Home / Romansa / Si Pemberontak CulunKu / BAB 5. Curiga Yang Menyakitkan

Share

BAB 5. Curiga Yang Menyakitkan

last update Last Updated: 2022-02-12 14:44:41

Evelyn hanya bisa pasrah menerima semua masukan Sarah untuk pernikahan. Mulai dari warna baju pengantin hingga Gedung yang akan disewakan. Evelyn terlalu asyik mendengarkan saran Sarah sehingga dia sendiri tidak menyadari kehadiran Gio Taner yang langsung duduk dihadapannya.

“Mama lagi diskusi apa sich? sampai Saya mengucapkan salam saja ngak didengar.”

 Kedua manik matanya yang hitam  kini menatap Evelyn dengan tajam. Evelyn heran mendengar perkataannya, pasalnya selama acara makan malam yang lalu dia sama sekali tidak pernah mendengar suara Gio berbicara sama sekali. Hanya matanya saja yang menatap penuh selidik kearah Evelyn dan bibirnya  yang memikat  tersenyum dengan sinis.

Memikat? Apa – apaan sich, jangan ngaco ya. Kok Aku ikut – ikutan edan juga, Evelyn memarahi dirinya sendiri yang rasanya mulai ikut -ikutan edan.

Evelyn menatap Gio tepat dikedua manik matanya. Tiba- tiba jantungnya berdenyut tidak karuan. Apa sebegitu ngerinya dia sampai jantungku pun ikut komplain?  Belum masuk keluarga ini saja Saya sudah pusing apalagi kalau sudah menikah, bagaimana ini? Pikirnya kembali dengan frustasi.

Benar -benar keluarga aneh  yang satu sombong dan arogan, yang lain dingin dan curiga, sementara Tante Sarah lembut dan sangat hangat, bagaimana dengan Om Hasan? atau Papa Hasan? Evelyn semakin pusing melihat keluarga Taner, seluruh penghuninya memilki tabiat yang berbeda.

Harusnya Mama Sarah memilih seorang psikiater untuk masuk ke keluarganya sebagai menantu bukan anak Sastra seperti dirinya.

“Ini mau diskusi tentang acara pernikahan Key dan Eve.”

Sarah menatap putra sulungnya sambil tersenyum.

“Diskusi? apa ngak salah Ma? mana Key? Seharusnya Dia juga berada disini bukan?” tanyanya lagi.

Evelyn semakin melongo menatap kearahnya Gio dan Sarah. Rupanya Aku salah perkiraan, kukira gagu. Pasalnya selama acara makan malam sedikitpun dia tidak mendengarkan Gio berbicara. Hari ini kesambet apa si Gunung Es? Dalam waktu lima menit saja dia sudah bicara lebih dari 10 kata, dan semuanya pertanyaan pula. Apa Aku ngak salah dengar?

“Mulutnya ditutup dong, masak mangap – mangap, apa ngak malu? Mama sediain cemilan, biar  calon mantu Mama mulutnya ngak seperti itu.”

Eve yang mendengar perkataannya segera menutup mulutnya, tanpa dia sadari dia telah membuka lebar mulutnya karena heran lihat si Gunung Es koq bisa bicara.

Sialan si Gunung es, bicaranya sama sadisnya dengan si Sombong, Eve membuang mukanya menahan malu.

Keluarga sombong, mulutnya koq semuanya tajam seperti pisau. Eve semakin jengkel melihat kakak beradik Taner, turunan dari mana? lihat cara bicara Mama Sarah sepertinya ngak seperti itu dech, apa Suami Mama sarah seperti itu ya cara bicaranya? Evelyn semakin penasaran.

“Hush, jangan godain Eve, kan Evenya jadi malu tukh. Kasihan kan Eve,” Kata Sarah sambil membela Evelyn.

Bukannya merasa bersalah malah si Gunung Es menjadi – jadi,

“Loh malu apaan, perasaan Calon Mantu Mama bukan pemalu dech, yang iyanya tukang debat tukh,” katanya sambil memandang Eve kembali.

Evelyn kini menatap Gio dengan marah, apa – apaan Makhluk es dihadapannya ini, bicara kok makin ngak benar. Awas Kamu ya Aku akan balas, pikir Eve.

“Loh Koq Kakak yang lebih tahu Aku  punya malu apa ngak? Maaf ya Ma. Sebaiknya Eve pulang saja dech. Eve masih banyak tugas.”

Evelyn takut amarahnya akan memuncak jika terus – terusan berada di kediaman keluarga Taner. Eve tidak mau nanti sikap dia berubah jadi tidak sopan.

“Lho Eve Mama kan belum selesai sayang, ini nih gara – gara Gio, Eve jadi kesal kan.”

Gio Taner hanya mengangkat bahunya tidak perduli.

“Maaf Ma, bukannya Eve tidak mau Ma tapi Eve masih banyak pekerjaan dan tugas kampus Eve sangat banyak. Ini juga Eve mau balik kekampus,” bohong Eve.

Maaf Mama Sarah, Eve terpaksa bohong karena kalau tidak mama akan terus nahan Eve disini, soalnya anak – anak Mama semuanya ngeselin.

“Ya sudah dech, Mama ngalah saja kalau Eve banyak pekerjaan ya.”

“Surti, segera panggil Key untuk mengantarkan Evelyn pulang.”

Maid keluarga Taner yang bernama Surti bergegas ke kamar Key untuk memanggil Key mengantarkan Evelyn pulang. Beberapa saat kemudian Surti kembali,

“Lho Mana Key nya?” Sarah bingung mengapa Surti datang menjumpainya kembali.

“Itu lho Nya, Tuan Muda Key tidur. Katanya jangan dibangunin, Non Evelyn disuruh pulang sendiri,” katanya serba salah.

“Lho orang tidur Kok bisa ngomong.”

Sarah tidak bisa menerima penolakan Key untuk mengantarkan Evelyn pulang kembali.

Gio yang mendengar penuturan Surti tersenyum mengejek kearah Evelyn.

“Tidak apa – apa Ma, Eve bisa pulang sendiri koq. Eve bisa pesan taksi online,” kata Eve sambil menatap Gio yang kini menatapnya dengan perasaan kasihan.

Jangan tatap Aku seperti itu, Aku tidak perlu dikasihani. Dasar keluarga aneh, koq Mama bisa menjodohkan Aku dengan keluarga seperti ini ya? Mama apa Mama tidak tahu aku selalu jadi korban kesinisan keluarga ini?  Eve merasa tidak nyaman berada di keluarga ini.

“Jangan dong Eve, kalau Eve hilang diculik gimana coba? Mama mau cari Mantu Mama kemana dong, iya kan Eve?” bujuk Mama Sarah.

“Hahahha, Hahahahah, hilang Ma? apa ngak salah? tidak ada yang minat Ma percaya dech dengan Gio, malah mungkin supir taksi onlinenya yang ngacir duluan,” tawa Gio menggema di ruang tamu yang besar.

Evelyn yang mendengarnya  benar – benar benci  melihat tawa Gio. Penghinaan ini ditujukan baginya. Apa penampilan seperti ini tidak pantas untuk disayangi?  benar – benar keluarga judes, turunan dari mana  semua  anak Mama Sarah ini ? gendoruwo kali, pikir Eve dengan jengkel.

“Kok Gio ngomongnya begitu, kasihan Eve dong,”

Sudah dua kali Mama Sarah mengucapkan Kata “ kasihan Eve” tapi si gendoruwo tidak mau pengertian. Tawanya semakin membahana.

“Cukup, jangan tertawa seperti itu lagi. Maaf Ma Eve harus pergi, Eve sudah tidak tahan lagi.”

Evelyn segera mengambil tasnya dan berjalan keluar rumah tanpa bisa dicegah lagi. Perasaannya sangat malu mendengar olok -olokan Gio terhadap dirinya. Rasa sakit hatinya menyeruak di dadanya menerima penghinaan kakak beradik itu.

Evelyn tidak minta dijodohkan malah dia juga korban sebenarnya. Apa salahku? apa karena penampilanku? Tidak ada yang salah bukan? bahkan pakaian yang kukenakan jauh lebih sopan dari anak -anak jaman sekarang. Kemeja dan celana jeans yang tertutup. Jadi apa yang salah? Apakah harus dengan berpakaian seksi baru dikatakan kekinian? rok pendek yang menampakkan paha? baju tanpa lengan dengan belahan dada rendah? Itu baru di katakan sesuai jaman?

Memang manusia aneh, melihat orang koq dari tampilan luarnya saja.

“Tunggu!” perintah suara Gio tiba – tiba, Evelyn segera berhenti melangkah dan menoleh kearah Gio.

“Ada apa lagi? belum puas mengolok- olokku didalam sana?”

“Memang benarkan yang Aku katakan? apa ada cewek seperti Kamu ini?” tanyanya dengan dingin.

“Apa maksudmu?” tantang Evelyn dengan marah. Panggilan Kakak tidak diucapkankan lagi, karena manusia di depannya ini tidak pantas dipanggil Kakak.

“Saya sengaja menyakiti Kamu didalam supaya Kita dapat berbicara berdua diluar,” katanya dengan sadis.

Mulut Evelyn segera menganga lebar, tanpa dia sadari tampilan wajahnya benar – benar menggemaskan saat itu.

“Kebiasaan jelek, mulut mangap saja tidak bisa dikontrol  seperti anak kecil.”

Gio segera menutup mulut Evelyn dengan tangannya. Evelyn segera menepis tangan Gio.

“Apa sentuh – sentuh, jangan pernah menyentuhku. Walaupun itu cuma wajahku,” katanya lagi dengan suara bergetar.

Setiap ada pria yang menyentuhnya walaupun tidak sengaja Evelyn selalu merasakan ketidaknyamanan dan kecemasan yang berlebihan, dahinya mulai berkeringat. Padahal Evelyn baru saja keluar dari ruang ber ac.

Gio yang menatapnya dengan penuh keheranan.

“Untuk apa Aku menyentuhmu? ngak penting tahu,” katanya dengan wajah yang datar.

Evelyn mundur beberapa langkah ke belakang. Dia ingin menjaga jarak dengan Gio Taner. Gio yang memperhatikannya semakin jengkel menatap kearah Evelyn.

“Apaan sich? Kamu kira Aku akan memperkosa Kamu? Sebegitunya. Saya tidak tertarik dengan Kamu secara fisik. Jadi jangan kegeeran,” tukasnya tanpa nada sama sekali.

“Apa memperkosa?”

Wajah Evelyn tampak memucat seketika, dia memeluk tas yang dia pegang dari tadi, jantungnya semakin kencang berdenyut memberikan rasa nyeri didadanya. Matanya tampak panik dan kakinya terasa kaku.

Gio yang memandang kearahnya semakin heran, dan mulai kasihan kepada Evelyn. Gio mendekat kearah evelyn untuk menenangkannya. Tetapi Evelyn seperti ketakutan dan Gio mengalah untuk tidak mendekat.

“Ka -lau tidak ada la-gi yang ingin Kamu katakan sebaiknya Aku pulang sa-ja,” katanya terbata – bata.

Evelyn tidak sanggup lagi berada di rumah ini lebih lama lagi. Dadanya terasa sesak, dan sulit bernafas.

“Aku belum siap bicara, karena ada hal yang ingin Kutanyakan kepadamu,” kata Gio kembali sambil memperhatikan wajah Evelyn yang kini basah oleh peluh keringat.

“Apa tidak bisa ditunda?” tanya lagi.

Evelyn semakin frustasi karena Gio tidak mengijinkannya pergi.

“Kamu kurang sehat, sebaiknya Aku mengantarkan Kamu pulang,”

“Ngak usah Saya bisa pulang sendiri,” lanjut Evelyn kembali.

“Saya memaksa dan Kamu tunggu disini,” katanya dengan dingin.

Evelyn tidak berani menolaknya, sebaiknya kuterima saja tawarannya. Aku tidak kuat untuk berdebat lagi. Evelyn kembali mengelus dadanya yang terasa perih.

Evelyn melihat Gio memberhentikan mobilnya tepat dihadapan Evelyn. Mobil itu tidak kalah mewahnya dengan mobil yang dipakai Key tadi siang.

“Masuk!” perintahnya kepada Evelyn.

Evelyn segera memasuki mobil itu dan duduk di samping Gio, Gio yang menatap Evelyn hanya diam duduk membisu. Matanya tidak menatap Gio sama sekali, kehadirannya benar – benar dia abaikan.

“Hmmm,” Gio sengaja berdehem memutuskan keterdiaman Evelyn.

Evelyn  tidak memperdulikannya sama sekali. Matanya tetap menatap lurus kedepan. Gio kembali berdehem tetapi tidak diperdulikannya sama sekali.

“Hey apa Kamu tidak mendengarkanKu sama sekali?” tanyanya kembali.

“Tolong Kak jangan seperti ini lagi, Aku tidak punya tenaga untuk melawan Kakak lagi. Kalau Kakak menolak perjodohanku dengan adik Kakak, langsung sampaikan saja keberatan Kakak pada Mama sarah.”

Dari wajahnya Evelyn terlihat sangat lelah.

“Mama? Kamu sudah memanggil Mamaku dengan Mama? Wah gercep sekali ya gerakan Kamu.  Untuk apa Kamu mendekati keluargaku? apa karena harta?” tanyanya lagi tanpa perasaan sama sekali.

patricia.alodie

🌷🌷🌷🌷🌷 Terima Kasih sudah membaca cerita ini, mohon dukungannya dengan meninggalkan tanda love , koment dan berlangganan ya

| 1

Related chapters

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 6. Spotlight Yang Tiada Habisnya

    Baskoro mengejar Evelyn yang sedang berjalan menuju Perpustakaan Universitas. Evelyn yang tidak mendengar panggilan Baskoro terus saja berjalan. Baskoro yang mengejarnya kini tidak lagi berjalan di jalan setapak khusus pejalan kaki karena banyaknya Mahasiswa yang berjalan didepannya sehingga memperlambat dia mengejar Evelyn. Baskoro malah berjalan di rumput hijau disisi kiri jalan setapak yang ditanami tanaman rumput, padahal disana telah jelas tertera plakat “ Dilarang Menginjak Tanaman Rumput.” Semua Mahasiswa menatap sinis kearah Baskoro. Sudah dilarang kok masih dilakukan? “Eve,” panggil Baskoro. Baskoro menyentuh bahu Evelyn. Evelyn hendak menepis tangan itu, tetapi dia sadar itu adalah Baskoro. Evelyn tersenyum kearah Baskoro. “Lho ke Perpus juga Bas?” tanyanya lagi. “Iya, jalan bareng yuk. Lara mana? tumben kok ngak ikut? Tapi sebelum itu kita duduk

    Last Updated : 2022-02-14
  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 7. Mengapa Dia Datang?

    Evelyn kini menatap kedua pria dihadapannya yang terus saja saling menatap tajam dan bersiap adu jotos jika diperlukan, dibandingkan dengan kedua tubuh pria itu tubuh Evelyn lebih kecil sehingga kalau benar saja terjadi adu jotos sudah pasti Evelyn tidak sanggup melerainya. “Berhenti jangan sampai ada pertumpahan darah disini!” bentak Evelyn dengan marah. Tetapi kedua makhluk itu tidak memperdulikannya. Mereka saling menatap dengan rasa permusuhan. Satu dengan tatapan kemarahan dan satu lagi menatap dengan dingin. Yang jelas mereka berdua tidak memperdulikan Evelyn. “Apa maksud Kamu menyentuh Eve seperti itu?” tanya Baskoro dengan jengkel. Kini kedua tangannya terkepal marah dan siap – siap melayangkan tinjunya jika diperlukan. “kamu siapanya Evelyn, Kamu tidak berhak menegur saya. Dasar bocah tidak tahu sopan santun!” bentaknya

    Last Updated : 2022-02-15
  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 8. Perjanjian Lagi ?

    Evelyn terperanjat memandang Gio, lamunannya terputus secara tiba – tiba. Dia tertangkap basah sedang memperhatikan Gio. Mulutnya yang mangap karena secara tidak sadar langsung tertutup kembali. Rona merah menjalar di pipinya yang mulus. Evelyn langsung membuang arah pandangannya keluar perasaan malu kini mulai dia rasakan. Wah, aku tertangkap basah memperhatikannya, bisa – bisa dia besar kepala. Gio yang memperhatikan wajah Evelyn mulai menyadari tampilan Evelyn sepertinya menutupi sesuatu, tetapi Gio masih belum paham dan belum bisa menebak apa sebenarnya yang ditutupi Evelyn. Wajahnya seperti sedang memikirkan sesuatu karena matanya menyipit menatap tajam kearah Evelyn. Evelyn yang membuang pandangan matanya sadar kini dia telah menarik minat Gio karena Gio tidak lagi menatap tabletnya, tetapi Gio kini sedang menatapnya dengan pandangan menyelidik. Pandangan seperti itu

    Last Updated : 2022-02-16
  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 9. Serigala Ternyata Bisa Menjadi Domba ( Part 1)

    Evelyn segera meninggalkan cafe itu sebelum air matanya keluar karena tekanan yang dia terima. Evelyn menghentikan taksi yang lewat di depan cafe untuk segera berlalu dari tempat ini, untunglah cafe ini berada di jalan yang cukup ramai jadi tidak perlu menunggu lama, karena kalau memakai taksi online dia harus menunggu dan dia tidak tahan lagi jika berjumpa kembali dengan Gio Taner. Didalam taksi Evelyn terisak sedih karena himpitan didadanya tidak sanggup lagi dia tahan, Evelyn terus saja terisak sampai supir taksi itu keheranan. “Nona, mau diantar kemana?” Supir itu kini menatap Evelyn dengan rasa penasaran. “Antar Saya ke taman di pusat kota saja pak,” katanya lagi. Evelyn mengusap air matanya dengan kasar, karena bagaimanapun dia tidak mungkin pulang ke rumah dengan kondisi seperti ini bukan? “Putus cinta ya Non, nga

    Last Updated : 2022-02-18
  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 10. Serigala Ternyata Bisa Menjadi Domba ( part 2 )

    Evelin menatap Gio kembali dengan rasa penasaran, setidaknya dia ingin mendengar penjelasan Gio, mengapa sikapnya bisa berubah. “Kamu masih penasaran?” Gio sengaja ingin melihat sebatas mana rasa ingin tahu Evelyn, tetapi Evelyn pura – pura tidak mengetahuinya. “Untuk apa Aku harus marah Kepada kamu lagi?” senyum Gio kembali. “Kamu sudah di genggamanku bukan? ingat surat perjanjian Kita?” tanya lagi. Suara Gio terdengar sangat licik. Evelyn melengos tidak senang, setidaknya Gio telah membuat dia terusik kembali. “Mengapa Kamu tidak senang?” Evelyn hanya membuang mukanya dan diam membisu, karena kalau dia menanggapinya sudah pasti bakalan muncul masalah baru dan yang pasti perdebatan baru. Evelyn mendengar perkataan Gio merasa sepertinya dia telah masuk dalam perangkap Gio, Evelyn sadar itu.

    Last Updated : 2022-02-21
  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 11. Itik Buruk Rupa atau Angsa Yang Menawan

    “Halo Eve, bisa jumpai Mama sore ini tidak?” tanya Sarah melalui telpon selulernya. Evelyn yang melirik jamnya teringat dia masih mengikuti mata kuliah dari Pak Alex, seorang dosen muda yang sangat tampan. Semua bangku di ruang kuliah akan terisi penuh. Pesona Pak Alex telah membius semua mahasiswi untuk mengikuti kuliahnya, termasuk Evelyn dan Lara. Mereka tidak akan pernah meninggalkan mata kuliah yang diampunya. “Tapi Ma, Eve sekarang lagi ada mata kuliah.Mungkin sekitar jam 3 sich Ma. Ini dosennya sudah datang. Kalau sempat Eve akan telepon Mama lagi ya,” pinta Eve dengan sopan. “Baiklah kalau sudah selesai segera hubungi Mama ya.” “Baik Ma.” Alex Wihardjo seorang dosen muda yang banyak digilai Mahasiswinya, selain otaknya yang encer juga sangat pandai membawakan mata kuliah. Tak heran kursi di ruang kuliah semuanya terisi penuh. Semuan

    Last Updated : 2022-02-22
  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 12. Alex  Vs Key

    Evelyn yang telah menerima tugas yang akan dibagikan kepada teman – temannya karena untuk mata kuliah itu Alex lebih menyukai Evelyn yang membagikan tugasnya karena Evelyn Mahasiswi yang dapat diandalkan, walaupun mereka memiliki komting pada jurusan itu, komting seperti ketua kelas pada jaman SMU dulu. Evelyn segera pamitan. “Saya pulang dulu ya Pak, Saya akan membagikan tugas ini kepada teman – teman saya. Permisi ya Pak,” pamit Evelyn dengan sopan. “Evelyn, tunggu sebentar Bapak juga akan pulang Bapak antarkan sekalian saja. Mau ya?” tanya Alex. Evelyn ragu menerima tawaran Alex, karena Evelyn tidak mau merepotkan dosennya itu. “Tidak usah ragu, karena tokh Bapak akan pulang juga. Sekalian Bapak menebus kesalahan Bapak karena gara – gara Saya Kamu jadi diganggu Sita cs.” Evelyn sadar jika Alex ternyata mengetahui latar belakang perkelahiannya dengan Si

    Last Updated : 2022-02-23
  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 13. Gadis Bulukan

    Evelyn tidak tersinggung sama sekali dengan pelayan toko tersebut, karena sudah pasti dia akan menganggap Evelyn hanyalah seorang Mahasiswi yang sedang mencari sumbangan atau sponsor untuk mendanai sebuah even. “Maaf Mbak, Kita tidak meladeni sumbangan Mbak. Semua Mahasiswa yang datang Kita tolak Mbak,” Evelyn hanya tersenyum dan mencoba meluruskan salah pengertian diantara mereka. Dia melihat bed namanya, ternyata nama gadis itu adalah Luna. “Maaf juga Mbak Luna, Saya kesini tidak untuk mencari sumbangan,” “Oh tidak mau minta sumbangan, kalau gitu mau shopping disini ya?” Matanya kini menatap Evelyn dengan khawatir karena penampilan Evelyn tidak meyakinkan. “Sebaiknya tidak dech Mbak. Maaf ya soalnya harganya sepertinya tidak sesuai dengan isi kantong Mbak,” Dia melihat penampilan Evelyn memaka

    Last Updated : 2022-02-24

Latest chapter

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 79. Penyesalan yang membahagiakan

    Beberapa bulan kemudian, Lidia yang sudah mengetahui bahwa Gio sebenarnya adalah cucunya sendiri, merasa mau sekaligus menyesal karena dia telah menyakiti bahkan membuat permusuhan di antara kedua cucunya. Dia melihat Gio sedang duduk di gazebo yang ada di taman samping kediaman keluarga Taner. Gio bersama dengan Evelyn. “Ya, Tuhan apa yang telah kulakukan. Mengapa aku begitu bodoh dan keras kepala. Aku tidak meyadari ternyata Gio adalah cucuku sendiri. Bahkan aku membuat permusuhan di antara kedua cucuku. Aku bahkan membuat kedua cucuku bukan hanya bermusuhan tetapi saling membenci satu sama lain. Lebih parahnya lagi aku malah membuat Key bersekongkol denganku untuk menyakiti Gio. Hatiku sekarang sangat menyesal membuat keputusan seprti itu. Otakku yang keras kepala membuat keluarga ini tidak harmonis dan entah apa yang ada di otakku hingga aku membencinya,” pikir Lidia. Dia memperhatikan Gio dari kejauhan dan sama sekali tidak tahu bagaimana keadaannya mengapa menjadi seperti i

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 78. Akankah Gio Memafkan Lidia Taner?

    Gio memandang Lidia yang tidak bergeming sama sekali, matanya tiba-tiba membelalak membaca hasil tes DNA yang ada di tangannya. Gio melihat semua itu tanpa ekspresi sama sekali. “Aku ingin sekali melihat bagaimana detik-detik Oma mengetahui aku ini sebenarnya adalah cucunya sendiri. Oma harus tahu yang sebenarnya, tetapi setelah Oma tahu dan meminta maaf, akankah aku memaafkannya begitu saja? Aku tahu aku tidak pantas melakukannya namun rasa sakit yang ditorehkan Oma sejak aku kanak-kanak sangat besar sekali. Oma bahkan tidak menyadari bahwa dia bahkan sudah menghancurkan rasa kepercayaan diriku terhadap dirinya sendiri. Karena kebenciannya kepadaku menjadikan aku beranggapan bahwa Oma bukanlah Omaku, aku hanya memiliki orang tua saja. Papa dan Mama, minus kehadiran Oma. Aku bahkan tidak tahu apakah Oma memang membenciku karena aku dianggapnya bukan keturunan Taner atau dia menganggap Mama telah menghianati Papa. Aku sendiri tidak tahu jawabannya, karena Oma sangat pandai menutupi rah

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 77. Taner Asli

    Gio kemudian melihat ke arah mereka. “Gio, mengapa kamu keluar dari ruang perawatanmu?” tanya Sarah dengan cemas. “Sebaiknya kita semua masuk ke ruangan perawatanku! Tidak ada yang pelu lagi disembunyikan dari diriku! Aku berhak tahu karena ini menyangkut hidupku,” katanya kembali. Setelah Gio sadar dia memaksa Dokter mengijinkannya untuk berdiri dan menjumpai keluarganya, tidak dia sangka dia mendengar semua perbincangan yang membuat dia hidup di dalam kebencian Lidia. Awalnya Dokter keberatan karena Gio dibawa ke rumah sakit karena tidak sadarkan diri, tetapi siapa yang bisa melawan kehendak Gio Taner? Akhirnya Dokter mengalah setelah Gio menenangkannya dan mengatakan dia tidak apa-apa. “Gio untuk apa kamu berdiri?” tanya Sarah dengan cemas. “Mama, kalau Mama ingin melihatku tidak lelah sebaiknya Mama dan yang lainnya mengikutiku ke ruang perawatannku, sekarang juga,” katanya dengan dingin. Hatinya dingin mendengar pengakuan Lidia yang meragukan dia sebagai putra keluarga Taner

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 76 . Terungkap

    Sarah yang masih marah kepada Lidia, kini menatapnya dengan tatapan permusuhan. “Kalau Mama mau menyakitiku, maka aku akan menerimanya. Tetapi kalau Mama menyakiti kedua anakku maka aku tidak akan menerimanya. Aku bahkan tidak akan bisa memaafkan Mama kalau Mama mengadu domba kedua anakku, jangan menyebarkan kabar yang tidak benar Mama, aku sangat kecewa kepada Mama,” kata Sarah dengan jengkel. Sarah kemudian menatap Lidia dengan tatapan kesal, karena Lidia telah menghancurkan keharmonisan rumah tangganya. “Untuk apa kamu marah? Seharusnya kamu bersyukur aku mau menerimamu jadi menantuku. Kalau saja dulu aku menolakmu maka tidak akan mungkin terjadi hal seperti ini. Aku bahkan tidak tahu kamu itu bisa sangat menjengkelkan seperti itu,” katanya kembali. “Mama! Cukup, aku mohon jangan lagi berdebat Ma! Sekarang yang harus kita pikirkan adalah bagaimana kesembuhan Gio, bukan malah sesama kita terjadi perang!” kata Hasan sambil menegur Lidia. Lidia melotot memandang Hasan. “Kalian b

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 75. Kemarahan Sarah

    Sarah yang masuk ke kamar Gio terkejut mendengar perkataan Key putranya. Setelah Sarah menelepon Gio, perasaannya tidak nyaman. Sarah akhirnya kembali pulang, karena sebenarnya jarak dari butik ke rumahnya tidak terlalu jauh. Sarah sama sekali tidak memahami perkataan key yang menyinggung perasaannya. Hatinya sangat terluka. Sarah melihat Gio yang terkulai lemas karena pingsan. Sarah kemudian menelepon ambulans. Sarah kemudian menelepon suaminya. Kini dia menatap Key dengan pandangan yang sangat terluka. “Apa maksud semua ini? Mengapa kamu mengatakan hal demikian Key? “ tanyanya dengan marah. Key kemudian menatap Sarah dengan wajah tidak dapat dibaca sama sekali, wajah datarnya sama sekali tampak tidak bersalah. “Jawab MAMA!” bentak Sarah dengan gusar. Asisten rumah tangga keluarga Taner masuk dengan membawa petugas ambulans, karena Sarah sudah meminta kepada mereka jika mobil ambulans datang maka mereka harus membawanya ke kamar Gio dari lantai dua. Mereka membawa tandu, dan bebe

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 74. Kamu adalah Taner Palsu

    Evelyn menatap Lara. Dia masih bimbang dengan keputusannya sendiri. Sementara itu Gio yang sedang berada di kamarnya di kediaman Taner bimbang, apakah dia akan menelepon Evelyn atau tidak. Sudah beberapa hari ini kesehatannya menurun karena dia tidak memiliki nafsu untuk makan. Untuk melupakan rasa rindunya kepada Evelyn bahkan Gio harus bekerja melebihi jam kerja normalnya dan melupakan makan siang bahkan makan malamnya. Setelah berhari-hari dia melakukannya akhirnya Gio tumbang. Dokter menyarankan kepada Sarah agar Gio beristirahat di rumah kalau tidak Gio harus dirawat di rumah sakit. Akhirnya Gio harus mengalah dengan keinginan Sarah agar dia segera beristirahat dirumah. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, sesaat dia merasa bahagia karena dia mengira Evelynlah yang meneleponnya. Gio kecewa ternyata bukan, dia melirik notifikasi yang ada di ponsel tersebut. Ternyata Sarah ibunya yang meneleponnya. “Halo Gio apa kamu sudah makan siang? Obat dari Dokter apa kamu sudah makan?” tanya Sarah

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 73. Bangau dan Angsa

    Evelyn dan Lara yang masih saja berbaring malas mulai memakan kudapan yang di antarkan Mama ke kamar ini. Mereka menelungkup di lantai dengan karpet yang tebal, bantal besar menjadi sasaran tubuh mereka yang terus saja berganti posisi untuk mencari kenyamanan. Lara akhirnya duduk ketika dia membaca salah satu komentar yang dibuat oleh sebuah akun. “Eve coba kamu baca kolom komentar ini, di sini tertulis komentar yang sangat bagus. Coba kamu dengarkan apa yang aku baca ya,” kata Lara kemudian. “Dear, itik yang berubah jadi angsa. Hanya satu pesan dari burung bangau kamu itu harus menentukan pilihanmu dengan bijak. Utamakan kebahagiaanmu, jangan pernah kamu mengambil keputusan yang membuat kamu nestapa. Kadang kala keputusan yang terbaik untuk kita belum tentu terbaik juga untuk orang lain. Tidak bisa semua manusia kita puaskan tetapi hanya satu, carilah kebahagiaanmu sendiri. Kalau seandainya burung bangau jadi angsa maka aku akan memilih angsa yang telah menerimaku apa adanya karena

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 72. Gigitan Sarah

    Sarah memandang ponselnya dan dia melihat postingan Itik Buruk Rupa menjadi Angsa dan dia sedikit terkejut karena dia melihat cerita itu mirip dengan cerita hidup Evelyn. Sara kemudian membaca sampai tuntas isi postingan tersebut dan dia mencari tahu nama akun yang mempostingnya. “Siapa yang memposting ini? Nama akunnya Bintang Kejora,” pikir Sarah kembali. Sarah kemudian membaca kembali postingan itu dan terkejut karena ternyata dia melihat campur tangan Lidia di sana. Dia kemudian membacanya sekali lagi. “Kalau benar ini adalah postingan Evelyn maka Mama sudah ikut campur dan bahkan membuat ancaman terhadap Evelyn dengan memakai namaku, Mama aku berharap Mama jangan mencampuri kebahagiaan anak-anakku, aku tidak rela Mama! Apalagi Mama sepertinya berat sebelah, Mama membantu Key dan menyudutkan Gio. Aku memang tidak suka kedua anakku bertengkar Mama tetapi aku harus bersikap adil. Aku juga menginginkan kebahagiaan mereka termasuk Evelyn. Biarlah Cinta yang menang dan jangan sampai

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 71. Ide Mainstream Lara

    Lara melihat Evelyn penasaran dengan ide yang akan dia kemukakan. “Eve kamu masih ingat mata kuliah yang diajarkan Pak Alex?” tanya Lara. “Maksudnya bagaimana Lara? Apa hubungan mata kuliah Pak Alex dengan kedua bersaudara Taner?” tanya Evelyn dengan bingung. “Kamu ingat tidak ketika Kyra kebingungan dengan judul tugas yang akan dia kerjakan, dia mempunyai dua makalah kedua-duanya bagus. Jadi apa saran Pak Alex pada saat itu?” tanya Lara kembali. “Poling?” tanya Evelyn dengan ragu. “Yup, benar. Poling!” kata Lara kemudian. “Apa kamu sudah gila Lara? Kamu mau mengumbar identitasku dan kedua saudara Taner? Aku tidak mau mempermalukan mereka! Aku tidak akan melakukannya,” kata Evelyn dengan mantap. Evelyn kemudian menatap Lara dengan perasaan aneh. “Ya pemikiranmu salah Eve. Aku tidak menyuruhmu mengatakan siapa dirimu, dan identitasnya kamu harus tutupi dong. Kamu buat seolah-olah kita akan membuat sebuha cerita kemudian kita lemparkan kepada pembaca, bagaimana pemikiran mereka.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status