kepada kakaknya. Tatapan dari Arini benar-benar terlihat begitu murka kepada kakaknya itu, sejak tadi Ia terus saja menuntut sang kakak untuk menceritakan semuanya."Aku tidak menyangka jika selama ini Kakak bisa membohongi adiknya sendiri sampai sebegitu lamanya," ungkap Arini.Abraham yang sejak tadi terus saja diberondong pertanyaan oleh Arini pun, ia benar-benar perangainya sebagai orang yang tegas langsung sirna seketika di hadapan Arini. Memang sejak dirinya mengetahui jika Arini adalah adiknya, ia benar-benar menganggap Arini seperti ibunya sendiri, apalagi saat adiknya marah wanita itu pasti akan sangat sulit untuk dibujuk.Lelaki itu sejak tadi berusaha memberikan isyarat kepada Elsyam, ia berharap jika adik iparnya itu dapat membantu.Arini masih menatap tajam ke arah mereka berdua. Ia tidak menyangka jika ternyata mereka bisa menyimpan rahasia yang begitu besar, pantas saja selama ini
Abraham benar-benar merasa begitu gelisah. Sudah satu minggu, Santira mengabaikannya bahkan wanita itu tidak mau berbicara dengannya dan di kantor pun saat berpapasan bahkan Santira langsung saja membuang wajah tidak mau menatap ke arahnya.Ketukan di pintu membuat lamunan dari Abraham pun buyar, ia langsung saja menatap di mana orang yang sedang dirinya nanti sudah berada di ambang pintu."Ada apa Pak Abraham memanggil saya?" Memang seperti biasa jika di kantor Santira akan bersikap formal dan mereka pun seolah-olah tidak saling mengenal satu sama lain. Semua itu karena mereka berdua menjunjung tinggi profesionalitas saat bekerja.Abraham benar-benar sangat merindukan wanita itu, bahkan Santira pun sudah tidak mau lagi mengangkat dan membalas chat serta panggilan telepon dari dirinya. Lelaki itu langsung saja melangkah menuju pintu dan langsung mengunci pintu dari dalam, ia tidak mau lagi jika sampai Santira melarikan diri karena menurutnya sangat sulit sekali untuk berbicara dengan
Elsyam benar-benar seperti tengah mendengarkan seorang ABG yang sedang bercerita mengenai kisah asmaranya. Lelaki itu terus saja menahan tawa, mendengar cerita Abraham yang dituntut meminta kepastian oleh Santira.Dirinya juga benar-benar merasa heran kepada kakak iparnya tersebut, bagaimana bisa ia menggantungkan perasaan seorang wanita hampir 2 tahun. Padahal selama ini mereka seperti layaknya sepasang kekasih yang tengah backstreet saja karena memang tidak ada orang yang mengetahuinya selain dirinya itu.Elsyam juga memang sering mengatakan kepada Abraham agar dia mau memberikan penjelasan dan juga kebenaran ini kepada istrinya Arini, dirinya takut jika sampai Arini tahu dari orang lain justru akan marah."Oh, jadi sekarang kalian berdua sudah resmi pacaran?"Abraham melirik ke arah Elsyam dengan tatapan yang begitu aneh. Mereka berdua memang berada di ruang kerja dari lelaki itu, untung saja tadi elea menangis jadi Arini tidak ikut nimbrung bersama dan memilih untuk kembali lagi k
Walaupun Abraham sudah mengatakan jika dirinya memang mencintai Santira dan juga ingin menikahinya, tetapi tetap saja wanita itu masih merajuk kepada Abraham atas apa yang selama ini dilakukan oleh dirinya. Mungkin rumus matematika memang sulit untuk dipahami, dihafal. Namun, memahami hati wanita jauhlah lebih sulit daripada itu.Abraham benar-benar merasa sangat pusing, karena sejak pulang dari restoran itu Santira tidak memberikan jawaban apapun dan wajahnya masih sangat masam.Dirinya sudah meminta maaf berulang kali kepada Santira, tetapi tetap saja wanita itu masih kesal dan juga marah. Dirinya juga sangat merasa bingung, sebenarnya apa yang diinginkan oleh seorang wanita. Tadi Santira meminta dirinya sebuah kepastian, lalu ia sudah memberikan kepastian. Lantas di saat ia sudah memberikan jawaban apa yang diinginkan oleh Santira mengapa wanita itu justru berbalik merajuk kepadanya."Santira, kamu tahu jika aku sangat tidak suka didiamkan kenapa kamu melakukan itu?" Dirinya bukan