Share

Menyamar

Author: Linilini
last update Last Updated: 2021-06-04 09:09:55

Zaheera sudah selesai memilih 3 pasang sepatu dengan model yang sama hanya berbeda warna saja. Lalu melakukan pembayaran. Shean, yang tubuhnya lebih tinggi dari kebanyakan orang, jelas sekali di mana dia berada.

Zaheera pergi ke lokasi lain, Izzati mengikuti sahabat nya itu, sesekali matanya melirik kebelakang, dimana Shean yang masih mengikutinya.

“Zati, kamu mau beli apa lagi?” tanya Zaheera melihat kiri dan kanan.

“Mmm… aku, seperti nya kita makan dulu deh, aku udah laper banget nih,” ajak Izzati. Zaheera yang juga sudah lapar sepakat dengan tujuan Izzati. Mereka mencari tempat makan yang sesuai dengan lidah dan kantong mereka.

Hingga mereka memutuskan pada satu tempat yang murah dan banyak menu.

Shean tentu saja ikut. Walaupun sebenar nya dia sangat risih berada di tempat yang seperti itu.

“Zeera, ada yang mencurigakan,” bisik Izzati.

“Apaan?” Zaheera yang tidak sadar dengan kehadiran sosok yang mengikutinya.

Dia pun ikut berbisik.

“Kamu lihat pria yang di sana, pakai topi, masker dan kacamata hitam, dia duduk di samping belakang kita, tapi kamu lihatnya pelan-pelan ya, jangan sampai dia nya curiga,” Bisik Izzati dengan perlahan.

Zaheera pun dengan pelan tanpa merasakan apa-apa, melihat arah yang di tunjukkan sahabatnya itu. Dan ternyata benar. Zaheera melihat sosok itu melihat kearahnya, hanya saja tidak yakin, apakah pria itu melihat dengan mata nya atau karena arah wajah nya yang seperti melihat Zaheera, karena pria itu memakai kacamata hitam.

“Apa dia melihat kita?” bisik Zaheera lagi.

“Waktu kamu beli sepatu juga dia udah ada di samping kamu, dan diam-diam ngeliatin kamu terus tahu. Cuma kamu nya aja yang terlalu serius milih sepatu,” bisik Izzati sambil melirik Shean.

“Apa? Masa sih? Kok aku enggak nyadar ya. Aduh aku jadi takut nih. Gimana donk?” Zaheera yang jelas mulai cemas.

“Tenang dulu. Jangan sampai dia curiga terus nyakitin kita. Eh maksud aku, kamu. Karena aku rasa dia tuh kayak ngincar kamu loh,” bisik Izzati.

“Jangan nakutin aku dong. Gak tenang banget akunya,” bisik Zaheera juga.

“Kamu pikir aku enggak takut juga. Pokok nya kita diam dulu, pura-pura tidak tahu. Nanti kita bisa ambil kesempatan lari,” usul Izzati. Shean, yang sudah mulai curiga dengan apa yang mereka bisikkan. Hanya tersenyum di balik masker kain yang di gunakan.

“Seperti nya kucing ku mulai tahu nih,” gumam Shean. Makanan yang di pesan mereka sudah datang. Karena memang sudah sangat kelaparan, mereka langsung memakan pesanan nya. Untuk menambah kekuatannya juga. Walaupun begitu, mereka juga diam-diam melirik lokasi posisi yang di anggap mencurigakan itu.

Shean hanya meminum air mineral kemasan botol. Hanya itu yang bisa dia rasa terjamin kebersihannya. Beberapa saat kemudian, akhir nya mereka sudah selesai makan. Tinggal melakukan pembayaran. Shean berencana untuk tidak mengikuti targetnya, tidak mau kalau mereka curiga dan ketakutan.

“Jangan takut sayang, aku tidak akan menggigit mu sekarang kok,” ujarnya di dalam hati. Zaheera dan Izzati perlahan pergi, tentu saja sambil melihat arah Shean.

“Zat, dia nggak ngikutin kok,” bisik Zaheera.

“Ya udah, ayo pulang. Biar lebih aman," ajak Zaheera. Shean membiarkan mereka pegi. Tidak mau membuatnya ketakutan.

“Sabar dulu ya sayang, nanti aku akan membawa mu kepelukan ku lagi, dan tentu saja….. tidak akan aku lepas kan.” Ucap nya pelan dengan sudut bibir yang terangkat.

 *******

“Zeera, kamu bisa kan pulang sendiri?” tanya Izzati.

“Iya, aku rasa sudah aman kok,” jawab Zaheera sedikit yakin.

“Oh iya, ini kamu pakai hp aku saja dulu. Kita kan tidak sempat tadi membeli hp karena orang itu. jadi kamu pakai ini dulu,” Izzati memberikan salah satu ponsel nya pada Zaheera.

“Tapi..."

“Udah pakai aja. Nanti kalau sudah ada punya mu, kau belikkin lagi,” jawab Izzati.

“Ya udah, aku pinjam dulu ya. Makasih,” Zaheera pun menerima ponsel sahabatnya untuk di pakai.

“Sampai jumpa besok di tempat kerja ya," Izzati melambaikan tangan dan berpisah kemudian. Zaheera membalas lambaian tangan itu.

 ********

Zaheera baru saja turun di depan kontrakan nya. Dan ternyata di sana sudah ada Suriani dan keluarga baru yang sedang menunggunya. Baru saja selesai membayar ongkos, tiba-tiba rambut nya sudah di tarik dari belakang.

“Dasar anak sialan kamu ya. Bring**k, berani sekali kau memukul puteri ku. Mati saja kau…” Suriani dengan emosi yang memuncak menarik dan menampar Zaheera yang masih belum tahu apa yang terjadi.

“Lepas…. Apa… ada apa ini,” teriak Zaheera memaksa melepaskan tangan yang menarik rambutnya. Zaheera melihat sekitar yang datang melihat adegan itu. tentu saja ada rasa malu yang di rasakan sekarang.

“Siapa yang kau suruh menyakiti Liana? Hah???” teriak Suriani dengan memegang pinggangnya.

“Apa maksud mama?” tanya Zaheera merapikan rambutnya.

“Jangan pura-pura tidak tahu kau, kenapa kau menyakiti anakku,” Sekarang giliran Baroto yang menarik rambut Zaheera.

“Lepas kan tangan mu. Jangan mencoba menyentuhku,” Zaheera mendorong tubuh Baroto hingga terjatuh.

“Berani sekali kau, aku akan menghajar mu sia*an…. Anak sial…” sekarang Suriani sudah mulai mengeroyok Zaheera.

Tidak ada yang berani untuk melerainya. Baroto, yang mengambil kesempatan mencoba menyentuh Zaheera dalam genggaman Suriani. Zaheera tahu, kalau suami baru mama nya itu sangat genit.

“Bagaimana ini? Apa kita harus menolong nona itu?” tanya anak buah yang di suruh untuk menjaga di sekitar kediaman Zaheera.

“Pake nanyak lagi. Kita akan di bunuh kalau tidak segera menyelamat kan nya. Ayo cepat..” rekan nya yang langsung turun menuju lokasi.

Baroto, dengan sengaja memegang perut Zaheera dengan alasan ingin membalas dendam, Suriani tidak sadar dengan maksud jahat suaminya itu.

BBBRRRRUUGGGHHHH….. BBBRRRUUUGGGHHHH…….. PPPPLLAAAAAAKKKK….

Hanya dengan dua orang saja sudah berhasil menyingkirkan sepasang suami isteri yang gila itu.

Mereka melihat, siapa gerangan yang sudah berani ikut campur.

“Siapa kalian bren***k??” teriak Baroto memegang pipi akibat tonjokkan dari lawannya. Dua pria yang di suruh untuk menjaga Zaheera, sangat misterius, dengan pakaian yang serba hitam dan memakai kacamata hitam. Dan tentu saja memiliki postur tubuh yang besar dan berotot.

Dua orang itu hanya diam dengan tatapan tajam di balik kacamatanya. Baroto berusaha berdiri, dan mencoba memberikan pukulan. Namun mereka menghindar, sehingga Baroto yang tidak bisa seimbang berdiri jatuh ke tanah.

“Breng**k, aku akan menghajar kalian,” Baroto mencoba berdiri lagi dan ingin memberikan pukulan berikutnya.

Comments (8)
goodnovel comment avatar
Martan Yuri
ceritanya seru tapi muter muter
goodnovel comment avatar
Sultan Bakri
gue baca nya boruto bukan baroto haduh penulis pasti Nonton anime juga ini...
goodnovel comment avatar
Uwi Tawan
menulis itu gak gampang, banyak yg dikorbankan. pikiran, waktu istirahat dan masih banyak lg. jd, wajar kalau kita harus beli koin, apalagi kalau emang senang dengan cerita yang dibaca. tp gak beli koin jg bs asal sabar, kayak aku, cek in , nonton iklan dll yg bs dapat bonus buat baca gratis...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Club Malam

    Shean, menikmati hentakan musik yang keras dengan penerangan yang remang. DJ memainkan musik untuk menghibur tamu nya. Waiters berkeliling membawakan pesanan minuman. Beberapa pria dan wanita yang duduk dekat dengan bartender, sambil mencari sasaran yang akan di hampiri.Di ruang VIP, Shean duduk dengan beberapa rekan-rekan kerja nya. Mereka tertawa bersama sambil memeluk wanita di kiri dan kanan.Dua wanita yang cantik dan seksi masuk untuk melayani Shean yang masih sendiri.Shean yang saat itu sedang birahi, melihat wanita itu dari bawah sampai ujung kepala. Apalagi di bagian dada, sempat berhenti beberapa detik.“Bos, apakah masih ada yang kurang?” tanya Tristan yang menemani Shean.“Cukup.” Jawab Shean, membuang asap rokok nya.“Hahahaha…. Shean, kau dari dulu tidak pernah berubah ya. Selalu saja suka bermain perempuan.” Tawa teman nya yang dari perusahaan lain.“kau sendiri? Bahkan

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Kemarahan besar Shean

    Alex dan Alfa sudah membawa Suriani dan Baroto, mereka di ikat dan mata nya di tutup. Mereka membawa nya ke sebuah rumah kosong. Daerah yang sepi secara penghuni dan rumah tetangga pun jarak nya jauh. Sedang menunggu kedatangan Shean yang dalam perjalanan.Dua orang itu juga sudah mendapat beberapa pukulan sebelum di bawa karena berusaha berontak dan melarikan diri.“Kalian siapa? Apa mau kalian?” Teriak Baskoro yang tidak bisa melihat dua orang yang membawa nya dan isteri nya.“Sebentar lagi kalian akan tahu, jadi diam saja. Anggap kalian bisa bernafas.” Ucap Alfa yang duduk sambil bermain game di ponsel nya.Tidak berapa lama, Shean dan Tristan sudah berada di depan rumah kosong itu. mobil yang di pakai Tristan untuk mengantar bos nya.Alex segera membuka pintu untuk Shean.Shean turun dari mobil dan melihat dua orang yang berlutut dengan mata di tutup, kaki dan tangan yang di tutup.“Apa itu mere

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Masa Lalu Shean

    “Hahahahahahaha……. Seru sekali… aku sangat suka dengan suara teriakan kalian…….sayang sekali, tinggal satu lagi ya…” tawa Shean yang kejam, melihat tongkatnya yang sudah bercampur dengan darah. “Seru dari mana nya sih? Menjijikan,” bisik Alfa pada Alex. “Ssssttt,” Alex memberikan kode untuk Alfa agar diam. Shean berdiri, melihat tongkatnya sambil mengatur nafas. Sementara dua orang itu sudah setengah tidak berdaya. Mereka berbaring dengan posisi yang tidak beraturan. Membelakangi Shean yang berdiri. “Satu lagi… kalau satu lagi kalian masih hidup, aku akan melepaskan kalian…” ucapnya. Terdengar suara tangisan kesakitan dari suami isteri itu. “Tristan, lepas ikatan mereka,” suruh Shean. Pukulan yang pertama dan yang kedua sengaja di lakukan saat mereka terikat bersama. Namun mereka tetap mendapatkan pukulan bergilir. Tristan segera melepaskan tali mereka. Hingga mereka berpencar sedikit. Wajah mereka yang sedikit tertutup karena darah ya

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Shean Menjemput Wanitanya

    Seperti biasa café yang sedang melayani banyak pembeli. 2 karyawan pria juga sibuk mengantarkan pesanan. Kebetulan berketepatan dengan jam istirahat siang, itu adalah jamnya orang-orang juga untuk berbelanja makanan. Para karyawan tidak keberatan dengan banyak pembeli walaupun mereka sangat kelelahan. Karena mereka juga pasti akan mendapatkan bonus nantinya. “Terima kasih, silahkan datang kembali ya..” ucap kata penutup Izzati saat menerima pembayaran dari pembeli. Mereka berusaha tersenyum ramah di balik kelelahannya. Pukul 15.00 Wib, keadaan sudah mulai sepi. Mereka mulai sedikit bernafas lega dan mengambil waktu untuk beristirahat walau hanya sebentar. Tiba-tiba beberapa pria ber jas hitam masuk ke dalam café, mereka sangat tampan dan keren. “Waw…. Siapa mereka?” tanya Mona yang sedang membersihkan meja. Mereka adalah Tristan, Alex dan Alfa. Kedatangan mereka membuat yang lain terpesona. “Silahkan masuk tuan,” Tristan mempersilahkan kan Shean untuk

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Mencumbunya Kembali

    Shean masih menggendong Zaheera menuju kamar lantai atas, beberapa pelayan mengikuti nya dari belakang. Zaheera yang masih berusaha berontak ingin turun, sekaligus takut jatuh juga apa lagi saat di tangga. Hingga berada di depan pintu kamar yang masih tertutup. Salah satu dari pelayan membuka kan pintu dan Shean langsung masuk. “Kalian keluarlah,” suruhnya pada pelayan yang masih mengikutinya. “Baik tuan Shean,” pelayan itu pergi dan menutup pintu nya kembali. Bbruggh.. Wanita itu di lemparkan ke atas tempat tidur yang sangat empuk. “Aaaakkkhh…” teriak Zaheera memegang pinggangnya. Shean yang masih berdiri di sisi ranjang, melihat Zaheera dalam senyuman. Mereka saling memandang. Wanita itu menggerakkan tubuh nya mundur, berusaha menjauh dari pria yang masih menatapnya. Pria itu sudah mulai mendekati Zaheera, membuat nya semakin panik dan takut. “Apa… apa yang Anda… lakukan?” wanita itu ketakutan. “Tenang lah say

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Pelayanan Untuk Zaheera

    Beberapa pelayan sedang sibuk memandikan Zeera yang masih belum bangun dari pingsannya. Ada sekitar 4 pelayan wanita mengangkat tubuh Zeera ke dalam bath up. “Apa menurut kalian, Nona ini adalah kekasihnya tuan Shean?” tanya salah satu dari pelayan. “Aku rasa sih bukan ya, tapi kenapa tuan membawa nya ke sini? Kan tidak pernah tuan membawa perempuan datang kesini,” “Iya, apalagi tuan menggendong nya turun dari mobil,” jawab rekannya yang sambil menggosok tubuh Zeera. Perlahan gadis itu membuka matanya. Kesadarannya sudah mulai terkumpul. “Nona….. apa anda sudah bangun?” tanya Lia melihat mata Zeera yang sudah terbuka. “Kalian….. kalian siapa?” Zeera melihat empat wanita yang menyentuh nya dalam keadaan telan**ng. “Nona, kami adalah pelayan tuan Shean yang di tugaskan untuk…"“Tunggu dulu… kenapa….kenapa aku ada di sini? Dan… dan… apa yang kalian lakukan padaku?” tanya Zeera yang sadar kalau dia tidak berpakaian lagi. “No

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Zzeeraa...

    Shean diam, tapi masih memperhatikan Zeera yang tidak mau melihatnya. “Apa saja?.... kalau aku iriskan daging tangan ku… apa kau mau memakannya?” Shean berbicara dengan menggenggam pisau kecil di tangannya. Zeera bingung harus bagaimana, tapi yang pasti dia tahu adalah kalau dia saat ini sangat ketakutan. “Kalau kau mau….. aku tidak keberatan akan mengirisnya untukmu…" “Tidak…..aku tidak …mau…tolong….jangan lakukan itu…” Zeera menahan agar pisau itu tidak memotong tangan Shean. Bibir Shean tersenyum. “Ada apa dengan pria ini? Apa dia…. Gila??” gumam Zeera. “Jadi….. kau mau lauk yang mana?” tanyanya mengulangi. Zeera melihat apa yang akan di pilihnya. “Itu….itu saja….” jawabnya menunjuk. “Yang mana? Aku tidak tahu apa yang kau tunjuk,” bisik Shean di telinganya. Shean sengaja tidak melihat apa yang di tunjuk Zeera, karena sepasang matanya hanya melihat wajah Zeera yang terlihat panik. “Itu….ikan….ikan yang di goreng itu…

    Last Updated : 2021-06-18
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Jangan Bercanda Sayang

    Wanita itu terus menangis dalam dekapan Shean, dan pria itu tidak perduli, yang ada dalam pikiran nya adalah melampiaskan hasrat nya yang sempat tertunda beberapa waktu yang lalu.Tap…Kedua tangan Zeera di letakkan di atas kepala gadis itu, dengan tangan kekar yang menahan nya, hanya satu tangan. Ciuman mendarat di setiap bagian atas nya, tidak ada kegelian atau kenikmatan yang di rasakan Zeera, yang ada dalam pikiran nya adalah ketakutan.Shean, melihat air mata gadis itu yang sudah mengalir deras, membasahi kedua pipi nya, dia terhenti. Di angkat sedikit tubuh nya dan melihat lebih dekat wajah itu. tangan yang di tahan Shean, di lepaskan, sehingga Zeera segera menutup wajah dengan kedua tangan nya.“Kenapa kau menangis?” tanya nya yang masih berada di atas tubuh Zeera.Wanita itu tidak bisa menjawab, suara tangisan nya sangat pilu, terdengar keras juga.“Ck… aku hanya mengajak mu untuk berci**a, dan kau men

    Last Updated : 2021-06-21

Latest chapter

  • Si Mesum Jatuh Cinta   120. Kelahiran Kaizer Rayhan Yandra

    Beberapa bulan kemudian, sudah waktunya untuk Zeera melahirkan. Dua hari yang lalu, ditengah malam saat semuanya sudah tertidur dengan pulas, termasuk Shean. Karena seharian sibuk bekerja dan menjaga Zeera, malam itu dia sangat lelah dan cepat tertidurnya. Hanya Zeera yang masih gelisah menahan sakit. Sebenarnya siang itu sudah merasakan sakit dibagian perut hingga kebawahnya. Kasihan melihat suaminya yang belum pernah istirahat total, dia hanya bisa menahan dan tidak berpikir apa-apa. Namun malam ini rasanya tidak hilang malah semakin menjadi-jadi. Sebisa mungkin dia menahan suaranya agar tidak membangunkan Shean yang berbaring disampingnya ditempat tidur. ‘Apa aku mau melahirkan? Rasanya sakit sekali, aku juga tidak tahu tanda-tanda melahirkan.’ “Sshh..” ‘Apa aku bangunkan saja Shean? Rasanya- “Aaasshh…” “Sayang? Kamu kenapa?” Shean langsung terbangun setelah mendengar suara rintihan Zeera walau pela

  • Si Mesum Jatuh Cinta   119. Aku Bukan Orang Jahat

    “Keren gak?” Izzati menunjukkan sepatu imut nan kecil pada Saga. “Hm? Iya cakep, warnanya juga cocok untuk anak laki-laki.” Jawab Saga melihat sepatu yang ditunjukkan Izzati padanya. “Emang warnanya kenapa? aku sih suka karena modelnya yang begini, keren gitu.” Izzati melihat-lihat lagi sepatu yang masih ditangannya. “Warna itu kan cocok-cocokkan. Biasanya ada warna yang cocok untuk cowok, ada yang cocok untuk cewek, seperti warna pink dan kuning, aku pernah dengar kalau warna itu sangat cocok untuk perempuan.” “Ah… sama saja kalau menurutku. Cowok juga cocok kok pakai yang warna pink, cowok-cowok di Korea juga banyak kok pakai warna pink, apalagi untuk pakaian.” “Kan tidak semua cowok suka pink, aku nih misalnya, aku paling tidak suka memakai warna pink, mau itu pakaian, tas atau sepatu. Kayaknya gak cocok banget buat aku, tapi kalau ada cowok lain yang suka, ya itu terserahnya kan.” “Hm… jadi, warna biru ini cocok sama anak Zee

  • Si Mesum Jatuh Cinta   118. Siapa Saga?

    Zeera mengucek matanya. Terbangun. Dia mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk bersandar. Tubuhnya masih ditutupi selimut. Pandangannya langsung tertuju didekat jendela, suaminya yang sedang fokus pada gadgetnya.“Shean..?” panggil Zeera. Karena suaranya pelan, Shean tidak bisa mendengarnya.Zeera turun dari ranjang, berjalan menuju Shean.“Loh Zeera? Kamu sudah bangun? Kenapa kamu turun dari ranjangnya Sayang?” Shean meletakkan tabletnya diatas meja, menyusul Zeera yang sedang berjalan kearahnya.“Iya aku sudah bangun, tadi aku memanggilmu tapi kamu nggak dengar.”Shean sekarang sudah menggenggam tangan Zeera.“Kamu lagi ngapain? Kayaknya serius banget.” Lirik Zeera pada gadget Shean yang masih ada diatas meja.“Tadinya aku lagi mengerjakan pekerjaan yang dikirim Albert, tapi sudah selesai kok. Lalu aku teringat dengan anak kita, makanya aku lagi lihat-lihat keperluannya,

  • Si Mesum Jatuh Cinta   117. Dokter Mesum

    Deg-deg an, mereka berdua sedang deg-deg an didalam ruang Dokter khusus ibu hamil.“Ibu Zeera, tolong kemari,” panggil Dokter berjenis kelamin laki-laki itu.Zeera berdiri berjalan menghampiri sang Dokter, dan Shean mengikuti dari belakang.“Silahkan berbaring dulu ya.” suruh si Dokter, menepuk pelan tempat tidur khusus pasien yang tidak terlalu besar dan lebar.“Untuk apa isteri saya berbaring Dokter?” tanya Shean sinis, dia khawatir kalau isterinya kenapa-kenapa.“Kan saya mau memeriksa kehamilan isteri anda, sekaligus mengecek jenis kelaminnya.”“Apa tidak bisa duduk atau berdiri saja?”Dokter menatap Shean. Dia menghela napas mendengar pertanyaan aneh dari suami pasien.“Tidak bisalah Pak Shean. Lagipula saya tidak akan menyakiti isteri dan anak anda, cara saya sama kok seperti Dokter kehamilan pada umumnya.”“Shean, biarkan saja, memang pr

  • Si Mesum Jatuh Cinta   116. Sayang, Aku Sudah Mengingatmu

    “She… Shean, perutku,”“Maafkan aku… maafkan aku Zeera.”‘Kenapa dia menangis? Dan kenapa dia ada disini?’Setelah Shean puas memeluk Zeera, dia melepas pelukannya. Ditatapnya Zeera yang masih berdiri dihadapannya. Zeera mengernyitkan dahinya.‘Darah? Dia berdarah?’Shean panik melihat darah dipakaian Zeera, dibagian rok bawahnya.“Zeera, Zeera kamu terluka, kita harus-“Tunggu, sabar dulu Shean, ini bukan darah aku kok,” Zeera menahan tangan Shean dan menenangkannya.“Bukan… darah kamu?”“Iya. Ini darah dari wanita yang korban tabrak lari tadi.”“Kenapa bisa darahnya menempel padamu?”“Aku tadi membantunya sambil menunggu mobil Ambulance datang, jadi darahnya ikut menempel. Aku kasihan padanya, apalagi kami sama-sama sedang hamil kan.” Ucap Zeera menjelask

  • Si Mesum Jatuh Cinta   115. Kecelakaan Wanita Hamil

    Sudah beberapa hari Zeera datang ke perusahaan untuk makan siang bersama Shean, dan Zeera yang memasak makanannya. Zeera terus berusaha agar Shean bisa menerimanya seperti dulu, bukan karena dia kasihan padanya. Shean masih belum yakin dengan perasaannya, tapi tidak mau menyakiti perasaan Zeera. Sekarang Shean hanya melakukan tugasnya seperti layaknya suami normal.“Shean, aku keluar sebentar dulu ya,”“Kamu mau kemana? Sebentar lagi meetingnya sudah mau selesai.”“Memangnya selesainya berapa lama lagi?”“Sekitar 2 jam lagi.”“Yah, kelamaan. Aku keluar saja dulu sebentar, aku mau beli ice cream, dekat kok tokonya, diseberang kantor.”“Suruh karyawan lain saja untuk membelinya.”“Mereka sedang sibuk, kalau aku yang beli langsung, aku bisa memilih rasa dan bentuknya. Boleh ya… boleh ya?” bujuk Zeera yang ingin keluar kantor untuk membeli ice cream

  • Si Mesum Jatuh Cinta   114. Makan di Pinggir Jalan

    “Maafkan aku,” Shean melepas tangan Zeera. Dilihatnya pergelangan tangan Zeera sudah memerah. Sekarang mereka berdiri didepan lift khusus Presdir.Zeera mengusap pelan pergelangan tangannya yang luka.“Apa kamu menangis?” tanya Shean.“Ha? Apa?” Zeera terkejut dengan pertanyaan Shean. Dia mengangkat wajahnya melihat Shean yang menatapnya dengan perasaan bersalah.‘Darimana dia tahu aku sedang menangis?’“Apa… apa itu sakit?”Zeera mencoba berpikir apa maksud pertanyaan Shean, “Tanganku? Tidak, tidak apa-apa, kan nggak sampai putus,” jawab Zeera tersenyum kecil, agar Shean tidak merasa bersalah.Ting…Pintu lift terbuka, “Ayo kita masuk.” Ajak Shean, dia tidak menarik bagian tubuh Zeera untuk masuk kedalam lift.“Hm, Shean, kita mau kemana?” tanya Zeera, mereka berdua sudah berada didalam lift, turun lantai.

  • Si Mesum Jatuh Cinta   113. Apa Aku Cemburu?

    “Apa yang kau lakukan??” pertanyaan yang keluar dari mulut Shean dengan tatapan sinisnya.Zeera menghentikan tangannya saat ingin membuka kotak makanan. Dia melihat Shean yang marah padanya.“Kenapa? Aku… aku hanya membawa makan siang. Aku sengaja membawa untuk kita, karena kamu sibuk pasti…Karena melihat wajah Shean yang masih kesal padanya, membuatnya diam tidak bicara.‘Apa aku melakukan kesalahan?’ ucap Zeera dalam hati.Shean berdiri, keluar dari kursi kerjanya. Berjalan kearah Zeera.“Maafkan aku, tapi… kau tidak seharusnya datang kesini membawa makan siang.” Suara Shean memelan.“Aku bisa makan siang di kantin. Kau kan sedang hamil, aku khawatir dengan kehamilanmu.” Ucapnya duduk didepan Zeera.“Aku… ingin makan siang bersamamu, makanya aku datang membawa makan siangnya.” Jawabnya memelas. Zeera tahu, Shean pasti meras

  • Si Mesum Jatuh Cinta   112. Apa yang kau lakukan??

    Didalam ruangan Presdir Shean Vikal Yandra… “Albert, selain dirimu, siapa lagi yang aku percayai disini?” tanya Shean menatap serius pada Albert. “Tidak ada Tuan Shean.” “Berarti semua karyawan disini tidak bisa dipercaya dan harus diganti?” “Hm… beberapa bulan yang lalu Tuan Shean sudah mengeluarkan beberapa karyawan yang jadi benalu dan yang tidak bisa bekerja dengan baik dari perusahaan ini. Tapi Tuan Shean, setiap perusahaan besar pasti akan selalu ada saja ‘Hama’ yang nyelip di benih tanaman yang kita tanam. Dan tugas anda adalah mencabut hama terus dan terus lagi.” Ujung bibir Shean terangkat, seakan dia puas dengan jawaban Albert. “Jawabanmu pintar Albert, baiklah, apa semuanya sudah disiapkan untuk meeting?” “Sudah, Tuan.” “Oke, ayo kita bertemu dengan mereka,” Shean berdiri memakai jasnya. Dia berjalan keluar dari meja kerja, menuju pintu, sedangkan Albert mengikutinya dari belakang setelah membukakan pintu unt

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status