Share

Bab 29

Author: empat2887
last update Last Updated: 2023-04-11 09:58:34

"Iya, Non, Reno dinyatakan mengidap gangguan jiwa. Ia semalam dibawa ke rumah sakit jiwa, setelah mendapat pemeriksaan oleh psikiater dan dinyatakan positif gangguan jiwa." Pak Taufik membenarkan dan menjelaskan semuanya.

"Oh ... jadi begitu, ya Pak, terima kasih informasinya," ucapku.

"Iya, Non, sama-sama. Ya sudah, kalau begitu Bapak tutup dulu teleponnya ya, maaf telah mengganggu waktu istirahatnya. Assalamualaikum," pungkas Pak Taufik.

Aku pun menjawab salam dari Pak Taufik, setelah aku menjawab salam darinya, Pak Taufik pun menutup teleponnya. Aku kini malah terjaga, tidak bisa kembali tertidur. Aku malah melamun tentang segala hal. Aku menerawang ke masa lalu, dimana awal saat aku dan Mas Reno bertemu, serta bagaimana perjalanan hidup kami sampai bisa bersatu.

Tetapi ternyata itu hanya kebohongan belaka. Karena yang sebenarnya, Mas Reni tidak pernah mencintai aku seperti dulu aku mencintainya. Mungkin karena kebucinan aku juga, sehingga Mas Reno sampai tega berbuat seperti it
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nyaprut
ribet amat iklan nya bolak balik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 30

    "Maaf, Mbak, ada apa ini, kok Mbak datang-datang langsung emosi begini? Malah sudah masuk ruanganku tanpa permisi lagi. Memang apa permasalahannya, Mbak? Jika masalahnya masih bisa dibicarakan secara baik baik, ngapain mesti dengan marah-marah," tanyaku, sambil menatap wajah wanita tersebut."Heh ... perempuan, kamu kenal sama Dokter Reynaldi bukan? Kalau memang kamu kenal, kenalin dulu aku calon istrinya Dokter Reynaldi. Jadi aku minta, supaya kamu jangan pernah mendekati calon suamiku lagi. Paham kamu," bentak perempuan glamor tadi, yang aku juga tidak tahu siapa namanya.Tapi menurut pengakuannya, ia adalah kekasih Mas Reynaldi. Orangnya sih cantik, tapi kelakuannya itu kok kasar sekali. Penampilannya sih berkelas, tetapi kelakuannya seperti orang yang tidak punya etika."Ya terus, kalau memang kamu calon istrinya Dokter Reynaldi, kok kamu malah ngelabrak aku? Memang apa hubunganya aku sama hubungan kalian berdua?" tanyaku lagi."Kamu nggak usah pura-pura bego deh! Kamu itu sedan

    Last Updated : 2023-04-12
  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 31

    Aku pun akhirnya mengungkapkan isi hatiku, supaya ia paham kalau aku ini tidak suka, dengan cara kekasih Dokter Reynaldi bertindak."Maksud kamu Maya dan Rita datang, sambil marah-marah sama kamu?" tanya Dokter Reynaldi menegaskan."Iya, Mas, mereka datang ke kantorku sambil marah-marah. Mereka menuduh aku mau merebut kamu darinya, mereka menuduhku seperti kepada seorang pelakor. Bikin image aku hilang, di depan para karyawanku sendiri," sungutku.Aku menerangkannya, sambil terbawa suasana hati yang sedang dibakar em*si. Biarlah biar Dokter Reynaldi tahu, kalau aku memang tidak suka, dengan tindakan kedua perempuan itu."Mau ngapain sih mereka melabrak kamu segala, bikin malu saja? Asal kamu tau, ya Mila. Aku sama dia itu sudah tidak ada urusan apa-apa lagi, aku sudah memutuskannya perjodohan dengannya. Karena sebenarnya, aku tidak pernah ada kecocokan sama dia," ungkap Dokter Reynaldi."Ya aku nggak tau urusan itu, ya Mas. Intinya karena kebersamaan kita selama ini, ada yang tidak

    Last Updated : 2023-04-12
  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 32

    "Bu, kalau bicara itu lihat-lihat situasi dong! Ini itu restauran, tempat makan, bukan tempat adu mulut," sahutku dengan nada rendah."Kenapa, Mila, kamu malu ya? Biarin, biar semua orang tau, kalau kamu itu seorang perempuan pembawa sial. Biar kamu juga tidak laku lagi seumur hidup kamu," ungkap Bu RismaPerkataan perempuan tua itu membuat aku terbawa emosi. Ia tidak pernah menghargai aku, dari semenjak aku masih menjadi menantunya, hingga kini sudah bukan siapa-siapanya lagi. "Bu, bukan aku yang pembawa sial, tetapi anak Ibu dan keluarga Ibu yang pembawa sial. Kalian yang telah membuat sial kehidupanku, serta keluargaku. Seharusnya Ibu yang merasa malu karena Ibu seolah membongkar aib Ibu sendiri, apalagi ini tempat umum lho, Bu. Bahkan saat ini orang-orang juga sedang melihat ke arah kita, apa Ibu mau aku bongkar semuanya, kenapa anak Ibu bisa sampai seperti itu?" tanyaku."Apa maksud kamu, Mila?" tanya balik Bu Risma.Iya bertanya seakan tidak sadar akan kesalahanya. Ia seolah-ola

    Last Updated : 2023-04-13
  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 33

    "Eh ... Om Ferdi, bukan Om, ini bukan calon Mila. Karena Mila belum kepikiran lagi untuk segera menuju kearah sana. Mas Reynaldi ini teman aku, Om. Ia memintaku, supaya aku memilihkan perhiasan untuk calon istrinya," terangku."Oh begitu ya, Om kira kamu sudah mau menikah lagi. Oh iya, Mila, ngomong-ngomong, bagaimana keadaan Mama dan Papa kamu sekarang? Maafkan Om, sebab belum sempat lagi menengok mereka," tanya Om Ferdi lagi."Alhamdulillah, Om, Mama dan Papa sehat. Hanya saja mereka tidak bisa berjalan," sahutku.Aku memberitahu keadaan orang tuaku, kepada Om Ferdi yang merupakan teman Mama dan Papa. Walau keturunan Tionghoa, tetapi ia juga seorang muslim sama sepertiku."Alhamdulillah, kalau mereka sehat. Insya Allah, Om akan segera menemui mereka lagi. Ya sudah, sekarang mana yang akan dipilih?" tanyanya kemudian."Itu, Om, yang katanya ada koleksi terbaru," sahut Dokter Reynaldi.Om Ferdi pun segera mengambil perhiasan, kemudian memberikannya kepada Dokter Reynaldi. Dokter Reyn

    Last Updated : 2023-04-13
  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 34

    "M-mas, Mas Reynaldi, kok kamu ada di sini juga sih?" tanya Maya dengan gugup."Ya bisa dong, Maya. Karena, aku dari tadi memang sedang bersama Mila. Kenapa, kok kamu kaget begitu," tanya Dokter Reynaldi."Mas, ngapain sih kamu terus menerus bersama dia? Aku ini kan calon istri kamu, Mas. Tapi kenapa kamu tidak pernah mau bersamaku," tanya Maya.Ia bertanya, tentang alasan Dokter Reynaldi tidak pernah mau bersamanya. Aku pun hanya menjadi penonton, saat Maya meminta penjelasan kepada Dokter Rey tersebut."Maya, bukankah aku sudah pernah bilang sama kamu, kalau aku tidak pernah mau dijodohkan dengan kamu. Tapi kenapa kamu masih ngotot juga," tanya balik Dokter Reynaldi."Mas, tapi aku itu cinta sama kamu. Aku ingin kita menjadi keluarga, makanya aku tidak pernah rela, jika kamu bersama wanita lain." Maya memberitahu alasannya, kenapa ia masih mengejar Dokter Rey. Padahal sudah jelas-jelas, kalau Dokter Reynaldi menolaknya."Tapi kamu juga harus paham, Maya, kalau cinta itu tidak haru

    Last Updated : 2023-04-14
  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 35

    "Nanti saja, Mila, sekarang belum waktunya," ujarnya. Percakapan kami pun terhenti, saat tiba-tiba pelayan datang dan membawa makanan pesanan Dokter Reynaldi. Ternyata apa yang dipesan Dokter Reynaldi, sama persis dengan apa yang aku pesan. Rupanya kami berdua, memiliki selera yang sama soal makanan."Ayo kita makan dulu, perutku sudah keroncongan!" ajak Dokter Rey."Iya, Mas," sahutku.Setekah itu, aku menyeruput minumanku dulu, kemudian aku bersiap mendekatkan piring pesananku. Tetapi baru saja aku akan mengambil piring pesananku, Dokter Reynaldi malah pendahuluinya. Ia menukar makanannya, dengan makananku. Aku begitu kaget dengan perlakuannya ini, sebab dia begitu tiba-tiba tanpa berbicara apa-apa dulu kepadaku."Ini kamu makan yang ini aja, biar punyamu buat aku. Aku nggak suka makanan yang masih panas," ujarnya."Iya, Mas," sahutku.Entah benar atau tidaknya, ia tidak suka makanan yang masih panas, aku juga tidak tahu. Tetapi aku menghargai apa pun yang dilakukannya untukku. Saa

    Last Updated : 2023-04-14
  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 36

    "Ah ... yang benar sih, Bi? Apaa benar Rumah sakit jiwa Persada kebakaran?" tanyaku tidak percaya."Iya, Non, ini buktinya," terang Bi Ratih.Ia pun memberikan handphonenya, kemudian aku melihat isi vidio, yang diputar di handphone Bi Ratih tersebut. Ternyata benar sia yang diharapkan Bi Ratih, kalau rumah sakit jiwa yang dihuni Mas Reno terbakar."Ini sih beneran, Bi, ujarku."Ya iya dong, Non. siapa bilang bohongan," sahutnya. Aku pun bertambah khawatir, takut apa yang aku pikirkan kejadian."Ini kejadiannya semalam kan, Bi? Biar aku minta Pak Taufik melihat dan memastikan, kalau Mas Reno masih berada di sana," terangku."Iya, Non, ngeri juga rasanya, jika ternyata orang gila yang kabur tersebut salah satunya adalah Den Reno. Terus ia membuat rusuh lagi," kata Bi Ratih.Ternyata kami sepemikiran, apa yang ditakutkan Bi Ratih sama dengan pemikiranku. Aku pun segera menelepon Pak Taufik, meminta supaya ia menyelidiki ketempat kejadian. Pak Taufik pun menyetujui perintahku.Setelah m

    Last Updated : 2023-04-14
  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 37

    "Iya, Reno meninggal," sahut Pak Taufik."Ya ampun, kok tragis banget nasib mantan menantu kita, Pah. Mama nggak menyangka, dia akan meninggal dalam keadaan seperti itu. Mana keadaannya tidak waras lagi," ungkap Mama."Namanya juga takdir, Mah. Mana kita tau keadaan hidup kita seperti apa kedepannya, yang penting kita harus tetap berbuat baik, supaya kita meninggal dalam keadaan husnul khotimah," jawab Papa penuh degan pesan moral.Papa memang bijaksana, ia tidak pernah mau mengucapkan hal yang jelek-jelek, walaupun orang tersebut telah banyak merugikan dirinya. Setelah memberikan laporan tentang Mas Reno, Pak Taufik pamit. Aku pun masuk ke kamar, kebetulan hari ini week end jadi aku libur ngantor.Saat di dalam kamar, aku malah terus membayangkan Mas Reno. Aku tidak menyangka, dia akan meninggal secepat ini. Biar bagaimana pun kami telah lebih satu tahun bersama, jadi tetap merasa sedih ketika mendengar seperti itu.***"Bu, Mila mau pergi ke kantor ya. Tapi nggak usah di antar sama

    Last Updated : 2023-04-14

Latest chapter

  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 71

    "Aku lebih memilih memaafkannya, Mas. Karena sepertinya dia bersungguh-sungguh meminta maaf kepadaku. Akupun tidak mau menyimpan dendam, apalagi orang tersebut sudah mengatakan maaf," terangku.Mas Reynaldi pun manggut-manggut, saat mendengar penuturanku tentang keputusan apa yang aku ambil."Baguslah kalau memang begitu, kamu memang orang baik, Mila. Kamu tidak mempunyai rasa dendam, walaupun orang tersebut telah menyakiti kamu," puji Mas Reynaldi."Ya memang harus seperti itu, Kan mas? Lagian untuk apa juga aku memperpanjang masalah, toh dia juga sudah berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan dia juga telah mengucapkan kata maaf. Itulah yang penting buatku,"Setelah itu kami membahas tentang persoalan lain, yaitu membicarakan masalah pertunangan kami, yang akan dilaksanakan besok malam. Kami akan melaksanakan pertunangan tersebut di sebuah gedung, yang telah kami persiapkan jauh-jauh hari. Lumayan banyak juga orang yang akan kami undang, yaitu keluarga dekat kami, seluruh karyaw

  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 70

    "Oh, ada Maya ya, Bi. Ya sudah, Bi, bilang sama Maya tunggu sebentar ya," pintaku."Iya, Non," sahut Bi Ratih.Aku pun segera merapikan pakaian, serta memakai kerudung, lalu setelah selesai baru aku menemui Maya beserta keluarganya. "Mila, maaf aku menganggu," ucap Maya dengan lembut.Maya tidak seperti biasanya yang selalu bersikap arogan. Ia bertanya saat aku baru saja masuk ke ruang tamu. Padahal tadinya aku berniat mau menyapa mereka duluan, tapi ternyata malah didahului oleh Maya."Lho ... kenapa kamu meminta maaf, Maya? Memangnya kamu punya salah apa sama aku," tanyaku berpura-pura tidak mengerti."Mila, kamu jangan melaporkan aku ke Polisi ya! Aku mohon, Mila," pinta Maya memelas.Memangnya kamu salah apa, hingga aku harus melaporkan kamu ke Polisi?" Aku masih tetap berpura-pura tidak tahu, tentang apa yang telah dilakukannya. Maya pun kemudian menjelaskan semuanya, tentang perbuatannya yang menyewa orang untuk mencelakaiku tempo hari.Dia terus memohon kepadaku, jika dia ti

  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 69

    "Maaf, semuanya, kami sebagai pihak rumah sakit sudah semaksimal mungkin memberikan yang terbaik untuk pasien. Namun sayang, pasien tidak bisa bertahan dan ia meninggal dunia," terang Dokter."Innalillahi wainnailaihi roji'un," ucap kami serempakHatiku terhenyak saat mendengar kabar duka yang diucapkan oleh sang dokter yang telah menangani Mas Reno selama ini. Mbak Wina pun menangis, ia memelukku erat. Aku pun tidak kuasa menahan haru dan akhirnya ikut menangis. Aku merasa ikut sedih karena Mas Reno meninggal, sebab ia tidak kuat menahan peluru yang bersarang di pinggangnya. Karena kata dokter, peluru tersebut sampai mengenai ginjalnya. Mengerikan memang, tapi inilah jalan hidup yang harus dijalaninya. "Sudahlah, Mbak, kamu yang sabar ya. Mungkin ini memang jalan Mas Reno untuk kembali kepada pemilikNya. Kita doakan saja, semoga Mas Reno bisa diterima amal ibadahnya, serta meninggal dalam keadaan husnul khotimah." Aku berusaha membujuk Mbak Wina, supaya ia tidak berlarut dalam kes

  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 68

    "Aku kok malas banget ya, Mas. Apalagi jika mengingat semua perbuatannya, ujarku."Mas paham, Mila, tapi kamu juga jangan seperti itu. Kita harus tetap berbuat baik kepada siapa pun, walaupun orang tersebut telah menyakiti kita," tegur Mas Reynaldi.Perkataannya itu membuat aku malu, padahal yang seharusnya julid itu dia. Karena Mas Reno merupakan mantan suamiku, sedangkan dia merupakan calon suamiku. Tapi kini malah dia yang mengingatkan aku, supaya aku mau menengok mantanku tersebut."Iya, Mas, kamu benar. Ternyata aku telah salah telah berpikir seperti itu," ucapku."Itu manusiawi kok, Mila. Karena yang namanya manusia pasti mempunyai salah dan khilaf. Makanya sekarang Mas ngingetin kamu, barangkali kamu sedang khilaf kan," sahut Mas Reynaldi."Bener, Mas, terima kasih ya kamu telah mengingatkan aku. Ya sudah kalau begitu, ayo kita ke rumah sakit! Kita ajak Mama sama Papa ya, barangkali saja mereka juga mau menengok, biar sekalian kita berangkat bareng," kataku.Aku pun kemudian s

  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 67

    "Keadaan Pak Reno untuk saat ini masih hidup, ia membutuhkan perawatan secara medis. Semoga saja dia bisa selamat," sahut Pak Polisi.Aku merasa ngeri saat mendengar Pak Polisi menjelaskan, tentang keadaan Mas Reno saat ini. Ternyata ia di tembak polisi karena berusaha melawan pihak yang berwajib. Pantas saja jika tadi terdengar suara tembakan, serta terdengar suara jeritan bahkan suara tembakannya sampai terdengar dua kali.Aku tidak menyangka, jika Mas Reno sampai segitunya. Hanya karena niat ingin mengusai harta bendaku, sehingga ia menjadi seorang kriminal, yang harus berhadapan langsung dengan aparat kepolisian. Ia bahkan sepertinya tidak kapok, telah membuat Ibu dan adiknya meninggal dunia. Atau mungkin juga ia belum tahu, jika Bu Risma dan juga Reni telah tiada. Kemudian aku melirik ke arah Mbak Wina, ia hanya tertunduk tanpa bersuara. Tetapi wajahnya begitu pucat, entah karena sedang sakit, atau karena kaget dengan semua yang terjadi barusan kepadanya. "Jadi maksudnya, Mas R

  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 66

    "Siap, Mas. Apa pun yang terjadi nanti dan hukuman apa yang akan ditanggungnya, itu merupakan resiko yang harus dia pertanggung jawabkan," jawabku."Ya sudah, jika kamu sudah siap. Biar para polisi segera melakukan tugasnya dengan sebaik mungkin," pungkas Mas Reynaldi.Ia mengakhiri perkataannya, aku pun mengiyakan apa yang dikatakan oleh Mas Reynaldi. Kemudian kami berdua kembali fokus untuk melihat para polisi, yang sedang melakukan tugasnya tersebut. Ada sekitar delapan orang polisi yang menjalankan misi ini. Para polisi tersebut mengepung rumah, yang dikatakan detektif ada kedua tersangka tersebut. Setelah itu salah satu polisi mendobrak pintu, hingga akhirnya pintu terbuka. Kemudian setelah pintu terbuka, masuklah empat orang polisi. Sedangkan keempat orang lainnya berjaga-jaga di luar. Tidak berapa lama setelah polisi masuk, terdengar dua kali suara tembakan dari dalam rumah tersebut, serta jeritan seseorang entah siapa itu. Entah apa yang terjadi di dalam sana, sehingga terde

  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 65

    "Ya iya dong, Mas, aku ingin tau. Makanya aku bertanya sekarang," sahutku.Mas Reynaldi, kembali membuka sabuk pengamannya, kemudian langsung menghadapku."Baiklah, Mila, aku akan memberitahumu, kenapa aku tidak mengajarimu waktu itu. Aku menyuruh Mbak Rika yang mengajari kamu karena belum tentu juga kalau Mas yang mau mengajari kamu, kamunya mau. Apalagi waktu itu Mas sedang dalam tahap pendekatan sama kamu. Jadi Mas takut, kalau nantinya kamu malah tidak mau menerima Mas. Jadi Mas minta tolong saja sama Mbak Rika, beres kan," terang Mas Reynaldi."Oh, jadi seperti itu ya," "Hooh. Ya sudah, ayo kita pulang," ajaknya."Ayo," kataku.Setelah itu, Mas Reynaldi pun kembali memakai sabuk pengaman. Kemudian ia segera melajukan mobilnya membelah jalanan kota. Sedangkan mobilku, yang dibawa Pak Edi telah berangkat lebih dulu. "Mila, apa kamu tahu, siapa orang yang telah menyuruh ketiga pria tadi untuk menghadangmu," tanya Mas Reynaldi."Iya, Mas, aku tau,""Lalu siapa orang yang telah ber

  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 64

    Saat mereka bertiga akan menyentuhku, aku segera memberi mereka jurus, yang selama ini aku pelajari dari Mbak Rika. Ternyata benar-benar ada manfaatnya semua ini, sebab aku bisa membuat mereka bertiga kalah dan terjatuh satu-persatu. Maya pun terlihat kaget, saat melihat semuanya itu. Mungkin ia tidak menyangka, jika aku ternyata bisa bela diri. "Mila, ternyata kamu sekarang ada kemajuan ya. Kamu juga bahkan sudah bisa bela diri sekarang," ujar Maya."Kenapa, Mbak Maya? Apa kamu kaget melihat aku bisa bela diri, atau kamu takut menghadapiku?" tanyaku balik."Sombong kamu, Mila, kamu itu sekarang menyebalkan sekali. Lihat saja kamu, apa kamu sekarang bisa melawan ketiga anak buahku? Kalau memang kamu bisa, baru aku akan mengakui kalau kamu hebat," ujar Maya."Heh ... kalian bertiga, ayo kalian maju! Cepat tangkap perempuan ini, lalu bawa dia ke tempat yang sudah ditentukan! Aku percayakan semuanya kepada kalian, masa iya kalian bertiga harus kalah dengan seorang perempuan. Badan kali

  • Silakan Ambil Suamiku, Mbak!   Bab 63

    "Mbak, maaf ya, bisa pindah nggak? Mbak, jangan tidur di jalan, soalnya menghalangi kendaraan yang mau melintas. Mbak bisa tidur di pinggir jalan biar aman," panggung.Tetapi ia tidak bergeming, Namun, saat aku mau mengecek keadaannya, ada tiga orang pria kekar yang menghampiriku. Mereka berhenti, kurang lebih dua meter dari tempat aku berdiri. Kemudian si perempuan yang tadi tergeletak pun bangun, bersamaan dengan suara tepuk tangan yang datang dari arah belakang tiga pria tadi.Kemudian tiga orang pria ini menyebar mengelilingiku, ia memberi jalan kepada orang yang bertepuk tangan tersebut. Namun, yang begitu mengejutkan buatku. Karena ternyata, orang yang bertepuk tangan tersebut adalah Maya. Seorang perempuan, yang bersikukuh ingin mendapatkan Mas Reynaldi."Mbak Maya" kataku, kaget."Iya, Mila, aku adalah Maya. Kenapa, kamu kaget melihatku?" tanya Mbak Maya.Ia bertanya kepadaku, sambil terus mendekatiku. Sampai kini kami berdiri dan saling berhadapan."Mbak, kenapa kamu ada di s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status