"Arini maafkan ibuku, ya, dia memang seperti itu," ujar Haruni. Setelah ibunya sudah berhasil ditenangkan oleh sang ayah, wanita itu meminta maaf kepada Arini dan juga Elsyam. "Aku benar-benar tidak menyangka ibu akan melakukan hal itu kepadamu," tutur Haruni kembali. Wajahnya menyeramkan sebuah rasa tidak enak karena kejadian tadi disaksikan oleh banyak pasang mata.
Elsyam dan juga Arini saling menatap. Arini sangat heran dengan perubahan drastis dari mantan istri suaminya itu yang sekarang menjadi istri keduanya, bukankah dulu saat wanita itu mengetahui jika dirinya adalah nyonya muda baru di rumah besar tersebut mengamuk seperti macan dan sekarang sikapnya sangat berbanding terbalik. "Iya, tidak masalah," ujar Arini."Tenang saja, kamu tidak perlu khawatir nanti aku yang akan memberi klarifikasi kepada wartawan perihal ini aku jamin nama baik kalian berdua tidak akan rusak, sekali lagi aku minta maaf ya, atas nama ibuku," ungkap Haruni kembali.Arini meElsyam tengah melakukan tour bisnis dan peninjauan tempat untuk kembali membangun mall. Arini merasa bosan terus-terusan, berada di rumah apalagi orang tua dari Elsyam pun tengah melakukan liburan berdua. Dirinya sudah membuat janji dengan Dira, seperti biasa ingin berbelanja keperluan outlet salad buah mereka.Ponsel wanita itu berdering, melihat nama yang tertera adalah Dira. "Kak, aku sudah di depan," ujar Dira dari sebrang panggilan telpon tersebut."Iya tunggu aku segera keluar." Arini segera mematikan panggilan telepon tersebut, lalu ia mengambil tas tak lupa topi dan juga maskernya. Melewati beberapa pelayan yang tengah membersihkan rumah. "Aku pergi dulu, ya," ujar Arini kepada Nency seperti biasa dirinya akan laporan kepada wanita itu jika akan pergi kemana-mana karena suaminya pasti akan menghubungi sang kepala pelayan untuk menanyakan keberadaannya.Arini, berlari membuat para pelayan yang tengah membersihkan seluruh area rumah te
"Kakak lihat ternyata memang benar mbak Haruni itu jualan live," ujar Dira. Keduanya memang tengah makan siang bersama di sebuah restoran ternama, entahlah Arini sekarang memang suka menginginkan tiba-tiba makan di tempat-tempat yang sebelumnya belum pernah dirinya kunjungi.Arini yang tengah menikmati iga bakar tersebut langsung saja melihat ponsel Dira ternyata benar tengah menunjukkan Haruni yang berjualan secara live. "Followersnya memang banyak," ujar Arini. Mau bagaimanapun juga Harumi adalah seorang model tentu saja banyak orang yang mengenalnya berjualan online pun pasti akan banyak peminatnya karena orang-orang sudah mengetahui siapa dirinya itu."Lumayan rame juga sih jualannya," ungkap Dira.Arini setuju mengenai hal tersebut karena dari beberapa komentar banyak yang check out barang miliknya tersebut apalagi jika endorse endorse tersebut pasti ia akan mendapatkan bayaran. Wanita itu juga langsung membuka sosial medianya, followersnya memang kal
"Haruni, ayo kita pulang. Anakmu kasian dititipkan ke tetangga, lagi pula untuk apa kamu ke sini yang mati itu hanya mantan mertuamu," ungkap Bu Sofi. Sejak tadi dirinya tidak menyukai berada di tempat ini apalagi bu Widuri tidak menyapanya sama sekali membuat ia begitu jengkel.Haruni yang tengah menyaksikan prosesi pemakaman mantan mertuanya itu pun menoleh ke arah ibunya yang membuat keributan. "Kalau Mama mau pulang pulang saja terlebih dahulu aku maunya sampai selesai di sini, Ma," ujar Haruni kembali.Bu Sofi kesal, dirinya segera menarik sang suami untuk pergi dari tempat pemakaman tersebut tidak banyak orang yang melayat hanya beberapa pihak kepolisian dan keluarga dari Elsyam saja. Bahkan Hendri pun tidak dapat menyaksikan pemakaman ibunya, karena lelaki itu tidak bisa kooperatif dengan pihak kepolisian."Elsyam, katanya baru mendapatkan penerbangan untuk pulang," ungkap Arini kepada sang mertua.Ayah mertuanya juga sudah datang menyusul
Arini dan Elsyam akhirnya mengajak Haruni untuk makan bersama di kantin rumah sakit karena tadi wanita itu mengatakan belum sarapan maka selagi menunggu proses pengecekan Hans selesai jadi mereka semua memilih untuk sarapan di kantin rumah sakit. "Kata dokter jika Hendri mengalami sebuah pukulan yang berat karena ibunya meninggal maka dari itu dia selalu berhalusinasi bahkan beberapa kali mengamuk," ungkap Elsyam."Aku turut prihatin dengan keadaannya Hendri sekarang mau bagaimanapun juga dia adalah ayah dari Hans," ungkap Haruni kembali. Wajah wanita itu terlihat begitu sedih, dirinya tidak menyangka jika Henry bisa terkena gangguan mental karena hal ini.Elsyam melirik ke arah jam tangannya sudah waktunya ia berangkat ke perusahaan karena harus menghadiri beberapa meeting penting. "Arini, ayo aku antarkan pulang sebentar lagi aku ada meeting penting," ungkap Elsyam kembali. Beberapa hari ini juga dirinya terlalu sibuk mengurus beberapa dokumen-dokumen mengen
"Ayo, Haruni," ujar Elsyam. Melihat wanita itu berdiri di tepi jalan sendirian membuatnya tidak tega apalagi sekarang dirinya berhutang Budi kepada Haruni karena sudah menyelamatkan sang istri dari kecelakaan mobil truk tersebut. "Ayo, aku antarkan sekalian juga aku mau pulang," ungkap Elsyam.Haruni menoleh ke kiri dan kanan dan dokumen dirinya takut jika ada wartawan yang melihat kejadian ini pasti akan muncul pemberitaan baru. "Bagaimana jika ada yang tahu aku takut jika ada berita hoax lagi kasihan Arini." Wanita itu sudah naik ke mobil dan langsung menutup pintu. "Aku juga merasa tidak enak takut jika Arini berpikir yang tidak tidak."Elsyam terdiam hubungan wanita itu dan hari ini juga sudah semakin membaik dirinya yakin jika sang istri tidak akan masalah jika ia mengantarkan Harumi pulang. "Tidak, Arini tidak akan berpikir yang macam-macam aku yakin."Haruni mengangguk, lalu wanita itu segera memakai sabuk pengamannya, sebentar lagi akan
"Arini, bajunya bagus yang warna apa yang ini atau yang ini?" Haruni memegang dua baju bayi di tangan kanan dan kirinya, wanita itu sangat bingung memilih baju yang mana karena dua-duanya menurutnya sangat bagus hanya saja motifnya yang berbeda. "Sebenarnya tidak perlu belanja seperti ini sih, karena baju-baju bekas Hans sangat banyak," ungkap Haruni kembali.Pagi ini tiba-tiba ibu mertuanya mengajak Arini untuk berbelanja keperluan bayi dari Haruni. Wanita itu mengatakan jika ia tidak mau pergi sendiri karena memang setelah berpuluh-puluh tahun diculik ia tidak banyak mengetahui tentang lokasi-lokasi di tempat ini lagi pula wanita itu mengatakan tidak ingin berdua saja dengan Haruni maka dari itu mengajak Arini pergi bersama."Ini adalah anak pertamanya dari Elsyam, tidak boleh memakai barang bekas," ungkap Bu Widuri. Di mana harga dirinya jika cucu pertamanya harus memakai barang bekas lagi pula Elsyam sangat mampu membelikan seluruh barang-barang bayi baru untuk
"Arini, aku kira kamu sudah dewasa ternyata dirimu itu memang masih sangat labil," ungkap Elsyam. Dirinya kira perbedaan usia tidak akan menghambat hubungan keduanya ternyata salah iya tidak mampu untuk memahami apa yang ada di pikiran sang istri. "Kamu cemburu kepada Haruni? Apa yang kamu cemburui aku mencintaimu tidak mencintai Haruni," ungkap Elsyam kembali. Menurutnya Arini sangat kekanak-kanakan karena wanita itu cemburu kepada Haruni padahal sudah jelas jika dirinya tidak lagi mencintai wanita itu ia masih menghubungi wanita itu saja karena anaknya bukan hal lain. Lelaki itu terdiam karena menyadari jika ucapannya tadi menggunakan nada tinggi ia yakin pasti hal tersebut akan semakin membuat istrinya kesal.Arini terdiam, semenjak perubahan Haruni yang menjadi baik hubungannya dan Elsyam kian memburuk. Bukan tanpa alasan menurutnya suaminya tersebut begitu perhatian dengan Haruni bahkan mereka pun sering melakukan video call untuk hari ini memperlihatkan gerakan di per
Arini terdiam, kini wanita itu tidak dapat luluh walaupun lelakinya sudah melakukan banyak hal untuk dirinya. Permintaan maaf memang benar bukan obat untuk melupakan, tetapi hanyalah obat untuk rasa bersalah saja. "Tuan?" tanya Arini kembali. Setelah mengadakan hal tersebut ia memilih untuk menghabiskan sarapannya, tidak ingin jika sampai dirinya sakit karena yakin hal tersebut pasti akan sangat merepotkan lagi siapa yang dirinya miliki di sini selain diri sendiri."Terserah kamu sajalah," ungkap Elsyam.Ponsel Arini berdering wanita itu langsung saja melihat ponselnya di mana nama Haruni terpampang jelas. "Iya, Mbak ada apa?" tanya Arini."Haruni?" Elsyam menatap ke arah istrinya dirinya penasaran untuk apa Haruni menelpon Arini pagi-pagi seperti ini.Mendengar jawaban dari Haruni membuat Arini terdiam. "Iya, Mbak aku ke sana sebentar lagi," ujar Arini.Wanita itu memilih untuk minum terlebih dahulu. Ia melihat suaminya Tengah menun
"Selamat, ya," ujar Arini. Wanita itu merentangkan tangan kepada sang kakak dan juga Santira.Abraham benar-benar merasa heran dengan reaksi yang diberikan oleh adiknya itu. Walaupun demikian, dirinya tetap saja membalas ucapan selamat dari adiknya tersebut.Arini juga langsung saja memberikan pelukan kepada Santira.Bu Widuri yang sejak tadi terheran-heran dengan kehadiran wanita yang dahulu hampir saja bertunangan dengan anaknya itupun, tidak tahan lagi dan akhirnya bertanya sebenarnya ada apa semua ini.Abraham langsung saja menjelaskan semuanya, perihal peristiwa dahulu tentang penculikan Elsyam dan tentang penangkapan Yordan yang semua itu dibantu oleh Santira. Dirinya memang ingin membersihkan cap buruk tentang calon istrinya itu di mata orang-orang. Mereka hanya mampu melihat Santira yang dulu saja, padahal Santira yang sekarang sudah sangat jauh berbeda."Mungkin semua orang memiliki masa lalu buruk, tetapi semua orang juga bisa berubah. Kita hanya manusia biasa, bukan Tuhan y
Arini yang baru saja meninggalkan kursi, ia langsung berpapasan dengan kakaknya Abraham yang tengah menggendong sang putri."Kenapa maksain harus menggendong, sedangkan tangan Kakak saja masih sakit seperti ini." Arini langsung saja merebut Elea dari gendongan kakaknya, ia takut jika sakit di tangan kakaknya semakin parah dan juga dirinya takut juga sang anak terjatuh.Abraham, hanya menyengir saja walaupun tangannya memang masih sakit. Namun, dirinya sudah sangat merindukan sang keponakan. Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi menahan rasa rindunya maka dirinya tadi langsung saja menggendong Elea walaupun tangannya memang masih sangat sakit. "Aku hanya merindukannya, aku ya jamin dia tidak akan jatuh kok Arini."Elsyam dan juga Ridho, tiba-tiba muncul dari belakang. Mereka berdua tengah asyik mengobrol satu sama lain. Keduanya juga langsung berhenti tepat di sisi Arini dan juga Abraham."Ada apa Sayang, kenapa marah-marah seperti itu?" tanya Elsyam.Arini langsung saja menatap ke ara
Elea, gadis berpipi gembil itu tampil dengan cukup menawan. Balutan gaun putih, lalu rambut yang diikat dua benar-benar membuatnya nampak begitu seperti boneka hidup. Orang-orang yang melihat putri dari Arini itu pun mereka terlihat sangat gemas. Apalagi Elea anak itu selalu tersenyum ramah kepada siapapun orang yang menyapanya."Anaknya Pak Elsyam benar-benar sangat cantik."Arini dan juga suaminya memang tengah menghadiri sebuah acara besar tahunan. Di mana, di sana banyak sekali rekan-rekan bisnis dari Elsyam. "Sini biar aku yang gendong." Elsyam merentangkan tangannya, ia langsung saja mengambil putrinya ke dalam gendongan. Tak mungkin dirinya melepaskan Elea, di tengah-tengah keramaian seperti ini.Elea memang sering diajak untuk menghadiri acara-acara penting perusahaan dari ayahnya. Karena si kembar sudah sering menolak, mereka memiliki kegiatan lain dan lebih senang bersama dengan kakek neneknya karena selalu mau menuruti keinginan mereka berdua. Sedangkan, Elea lebih memilih
"Bagaimana keadaannya?"Arini bertanya kepada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan kakaknya itu. Tadi memang suaminya ditelepon oleh pihak rumah sakit jika Abraham mengalami sebuah insiden kecelakaan. Mereka berdua langsung saja menuju ke rumah sakit, karena memang hanya mereka berdualah pihak keluarga dari Abraham.Dokter mencoba menenangkan Arini yang terlihat begitu panik, memang saat suaminya menjelaskan jika pihak rumah sakit menelpon dirinya karena Abraham kecelakaan. Wanita itu langsung saja menjadi begitu sangat khawatir kepada kakaknya tersebut."Pasien sudah boleh dijenguk, mungkin untuk beberapa hari ini dia hanya perlu waktu untuk istirahat saja."Arini menggangguk begitu juga dengan Elsyam mereka langsung saja memilih untuk masuk ke ruangan di mana Abraham dirawat.Wajah panik dari Arini berubah seketika menjadi masam lagi, saat melihat seorang wanita yang tengah berdiri di samping kakaknya itu.Abraham pun langsung saja menoleh ia melihat Arini dan juga suam
Setelah Arini berhasil menidurkan sang putri, yang memilih untuk bermain dengan ponselnya. Di seberang dirinya ada Elsyam yang tengah berkutat dengan laptopnya.Lelaki itu memang sudah paham bagaimana cara menangani amarah sang istri, ia memilih untuk diam karena jika dirinya terus berkata pasti hari ini akan semakin marah dan kesal saja. Dirinya yakin jika esok pagi pasti amarah dari istrinya sudah reda maka dari itu ia memilih untuk diam.Arini pun memilih untuk melihat-lihat aplikasi orange tempat di mana dirinya berbelanja bahkan 1 bulan ia bisa menghabiskan puluhan juta karena menurutnya. Lebih baik berbelanja online karena ia tidak perlu harus repot-repot datang ke toko dan memilih, mungkin bedanya jika berbelanja online kita harus sabar menunggu.Ia tidak mempedulikan tentang pesan-pesan yang dikirimkan oleh kakaknya itu. Dirinya masih sangat marah dan ia juga tidak bisa berpikir dengan jernih untuk saat ini. Maka dari itu hal ini memilih untuk diam daripada ia berkata dan just
Elsyam memegangi Arini, ia takut jika sampai istrinya itu justru berbuat yang tidak-tidak kepada kakaknya. Tatapan dari Arini benar-benar terlihat begitu murka kepada kakaknya itu, sejak tadi Ia terus saja menuntut sang kakak untuk menceritakan semuanya."Aku tidak menyangka jika selama ini Kakak bisa membohongi adiknya sendiri sampai sebegitu lamanya," ungkap Arini.Abraham yang sejak tadi terus saja diberondong pertanyaan oleh Arini pun, ia benar-benar perangainya sebagai orang yang tegas langsung sirna seketika di hadapan Arini. Memang sejak dirinya mengetahui jika Arini adalah adiknya, ia benar-benar menganggap Arini seperti ibunya sendiri, apalagi saat adiknya marah wanita itu pasti akan sangat sulit untuk dibujuk.Lelaki itu sejak tadi berusaha memberikan isyarat kepada Elsyam, ia berharap jika adik iparnya itu dapat membantu.Arini masih menatap tajam ke arah mereka berdua. Ia tidak menyangka jika ternyata mereka bisa menyimpan rahasia yang begitu besar, pantas saja selama ini
Abraham benar-benar merasa begitu gelisah. Sudah satu minggu, Santira mengabaikannya bahkan wanita itu tidak mau berbicara dengannya dan di kantor pun saat berpapasan bahkan Santira langsung saja membuang wajah tidak mau menatap ke arahnya.Ketukan di pintu membuat lamunan dari Abraham pun buyar, ia langsung saja menatap di mana orang yang sedang dirinya nanti sudah berada di ambang pintu."Ada apa Pak Abraham memanggil saya?" Memang seperti biasa jika di kantor Santira akan bersikap formal dan mereka pun seolah-olah tidak saling mengenal satu sama lain. Semua itu karena mereka berdua menjunjung tinggi profesionalitas saat bekerja.Abraham benar-benar sangat merindukan wanita itu, bahkan Santira pun sudah tidak mau lagi mengangkat dan membalas chat serta panggilan telepon dari dirinya. Lelaki itu langsung saja melangkah menuju pintu dan langsung mengunci pintu dari dalam, ia tidak mau lagi jika sampai Santira melarikan diri karena menurutnya sangat sulit sekali untuk berbicara dengan
Elsyam benar-benar seperti tengah mendengarkan seorang ABG yang sedang bercerita mengenai kisah asmaranya. Lelaki itu terus saja menahan tawa, mendengar cerita Abraham yang dituntut meminta kepastian oleh Santira.Dirinya juga benar-benar merasa heran kepada kakak iparnya tersebut, bagaimana bisa ia menggantungkan perasaan seorang wanita hampir 2 tahun. Padahal selama ini mereka seperti layaknya sepasang kekasih yang tengah backstreet saja karena memang tidak ada orang yang mengetahuinya selain dirinya itu.Elsyam juga memang sering mengatakan kepada Abraham agar dia mau memberikan penjelasan dan juga kebenaran ini kepada istrinya Arini, dirinya takut jika sampai Arini tahu dari orang lain justru akan marah."Oh, jadi sekarang kalian berdua sudah resmi pacaran?"Abraham melirik ke arah Elsyam dengan tatapan yang begitu aneh. Mereka berdua memang berada di ruang kerja dari lelaki itu, untung saja tadi elea menangis jadi Arini tidak ikut nimbrung bersama dan memilih untuk kembali lagi k
Walaupun Abraham sudah mengatakan jika dirinya memang mencintai Santira dan juga ingin menikahinya, tetapi tetap saja wanita itu masih merajuk kepada Abraham atas apa yang selama ini dilakukan oleh dirinya. Mungkin rumus matematika memang sulit untuk dipahami, dihafal. Namun, memahami hati wanita jauhlah lebih sulit daripada itu.Abraham benar-benar merasa sangat pusing, karena sejak pulang dari restoran itu Santira tidak memberikan jawaban apapun dan wajahnya masih sangat masam.Dirinya sudah meminta maaf berulang kali kepada Santira, tetapi tetap saja wanita itu masih kesal dan juga marah. Dirinya juga sangat merasa bingung, sebenarnya apa yang diinginkan oleh seorang wanita. Tadi Santira meminta dirinya sebuah kepastian, lalu ia sudah memberikan kepastian. Lantas di saat ia sudah memberikan jawaban apa yang diinginkan oleh Santira mengapa wanita itu justru berbalik merajuk kepadanya."Santira, kamu tahu jika aku sangat tidak suka didiamkan kenapa kamu melakukan itu?" Dirinya bukan