Home / Romansa / Si Mesum Jatuh Cinta / Pria Mesum Mana Yang Mengganggu Kucingku?

Share

Pria Mesum Mana Yang Mengganggu Kucingku?

Author: Linilini
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Ana! Apa kau tidak mendengar apa yang aku perintahkan? Seret  dia keluar,” ucap Zeera, dengan suara keras.

Ana, menarik paksa wanita itu untuk keluar. Teriakan wanita itu di abaikan Zeera dan orang-orang yang ada di situ.

“Hhhuufftt…. Bikin kesal saja,” Zeera menepuk-nepuk tangan nya seperti membersihkan debu dari tangannya, lalu memegang pinggang.

 *********

“Selamat malam tuan Shean,” Edo memberi salam pada Shean yang baru keluar dari mobilnya.

“Mmm… apa kucing ku sudah tidur dan makan?” tanya Shean memberikan jaket panjang pada Edo.

“Sudah tuan, walaupun tadi siang sempat ada perkelahian, tapi nona sudah istirahat,” jawab Edo yang berjalan di belakangnya mengikuti majikan masuk kedalam rumah.

Tap…

Shean berhenti melangkah lalu berbalik kearah Edo.

“Perkelahian?” tanyanya menatap Edo.

“Benar tuan, nona Riani tadi datang, dia marah-marah dan sempat menampar nona Zeera.."

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Air Keras

    “Dari ujung kaki hingga ujung rambutmu ini adalah milikku, tidak boleh terluka atau tergores sekecil apapun,” Shean mengusap jari kaki, paha, dada hingga kepala Zeera. Wanita itu semakin gemetar. “Tapi sayang, kenapa kau menyebutku ‘pria mesum’?” ‘Tahu darimana dia aku menyebutnya begitu?’ “Hahahaha, apa kau takut sekarang? Tenang saja, sekalipun kau membuatku marah, aku tidak akan melepaskanmu, sayang,” Tak… Shean menarik dagu Zeera, mendekatinya dan mencium bibir merah wanita itu. Zeera memaksa menutup matanya, karena tidak ingin melihat wajah Shean yang berada didepannya. Shean justru merasa itu lucu, dan terus melanjutkan ciumannya, lebih lama dan lebih dalam, sampai Zeera kesulitan bernapas. Ciuman itu masih berlanjut, hanya saja mulai turun ke bagian leher wanita itu. Zeera mulai panik, dia mendorong tubuh Shean, tapi tidak bisa, seakan pria itu tahu apa yang ingin dilakukan Zeera. “Tenang saja, aku tidak ak

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Mandi

    Ana yang panik dan langsung memeriksa tubuh Zeera, mulai dari ujung kaki hingga kepalanya, dia berputar-putar melihat keadaan tubuh wanita itu. “Ana, ada apa sebenarnya, kenapa kau sangat panik begitu,” tanya Zeera yang masih belum tahu apa yang sedang terjadi. Dia pasrah saja saat pelayan itu memutar-mutarkan tubuhnya. “Lalu kenapa anda tidak menjawab telepon dari tuan Shean?” tanya Ana berhenti memutari Zeera. “Apa? Maksudnya?” “Tuan Shean menyuruhku untuk mengecek keadaan anda, tuan sangat khawatir hingga-" Ddrrtdd… ddrttdd…ddrttd.. Kembali ponsel Zeera bergetar, Ana yang langsung mengambil ponsel itu, ponsel milik Zeera. ‘Khawatir? Khawatir apaa?’ “Nona, silahkan jawab telepon dari tuan Shean,” Ana memberikan ponsel itu kepada pemiliknya. Meski ragu, dia juga tidak ingin membuat Ana menjadi target amarah dari Shean. Zeera menerima ponsel dimana masih menyala dan masih memanggil.

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Mencumbunya Dari Belakang

    MENCUMBU DARI BELAKANGShean mengerjakan pekerjaannya dengan sangat cepat, walaupun begitu dia tetap fokus dengan pekerjaan itu, karena Albert pasti orang pertama yang akan menyalahkannya kalau dia menyelesaikan pekerjaan dengan terburu-buru.Selama Shean bekerja, tiga asistennya itu berada dekat dengannya, agar atasannya itu tidak kabur dan meninggalkan pekerjaannya.‘Hm… padahal aku ingin segera bertemu dengan ‘kucingku’.’ Gumamnya menggerutu.Sekitar 2 jam, Shean baru bisa menyelesaikan semua pekerjaannya.“Nih! Sudah lengkap semuanya kan?” Shean memberikan hasil pekerjaanya pada Albert.Albert menerima dan mengeceknya.‘Tidak ada yang salah, dia masih fokus.’Shean melihat jam di tangannya, mengambil jas dan ponselnya.“Sudah sore, aku sudah bisa pulang kan?”“Sudah tuan, anda sudah bisa bertemu dengan ‘kucing’ anda.” Le

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Aku Sudah Berusaha Bersabar Denganmu!

    AKU SUDAH BERUSAHA BERSABAR DENGANMU!Karena belum ada jawaban dari Zeera, Shean lebih dekat lagi, seperti hendak menciumnya.“Jangan takut sayang, aku tidak akan menyakitimu, kalau kau tidak mengecewakanku.” Bisiknya lagi, hembusan napas dan suaranya yang sangat pelan dan lembut.“Hah… benar-benar deh, setiap berada didekatmu itu, rasanya aku ingin ‘memakan’mu.” Shean kembali berdiri dengan normal, merapikan rambutnya yang jatuh berantakan. Sambil memegang pinggangnya dia menatap Zeera.“Bagaimana kalau aku ‘memakanmu’ sekarang?” Shean membuka kemejanya, Zeera panik, dia langsung menyingkir membalikkan tubuhnya, menjauh dari pria itu.“Hahahaha…. Kau lucu sekali, aku hanya bercanda loh.” Tawa keras dan puas dari Shean.Dia sangat suka menggoda Zeera.&l

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Perjanjian Pernikahan

    Bruughh…Shean melemparkan Zeera ketempat tidur, handuknya hampir terlepas semua, Zeera hanya berusaha menutupi bagian dada dan bawahnya saja.“Katakan, katakan padaku, bagaimana caranya aku bisa menikmati tubuhmu ini?” tunjuk Shean didada Zeera dimana dia sudah berada diatas tubuh Zeera.Zeera berusaha menghindari wajah Shean, tangannya menahan dada Shean agar tidak terlalu menghimpitnya.“Aku mohon, jangan..hhikkss….hhikkss… jangan lakukan ini padaku, aku mohon…” lirihnya menangis.Zeera sudah hampir tidak bertenaga lagi, namun terus berusaha.Kedua kaki Zeera sudah berada di tengah-tengah selangkan**n Shean, dan tangannya juga sudah menahan kepala wanita itu agar tidak bergerak jauh lagi.Zeera menangis sesunggukkan, berharap pria itu bisa melepasnya atau kasihan padanya. Shean memici

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Malam Pertama

    “Sssstt…. Sayang, tidak ada kata tapi-tapi. Saat ini kau tidak memiliki hak untuk keberatan dan menolak tawaranku,” Shean meletakkan jari telunjuknya, menutup mulut Zeera. “Justru kau harus senang karena aku menikahimu, belum pernah ada wanita lain loh yang aku lamar seperti ini,” ucapnya dengan bangga. ‘Melamar? Apa ini namanya melamar?’ “Tapi kau harus ingat, pernikahan kita rahasia, tidak boleh dirayakan dengan ramai, kau hanya mengundang beberapa teman… oh, tidak, kau tidak usah mengundang siapapun, biar asistenku nanti yang menjadi walimu, mengerti kan sayang?” ‘Pernikahan apa itu?’ “Nah, sekarang, kau harus memberikanku hadiah.” ‘Hadiah?’ Alis Zeera naik karena tidak mengerti. “Jangan pura-pura tidak mengerti sayang, kau harus memberikanku hadiah, dan kau juga tahu, hadiah apa yang kumaksud," nadanya nakal dan menggoda. Tangan Shean sudah masuk kedalam baju tidur Zeera, dia berusaha menahan tangan itu agar

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Mandi Bersama

    Sudah pagi, yang bangun lebih dulu adalah Shean. Tangannya masih menjadi bantalan kepala Zeera, yang masih tertidur menghadapnya. Shean hanya menatapnya tanpa melakukan apa-apa pada isterinya itu, dia tahu kalau wanita itu masih merasakan perih karena ulahnya. Tidak lama kemudian, Zeera perlahan membuka matanya, dan terkejut karena melihat wajah Shean yang menatapnya dengan sangat dekat. “Selamat pagi isteriku,” ucapnya mengecup kening wanita itu. Melihat alis Zeera yang mengernyit, Shean mengusapnya agar menjadi normal, “Ada apa sayang, kenapa tatapanmu seperti itu.” ‘Sejak kapan dia bangun dan sudah berapa lama dia melihatku seperti ini?’ Zeera melihat tubuhnya yang masih telanj**g, karena terkejut dia bergerak spontan. “Ssshh… aduh…” merasakan perih dan sakit dibagian pinggang hingga kebawahnya lagi. “Tuh kan, kamu mau kemana sih, sudah tahu kita habis ‘berperang’ tadi malam, malah bergerak kayak gitu,” Shean memijit

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Bulan Madu

    Setelah Shean menikah dengan Zeera, sudah hampir seminggu dia tidak masuk ke perusahaannya, membuat tiga asisten sekaligus anak buahnya kelabakan mengerjakan pekerjaannya, apalagi Albert. Dia sudah berusaha menghubungi Shean, tapi selalu diabaikan, bahkan ponselnya saja tidak aktif hampir seharian setiap harinya.Sementara itu, Zeera yang selama Shean tidak berangkat kerja, membuatnya kelelahan karena harus melayani Shean, yang bisa terjadi 3 sampai 4 kali dalam satu hari. Benar-benar nafsu Shean yang besar dan kuat, tidak terlihat kelelahan, kalau dia berhenti karena masih sedikit kasihan dengan Zeera yang sering merasa kesakitan.Seperti pagi ini, Zeera sudah bangun lebih dulu, tapi tidak bisa lepas dari Shean karena pelukannya yang sangat erat.‘Kuat sekali dia, bagaimana caranya aku bisa lepas darinya?’Zeera bisa merasakan hembusan napas dari suaminya itu, wajah dan kepalanya tepat berada dihadapan dadanya.Karena adanya pergerakan

Latest chapter

  • Si Mesum Jatuh Cinta   120. Kelahiran Kaizer Rayhan Yandra

    Beberapa bulan kemudian, sudah waktunya untuk Zeera melahirkan. Dua hari yang lalu, ditengah malam saat semuanya sudah tertidur dengan pulas, termasuk Shean. Karena seharian sibuk bekerja dan menjaga Zeera, malam itu dia sangat lelah dan cepat tertidurnya. Hanya Zeera yang masih gelisah menahan sakit. Sebenarnya siang itu sudah merasakan sakit dibagian perut hingga kebawahnya. Kasihan melihat suaminya yang belum pernah istirahat total, dia hanya bisa menahan dan tidak berpikir apa-apa. Namun malam ini rasanya tidak hilang malah semakin menjadi-jadi. Sebisa mungkin dia menahan suaranya agar tidak membangunkan Shean yang berbaring disampingnya ditempat tidur. ‘Apa aku mau melahirkan? Rasanya sakit sekali, aku juga tidak tahu tanda-tanda melahirkan.’ “Sshh..” ‘Apa aku bangunkan saja Shean? Rasanya- “Aaasshh…” “Sayang? Kamu kenapa?” Shean langsung terbangun setelah mendengar suara rintihan Zeera walau pela

  • Si Mesum Jatuh Cinta   119. Aku Bukan Orang Jahat

    “Keren gak?” Izzati menunjukkan sepatu imut nan kecil pada Saga. “Hm? Iya cakep, warnanya juga cocok untuk anak laki-laki.” Jawab Saga melihat sepatu yang ditunjukkan Izzati padanya. “Emang warnanya kenapa? aku sih suka karena modelnya yang begini, keren gitu.” Izzati melihat-lihat lagi sepatu yang masih ditangannya. “Warna itu kan cocok-cocokkan. Biasanya ada warna yang cocok untuk cowok, ada yang cocok untuk cewek, seperti warna pink dan kuning, aku pernah dengar kalau warna itu sangat cocok untuk perempuan.” “Ah… sama saja kalau menurutku. Cowok juga cocok kok pakai yang warna pink, cowok-cowok di Korea juga banyak kok pakai warna pink, apalagi untuk pakaian.” “Kan tidak semua cowok suka pink, aku nih misalnya, aku paling tidak suka memakai warna pink, mau itu pakaian, tas atau sepatu. Kayaknya gak cocok banget buat aku, tapi kalau ada cowok lain yang suka, ya itu terserahnya kan.” “Hm… jadi, warna biru ini cocok sama anak Zee

  • Si Mesum Jatuh Cinta   118. Siapa Saga?

    Zeera mengucek matanya. Terbangun. Dia mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk bersandar. Tubuhnya masih ditutupi selimut. Pandangannya langsung tertuju didekat jendela, suaminya yang sedang fokus pada gadgetnya.“Shean..?” panggil Zeera. Karena suaranya pelan, Shean tidak bisa mendengarnya.Zeera turun dari ranjang, berjalan menuju Shean.“Loh Zeera? Kamu sudah bangun? Kenapa kamu turun dari ranjangnya Sayang?” Shean meletakkan tabletnya diatas meja, menyusul Zeera yang sedang berjalan kearahnya.“Iya aku sudah bangun, tadi aku memanggilmu tapi kamu nggak dengar.”Shean sekarang sudah menggenggam tangan Zeera.“Kamu lagi ngapain? Kayaknya serius banget.” Lirik Zeera pada gadget Shean yang masih ada diatas meja.“Tadinya aku lagi mengerjakan pekerjaan yang dikirim Albert, tapi sudah selesai kok. Lalu aku teringat dengan anak kita, makanya aku lagi lihat-lihat keperluannya,

  • Si Mesum Jatuh Cinta   117. Dokter Mesum

    Deg-deg an, mereka berdua sedang deg-deg an didalam ruang Dokter khusus ibu hamil.“Ibu Zeera, tolong kemari,” panggil Dokter berjenis kelamin laki-laki itu.Zeera berdiri berjalan menghampiri sang Dokter, dan Shean mengikuti dari belakang.“Silahkan berbaring dulu ya.” suruh si Dokter, menepuk pelan tempat tidur khusus pasien yang tidak terlalu besar dan lebar.“Untuk apa isteri saya berbaring Dokter?” tanya Shean sinis, dia khawatir kalau isterinya kenapa-kenapa.“Kan saya mau memeriksa kehamilan isteri anda, sekaligus mengecek jenis kelaminnya.”“Apa tidak bisa duduk atau berdiri saja?”Dokter menatap Shean. Dia menghela napas mendengar pertanyaan aneh dari suami pasien.“Tidak bisalah Pak Shean. Lagipula saya tidak akan menyakiti isteri dan anak anda, cara saya sama kok seperti Dokter kehamilan pada umumnya.”“Shean, biarkan saja, memang pr

  • Si Mesum Jatuh Cinta   116. Sayang, Aku Sudah Mengingatmu

    “She… Shean, perutku,”“Maafkan aku… maafkan aku Zeera.”‘Kenapa dia menangis? Dan kenapa dia ada disini?’Setelah Shean puas memeluk Zeera, dia melepas pelukannya. Ditatapnya Zeera yang masih berdiri dihadapannya. Zeera mengernyitkan dahinya.‘Darah? Dia berdarah?’Shean panik melihat darah dipakaian Zeera, dibagian rok bawahnya.“Zeera, Zeera kamu terluka, kita harus-“Tunggu, sabar dulu Shean, ini bukan darah aku kok,” Zeera menahan tangan Shean dan menenangkannya.“Bukan… darah kamu?”“Iya. Ini darah dari wanita yang korban tabrak lari tadi.”“Kenapa bisa darahnya menempel padamu?”“Aku tadi membantunya sambil menunggu mobil Ambulance datang, jadi darahnya ikut menempel. Aku kasihan padanya, apalagi kami sama-sama sedang hamil kan.” Ucap Zeera menjelask

  • Si Mesum Jatuh Cinta   115. Kecelakaan Wanita Hamil

    Sudah beberapa hari Zeera datang ke perusahaan untuk makan siang bersama Shean, dan Zeera yang memasak makanannya. Zeera terus berusaha agar Shean bisa menerimanya seperti dulu, bukan karena dia kasihan padanya. Shean masih belum yakin dengan perasaannya, tapi tidak mau menyakiti perasaan Zeera. Sekarang Shean hanya melakukan tugasnya seperti layaknya suami normal.“Shean, aku keluar sebentar dulu ya,”“Kamu mau kemana? Sebentar lagi meetingnya sudah mau selesai.”“Memangnya selesainya berapa lama lagi?”“Sekitar 2 jam lagi.”“Yah, kelamaan. Aku keluar saja dulu sebentar, aku mau beli ice cream, dekat kok tokonya, diseberang kantor.”“Suruh karyawan lain saja untuk membelinya.”“Mereka sedang sibuk, kalau aku yang beli langsung, aku bisa memilih rasa dan bentuknya. Boleh ya… boleh ya?” bujuk Zeera yang ingin keluar kantor untuk membeli ice cream

  • Si Mesum Jatuh Cinta   114. Makan di Pinggir Jalan

    “Maafkan aku,” Shean melepas tangan Zeera. Dilihatnya pergelangan tangan Zeera sudah memerah. Sekarang mereka berdiri didepan lift khusus Presdir.Zeera mengusap pelan pergelangan tangannya yang luka.“Apa kamu menangis?” tanya Shean.“Ha? Apa?” Zeera terkejut dengan pertanyaan Shean. Dia mengangkat wajahnya melihat Shean yang menatapnya dengan perasaan bersalah.‘Darimana dia tahu aku sedang menangis?’“Apa… apa itu sakit?”Zeera mencoba berpikir apa maksud pertanyaan Shean, “Tanganku? Tidak, tidak apa-apa, kan nggak sampai putus,” jawab Zeera tersenyum kecil, agar Shean tidak merasa bersalah.Ting…Pintu lift terbuka, “Ayo kita masuk.” Ajak Shean, dia tidak menarik bagian tubuh Zeera untuk masuk kedalam lift.“Hm, Shean, kita mau kemana?” tanya Zeera, mereka berdua sudah berada didalam lift, turun lantai.

  • Si Mesum Jatuh Cinta   113. Apa Aku Cemburu?

    “Apa yang kau lakukan??” pertanyaan yang keluar dari mulut Shean dengan tatapan sinisnya.Zeera menghentikan tangannya saat ingin membuka kotak makanan. Dia melihat Shean yang marah padanya.“Kenapa? Aku… aku hanya membawa makan siang. Aku sengaja membawa untuk kita, karena kamu sibuk pasti…Karena melihat wajah Shean yang masih kesal padanya, membuatnya diam tidak bicara.‘Apa aku melakukan kesalahan?’ ucap Zeera dalam hati.Shean berdiri, keluar dari kursi kerjanya. Berjalan kearah Zeera.“Maafkan aku, tapi… kau tidak seharusnya datang kesini membawa makan siang.” Suara Shean memelan.“Aku bisa makan siang di kantin. Kau kan sedang hamil, aku khawatir dengan kehamilanmu.” Ucapnya duduk didepan Zeera.“Aku… ingin makan siang bersamamu, makanya aku datang membawa makan siangnya.” Jawabnya memelas. Zeera tahu, Shean pasti meras

  • Si Mesum Jatuh Cinta   112. Apa yang kau lakukan??

    Didalam ruangan Presdir Shean Vikal Yandra… “Albert, selain dirimu, siapa lagi yang aku percayai disini?” tanya Shean menatap serius pada Albert. “Tidak ada Tuan Shean.” “Berarti semua karyawan disini tidak bisa dipercaya dan harus diganti?” “Hm… beberapa bulan yang lalu Tuan Shean sudah mengeluarkan beberapa karyawan yang jadi benalu dan yang tidak bisa bekerja dengan baik dari perusahaan ini. Tapi Tuan Shean, setiap perusahaan besar pasti akan selalu ada saja ‘Hama’ yang nyelip di benih tanaman yang kita tanam. Dan tugas anda adalah mencabut hama terus dan terus lagi.” Ujung bibir Shean terangkat, seakan dia puas dengan jawaban Albert. “Jawabanmu pintar Albert, baiklah, apa semuanya sudah disiapkan untuk meeting?” “Sudah, Tuan.” “Oke, ayo kita bertemu dengan mereka,” Shean berdiri memakai jasnya. Dia berjalan keluar dari meja kerja, menuju pintu, sedangkan Albert mengikutinya dari belakang setelah membukakan pintu unt

DMCA.com Protection Status