Share

Menikah 2

Author: Althafunnisa
last update Last Updated: 2022-09-07 05:30:43

Bab 129

*******

Yana terdiam sejenak. Menimbang perkataan Asri.

"Oke, deh, Mbak. Nanti Yana bicarakan sama Bang Fikri," sahut Yana.

Yana segera menemui Fikri yang sedang duduk melihat para bapak-bapak yang ikut rewang memasang tenda untuk tamu.

"Bang!" Yana mendekati Fikri.

"Iya," Fikri menoleh ke arah Yana.

"Tadi Yana udah nelpon Mbak Asri, katanya sih, Yana bisa pindah mengajar di sekolah yang dekat dengan rumah Abang. Asalkan sekolah tersebut menerima lowongan guru baru. Untuk kuliah, Yana bisa ikut perkuliahan setiap hari Minggu," papar Yana kepada Fikri.

Fikri mendengar penjelasan Yana dengan seksama.

"Jadi, kamu kuliahnya hari Minggu aja?" tanya Fikri.

"Iya, Bang. Bisa nggak, Abang ngantar Yana kuliah setiap hari Minggu?" Yana bertanya pada Fikri.

Fikri tersenyum dan membelai kepala Yana dengan lembut.

"Tentu saja mau, Sayang ...! Buat istriku tercinta, tidak ada yang tidak mungkin!" sahutnya lagi.

Wajah Yana merona menahan malu. Perkataan Fikri membuat Yana merasa berdebar-d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Canggung

    Bab 130Canggung********Jodoh tidak ada yang bisa menebak kemana akan bermuara. Tidak pernah terbersit dalam benak Yana kalau akan berjodoh dengan Fikri, laki-laki yang dulu ditolaknya mentah-mentah dan Yana memilih pergi agar bisa menghindari perhatian dan cinta Fikri.Yana mengira kalau Arif adalah jodohnya karena Yana jatuh cinta pada pandangan pertama, tapi ternyata mereka hanya berjodoh selama tiga tahun. Itu pun karena Yana yang terus bertahan dengan menjalani beratnya cobaan dan hinaan yang didapatkannya dari ibu mertua.Cinta datang cinta pergi, suka duka dan sakit hati, fase yang dilalui Yana membawanya kembali pada kehidupan Fikri yang masih mendamba. Dan Yana berharap, Fikri adalah yang terakhir untuknya.Fikri menatap Yana yang tengah meringkuk di atas dadanya. Senyum terukir saat Fikri mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Mereka sama-sama sudah pernah menikah dan melakukan hubungan suami istri, tapi keduanya bahkan masih canggung dan merasa tidak berpengalaman.Fi

    Last Updated : 2022-09-07
  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Canggung 2

    Bab 131******Yana dan Fikri lalu mengantarkan Bu Indah sampai ke pintu gerbang.Sepeninggal Bu Indah, Yana membereskan mainan Dila yang berserakan di lantai dan mengembalikannya ke tempat semula.Karena sudah pukul sebelas siang dan mereka belum makan, Yana segera ke dapur dan memasak. Fikri yang melihat Yana memasak di dapur segera mendekat. Sebelumnya, Fikri tidak pernah mencumbu Reka ketika di dapur, tapi, sebelum menikah dengan Yana, Fikri membaca sebuah artikel yang mengatakan tempat paling pas untuk memulai percintaan itu adalah dapur.Fikri segera memeluk Yana dari belakang. Mencium pipinya dengan mesra dan tangannya mulai bergerilya meraba dada Yana yang mulai mengencang."Bang ...!" Yana mulai menggigit bibir bawahnya menahan gejolak di dalam dadanya."Abang menginginkanmu sekarang," bisik Fikri di telinga Yana.Fikri ingin mempraktekkan artikel yang dibacanya tentang bagaimana mencumbu istri di dapur bahkan bercinta di dapur dengan menyenangkan. Namun, Fikri kembali meras

    Last Updated : 2022-09-07
  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Kematian Arif

    Bab 132Kematian Arif*********Semua terjadi begitu saja. Sinta semakin lemas karena Arif hanya memberi waktu tiga puluh menit untuk beristirahat. Setelahnya, Sinta kembali harus melayani tubuhnya yang memanas karena pengaruh obat tersebut.Saat pertama Sinta memberi obat perangsang kepada Arif dengan dosis tinggi hanya memakai takaran setengah botol saja, Sinta sudah kewalahan menahan serangan dari Arif yang di luar kendali. Saat itu memang Sinta yang menginginkan pemerkosaan itu terjadi, walaupun peristiwa itu berbuntut Sinta di rawat di rumah sakit dalam waktu yang cukup lama.Namun, saat ini, Arif bahkan meminum obat tersebut sebanyak dua botol sekaligus. Tentu saja Sinta semakin menderita dan tidak kuat menahan serangan Arif yang bertubi-tubi ditambah Sinta tengah berbadan dua.Perut Sinta mulai mengencang ke sana dan kemari. Sepertinya janin di dalam kandungan tersebut juga tidak mampu menahan serangan-serangan dari Arif.Sinta berteriak kencang seiring dengan darah yang mengal

    Last Updated : 2022-09-07
  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Kematian Arif 2

    Bab 133*******Burhan setengah berlari ke luar rumah. Lalu membuka sebuah kotak yang Arif berikan padanya hampir sebulan yang lalu. "Burhan, aku titip ini padamu. Berikan pada Yana jika waktunya tiba," ujar Arif memberikan sebuah kotak pada Burhan Kening Burhan berkerut."Apa ini, Rif?" tanya Burhan."Hadiah untuk Dila. Berikan kalau waktunya sudah tepat!" ujar Arif kepada Burhan."Apa maksudmu?" Burhan menatap Arif dengan tajam."Aku akan membalas semua yang telah dilakukan Sinta padaku. Aku akan membuat hidupnya hancur seperti hidupku," ujar Arif mengepalkan tangannya."Jangan, Rif. Dendam tidak akan menyelesaikan masalah. Justru dendam akan menjerumuskan kamu pada kenistaan," sahut Burhan menggeleng.Arif tersenyum sinis dan meletakkan kotak tersebut di pangkuan Burhan."Berikan ini pada Yana. Untuk Dila. Aku sangat mencintai mereka!" Arif lalu melangkah pergi. Sejak saat itu, Burhan tidak mendapat kabar dimana keberadaan Arif. Karena ponselnya tidak bisa dihubungi. Ketika Burh

    Last Updated : 2022-09-07
  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Menenang Arif

    Bab 134Mengenang Arif********Pagi itu, Fikri tidak dinas dan menemani Yana dan Dila di rumah. Sedangkan Bu Indah sejak pagi sudah berangkat ke Restoran karena ada hal penting yang ingin dikerjakan.Yana menawarkan diri untuk membantu Bu Indah di Restoran, tapi Bu Indah menolak karena ingin Yana fokus mengurus rumah tangganya. Lagi pula, Bu Indah memiliki banyak karyawan sehingga pekerjaan Restoran tidak begitu sibuk meski banyak pengunjung.Yana sedang bermain bersama Dila ketika terdengar pintu diketuk."Biar Abang aja yang buka," ujar Fikri melangkah ke arah pintu.Yana melanjutkan menemani Dila bermain. Bocah kecil itu sangat suka bermain boneka. Hampir setiap akhir pekan, Fikri mengajak Yana dan Dila belanja ke Mall untuk membeli semua keperluan Dila. Boneka pun tidak pernah terlupa. Karena setiap berkunjung ke Mall, tujuan pertama adalah deretan boneka.Fikri sangat memanjakan Dila. Apa pun yang diminta Dila selalu dituruti. Begitu pun dengan Bu Indah. Tidak bosan-bosannya Bu

    Last Updated : 2022-09-07
  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Mengenang Arif

    Bab 135********"Bu Wongso meneror Sinta karena menganggap Sinta lah yang telah memberikan obat perangsang itu kepada Arif yang menyebabkan Arif over dosis. Kecurigaan Bu Wongso cukup beralasan karena Sinta pernah menjebak Arif dengan memberikan obat perangsang tersebut. Namun, Sinta bersikeras mengatakan kalau Arif sendiri yang meminum obat itu sesaat sebelum memperkosa Sinta," papar Burhan membuat Yana bergidik. Yana tidak bisa membayangkan bagaimana beratnya beban yang dipikul Sinta. Telah kehilangan bayi dan rahimnya dan harus menerima teror dan perlakuan kasar dari Bu Wongso."Apa polisi tidak dapat melacaknya?" Fikri akhirnya ikut berbicara."Polisi sudah menemukan kebenarannya, karena di botol obat itu polisi hanya menemukan sidik jari Arif. Jadi polisi menyimpulkan kalau Arif sengaja meminum obat perangsang tersebut. Polisi mencurigai motif dibalik peristiwa pemerkosaan tersebut adalah balas dendam." Burhan menatap Fikri seraya memberi penjelasan."Jika kebenaran telah terun

    Last Updated : 2022-09-07
  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Bersamamu aku bahagia

    Bab 136Bersamamu Aku Bahagia******Dila sudah bangun dari tidur dan merengek meminta dibuatkan susu. Yana berusaha menenangkan karena Yana merasa sakit kepala yang cukup hebat. Namun, bocah berumur tiga tahun itu seperti tidak mengerti."Dila kenapa, Yan?" Bu Indah masuk ke dalam kamar dan melihat Dila yang menangis."Dila minta susu, Bu," sahut Yana seraya bangkit, tapi kemudian oleng dan terkulai lemas di tempat tidur."Fikri ... Nak!" Bu Indah berseru memanggil Fikri."Kenapa, Bu?" Fikri terkejut saat melihat Yana yang pingsan di tempat tidur."Nggak tahu, Nak. Tiba-tiba aja Yana pingsan," ujar Bu Indah mengendong Dila ke luar kamar.Fikri segera membawa Yana ke dalam kamarnya dan mencoba menyadarkannya dari pingsan.Setelah beberapa menit kemudian, Yana siuman dan memindai ruangan."Kamu pingsan di kamar Dila. Abang pindahin ke sini karena kamar Dila sempit," ujar Fikri seakan paham pemikiran Yana.Fikri menggenggam tangan Yana dan mengecupnya dengan mesra."Abang nggak tahu apa

    Last Updated : 2022-09-07
  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Bersamamu aku bahagia 2

    Bab 137******Yana dan Asri datang ke pesta pernikahan Cinta bersamaan karena suami Asri tidak bisa ikut. (BACA KISAH CINTA DALAM JUDUL GAIRAH TERPENDAM SEKRETARIS KESAYANGAN CEO) "Cinta masih ganti baju, lagi. Lama amat pulak, Bang Fikri mau dinas sore ini," sungut Yana."Kita susul ke kamar aja, yuk," sahut Asri menarik tangan Yana dari tempat duduknya."Bang, Yana masuk dulu, ya," ujar Yana menepuk bahu Fikri karena suara musik yang menggema.Mereka masuk ke dalam kamar Cinta dan segera berselfi ria karena Cinta sudah selesai berganti pakaian. Sedangkan Daniel menunggu di luar karena ada Tamu penting.Cinta menceritakan tentang pernikahan nya yang sengaja dirahasiakan karena takut kehilangan Carisa. Yana dan Asri kagum kepada Cinta yang akhirnya menikah dengan seorang CEO berdarah Indonesia campuran Tiongkok.Ketika mereka sedang mengobrol, Daniel, suami Cinta masuk ke dalam kamar, tapi Kembali lagi Ke luar karena merasa sungkan dengan kehadiran Yana dan Asri."Cinta, bagaimana r

    Last Updated : 2022-09-07

Latest chapter

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Cinta yang abadi

    Bab 158*****Burhan segera menyalami Fikri dan menceritakan kepada Yana tentang keadaan Bu Wongso yang saat ini tengah sakit dan dirawat oleh warga."Mas mohon kepadamu untuk bersedia menemui Bu Wongso. Kasihan dia," ujar Burhan dengan penuh penekanan.Yana menoleh kearah Fikri untuk meminta persetujuan. Laki-laki Itu tampak berpikir sejenak lalu membuka percakapan."Abang izinkan kamu untuk berangkat ke Pati dengan syarat Abang, ibu, dan Dila ikut menemani kamu ke sana," sahut Fikri.Yana tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Fikri. Mereka pun segera berkemas karena hari itu kebetulan Fikri sedang libur dinas selama dua hari.Sesampai di Pati Yana terkejut melihat keadaan Bu Wongso yang kurus kering tinggal tulang. Perempuan yang dulu bermata tajam dan selalu menyakiti hatinya saat ini menatapnya dengan sendu dan penuh dengan uraian air mata.Yana meraih tangan Bu Wongso lalu menciumnya dengan takzim. Tidak ada kebencian di hati Yana terhadap mantan mertuanya itu. Yana masih

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Kebahagiaan yang sempurna

    Bab 157*****Bu Lidya pun menyodorkan video yang berada di dalam ponsel Yana ke hadapan Bu Linda. Mata Bu Linda membulat sempurna melihat video perbuatannya berada di dalam ponsel milik Yana."Maaf Bu Linda, saya tidak bisa membiarkan Anda menghancurkan reputasi saya. Jadi saya harus melakukan ini." Yana mengambil ponsel yang berada di hadapan Bu Linda dan segera memasukkannya ke dalam saku blazer nya.Akhirnya dengan penuh malu Bu Linda membereskan semua perangkat pengajarnya dan meninggalkan sekolah elit tersebut.Para majelis Guru yang melihat kejadian itu terheran-heran karena seharusnya Yana yang dipecat bukan Bu Indah.Bu Lidya selaku kepala sekolah segera menjelaskan kepada majelis Guru tentang kebenaran dari peristiwa pencurian tersebut."Wah Bu Yana hebat, ya, punya kamera tersembunyi," puji Bu Maya kepada Yana seluruh.Majelis Guru pun sependapat kalau Yana adalah perempuan yang cerdas.Yana mengulum senyum. Semua berkat bantuan Cinta karena Cinta yang telah meminjamkan kam

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Bahagia sesungguhnya

    Bab 156Kebahagiaan yang sempurna*******Pagi itu sekolah dihebohkan dengan siswa yang kehilangan sebuah jam tangan mahal. Jam tangan pintar seharga lima juta itu lenyap di dalam tas siswa yang bernama Nico. Bocah berumur enam tahun tersebut meletakkan jam tangan pintarnya di dalam tas ketika dia hendak mencuci tangan di wastafel. Wali kelas yang mengajar saat itu adalah Yana dan Bu Linda."Saya yakin banget, Bu, pasti Yana yang telah mengambil jam tangan milik Nico. Secara, kan, Bu Yana baru kali ini melihat jam tangan pintar yang keren seperti milik Nico." Bu Linda menemui kepala Sekolah di ruangannyaBu Lidya selaku kepala sekolah terdiam sesaat. Perempuan berhijab lebar tersebut tidak yakin kalau Yana yang mengambil jam tangan pintar milik Nico. Yana memang berasal dari desa. Namun saat ini Yana berstatus istri seorang dokter terkenal. Tidak mungkin jika dia mengambil jam tangan pintar milik Nico.Linda pun menyarankan kepada kepala sekolah untuk menggeledah tas Yana agar mendapa

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Reka diusir dari rumah Fikri

    Bab 155*****Yana yang melihat Fikri tetap bergeming, memutuskan untuk keluar dari kamar"Loh, Kamu kemana, Yan?" tanya Fikri melihat Yana membawa sebuah bantal keluar kamar."Kalau abang mau Reka juga tidur di sini. Lebih baik Yana keluar dari kamar dan tidur di kamar Dila. Terserah Abang mau ngapain. Mau balikan sama Reka juga nggak apa-apa," sahut Yana dengan wajah sinis."Yan, Tunggu dulu." Fikri menahan pergerakan Yana lalu menoleh kearah Reka yang sedang menenangkan bayinya."Sekarang kamu lihat, kan. Farhan itu tidak merasa nyaman berada di dekatku. Lalu untuk apa kalian tinggal disini? Bukankah lebih baik kalian pergi dari rumah ini karena tidak ada untungnya keberadaan kalian di rumah ini," ujar Fikri menoleh mereka dengan tajam.Reka yang mendengar perkataan Fikri tercekat. Dia tidak menyangka kalau Fikri mengambil kesimpulan seperti itu."Farhan tidak nyaman tidur dengan abang di sini karena kehadiran Yana, Bang. Kalau abang tidurnya sama Aku, Farhan pasti merasa nyaman,"

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Reka diusir

    Bab 154Reka diusir dari rumah Fikri*******Matahari bersinar dengan cerah, sisa-sisa embun masih terasa menyejukkan kulit. Yana membuka tirai jendela lalu menatap jalan raya di bawah sana. Beberapa kendaraan sudah berlalu lalang melintasi perumahan elit tersebut. Ada juga beberapa orang lansia yang sedang berjalan-jalan pagi untuk menjaga kesehatannya.Yana menarik nafas berat, dia belum bisa melupakan perlakuan Bu Wongso kepada dirinya. Perempuan yang dulu sangat dihormatinya itu tidak pernah melupakan Yana sebagai orang yang paling dibencinya. Yana pikir setelah kematian Arif, dan pernikahannya dengan Fikri, Bu Wongso tidak akan lagi mengganggu kehidupannya, tapi ternyata Yana salah. Bu Wongso masih terus meneror bahkan mendatangi kediaman Fikri untuk menuntut harta yang sudah diberikan Arif kepada Dila.Fikri berdiri di belakang Yana, menatap sosok yang sudah beberapa bulan menjadi istrinya. Laki-laki bertubuh tegap itu seakan menyadari kalau istrinya sedang dilema. Fikri membiar

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Menolong Bu Wongso

    Bab 153*******"Bu Wongso disiksa oleh Bik Yem dan Bik Yem mengambil semua barang Bu Wongso?" ujar Burhan ketika warga tersebut menjemputnya."Benar Mas Burhan, kondisi Bu Wongso saat ini sangat memprihatinkan. Dia kami bawa ke rumah sakit. Bu Wongso meminta kami untuk menjemput Mas Burhan. Kami tidak tahu tujuannya apa tapi sepertinya sangat penting." warga tersebut menyahut.Tanpa banyak bicara, Burhan segera bersiap untuk menemui Bu Wongso di rumah sakit.Mendiang Arif adalah sahabat terbaiknya. Burhan tidak ingin Bu Wongso menderita setelah kepergian Arif karena biar bagaimanapun, Bu Wongso pernah begitu baik kepada dirinya semasa Burhan dan Arif bersahabat dengan baik.Sesampai di rumah sakit, Burhan menangis melihat keadaan Bu Wongso.Perempuan yang dahulu berbadan gemuk itu saat ini kurus kering tinggal tulang. Kondisinya sangat memprihatinkan."Maafkan Burhan, Bu. Maaf karena Burhan telah salah dalam mempercayai orang untuk merawat ibu," ujar Burhan mencium tangan Bu Wongso.

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Karma Bu Wongso 2

    Bab 152**********Malam itu tetangga Bu Wongso yang bernama Bu Nani melirik ke arah rumah Bu Wongso. Rumah itu dalam keadaan gelap dari luar bahkan sampai ke dalam. Bu Nani mengernyitkan keningnya karena setahu dia Bu Wongso tidak bisa kemana-mana."Pak, kenapa ya, rumah Bu Wongso gelap gulita?" tanya Bu Nani kepada suaminya.Suami Bu Nani meletakkan koran yang dibacanya, lalu melirik ke arah rumah Bu Wongso yang memang gelap gulita. Sepasang suami itu saling pandang."Ibu udah dua minggu nggak besuk Bu Wongso. Apa malam ini kita lihat ke sana, ya, pak? Mungkin listriknya mati," ujar Bu Nani kepada suaminya."Tapi, kan, Bu Wongso dirawat sama Bik Yem, dan keuangan Bu Wongso juga dipegang oleh Bik Yem? Masa bisa listrik enggak dibayar," sahut suami Bu Nani dengan heran.Akhirnya sepasang suami istri itu memutuskan untuk mendatangi rumah Bu Wongso.Mereka terkejut ketika berada di depan pintu rumah Bu Wongso karena pintu tersebut dikunci dari luar dan kuncinya masih berada di pintu ter

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Karma Bu Wongso

    Bab 151Karma untuk Bu Wongso***Bu Wongso membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa teramat sangat sakit, begitupun dengan seluruh anggota tubuhnya. Bibirnya kelu. Tatapan matanya kosong. Bu Wongso menoleh ke samping, istri Burhan tampak sedang terkantuk-kantuk duduk di samping brangkar Bu Wongso.Dia memanggil istri Burhan, tapi suaranya tidak tembus. Bu Wongso berkali-kali mencoba menggerakkan lidahnya. Namun tetap kelu. Begitupun dengan tangan dan kakinya, begitu kaku sehingga tidak bisa digerakkan.Bu Wongso terus memanggil istri Burhan sehingga menimbulkan suara gagu yang tidak menentu. Istri Burhan membuka matanya dan tersenyum kearah Bu Wongso. Perempuan berwajah sendu itu memegang tangan Bu Wongso dan menanyakan bagaimana keadaan Bu Wongso. Namun, perempuan tua itu hanya menjawab dengan suara gagu, dan tidak jelas apa yang dikatakannya.Burhan masuk ke dalam ruangan dan segera menghampiri Bu Wongso."Ibu sudah sadar?" tanya Burhan bahagia.Bu Wongso menjawab, tapi suaranya

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Hinaan Reka

    Bab 150*****Bu Wongso melanjutkan perjalanannya pulang ke Pati. Sedangkan Reka kembali ke rumah Fikri dengan senyum seringainya. Reka merasa puas karena hari ini melihat Yana terluka.Sesampai di rumah Fikri, Reka melihat sebuah pemandangan yang membuat dadanya terasa panas. Di sofa ruang tamu, terlihat Fikri sedang membelai wajah Yana yang memerah karena tamparan Bu Wongso."Enggak nyangka, ya, ternyata perempuan kampung bisa juga berotak licik," ujar Reka seraya duduk di seberang sofa Yana dan Fikri."Apa maksud kamu?" tanya Fikri dengan wajah merah padam."Aku hanya nggak nyangka aja, ternyata Yana itu munafik. Diam-diam dia menyimpan harta warisan dari mantan suaminya seolah-olah bang Fikri tidak mampu membiayai hidupnya." Reka bersidekap di depan dada.Fikri menoleh ke arah Reka. "Kalau kamu masih ingin tinggal di sini, tutup mulutmu dengan rapat, atau aku akan menendangmu dan memisahkanmu dari Farhan," sahut Fikri geram.Reka terkejut mendengar perkataan Fikri. Perempuan itu t

DMCA.com Protection Status