Home / Urban / Si Tomboy Hanny dan ayam / Minggu Si Jack Hilang

Share

Minggu Si Jack Hilang

Author: Hanny Gadry
last update Last Updated: 2021-11-12 21:25:02

Setelah shalat shubuh kami izin untuk lari pagi. Hawa gunung yang dingin membuat kami bersemangat karena udaranya sangat segar.

"May, Cape." Aku menggapai tangan jamal.

"Kayaknya sudah enam kilo ini kita lari." Jamal mengenggam tanganku sedang yang lain sudah di depan.

"Hilih masa preman kalah sih." Rita melihatku dan tertawa.

"Si Tomboy Hanny laper itu." Dewi berkata sambil ngos-ngosan.

"Iya dong, apa kabar dunia kita belum sarapan ini." Aku tertawa mendengar ledekan mereka.

"Hayu, cepet kita nyari bubur ayam Mang Herman." Acop berlari mendahului.

Triiing

Mendengar kata bubur ayam membuat aku bersemangat. Aromanya yang wangi bawang goreng, seledri, kuah ayam, kerupuk, kacang goreng tambah sambal dua sendok. Aku berlari mendahului mereka.

"Haaahaaa, katanya tadi cape, denger bubur ayam langsung mabur, Hanny." Dadang tertawa melihatku yang berada di depan mereka.

"Alhamdulillah waras." Jamal pun tertawa.

Sampai di tukang bubur ayam, segera aku mengambil mangkok dan membuatnya sendiri.

"Mang, Hanny, buat sendiri yah buburnya." semangat empat lima aku tunjukkan saat membuat bubur.

"Sok aja Neng, Mamang mah tau kesukaan si Neng." Mang Herman membuatku bangga, untung hidungku sudah terbiasa menerima pujian.

"Han, sabar atuh tunggu." Ternyata yang lain baru sampai.

Kami mengambil tempat di saung yang berhadapan sawah.

"Enak yah, pemandangan disini." Dewi berkata sambil bernafas panjang.

"Iya, disini mah enak. Kalo tidak salah ini bakal dibangun perumahan sebentar lagi." Dadang balas menimpali.

"Yah, nggak seru kalo dibangun perumahan, pasti gersang." Rita menyayangkan kalo ternyata depan warung bubur Mang Herman akan dibangun perumahan.

"Entar aku batalin bangun perumahannya." Aku berkata dengan sombong.

"caranya?" semua menatapku tajam.

"Aku kawinkan terus si Jack sampai banyak, terus nanti aku jual ayamnya dengan harga mahal."

Gerrr

Suara tawa teman-teman seakan mereka tidak percaya padaku.

"Kapan tahu atuh Hanny kalo nungguin Si Jack kawin dan beranak pinak." Acop seakan tidak percaya dengan apa yang aku katakan.

"Lihat saja nanti, Cop, kamu bakal minta tanda tangan dari aku." jawabku memastikan ucapan yang tadi aku lontarkan.

"Percaya sama kamu, Han." jawab Jamal.

"Ih, jangan percaya sama Hanny, percaya itu sama Allah. Percaya sama dia mah jatuhnya musyrik." Dadang tertawa terkekeh-kekeh.

Setelah puass makan bubur dan melepas lelah akhirnya kami kembali pulang dan sinar matahari sudah terasa hangat.

***

Sampai di rumahku tampak kandang si Jack terbuka dan ayamku menghilang.

"Abaaaaah ... Ambuuu!" aku berteriak.

Dengan tergopoh-gopoh kedua orang tuaku menghampiri.

"Ada apa ratu Abah?" tanya Abah

"Kenapa Han, what happen aya naon?" kata Ambu dengan bahasa inggris yang setengah jadi.

"Si Jack kemana atuh Abah, Ambu?" rasa panik menghampiriku dan membuat aku ingin menangis.

"Owh, tadi Abah keluarin dan paling dia tidak jauh dari sini." jawab Abah.

"Ah, Hanny cari dulu kalau begitu!" Aku meninggalkan teman-teman yang akhirnya mereka berpamitan pada Abah dan Ambu.

"Bah, kami pulang dulu yah, bilang hanny nanti kalo si Jack belum ketemu kami bantu cari." Jamal berpamitan diiringi teman-teman.

.

Aku mencari si Jack berkeliling rumah tapi tidak aku ketemukan, naik kepohon jambu agar bisa melihat si Jack tapi tanda-tanda dia belum aku temukan. Rasa sedih dan kesal menghampiri. Aku kembali masuk ke dalam rumah.

"Abah, Ambu, Hanny belum menemukan si Jack." Aku melihat Abah yang sibuk dengan menjetikkan jari pada burung perkutut dan hanya melihatku sepintas.

Kur ... kututut ... kur kututut

Abah memancing sambil menggulung sarung naik ke atas. Melihat Abah begitu Ambu juga aku tertawa karena dari luar Abah dipanggil Bang Berry.

"Abah, assalamualaikum." kata Bang Beri menutup mulutnya menahan tawa.

"Wa alaikum salam, kur kututut, kamu mau kemana Ber?" tanya Abah

"Mau kedepan Abah." jawab Bang Berry.

"Owh, hati-hati atuh, kur kututut." Abah berkata sambil terus menggulung sarung.

"Abah, itu burung," kata Bang Berry sambil menunjuk ke arah Abah.

"Iya, ini burung perkutut, kur kututut." Abah menjentikkan jarinya.

"Bukan Abah, itu burung!" Bang Berry sedikit berteriak.

"Bener Berry ini burung, burung perkutut, masa kamu tidak lihat." Abah jawab meradang.

Aku dan Ambu tertawa terbahak-bahak ketika Bang Berry menutup matanya smbil memberitahu Abah.

"Abah, bukan burung perkutut yang itu, tadi Abah memancing burungnya sambil gulung sarung tuh lihat!" Bang Berry berkata smbil menunjuk ke arah bawah baju Abah.

"Astagfirullah, Ambu, Hanny kenapa tidak bilang!" Abah langsung sibuk menurunkan sarungnya dan kami terus tertawa.

.

Dua jam berlalu aku kembali mencari Si Jack. Mau ke rumah Bang Doddy tapi tidak mungkin kesana dia kan tidak mau sama Si Mita ayam Bang Doddy. Aku berkeliling empat RT akhirnya si Jack ketemu di kebun Kang Sulaeman pemilik ayam betina yang sepertinya diincar Si Jack. Dengan kesal aku menenteng Si Jack dan memarahinya.

"Jack, kamu keluar tidak bilang-bilang."

Si Jack melihatku dan menghampiri. 

"Kamu ternyata disini? aku cariin kemana-mana ... kamu lagi suka sama si Demplon ayamnya Kang Sule?"

Si Jack hanya mondar-mandir sepertinya memberikan tanda kalau dia sedang jatuh cinta.

"Kamu mau sama Si Demplon?" aku bertanya pada si Jack

Tok ... tok ... petok tok ... tok petok, hanya suara itu yang keluar dari si Jack seakan dia ingin memberitahu apa yang dia inginkan.

"Okelah kalo begitu, aku bilang dulu sama Kang Sule kalo kamu mau sama si Demplon.

Si Jack berjalan berkeliling dan seperti ingin mengajak untuk menemui Kang Sule.

Aku berjalan mendekati rumah kang Sule.

"Assalamualaikum!" Aku berteriak dari luar dan tak berapa lama keluar sosok orang yang membawa tongkat.

"Eh, Hanny, ada apa siang-siang kemari?" tanya Kang Sule.

"Hanny dari pagi nyari si Jack nggak ada Kang, tahunya dia disini di bawah kandang si Dmplon.

"Euleuh kok bisa?" tanya Kang Sule.

"Bisa atuh Kang, tuh ada buktinya si Jack datang kesini." aku berkata sambil menunjuk si Jack.

"Owh, boleh atuh ari kitu mah ... entar kalo ada anaknya kita bagi dua."

Aku hanya bisa mengiyakan dan merasa gembira, tak berapa aku berpamitan.

"ya udah Kang Sule aku sudah ketemu si Jack. Deal ya, bisnis kita?"

"Ok deal." jawab Kang Sule sambil menggenggam tangan tanda perjanjian dimulai.

"Kamu itu kalau keluar bilang-bilang atuh Jack. Kan aku baru pulang lari cape nih pegal, kaki dah kembung nyariin kamu." panjang kali lebar aku memarahi si Jack dan tampaknya dia tau kalo aku memarahinya dan dia hanya berkedip.

"Kamu kalo mau cari cewek aku carikan dah." Aku kembali berkata sambil mengelus punggung si jack dan dia hanya bersuara uuuu ... uuuu ... 

Dalam hati aku bersyukur si jack bisa kembali.

Related chapters

  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Wajar Dong

    Kembali menuju rumah dengan hati gembira. Sepanjang perjalanan banyak yang menatapku aneh menenteng si Jack."Han, kamu dari mana nenteng si Jack?" tanya Irpan sahabat kecilku dulu."Dari rumah Kang Sule, Pan, ternyata si Jack mau sama ayam Kang Sule."Irpan adalah sahabatku yang sering ken flu tengan dua garis hijau biasanya keluar dari hidungnya."Ih, kamu nggak malu apa, bawa-bawa ayam di ketiak?" Irpan mengelap ingus yang keluar dari hidungnya dengan tissue."Wew, nggak malu atuh, Pan, kamu kan tahu, cita-cita aku menjadi juragan ayam terkenal." Aku melangkah pergi darinya karena merasakan mual melihat garis dua hijau yang keluar dari hidung si Irpan..Sampai di rumah akupun langsung memasukkan si Jack ke dalam kandang. Abah dan Ambu masih duduk di teras rumas."Kamu ketemu di mana sama si Jack, Han?" Abah bertanya sambil menyeruput kopi.Aku menghampiri mereka dan duduk di tengah-tengah mereka."Kamu cuci ta

    Last Updated : 2021-11-14
  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Sahabat Dan Cinta 1

    Malam beranjak, setelah shalat isya aku mengambil buku dan membacanya sambil tiduran di kasur. Ambu tiba-tiba masuk. "Eh, anak Ambu tidaK boleh lo, baca sambil rebahan." Ambu mencoba meraih buku tapi aku menahannya. "Ih, Ambu, lagi enak ini. Pegal kalo duduk terus." Aku menggeser tidurku agar Ambu bisa duduk di sebelahku. "Han, kamu mau minum susu?" Ambu menawarkan susu padaku. "Nggak, ah, Ambu, Hanny malas minum susu soalnya suka seret tenggorokan." Aku menolaknya dan terus membaca. "Han, Ambu tidur dulu atuh, kamu baca jangan terlalu larut." "Iya, Ambu, ini karena besok mau ulangan bahasa Indonesia juga PPKn. Pusing Hanny, soalnya hampir mirip biasanya jawabannya. lieur." Aku menggaruk kepala dan Ambu tertawa. "Ya udah atuh. Tapi dulu mah Ambu sekolah kalau menjawab soal ulangan pasti sekenanya sesuai peeling." Ambu memberikan saran. "Asik kalo gitu Ambu. Hanny, besok juga ngikutin gaya Ambu ah." "Jangan

    Last Updated : 2021-11-16
  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Sahabat Dan Cinta 2

    Pagipun menjelang, setelah shalat subuh aku segera menyiapkan buku yang menjadi mata pelajaran hari ini."Hanny, ayo makan dulu." Abah berteriak ketika aku akan keluar melihat si Jack."Iya, Bah, bentar ... liat si Jack dulu."Aku melangkah keluar dan aku melihat si Jack sedang makan makanan yang masih hangat."Aduh, Jack kamu sudah makan? aku aja belum." Aku mendekatinya dan mengelus punggungnya.kok ... kok ... kokSi Jack seakan memberitahu bahwa nikmatnya sarapan pagi dia."Hey, jack, aku mau ujian nanti. Kamu doain yah, nanti biar aku bawa nyari cewek. Kalo kamu nggak doain aku bakal bawa kamu ke si Mita."Aku tertawa mendengar si Jack yang tampak tersedak dan langsung minum."Han, Hanny ... buru sarapan ini, nanti keburu siang." Ambu berteriak dari dalam rumah."Iya, Ambu, sebentar."Sekali lagi aku mengelus si Jack dan kemudian masuk ke dalam rumah."Ambu, Abah, hari ini Hanny ujian. Min

    Last Updated : 2021-11-19
  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Istirahat

    Kami terus berjalan ke arah kantin Pak Udin. Begitu sampai kantin istrinya Pak Udin sudah mengenal kami enam sekawan. "Eh, kalian. Mau duduk dimana?" Katanya mempersilahkan kami untuk duduk. Jamal menarikku untuk duduk di pojok kantin. Dewi, Rita, Acop dan Dadang merasa aneh dengan tingkah Jamal. "Mal, tumben lu baik ma Hanny, kena angin apa?" Kata Dadang sambil tertawa. "Angin mamiri dia, Dang, atau Hanny kasih sogokan agar dia bisa nyontek." Acop menimpali ucapan Dadang. "Hu'uh, kamu, kasih berapa si Jamal?" Rita melirik aku. "Mana ada aku kasih, yang aku bilang sama dia. semoga amal ibadahnya di terima di sisi_NYA." Sssttt Jamal menarik rambutku, "Emang aku mati apa, Han?" Kami semua tertawa terbahak-bahak. Suara kami seakan menjadi magnet bagi teman yang lain. "Si Hanny, kalo nggak nyontek dari kamu, gimana yah, Mal?" Dewi melihat ke arah Jamal. "Paling dia pulangnya marah-marah, nggak

    Last Updated : 2021-11-19
  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Ulangan PPKn

    Jam Istirahat telah telah usai. Saatnya kembali ke kelas. Wajah tegang kami saat akan menghadapi ulangan harian PPkn karena diawasi guru yang sangat tegas, pelit dengan nilai ulangan tak jauh dari nilai 60, 70, 80 tertinggi hanya 90. Itupun yang mendapat nilai tinggi setelah belajar berhari-hari . Suatu waktu pernah kami ulangan dan karena berpikir gurunya sedang membaca koran, akhirnya dengan santai menyontek satu sama lain. mengendap-endap pindah kursi mencari contekan adalah kenagan yang tak dapat terlupakan saat akhirnya tahu bahwa Pak Undawan membolongi korN dengan sangat kecil sampai beliau bisa mengintip kami dari balik celah juga memberi catatan siapa saja yang mencontek."Baik, tolong kalian siapkan alat tulis di atas meja, tidak boleh meminjam atau dipinjamkan nanti Bapak potong nilai kalian dan satu lagi gerakan sedikit saja Bapak tahu maka kalian akan End. Bapak robek lembar jawaban dan langsung kalian Bapak keluarkan." Pak Undawan menebar ancaman yang membuat bul

    Last Updated : 2021-11-22
  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Ular

    Setelah pelajaran usai, kami bersama-sama pulang sekolah. Untuk menikmati kebersamaan akhirnya memutuskan untuk mengambil jalan pintas dengan menyusuri sawah di belakang sekolah. Jarak memang tidak jauh tapi siang itu panasnya lumayan terik."Dang, nanti ketemu tukang es atau yang jualan cendol berenti ya." Rita sudah tampak lelah."Iya, lumayan nih." Dewi mengelap peluh di dahinya.Dadang mengambil rumput yang baunya harum menyegarkan."Coba kalian kalo ada rumput yang seperti ini cabut. Wangi, seger." Dadang menunjukkan jenis rumput dan kami mencari-cari."Iya ya, Dang, namanya apa ya?" Acop penasaran. Ternyata aku baru tahu kalau jalan pintas menuju rumahku itu menyebrang rel kereta yang dibuat jembatan di atas sungai."Waduh, aku takut ah, nyebrang ... balik lagi aja." Kaki rasanya gemetaran dan berat untuk melangkah."Eh, cuma sedikit ini, ayo, buru Hanny!" Jamal berusaha membuat aku tidak takut."Duh, kaki aku gemetaran i

    Last Updated : 2021-11-24
  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Sore Seru

    Setelah salat dzuhur akupun tidur siang ditemani suara Si Jack yang sepertinya terus memanggil."Jack, aku mau tidur ... tidak bisa main dulu." Aku berteriak dan seketika si Jack diam.Aku terlelap tanpa tahu hari sudah sore. Ambu membangunkan aku ketika aku mimpi indah si Jack sudah mempunyai anak yang banyak dan kandangnya aku buatkan semi permanen."Bangun dong, ratu Ambu, teman-teman kamu sudah datang tuh!" Ambu mengusap punggung membuatku tambah merasa nyaman dan ingin tidur kembali.PukBantal Ambu tarik dan di pukulkan ke arahku."Ambu, masih ngantuk ini." Aku menarik guling dan memjamkan mata."Eh, teman-teman kamu sudah datang. Kasihan kan kalau mereka harus menunggu kamu." Ambu membangunkan aku dengan keras sampai badan terguncang."Iya, Ambu, Hanny bangun." Dengan rasa malas aku beranjak dari tempat tidur dengan sebelumnya mengambil handuk yang tergantung di balik pintu.Sebelum mandi aku beranjak mendekati sa

    Last Updated : 2021-11-25
  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Sore Seru

    Ambu mendengar mang Lukman berteriak tentu saja terperanjat."Luk, ada apa dengan Abah?" Wajah Ambu yang panik menggambarkan bagaimana dia sangat panik."Tadi Ambu, tadi ... si Abah kepatuk Ular." Mang Lukman menjelaskan dengan nafasnya yang terengah-engah."Yang bener Luk, dimana?" Ambu meminta Mang Lukman untuk menunjukkan dimana Abah berada."Hayu Ambu, Luk, kasih tahu." Mang Lukman menarik tangan Ambu menuju tempat Abah di patuk ular. Tentu saja aku sebagai anaknya ikut serta dan teman-teman yang lain juga ikut bersamaku.Kami berjalan dengan kecepatan empat ekor kuda, ngebut sampai kebun. Begitu sampai di kebun ternyata suasana lengang padahal biasanya ada Kang Ardi yang menemani Abah. Airmata Ambu sudah berjatuhan seperti air hujan."Abah, jangan tinggalin Ambu, Abah ...," Tiba-tiba Ambu pingsan yang membuatku khawatir."Mang Lukman, si Abah dibawa kemana yah? Aku bertanya sambil menahan kepala Ambu agar beliau tidak terlalu jat

    Last Updated : 2021-11-28

Latest chapter

  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Sore Seru

    Ambu mendengar mang Lukman berteriak tentu saja terperanjat."Luk, ada apa dengan Abah?" Wajah Ambu yang panik menggambarkan bagaimana dia sangat panik."Tadi Ambu, tadi ... si Abah kepatuk Ular." Mang Lukman menjelaskan dengan nafasnya yang terengah-engah."Yang bener Luk, dimana?" Ambu meminta Mang Lukman untuk menunjukkan dimana Abah berada."Hayu Ambu, Luk, kasih tahu." Mang Lukman menarik tangan Ambu menuju tempat Abah di patuk ular. Tentu saja aku sebagai anaknya ikut serta dan teman-teman yang lain juga ikut bersamaku.Kami berjalan dengan kecepatan empat ekor kuda, ngebut sampai kebun. Begitu sampai di kebun ternyata suasana lengang padahal biasanya ada Kang Ardi yang menemani Abah. Airmata Ambu sudah berjatuhan seperti air hujan."Abah, jangan tinggalin Ambu, Abah ...," Tiba-tiba Ambu pingsan yang membuatku khawatir."Mang Lukman, si Abah dibawa kemana yah? Aku bertanya sambil menahan kepala Ambu agar beliau tidak terlalu jat

  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Sore Seru

    Setelah salat dzuhur akupun tidur siang ditemani suara Si Jack yang sepertinya terus memanggil."Jack, aku mau tidur ... tidak bisa main dulu." Aku berteriak dan seketika si Jack diam.Aku terlelap tanpa tahu hari sudah sore. Ambu membangunkan aku ketika aku mimpi indah si Jack sudah mempunyai anak yang banyak dan kandangnya aku buatkan semi permanen."Bangun dong, ratu Ambu, teman-teman kamu sudah datang tuh!" Ambu mengusap punggung membuatku tambah merasa nyaman dan ingin tidur kembali.PukBantal Ambu tarik dan di pukulkan ke arahku."Ambu, masih ngantuk ini." Aku menarik guling dan memjamkan mata."Eh, teman-teman kamu sudah datang. Kasihan kan kalau mereka harus menunggu kamu." Ambu membangunkan aku dengan keras sampai badan terguncang."Iya, Ambu, Hanny bangun." Dengan rasa malas aku beranjak dari tempat tidur dengan sebelumnya mengambil handuk yang tergantung di balik pintu.Sebelum mandi aku beranjak mendekati sa

  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Ular

    Setelah pelajaran usai, kami bersama-sama pulang sekolah. Untuk menikmati kebersamaan akhirnya memutuskan untuk mengambil jalan pintas dengan menyusuri sawah di belakang sekolah. Jarak memang tidak jauh tapi siang itu panasnya lumayan terik."Dang, nanti ketemu tukang es atau yang jualan cendol berenti ya." Rita sudah tampak lelah."Iya, lumayan nih." Dewi mengelap peluh di dahinya.Dadang mengambil rumput yang baunya harum menyegarkan."Coba kalian kalo ada rumput yang seperti ini cabut. Wangi, seger." Dadang menunjukkan jenis rumput dan kami mencari-cari."Iya ya, Dang, namanya apa ya?" Acop penasaran. Ternyata aku baru tahu kalau jalan pintas menuju rumahku itu menyebrang rel kereta yang dibuat jembatan di atas sungai."Waduh, aku takut ah, nyebrang ... balik lagi aja." Kaki rasanya gemetaran dan berat untuk melangkah."Eh, cuma sedikit ini, ayo, buru Hanny!" Jamal berusaha membuat aku tidak takut."Duh, kaki aku gemetaran i

  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Ulangan PPKn

    Jam Istirahat telah telah usai. Saatnya kembali ke kelas. Wajah tegang kami saat akan menghadapi ulangan harian PPkn karena diawasi guru yang sangat tegas, pelit dengan nilai ulangan tak jauh dari nilai 60, 70, 80 tertinggi hanya 90. Itupun yang mendapat nilai tinggi setelah belajar berhari-hari . Suatu waktu pernah kami ulangan dan karena berpikir gurunya sedang membaca koran, akhirnya dengan santai menyontek satu sama lain. mengendap-endap pindah kursi mencari contekan adalah kenagan yang tak dapat terlupakan saat akhirnya tahu bahwa Pak Undawan membolongi korN dengan sangat kecil sampai beliau bisa mengintip kami dari balik celah juga memberi catatan siapa saja yang mencontek."Baik, tolong kalian siapkan alat tulis di atas meja, tidak boleh meminjam atau dipinjamkan nanti Bapak potong nilai kalian dan satu lagi gerakan sedikit saja Bapak tahu maka kalian akan End. Bapak robek lembar jawaban dan langsung kalian Bapak keluarkan." Pak Undawan menebar ancaman yang membuat bul

  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Istirahat

    Kami terus berjalan ke arah kantin Pak Udin. Begitu sampai kantin istrinya Pak Udin sudah mengenal kami enam sekawan. "Eh, kalian. Mau duduk dimana?" Katanya mempersilahkan kami untuk duduk. Jamal menarikku untuk duduk di pojok kantin. Dewi, Rita, Acop dan Dadang merasa aneh dengan tingkah Jamal. "Mal, tumben lu baik ma Hanny, kena angin apa?" Kata Dadang sambil tertawa. "Angin mamiri dia, Dang, atau Hanny kasih sogokan agar dia bisa nyontek." Acop menimpali ucapan Dadang. "Hu'uh, kamu, kasih berapa si Jamal?" Rita melirik aku. "Mana ada aku kasih, yang aku bilang sama dia. semoga amal ibadahnya di terima di sisi_NYA." Sssttt Jamal menarik rambutku, "Emang aku mati apa, Han?" Kami semua tertawa terbahak-bahak. Suara kami seakan menjadi magnet bagi teman yang lain. "Si Hanny, kalo nggak nyontek dari kamu, gimana yah, Mal?" Dewi melihat ke arah Jamal. "Paling dia pulangnya marah-marah, nggak

  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Sahabat Dan Cinta 2

    Pagipun menjelang, setelah shalat subuh aku segera menyiapkan buku yang menjadi mata pelajaran hari ini."Hanny, ayo makan dulu." Abah berteriak ketika aku akan keluar melihat si Jack."Iya, Bah, bentar ... liat si Jack dulu."Aku melangkah keluar dan aku melihat si Jack sedang makan makanan yang masih hangat."Aduh, Jack kamu sudah makan? aku aja belum." Aku mendekatinya dan mengelus punggungnya.kok ... kok ... kokSi Jack seakan memberitahu bahwa nikmatnya sarapan pagi dia."Hey, jack, aku mau ujian nanti. Kamu doain yah, nanti biar aku bawa nyari cewek. Kalo kamu nggak doain aku bakal bawa kamu ke si Mita."Aku tertawa mendengar si Jack yang tampak tersedak dan langsung minum."Han, Hanny ... buru sarapan ini, nanti keburu siang." Ambu berteriak dari dalam rumah."Iya, Ambu, sebentar."Sekali lagi aku mengelus si Jack dan kemudian masuk ke dalam rumah."Ambu, Abah, hari ini Hanny ujian. Min

  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Sahabat Dan Cinta 1

    Malam beranjak, setelah shalat isya aku mengambil buku dan membacanya sambil tiduran di kasur. Ambu tiba-tiba masuk. "Eh, anak Ambu tidaK boleh lo, baca sambil rebahan." Ambu mencoba meraih buku tapi aku menahannya. "Ih, Ambu, lagi enak ini. Pegal kalo duduk terus." Aku menggeser tidurku agar Ambu bisa duduk di sebelahku. "Han, kamu mau minum susu?" Ambu menawarkan susu padaku. "Nggak, ah, Ambu, Hanny malas minum susu soalnya suka seret tenggorokan." Aku menolaknya dan terus membaca. "Han, Ambu tidur dulu atuh, kamu baca jangan terlalu larut." "Iya, Ambu, ini karena besok mau ulangan bahasa Indonesia juga PPKn. Pusing Hanny, soalnya hampir mirip biasanya jawabannya. lieur." Aku menggaruk kepala dan Ambu tertawa. "Ya udah atuh. Tapi dulu mah Ambu sekolah kalau menjawab soal ulangan pasti sekenanya sesuai peeling." Ambu memberikan saran. "Asik kalo gitu Ambu. Hanny, besok juga ngikutin gaya Ambu ah." "Jangan

  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Wajar Dong

    Kembali menuju rumah dengan hati gembira. Sepanjang perjalanan banyak yang menatapku aneh menenteng si Jack."Han, kamu dari mana nenteng si Jack?" tanya Irpan sahabat kecilku dulu."Dari rumah Kang Sule, Pan, ternyata si Jack mau sama ayam Kang Sule."Irpan adalah sahabatku yang sering ken flu tengan dua garis hijau biasanya keluar dari hidungnya."Ih, kamu nggak malu apa, bawa-bawa ayam di ketiak?" Irpan mengelap ingus yang keluar dari hidungnya dengan tissue."Wew, nggak malu atuh, Pan, kamu kan tahu, cita-cita aku menjadi juragan ayam terkenal." Aku melangkah pergi darinya karena merasakan mual melihat garis dua hijau yang keluar dari hidung si Irpan..Sampai di rumah akupun langsung memasukkan si Jack ke dalam kandang. Abah dan Ambu masih duduk di teras rumas."Kamu ketemu di mana sama si Jack, Han?" Abah bertanya sambil menyeruput kopi.Aku menghampiri mereka dan duduk di tengah-tengah mereka."Kamu cuci ta

  • Si Tomboy Hanny dan ayam   Minggu Si Jack Hilang

    Setelah shalat shubuh kami izin untuk lari pagi. Hawa gunung yang dingin membuat kami bersemangat karena udaranya sangat segar. "May, Cape." Aku menggapai tangan jamal. "Kayaknya sudah enam kilo ini kita lari." Jamal mengenggam tanganku sedang yang lain sudah di depan. "Hilih masa preman kalah sih." Rita melihatku dan tertawa. "Si Tomboy Hanny laper itu." Dewi berkata sambil ngos-ngosan. "Iya dong, apa kabar dunia kita belum sarapan ini." Aku tertawa mendengar ledekan mereka. "Hayu, cepet kita nyari bubur ayam Mang Herman." Acop berlari mendahului. Triiing Mendengar kata bubur ayam membuat aku bersemangat. Aromanya yang wangi bawang goreng, seledri, kuah ayam, kerupuk, kacang goreng tambah sambal dua sendok. Aku berlari mendahului mereka. "Haaahaaa, katanya tadi cape, denger bubur ayam langsung mabur, Hanny." Dadang tertawa melihatku yang berada di depan mereka. "Alhamdulillah waras." Jamal pun tertawa.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status