Share

Bab 13

Author: miraw
last update Last Updated: 2022-08-25 14:35:34

Kedua manusia berbeda gender itu berjalan beriringan dengan sang lelaki yang terus menggenggam erat tangan gadisnya. Pasangan yang sempurna, setidaknya itu lah yang bisa para mahasiswa deskripsikan ketika melihat pasangan bak dewa dewi itu. Namun di balik itu semua banyak isu tak sedap yang menyertainya. Leana melepas kasar tangannya yang digenggam Nalendra membuat lelaki itu mengernyit heran.

"Aku ke kelas dulu."

"Ayo aku antar."

Leana berdecak dan menatap Nalendra datar, "Ini kampus Al, bukan medan perang! Aku bisa pergi sendiri." seru gadis itu dan segera berlalu pergi, Nalendra terdiam dan menatap kepergian gadisnya dengan raut wajah yang tak terbaca. Ia sudah menuruti keinginan Leana untuk merahasiakan segalanya, apa itu tidak cukup?

Lelaki itu melihat arloji nya dengan gaya khasnya yang membuat para kaum hawa maupun adam terpesona olehnya. Tak sedikit orang yang tidak mengagumi pesona dari seorang Nalendra, namun pemilik iris biru hanya itu menatap satu gadis dalam hidupnya. Le
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 14

    Leana menoleh dengan smirk nya yang masih terpatri, gadis itu mendekatkan wajahnya dan berbisik pelan di telinga seorang gadis yang meringkuk ketakutan. "Lo selamat sekarang Riana, tapi nggak tau deh nanti!" kekeh Leana seraya memasukkan pisaunya ke sakunya kembali."Kamu tuli Leana?""Saya nggak tuli pak!" seru Leana cepat sembari menghampiri seorang lelaki yang sudah meneriakinya itu. Lelaki itu tersenyum miring menatap mahasiswi nya yang cukup urakan itu. "Ikut ke ruangan saya sekarang!"Leana mendengus dan berjalan cepat mendahului lelaki itu. Telinganya sungguh panas mendengar segala desas-desus mengenai dirinya dari mulut tajam penghuni kampus yang menyaksikan dirinya. Leana tersenyum miring seraya menatap satu persatu mahasiswa yang menatap dirinya secara terang-terangan.Merasa di tatap demikian tajam oleh Leana, semua para masiswa seketika mengalihkan pandangannya dan berlalu pergi dari sana. Sementara seorang gadis yang masih terduduk di lantai secara mengenaskan itu mengep

    Last Updated : 2022-08-25
  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 15

    "Aww perih by!" Plak!"Sakit by, kok malah di geplak sih?" gerutu Nalendra ketika Leana malah memukul tangannya yang sedang diobati itu. Leana membanting kotak obat itu dengan kasar, telinganya panas ketika mendengar segala rengekan yang keluar dari mulut seorang Nalendra. Rasanya ia menyesal telah menghentikan lelaki itu, kenapa tadi ia tidak pergi saja?"By kok berhenti sih? Ayo obatin lagi, sakit nih tangan aku!""Bacot anjing!" gumam Leana kesal sambil mengacak rambutnya kasar, sepertinya Nalendra benar-benar mengidap gangguan bipolar. Leana menoleh ketika merasakan lelaki itu yang menatapnya intens, "Keceplosan!" ujarnya cepat ketika mengetahui apa yang akan dikatakan oleh lelaki dihadapannya ini. Terdengar helaan nafas kemudian Nalendra tersenyum, ia senang ketika gadisnya mengetahui kesalahannya. "Kalau sakit ngapain masih dilakuin? Bego si jadi orang!" gerutu Leana sambil mengisi kapas ditangannya dengan obat merah. Tangan Nalendra cukup bengkak dengan darah yang sedikit ke

    Last Updated : 2022-08-25
  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 16

    Pintu tertutup sempurna, meninggalkan Nalendra yang mematung di tempat. Gadisnya begitu keras kepala, ia terkekeh pelan sambil meraup wajahnya kasar. Gadis kecilnya yang lugu telah berubah menjadi singa betina, dan itu tentu saja berkat dirinya. Nalendra melangkahkan kakinya dan kembali duduk, seraya menyalakan sebatang nikotin pikirannya menerawang jauh memikirkan apa yang telah berlalu. "Lo terlalu membiarkannya berkeliaran bebas!" celetuk seseorang membuat Nalendra menoleh dan menatap lelaki yang berdiri di ambang pintu itu datar. "Bukan urusan lo!" sahut Nalendra acuh.Defrizal terkekeh lalu duduk di hadapan Nalendra dan menuangkan segelas wine. "Lo terlalu larut dalam peran, dan jangan sampai lo lupa tujuan awal kita!" peringatnya menatap Nalendra serius. Nalendra tidak menjawab, ia terus menyesap sebatang nikotin yang berada di sela jarinya sembari menatap lurus ke jendela. Kata-kata yang di lontarkan oleh Defrizal tidak salah, namun ia benci jika mengingat semua itu."Tapi d

    Last Updated : 2022-08-26
  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 17

    "Wtf, kenapa lo harus secantik ini Lea?" gumamnya sendiri sembari memperhatikan dirinya di cermin, lekukan tubuhnya terpahat sempurna dalam balutan one shoulder dress hitam yang terlihat kontras dengan kulitnya yang putih.Gadis itu terkikik geli seraya memutar tubuhnya perlahan, sudah lama ia tidak memakai dressnya dan tidak disangka jika balutan dress ini mampu membuatnya terlihat lebih dewasa. Leana menyisir rambutnya perlahan, sepertinya disisir biasa tidak akan sepadan dengan dressnya. Gadis itu tampak berpikir sejenak, dan ekor matanya melirik catokan curly di meja riasnya dan ia tahu apa yang harus di lakukan."Kencan, kencan, kencan lalalala..." Senandung kecil terus mengalun indah, tangannya dengan lihai memberikan sentuhan make-up di wajahnya. Leana memperhatikan dirinya sejenak di cermin, satu kata yang dapat ia berikan. "Sempurna!""Ayo Lea, tunjukin pesona lo pada si Melvian!"Tangannya mengambil ponsel untuk membalas pesan dari Melvian yang katanya akan menjemputnya lan

    Last Updated : 2022-10-15
  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 18

    Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan dua insan berbeda usia itu saling berbincang ramah. Berbalut jas hitam yang terlihat pas ditubuh tegapnya, Nalendra begitu terlihat menawan dengan tatapan biru safirnya yang tajam. Rafa tidak berhenti menyunggingkan senyumnya kala melihat calon menantunya yang menenteng banyak paper bag dan tentunya dari merk yang terkenal."Masuklah Al, Lea ada dikamarnya."Tanpa menjawabnya Nalendra melangkahkan kakinya dan berjalan menuju kamar gadisnya, namun sebelum itu ia menaruh paper bag itu di atas meja sembari tersenyum sinis menatap Rafa. Ia mengambil salah satu paper bag, dan menatapnya lembut. Ini adalah hadiah spesial untuk gadisnya.Sampai di ambang pintu Nalendra menghentikan langkahnya, aroma parfum yang begitu menguar sangat mengusik indera penciumannya. Lelaki itu tersenyum smirk, lalu menoleh kesamping. Menatap Emely yang memandangnya penuh takut, lalu wanita paruh baya itu memasuki kamarnya dan mengunci pintunya."Berani kau bermain-main den

    Last Updated : 2022-10-15
  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 19

    Suara tembakan revolver itu menggema di keheningan malam, dan detik itu juga seorang lelaki melompat dari bukit tersebut. Meninggalkan seorang gadis yang baru saja ia nyatakan cintanya, tengah merintih kelu sembari mencengkram erat lengan kanannya yang terkena timah panas."Arghh..." rintih Leana terduduk sambil menutup lukanya dengan jas pemberian Melvian, dan tanpa ia sadari ada sepasang mata yang menatapnya tajam penuh intimidasi.Nalendra tersenyum smirk dan menaruh revolvernya kembali, setelah menyelamatkan lelaki itu dengan beraninya gadisnya memeluk jas dari lelaki lain. "Bitch!" desis Nalendra tajam dan merampas kasar jas tersebut lalu membuangnya asal. Tangannya terangkat menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik yang tengah merintih itu, namun tak ada setetes liquid bening yang jatuh. Harus ia akui, jika Leana seorang gadis yang tangguh. "Why baby?" bisik Nalendra rendah sambil mengelus puncuk kepala gadisnya lembut, nafasnya yang hangat dan teratur menerpa per

    Last Updated : 2022-10-21
  • Siksa Dendam Perjodohan   PROLOG

    Kehidupan berubah dengan satu kata penolakan, mengapa tidak? Semua orang ingin bahagia, itu sudah jelas. Namun tidak semua orang bisa mendapatkan kebahagiaan itu sendiri. Kebahagiaan tidak dicari, melainkan dibentuk. Memang kemana kita bisa mencarinya, selain dibentuk sendiri? Rasa bahagia muncul ketika semua keinginan itu bisa tercapai. Tetapi satu hal, rintangan akan selalu ada yang menghambat jalannya kebahagiaan. Kebahagiaan akan muncul dengan sendirinya, ketika kita bisa menerima dengan ikhlas apa yang telah terjadi.Dikejauhan sana, di pesisir pasir putih dibawah rembulan purnama yang terang terduduklah seorang gadis dengan dress putihnya yang kusut. Tangan mungilnya terus melempari batu pada deburan ombak yang sedari tadi menatap kepiluannya dengan bisu. Hari sudah malam, bahkan sudah hampir pagi. Namun dirinya masih disini, di bawah langit biru yang hanya diterangi satu cahaya dunia. Baginya tiada tempat untuk pulang, kemana ia bisa pergi bahkan dunia bukan lagi miliknya. Mengi

    Last Updated : 2022-07-19
  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 1

    "Leana,""Pergi!" sentak gadis itu datar tanpa memandang wajah lelaki itu. Ia tidak ingin paginya yang cerah berubah menjadi suram karna menatapnya.Leana mengeratkan selimutnya sembari menyesap coklat panas yang ada ditangannya tanpa melirik lelaki iti sedikit pun. Matanya sibuk meneliti setiap tetesan hujan yang jatuh membasahi bumi. Nalendra mengepalkan tangannya erat pada pembatas balkon, ia benci diacuhkan. Tapi kali ini ia harus menurunkan sedikit egonya. Lelaki itu berjalan masuk ke kamar gadis itu lalu membuka laci dan mengambil kotak P3K."Apa masih sakit?" tanya Nalendra lembut sambil mengobati luka di kaki gadisnya. Kemarin ia tahu sudah kelewatan, tapi Leananya sungguh gadis yang pembangkang. Dengan telaten Nalendra membuka perbannya dan menggantinya dengan yang baru, tidak lupa memberi obat merah. Karena luka itu terlihat masih cukup segar, ternyata ketika ia menyeret gadisnya kemarin di tepi pantai menimbulkan luka yang berbentuk abstrak ini."Lea...""Sayang...""Baby!"

    Last Updated : 2022-07-19

Latest chapter

  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 19

    Suara tembakan revolver itu menggema di keheningan malam, dan detik itu juga seorang lelaki melompat dari bukit tersebut. Meninggalkan seorang gadis yang baru saja ia nyatakan cintanya, tengah merintih kelu sembari mencengkram erat lengan kanannya yang terkena timah panas."Arghh..." rintih Leana terduduk sambil menutup lukanya dengan jas pemberian Melvian, dan tanpa ia sadari ada sepasang mata yang menatapnya tajam penuh intimidasi.Nalendra tersenyum smirk dan menaruh revolvernya kembali, setelah menyelamatkan lelaki itu dengan beraninya gadisnya memeluk jas dari lelaki lain. "Bitch!" desis Nalendra tajam dan merampas kasar jas tersebut lalu membuangnya asal. Tangannya terangkat menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik yang tengah merintih itu, namun tak ada setetes liquid bening yang jatuh. Harus ia akui, jika Leana seorang gadis yang tangguh. "Why baby?" bisik Nalendra rendah sambil mengelus puncuk kepala gadisnya lembut, nafasnya yang hangat dan teratur menerpa per

  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 18

    Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan dua insan berbeda usia itu saling berbincang ramah. Berbalut jas hitam yang terlihat pas ditubuh tegapnya, Nalendra begitu terlihat menawan dengan tatapan biru safirnya yang tajam. Rafa tidak berhenti menyunggingkan senyumnya kala melihat calon menantunya yang menenteng banyak paper bag dan tentunya dari merk yang terkenal."Masuklah Al, Lea ada dikamarnya."Tanpa menjawabnya Nalendra melangkahkan kakinya dan berjalan menuju kamar gadisnya, namun sebelum itu ia menaruh paper bag itu di atas meja sembari tersenyum sinis menatap Rafa. Ia mengambil salah satu paper bag, dan menatapnya lembut. Ini adalah hadiah spesial untuk gadisnya.Sampai di ambang pintu Nalendra menghentikan langkahnya, aroma parfum yang begitu menguar sangat mengusik indera penciumannya. Lelaki itu tersenyum smirk, lalu menoleh kesamping. Menatap Emely yang memandangnya penuh takut, lalu wanita paruh baya itu memasuki kamarnya dan mengunci pintunya."Berani kau bermain-main den

  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 17

    "Wtf, kenapa lo harus secantik ini Lea?" gumamnya sendiri sembari memperhatikan dirinya di cermin, lekukan tubuhnya terpahat sempurna dalam balutan one shoulder dress hitam yang terlihat kontras dengan kulitnya yang putih.Gadis itu terkikik geli seraya memutar tubuhnya perlahan, sudah lama ia tidak memakai dressnya dan tidak disangka jika balutan dress ini mampu membuatnya terlihat lebih dewasa. Leana menyisir rambutnya perlahan, sepertinya disisir biasa tidak akan sepadan dengan dressnya. Gadis itu tampak berpikir sejenak, dan ekor matanya melirik catokan curly di meja riasnya dan ia tahu apa yang harus di lakukan."Kencan, kencan, kencan lalalala..." Senandung kecil terus mengalun indah, tangannya dengan lihai memberikan sentuhan make-up di wajahnya. Leana memperhatikan dirinya sejenak di cermin, satu kata yang dapat ia berikan. "Sempurna!""Ayo Lea, tunjukin pesona lo pada si Melvian!"Tangannya mengambil ponsel untuk membalas pesan dari Melvian yang katanya akan menjemputnya lan

  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 16

    Pintu tertutup sempurna, meninggalkan Nalendra yang mematung di tempat. Gadisnya begitu keras kepala, ia terkekeh pelan sambil meraup wajahnya kasar. Gadis kecilnya yang lugu telah berubah menjadi singa betina, dan itu tentu saja berkat dirinya. Nalendra melangkahkan kakinya dan kembali duduk, seraya menyalakan sebatang nikotin pikirannya menerawang jauh memikirkan apa yang telah berlalu. "Lo terlalu membiarkannya berkeliaran bebas!" celetuk seseorang membuat Nalendra menoleh dan menatap lelaki yang berdiri di ambang pintu itu datar. "Bukan urusan lo!" sahut Nalendra acuh.Defrizal terkekeh lalu duduk di hadapan Nalendra dan menuangkan segelas wine. "Lo terlalu larut dalam peran, dan jangan sampai lo lupa tujuan awal kita!" peringatnya menatap Nalendra serius. Nalendra tidak menjawab, ia terus menyesap sebatang nikotin yang berada di sela jarinya sembari menatap lurus ke jendela. Kata-kata yang di lontarkan oleh Defrizal tidak salah, namun ia benci jika mengingat semua itu."Tapi d

  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 15

    "Aww perih by!" Plak!"Sakit by, kok malah di geplak sih?" gerutu Nalendra ketika Leana malah memukul tangannya yang sedang diobati itu. Leana membanting kotak obat itu dengan kasar, telinganya panas ketika mendengar segala rengekan yang keluar dari mulut seorang Nalendra. Rasanya ia menyesal telah menghentikan lelaki itu, kenapa tadi ia tidak pergi saja?"By kok berhenti sih? Ayo obatin lagi, sakit nih tangan aku!""Bacot anjing!" gumam Leana kesal sambil mengacak rambutnya kasar, sepertinya Nalendra benar-benar mengidap gangguan bipolar. Leana menoleh ketika merasakan lelaki itu yang menatapnya intens, "Keceplosan!" ujarnya cepat ketika mengetahui apa yang akan dikatakan oleh lelaki dihadapannya ini. Terdengar helaan nafas kemudian Nalendra tersenyum, ia senang ketika gadisnya mengetahui kesalahannya. "Kalau sakit ngapain masih dilakuin? Bego si jadi orang!" gerutu Leana sambil mengisi kapas ditangannya dengan obat merah. Tangan Nalendra cukup bengkak dengan darah yang sedikit ke

  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 14

    Leana menoleh dengan smirk nya yang masih terpatri, gadis itu mendekatkan wajahnya dan berbisik pelan di telinga seorang gadis yang meringkuk ketakutan. "Lo selamat sekarang Riana, tapi nggak tau deh nanti!" kekeh Leana seraya memasukkan pisaunya ke sakunya kembali."Kamu tuli Leana?""Saya nggak tuli pak!" seru Leana cepat sembari menghampiri seorang lelaki yang sudah meneriakinya itu. Lelaki itu tersenyum miring menatap mahasiswi nya yang cukup urakan itu. "Ikut ke ruangan saya sekarang!"Leana mendengus dan berjalan cepat mendahului lelaki itu. Telinganya sungguh panas mendengar segala desas-desus mengenai dirinya dari mulut tajam penghuni kampus yang menyaksikan dirinya. Leana tersenyum miring seraya menatap satu persatu mahasiswa yang menatap dirinya secara terang-terangan.Merasa di tatap demikian tajam oleh Leana, semua para masiswa seketika mengalihkan pandangannya dan berlalu pergi dari sana. Sementara seorang gadis yang masih terduduk di lantai secara mengenaskan itu mengep

  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 13

    Kedua manusia berbeda gender itu berjalan beriringan dengan sang lelaki yang terus menggenggam erat tangan gadisnya. Pasangan yang sempurna, setidaknya itu lah yang bisa para mahasiswa deskripsikan ketika melihat pasangan bak dewa dewi itu. Namun di balik itu semua banyak isu tak sedap yang menyertainya. Leana melepas kasar tangannya yang digenggam Nalendra membuat lelaki itu mengernyit heran. "Aku ke kelas dulu.""Ayo aku antar."Leana berdecak dan menatap Nalendra datar, "Ini kampus Al, bukan medan perang! Aku bisa pergi sendiri." seru gadis itu dan segera berlalu pergi, Nalendra terdiam dan menatap kepergian gadisnya dengan raut wajah yang tak terbaca. Ia sudah menuruti keinginan Leana untuk merahasiakan segalanya, apa itu tidak cukup?Lelaki itu melihat arloji nya dengan gaya khasnya yang membuat para kaum hawa maupun adam terpesona olehnya. Tak sedikit orang yang tidak mengagumi pesona dari seorang Nalendra, namun pemilik iris biru hanya itu menatap satu gadis dalam hidupnya. Le

  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 12

    Iris mata hitam legam itu menatap datar seorang lelaki tampan yang sudah rapi dengan kemeja dan balutannya jas nya. Kadar ketampanannya bertambah berkali lipat ketika tengah serius melilitkan perban di kaki kanan seorang gadis yang tengah menatapnya sedari tadi itu. Ketika sedang marah, lelaki itu bagaikan iblis yang siap mencabut nyawa mangsanya. Namun di saat tenang seperti ini lelaki itu bagaikan sesosok malaikat. Leana menepuk jidatnya kesal, tanpa sadar baru saja ia tengah memuji bajingan dihadapannya ini.Lelaki itu mendongak menatap raut wajah Leana yang kesal kemudian tertawa pelan, "Aku memang tampan by, kau bisa melihatnya langsung," bisik Nalendra lembut sembari mengambil telapak tangan gadis itu dan ditaruh diwajahnya, ia menggerakkannya perlahan seolah Leana tengah menyusuri wajah tampannya. "Dan juga menyentuhnya, karna ini milikmu.." lanjutnya lalu mendekat dan mengecup singkat pipi gadisnya. Leana melotot kaget lalu dengan cepat ia mendorong Nalendra, "Bacot!" desisny

  • Siksa Dendam Perjodohan   Bab 11

    "Uh..."Gadis itu terbangun sambil meringis pelan, ia memegang keningnya dan ternyata sudah ada perban yang menempel. Leana menengok ke samping lalu ia mendesah pelan sambil menyingkirkan sebuah tangan kekar yang berada di atas perutnya. Perlahan gadis itu bangkit tanpa menimbulkan suara apapun, hari masih gelap tapi sepertinya ini sudah pagi. Sebelum melangkahkan kakinya Leana mendekat pada seorang lelaki yang masih mendekur halus. Leana mendekat dan memperhatikan wajah Nalendra dari dekat, seketika ia menutup mulutnya ketika mencium aroma alkohol yang menguar kuat. Sepertinya lelaki itu mabuk berat semalam, Leana kembali menyentuh keningnya seketika ia terdiam. Apa dalam keadaan mabuk lelaki itu mengobatinya."Lo itu aneh Al," Leana tersenyum getir sambil mengelus kepala lelaki yang berstatus tunangannya itu yang membuat Nalendra bergerak mencari posisi ternyaman. "Lo yang memberi luka, tapi lo yang ngobatin." Lanjutnya lagi sambil berjongkok disamping lelaki itu masih dengan menge

DMCA.com Protection Status