Share

Bab 106

Author: Miss Secret
last update Last Updated: 2024-12-24 18:35:14

Kanaya mengangguk, sedikit bingung dengan sikap gadis yang ada di depannya yang terkesan sombong. Apalagi, cara menatap Kanaya pun begitu sinis.

"Nama gue Vanel, asal lo tahu semua mahasiswa yang ada di sini tunduk pada gue. Tapi, lo udah ngusik gue, karena lo sok caper sama Arga. Sebelum terlalu jauh, gue beri peringatan ke lo agar jangan sampai berani mendekati Arga lagi. Kalau nggak, lo rasakan sendiri akibatnya!"

Kanaya tersenyum sinis, lalu berdiri sembari melipat tangan di dada. "Maaf Kak, saya sama sekali nggak tertarik sama Arga. Saya juga udah punya pacar, dan nggak berminat mendekati Arga. Jadi, sebaiknya Kak Vanel yang menasehati Arga agar tidak mendekatiku lagi."

Setelah itu, Kanaya mengibaskan rambutnya. Lalu, berjalan menjauhi Vanel, dan mendekat pada teman sekelompoknya lagi yang saat ini sudah mulai melanjutkan kegiatan ospek.

"Sombong sekali, dia belum tahu siapa gue!"

Gadis itu pun menoleh pada salah seorang temannya. "Anya, tolong lo cari tahu siapa gadis nggak tahu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ira Zamzuri
dilanjut doong...bab nya masa cuma 1 bab hehehe..kt tunggu yaa tiap muncul 5 bab gitu tks
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 107

    "Ah mungkin punya pembantu baru," sambung Leo kembali. Dia kemudian membuka otomatic door mansion tersebut, tetapi pintu itu tidak terbuka."Kenapa pintunya nggak bisa dibuka? Apa Carmen sudah mengubah password pintunya?"Leo mengamati pintu tersebut, disertai raut wajah bingung, dan kening yang berkerut. Merasa putus asa, Leo akhirnya memencet bel yang ada di samping pintu. Namun, tidak ada satu orang pun pelayan yang keluar dari mansion tersebut.Amarah Leo yang memuncak, membuat dia memencet bel berulang kali hingga salah seorang asisten rumah tangga akhirnya datang menuju ke arah pintu."Kenapa lama sekali? Apa kau tuli, hah?" hardik Leo setelah pintu itu terbuka."Maaf Tuan, Anda memang tidak boleh masuk ke dalam lagi, silahkan Anda pergi.""Apa? Lancang sekali kau! Berani sekali kau berkata seperti itu padaku!""Maaf Tuan, saya hanya menjalankan perintah dari Nyonya Carmen. Anda tidak boleh lagi masuk ke rumah ini.""Perintah? Cih, kau jangan mengada-ada! Istriku nggak mungkin b

    Last Updated : 2024-12-25
  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 108

    "Kenapa kamu tampar aku, Mas?" pekik Arumi yang tak terima jika Alan menampar dirinya."Itu belum seberapa dibandingkan dengan harga yang harus kau bayar, Arumi.""Apa sebenarnya maksud kamu sih, Mas? Tiba-tiba aja datang sambil marah-marah gini!" Arumi masih menatap tajam suaminya, tak terima dengan sikap Alan. "Sekarang aku tanya, kamu habis dari mana, Arumi?"Arumi tergagap, tentunya dia juga merasa cemas jika Chyntia tidak datang ke hotel tersebut, dan ada kaitannya dengan kemarahan Alan."Ke hotel, buat endorse sekaligus review kamar hotel.""Ck, benarkah? Kalau begitu mana videonya?""Kamu apa-apaan sih, Mas? Edit video itu bukan tugasku, tapi tim yang bikin. Kamu pikir, aku influencer abal-abal yang apa-apa bikin sendiri?" sahut Arumi, berusaha tetap tenang. Meskipun, perasaannya begitu berkecamuk. Apalagi keberadaan Chyntia saat ini juga masih menjadi tanda tanya."Oh jadi itu tugas timmu? Sekarang, tolong beri tahu anak buahmu agar tidak lupa mengedit video review fasilitas

    Last Updated : 2024-12-26
  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 109

    Di depan gerbang kampus yang mulai sepi. Kanaya berdiri, sembari beberapa kali melihat arloji di pergelangan tangannya.Sore ini, Alan mengatakan jika dia tak bisa menjemput gadis itu, dan menyuruh sopir pribadi keluarga untuk menjemput Kanaya.Kanaya tak tahu alasan Alan membatalkan niatnya untuk menjemput ke kampus. Dalam benaknya, Kanaya hanya menduga jika Alan pasti sedang ada urusan penting yang berhubungan dengan pekerjaannya."Ayo, aku antar pulang. Rumah kamu kayaknya searah kan sama aku." Suara seorang laki-laki dari arah samping pun terdengar. Kanaya seketika menoleh, dan melihat sosok Arga, kini sudah berdiri di sampingnya. Lelaki itu, kini tampak tersenyum ramah.Kanaya pun membalas senyuman itu dengan canggung sambil merapikan tasnya. "Nggak usah, Kak. Aku bisa pulang sendiri kok."Arga tertawa kecil, lalu berkata, "Naya, nggak apa-apa juga kali. Aku lagi nggak buru-buru. Lagian lebih aman kalau ada yang nemenin."Kanaya menunduk sebentar, lalu mengangkat wajah dengan se

    Last Updated : 2024-12-27
  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 110

    Pak Rama duduk di sofa dengan tangan terkepal, sementara Bu Dahlia berdiri dengan mata berkaca-kaca, keduanya menatap Arumi yang berdiri di sudut ruangan dengan wajah tertunduk. Pak Rama dengan suara tegas mulai membuka suaranya."Kami sudah menduga jika semua ini akan terjadi.""Kenapa Papa sama Mama nggak berusaha belain aku untuk mempertahankan rumah tanggaku sama Mas Alan?"Bu Dahlia hanya menggelengkan kepala, sembari memijit pelipisnya. Sedangkan Pak Rama, menghela napas berat."Bukankah kami sering memberi nasehat padamu tentang tugas menjadi seorang istri? Tapi kamu nggak pernah mencoba introspeksi diri, Arumi. Alan sudah bersabar selama bertahun-tahun, dan kamu ternyata nggak berubah!""Jadi, sudah sepantasnya dia kecewa."Bu Dahlia, ikut menimpali perkataan suaminya. Lalu, wanita paruh baya itu kembali berkata, "Mama sudah pernah membicarakan ini saat papamu mendapat donor hati dari Kanaya. Kami memang sudah sepenuhnya menyerahkan keputusan tentang rumah tangga kalian pada A

    Last Updated : 2024-12-28
  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 111

    Chyntia tersenyum kecut, saat mendapati sosok yang berdiri di depannya."Ternyata, Anda nekat juga datang ke rumah ini, Bu Arumi."Arumi yang saat itu sedang membelakangi pintu, menoleh saat mendengar suara Chyntia."Ck, kau pikir aku takut pada wanita rendahan sepertimu?"Chyntia terkekeh sembari menggelengkan kepalanya. "Ngomong-ngomong, Anda tahu dari mana alamat rumah saya?""Hei ingat aku siapa. Aku adalah istri dari mantan bosmu, bukan hal yang sulit untuk mendapatkan alamatmu!" jawab Arumi yang sebenarnya mendapat alamat rumah Chyntia, dari Kanaya.Arumi tahu, dulu saat Alan ada tugas ke Bandung saat ditemani Kanaya, mereka menjemput Chyntia terlebih dulu ke rumahnya.Karena itulah, ketika dia memutuskan untuk bertemu Chyntia, Arumi menanyakan alamat Chyntia pada Kanaya."Apa Anda bilang? Apa maksud Anda? Anda itu istri dari Pak Alan? Nggak salah? Bukankah Pak Alan sudah mengembalikan Anda? Ck, Anda pikir saya nggak tahu?""Dari mana kau tahu? Dasar pengkhianat!""Itu nggak pen

    Last Updated : 2024-12-29
  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 112

    Leo yang saat ini sedang berjalan dalam kesunyian malam, hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar sambil berkali-kali meneriakkan umpatan kesal yang merutuki keadaannya saat ini."BRENGS*K! Kenapa semua ini harus terjadi padaku? Kenapa semua rencana yang kususun selama bertahun-tahun tiba-tiba harus hancur begitu saja? Apa aku sanggup menjalani semua ini? Biasanya aku hidup terhormat, dan mewah tanpa kekurangan satu apapun. Lalu sekarang, aku harus hidup di jalan seperti ini, bahkan tempat tinggal pun aku tidak punya!"Leo menggerutu kesal, saat ini dia memang tidak memiliki apapun kecuali pakaian yang menempel di tubuh, dan juga di dalam koper yang dia seret. Sedangkan uang yang ada di saku celana, jumlahnya tak seberapa.Dahulu, dia memang hanya sebatas karyawan biasa, perantauan dari kota kecil, yang begitu gigih bekerja di perusahaan milik keluarga Carmen. Hingga pada akhirnya, mereka saling jatuh cinta, dan menikah.Jadi, dia benar-benar tak memiliki siapapun di ibu kota ini. Se

    Last Updated : 2024-12-30
  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 113

    "Fotografer itu bernama Rain."Perkataan Leo terus terngiang di telinga Alan, hingga membuatnya malam ini sangat sulit untuk memejamkan mata.Perlahan, Alan bangkit dari atas ranjang. Lalu berjalan ke arah balkon, dan mengambil sebatang rokok.Tepat ketika Alan menghembuskan asap putih dari mulutnya, tiba-tiba seseorang memeluknya dari arah belakang."Papa pulang jam berapa? Kenapa sekarang belum tidur?""Jam sebelas malam. Tadi kamu udah bobo jadi Papa nggak bangunin kamu."Alan kemudian membalikkan tubuh, menghadap pada Kanaya."Kenapa kamu malah bangun?""Aku mau nemenin Papa, sekaligus mau cerita satu hal.""Cerita apa?" sahut Alan penasaran."Tadi Mama telepon aku, terus tanya alamat Tante Chyntia.""Terus kamu kasih tahu?"Kanaya mengangguk ragu, takut jika keputusannya membuat Alan marah."Papa marah kalo aku kasih tau Mama?"Alan menggelengkan kepala, seraya berkata, "Nggak, biarkan saja, itu jadi urusan mereka. ""Apa Mama mendatangi Tante Chyntia, karena ada hubungannya sama

    Last Updated : 2024-12-31
  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 114

    Arumi menyesap latte yang baru saja dia pesan, setelah beberapa kali melihat arloji di tangan. Beberapa saat yang lalu, ketika Kanaya mengatakan jika dirinya sedikit terlambat, karena sedang mengurus Alan, dan Kenan terlebih dulu, Arumi memutuskan untuk memindah tempat pertemuannya dengan Kanaya, yang awalnya di taman ke sebuah cafe."Ma, maaf aku telat."Ketika Arumi baru saja meletakkan cangkirnya, Kanaya kini sudah berdiri di samping, sembari tersenyum getir, seolah menyiratkan penyesalan telah membuat Arumi terlalu lama menunggu."Nggak apa-apa, sini duduk!"Arumi menepuk sofa di sampingnya, menyuruh Kanaya untuk duduk."Kamu mau pesen apa?""Sama kaya Mama aja."Arumi pun memberi kode pada salah seorang pelayan untuk mendekat, dan memesankan minuman untuk Kanaya."Gimana kabar rumah?" tanya Arumi, beberapa saat kemudian."Baik, Ma. Papa lagi nganter Kenan ke rumah Oma Sinta. Oma sama Opa ngajak Kenan ke kebun binatang."Jawaban Kanaya, sebenarnya membuat Arumi sedikit kesal, kare

    Last Updated : 2025-01-01

Latest chapter

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 243

    Rain melirik Arumi, kekasihnya, yang tampak sendu saat menatap prosesi akad nikah Alan dan Kanaya. Tatapan wanita itu kosong, seolah pikirannya melayang jauh ke masa lalu. Rain mengeratkan genggamannya di tangan Arumi, mencoba mengalirkan kehangatan, tetapi Arumi tetap terpaku.Alan, mantan suami Arumi, duduk dengan tenang di seberang mereka, mengucapkan ijab kabul dengan suara mantap. Setiap kata yang keluar dari bibir pria itu seperti bilah pisau yang mengiris perasaan Arumi. Rain bisa merasakan tarikan napas berat dari kekasihnya, seolah dia sedang berjuang keras menahan sesuatu di dalam hatinya.Rain tahu, meski kini Arumi adalah miliknya, ada bagian dari hati wanita itu yang masih berdamai dengan luka lama, dan di momen ini, Rain yakin, luka itu kembali menganga.Wanita itu masih terpaku menatap prosesi akad nikah Alan dan Kanaya. Wajahnya terlihat tenang, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang sulit diartikan.Perlahan, Rain meraih tangan Arumi, menggenggamnya dengan lembut

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 242

    Pagi ini, mentari bersinar lembut, menyapa dengan kehangatan yang membalut langit dalam semburat jingga keemasan. Angin sepoi-sepoi berbisik di antara dedaunan, menyertai aroma bunga-bunga segar yang menghiasi pelataran rumah besar tempat pernikahan Kanaya berlangsung.Kanaya baru saja selesai dirias. Wajahnya tampak begitu cantik dengan balutan make-up pernikahan yang sempurna. Dia menatap bayangannya di cermin, mengagumi bagaimana setiap detail dirancang untuk hari istimewanya. Jemarinya perlahan merapikan gaun yang membalut tubuhnya, memastikan segalanya tampak sempurna.Senyum manisnya merekah seperti mawar yang baru bermekaran. Matanya berbinar, mencerminkan harapan dan kebahagiaan yang memenuhi hatinya. Hari ini adalah awal dari babak baru dalam hidupnya, dan dia siap melangkah dengan penuh keyakinan.Saat ini, gadis itu berdiri di depan cermin dengan gaun pengantinnya yang anggun. Jemarinya sedikit gemetar saat merapikan kerudung yang menjuntai indah. Dia menatap bayangannya de

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 241

    Di sudut taman rumah sakit jiwa, di bawah pohon kamboja yang bunganya mulai berguguran, seorang wanita tua duduk sendiri di bangku besi yang mulai berkarat.Rambutnya kusut, sebagian telah memutih, dan gaun lusuh yang dia kenakan tampak terlalu besar untuk tubuhnya yang semakin kurus. Namun, ada sesuatu yang menenangkan dalam caranya duduk, tenang, dan anggun, seolah dunia yang dulu pernah menghancurkannya kini tak lagi punya kuasa atasnya.Dia tersenyum, senyum yang bukan dibuat-buat. Senyum yang bukan karena bahagia, tetapi karena menerima. Matanya kosong, tapi di kedalaman sorotnya, ada sesuatu yang sulit dijelaskan—keikhlasan. Seakan semua luka, semua kepedihan yang pernah membawanya ke tempat ini, telah dia genggam, lalu dia lepaskan dengan ringan.Angin sore berembus lembut, mengayun ujung selendangnya yang lusuh. Beberapa pasien lain berjalan mondar-mandir di taman itu, beberapa berbicara sendiri, beberapa hanya diam seperti patung. Namun, Bu Dahlia berbeda, dia tidak berbicara

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 240

    Hujan turun dengan lembut, membasahi dedaunan di halaman rumah Rain. Hawa dingin menyusup melalui celah jendela, menciptakan suasana sendu yang seolah menggambarkan isi hatinya.Sudah beberapa hari sejak Arumi kembali, kepulangannya tidak seperti yang diharapkan Rain. Wanita yang dia cintai selalu berdiri di depannya dengan tatapan kosong, tak lagi mengenalnya, tak lagi mengingat kisah mereka. Yang lebih menyakitkan, ingatan yang tersisa justru tentang pria lain, mantan suaminya, Alan.Hal tersebut, membuat Rain ragu untuk menemui Arumi, dan beberapa hari terakhir, dia memilih tak datang ke rumah kekasihnya. Padahal Arumi sudah menunggunya. Malam itu, Arumi pun memutuskan untuk datang ke rumah Rain. Gadis itu berdiri di ambang pintu, mengetuk pelan pintu rumah tersebut. Lalu, tak berapa lama, pintu itu pun terbuka, dan Bu Hani berdiri di depannya."Selamat malam, Bu.""Oh Arumi, ayo masuk, Nak." Bu Hani menyuruh Arumi masuk ke dalam rumah dengan lembut, sambil memperhatikan wajah ga

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 239

    Arumi menatap secangkir cappuccino di hadapannya, uap hangat mengepul pelan, seolah menari di udara. Namun, pikirannya jauh lebih dingin dan berkabut daripada minuman itu. Di depannya, Kanaya duduk dengan tenang, sesekali mengaduk minumannya tanpa benar-benar meminumnya."Jadi ...." Arumi membuka suara, suaranya terdengar ragu. "Apa aku benar-benar mencintainya?"Kanaya mengangkat wajahnya, menatap kakak tirinya dengan sorot lembut tapi penuh berhati-hati. "Yang aku tahu, kalian sudah menjalin hubungan cukup lama. Kalau tentang bagaimana perasaanmu padanya, aku nggak tahu."Arumi mengangguk pelan, mencoba mencerna kata-kata itu. Kekasih, kata itu terdengar begitu asing. Dia menggigit bibir, menatap jemarinya sendiri yang menggenggam sendok kecil. "Tapi, aku sama sekali nggak ingat sedikitpun tentang dia. Bahkan, saat berada di sampingnya tak ada sama sekali getaran layaknya orang jatuh cinta."Kanaya menghela napas. "Itu wajar. Amnesiamu membuatmu melupakan banyak hal. Tapi Rain ....

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 238

    Arumi terdiam di dalam mobil yang berhenti di depan rumah megah itu, tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Udara dingin menusuk kulitnya, tetapi bukan itu yang membuatnya gemetar, melainkan ketakutan yang mencengkeram hatinya. Setelah sekian lama, akhirnya dia memberanikan diri datang ke rumah mantan mertuanya, tempat Kenan kini tinggal.Di sampingnya, Kanaya menyentuh lengannya pelan. “Kak, kalau belum siap, kita bisa balik,” bisiknya, suaranya lembut tapi penuh dukungan. Kayana mengatakan itu bukannya tanpa alasan, karena pesan yang dikirimkan Alan pun terlihat ambigu.Alan tak mengatakan Kenan mau bertemu dengan Arumi atau tidak, hanya menyuruh mereka untuk datang.Arumi menghela napas panjang. “Aku harus melakukan ini, Nay. Aku sudah terlalu lama membiarkan jarak di antara kami.”Kanaya mengangguk, meski dia tahu ini tidak akan mudah. Dia tahu, Kenan, yang selama ini menyimpan luka dan kebencian, mungkin tidak akan menerima Arumi begitu saja dengan mudah.Keduanya pun turun dari

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 237

    Alan dan Bu Sinta duduk berhadapan dengan Kenan di ruang tengah. Wajah mereka penuh harap, sementara Kenan menundukkan kepala, tangannya erat menggenggam mobil-mobilan birunya.“Mama mau ketemu kamu, Kenan.”Suara Bu Sinta terdengar lembut, seolah takut membuatnya marah. Namun, Kenan menggeleng cepat. “Nggak mau.”Anak itu masih menolak, meskipun sudah lama dia tak bertemu dengan Arumi. Alan sebenarnya paham, memang hal tersebut membuat luka yang besar di dalam hati. Kejadian itu memang sudah lama berlalu, tapi Kenan masih ingat malam itu, di mana dia melihat Arumi bermesraan dengan pria lain yang bukan ayahnya. Meskipun sebenarnya laki-laki itu adalah ayah kandungnya sendiri. Namun, Kenan tak mengetahui itu, yang Kenan tahu, ayah kandungnya hanyalah Alan.Sejak saat itu, Arumi menjadi sesuatu yang asing baginya. Kenan seolah membuat jauh-jauh wanita itu dalam hidupnya.“Tapi, Kenan. Mama Arumi kangen sama kamu,” bujuk Bu Sinta lagi. Meskipun Bu Sinta tak terlalu menyukai Arumi. Nam

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 236

    Di dalam kamar milik Arumi yang berwarna pastel dengan pencahayaan temaram dari lampu meja, Arumi dan Kanaya, duduk di atas sofa. Arumi bersandar pada sofa tersebut, sementara Kanaya duduk dengan gelagat canggung di sampingnya, memainkan ujung pakaian yang dia kenakan dengan jemarinya.Kanaya tak tahu apa yang akan Arumi bicarakan. Sejujurnya di dalam hati Kanaya, ada rasa cemas dengan apa yang akan dikatakan oleh Arumi. Kanaya menggigit bibirnya, menahan perasaan yang campur aduk.Sedangkan Arumi, menghela napas pelan, menatap langit-langit sejenak sebelum mengalihkan pandangannya pada Kanaya."Aku minta maaf ...."Suara lirih Arumi memutus keheningan. Matanya kini tampak berkaca-kaca, menggenggam gelas kopi yang mulai mendingin. Beberapa minggu terakhir adalah mimpi buruk baginya—kehilangan ingatan, perasaan kacau, dan prasangka yang salah terhadap Kanaya."Minta maaf untuk apa, Kak?"Kanaya menatap Arumi dengan sabar, meskipun jelas ada luka di matanya. Arumi menarik napas dalam, m

  • Simpanan Ayah Angkat   Bab 235

    Arumi menatap wajah lelaki paruh baya di depannya dengan mata nanar. Ayahnya baru saja menceritakan tentang siapa dirinya sebelum amnesia merenggut sebagian ingatannya. Namun, alih-alih menemukan ketenangan, yang dia rasakan justru kesedihan yang begitu dalam.Apalagi saat mengetahui jika ternyata ibunya masuk rumah sakit jiwa akibat tekanan batin karena telah berbuat jahat pada ibu kandung Kanaya sampai meninggal. Arumi benar-benar tak menyangka jika kehidupan masa lalunya seburuk itu."Dulu Mama kamu juga sengaja suruh kamu buat angkat Kanaya sebagai anak, beberapa hari setelah ibunya Kanaya meninggal. Dia melakukan itu karena merasa bersalah, apalagi saat itu Kanaya juga menjadi gelandang."Arumi memejamkan mata, hatinya seakan teriris mendengar penuturan demi penuturan ayahnya yang terasa begitu menyakitkan."Jadi, aku dulu seperti itu?" Suara Arumi bergetar, nyaris tak terdengar.Pak Rama mengangguk perlahan, wajahnya penuh luka yang tak kasat mata. "Kau pernah menjadi wanita yan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status