Home / Romansa / Si Mesum Jatuh Cinta / Shean Mengikuti Zaheera Diam-Diam

Share

Shean Mengikuti Zaheera Diam-Diam

Author: Linilini
last update Last Updated: 2021-06-03 11:48:13

Hari berikut nya anak buah Shean datang ke rumah Suriani. Rumah kontrakan yang sangat sederhana. Di dalam rumah itu yang ada hanya Liana saja, Suriani dan papanya berada di luar di tempat yang berbeda. Liana yang sedang sibuk dengan ponsel nya. Tidak menyadari kedatangan beberapa pria berpakaian hitam dengan badan yang besar.

Tok… Tok.. Tok… Liana melihat siapa yang mengetuk pintunya yang tertutup. Dia keluar dari kamar.

“Siapa sih yang datang?” gerutunya.

Ceklek… Gadis itu melihat mereka yang berwajah seram.

“Ka….kalian siapa? Dan ada perlu apa?” tanya Liana.

“Dimana perempuan satu lagi yang tinggal di sini?” tanya salah satu dari mereka. Liana berpikir siapa yang di maksud mereka.

“Siapa? Tolong berbicara yang jelas, apa…"

“Aaaaaaaakkkhhh……. Lepaskan……aaaakkkhhh….."

Pria-pria itu menarik rambut Liana dengan paksa, menyeret nya hingga keluar dari rumah. Banyak tetangga yang keluar melihat.

“Ada apa sih? Kenapa si Liana di seret gitu? Siapa mereka?” bisik tetangganya.

“Bu, tolong aku, mereka orang jahat..” teriak Liana mengulurkan tangan nya untuk meminta pertolongan.

Sayang sekali tidak ada yang berani menolong Liana, karena sudah di  berikan tatapan tajam dari pria berbadan besar itu. Alex dan Alfa hanya memperhatikan dari seberang, tentu saja mengambil beberapa foto untuk di tunjukkan pada Shean yang menunggu laporan.

Liana di tampar beberapa kali di bagian pipi, rambut ditarik, hingga gadis itu menangis memohon ampun.

“Dimana perempuan yang satu lagi?” tanya pria itu mengangkat wajah Liana.

“Siapa? Apakah mama yang kalian cari?” tanya Liana dengan wajah yang membengkak.

“Dimana dia?” tanya mereka.

“Mama pergi dengan papa, aku tidak tahu kemana. Tolong lepaskan aku. Aku mohon,” Liana mengangkat tangan, memohon ampun.

“Bos, wanita yang satu lagi tidak ada, dia sedang keluar. Wanita ini adalah anaknya. Apa yang harus kami lakukan lagi?” tanya anak buah Alex.

“Beri peringatan pada nya lalu kalian pergi,” jawab Alex. Ana buahnya menutup panggilannya. Melihat Liana yang masih menahan kesakitan.

“Dengarkan kami, kalau kau dan orang tuamu tidak mau kami hajar lagi, bilang pada mereka untuk tidak mengganggu Zaheera,” salah satu dari mereka memberikan peringatan pada Liana.

“Zaheera? Kalian siapa? Apa kalian kenal dengan perempuan itu?” tanya Liana dengan sisa keberaniannya.

“Jangan banyak tanya. Dengar kan dan turuti. Mungkin lain kali kami akan melakukan lebih dari ini. Jadi jangan sampai kalian melanggarnya,” jawab mereka dengan suara keras.

“Baik… baiklah bang…. Tolong, lepaskan aku. Aku akan kasih tahu sama mama,” jawab Liana.

Mereka melihat teman-teman nya, memberi kode dengan menganggukkan kepala nya. Hingga akhirnya mereka menghentikan aksi penyiksaan dan pergi meninggalkan Liana yang sudah setengah babak belur. Barulah tetangga berani membantu Liana untuk memberikan pertolongan. Mereka membawa Liana ke dalam rumah untuk segera di obati.

“Siapa yang kalian ganggu sampai ada banyak orang yang datang kesini,” tanya ibu-ibu tetangga. Tetapi tidak menjawab. Masih menahan rasa sakit yang ada di tubuhnya.

 *******

“Mana wanita yang tua itu?” tanya Shean yang merasa kurang puas dengan hasil pekerjaan anak buahnya.

“Tidak ada tuan. Mereka adalah ibu dan anak,” jawab Alex.

“Beri pelajaran juga pada wanita itu. Aku tidak mau wanita itu bebas begitu saja,” perintah Shean yang merasa tidak puas.

*****

Suriani dan suami kedua nya sudah pulang. Dengan membawa makanan untuk kedua anak nya. Mereka hanya menggunakan motor matik.

“Pa, kenapa banyak orang di rumah kita? Ada apa?” tanya Suriani.

“Ya ampun kalian baru pulang? Lihat anak kalian habis di pukuli,” salah satu tetangga memberitahukan apa yang terjadi.

“Apa? Siapa yang melakukan itu?” tanya Baroto, suami kedua Suriani.

‘Kami juga tidak tahu, mereka lebih dari 5 orang, pria berbadan besar semua,” jawab tetangganya.

“Mama…papa….” Liana berdiri menghampiri orangtuanya.

“Liana, kamu kenapa? Kenapa sampai terluka begini? Siapa yang melakukannya?” tanya Baroto. Liana yang masih menangis.

“Hey, diam dulu. Papa kamu sedang bertanya,” suruh Suriani. Liana berusaha diam, melihat orang tua nya yang menunggu jawaban dari puteri kandungnya.

“Siapa…. Siapa yang melakukannya?” tanya Baroto lagi.

“Aku tidak tahu siapa yang melakukannya. Tapi kata mereka, jangan lagi kita mengganggu Zaheera. Kalau tidak mereka akan melakukan ini lagi,” jawab Liana.

“Apa? Berani sekali mereka mengancam kita,” Baroto yang tidak percaya.

“Zaheera? Apa dia kenal dengan mereka?” tanya Suriani.

“Ma, mereka juga mencari mama. Mungkin karena kita memukul Zaheera, dan mereka marah,” ucap Liana.

“Apa? Mencariku?” Suriani merasa tidak percaya dengan apa yang di katakan puterinya. Liana menganggukkan kepalanya.

“Sialan, ini pasti anak pembawa sial itu yang menyuruh preman-preman itu memukulmu. Papa……"

“Ma, aku akan kasih pelajaran pada Zaheera itu, aku tidak perduli kalau dia adalah anakmu,"

“Papa, mama juga tidak perduli dengannya. Mau papa apakan pun dia mama tidak perduli. Mama gak mau puteri kita yang cantik ini terluka,"

“Tapi, Ma, Pa, pasti mereka juga tidak akan tinggal diam. Liana takut, Pa…” Liana menangis lagi.

*****

Zeera, bagaimana pakaian ini, cocok gak denganku?” tanya Izzati menempelkan pakaian ditubuhnya.

“Enggak, warnanya terlalu norak,” Zaheera menggelengkan kepalanya. Dia tidak suka dengan pakaian yang ditunjukkan Izzati.

“Tapi aku sudah lama mengincar ini. Masa enggak cocok sih, Ra.” Izzati merasa kecewa karena dibilang tidak cocok.

“Kau kan bertanya pada ku, aku jawab kenapa kau tidak terima. Kalau kau suka, ambil saja. Kan kau yang pakai,” ucap Zaheera.

“Oke, aku tetap ambil pakaian ini. Aku mau pakai,” Izzati tidak perduli dengan pendapat Zaheera lagi.

“Terserah,” Zaheera berjalan mencari sepatu. Shean, tidak jauh dari mereka, sedang mengikuti diam-diam.

Shean yang memakai topi, masker dan kacamata hitam. Seorang diri. Asistennya Tristan menunggu di mobil. Zaheera memilih-milih sepatu berwarna hitam, sepatu teplek yang paling dia suka.

“Ini berapa, Bang?” tanyanya menunjukkan sepatu yang dipilihnya.

“35 ribu neng, beli 3 bayarnya 100 ribu saja,” jawab si pedagang.

Di samping Zaheera, Shean berdiri. Sangat dekat hingga mengenai tangan Zaheera.

Zaheera hanya melihatnya sekilas, dan mengalihkan pandangannya lagi. Walaupun sekilas, Shean bisa melihat jelas wajah Zaheera.

“Siapa orang itu, kenapa dari tadi aku lihat ngikutin Zaheera?” ucap Izzati merasa curiga.

“Ya udah aku beli 3 bang. Tapi aku pilih lagi ya,” Zaheera mencari dua pasang sepatu lagi.

Related chapters

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Menyamar

    Zaheera sudah selesai memilih 3 pasang sepatu dengan model yang sama hanya berbeda warna saja. Lalu melakukan pembayaran. Shean, yang tubuhnya lebih tinggi dari kebanyakan orang, jelas sekali di mana dia berada. Zaheera pergi ke lokasi lain, Izzati mengikuti sahabat nya itu, sesekali matanya melirik kebelakang, dimana Shean yang masih mengikutinya. “Zati, kamu mau beli apa lagi?” tanya Zaheera melihat kiri dan kanan. “Mmm… aku, seperti nya kita makan dulu deh, aku udah laper banget nih,” ajak Izzati. Zaheera yang juga sudah lapar sepakat dengan tujuan Izzati. Mereka mencari tempat makan yang sesuai dengan lidah dan kantong mereka. Hingga mereka memutuskan pada satu tempat yang murah dan banyak menu. Shean tentu saja ikut. Walaupun sebenar nya dia sangat risih berada di tempat yang seperti itu. “Zeera, ada yang mencurigakan,” bisik Izzati. “Apaan?” Zaheera yang tidak sadar dengan kehadiran sosok yang mengikutinya. Dia pu

    Last Updated : 2021-06-04
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Club Malam

    Shean, menikmati hentakan musik yang keras dengan penerangan yang remang. DJ memainkan musik untuk menghibur tamu nya. Waiters berkeliling membawakan pesanan minuman. Beberapa pria dan wanita yang duduk dekat dengan bartender, sambil mencari sasaran yang akan di hampiri.Di ruang VIP, Shean duduk dengan beberapa rekan-rekan kerja nya. Mereka tertawa bersama sambil memeluk wanita di kiri dan kanan.Dua wanita yang cantik dan seksi masuk untuk melayani Shean yang masih sendiri.Shean yang saat itu sedang birahi, melihat wanita itu dari bawah sampai ujung kepala. Apalagi di bagian dada, sempat berhenti beberapa detik.“Bos, apakah masih ada yang kurang?” tanya Tristan yang menemani Shean.“Cukup.” Jawab Shean, membuang asap rokok nya.“Hahahaha…. Shean, kau dari dulu tidak pernah berubah ya. Selalu saja suka bermain perempuan.” Tawa teman nya yang dari perusahaan lain.“kau sendiri? Bahkan

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Kemarahan besar Shean

    Alex dan Alfa sudah membawa Suriani dan Baroto, mereka di ikat dan mata nya di tutup. Mereka membawa nya ke sebuah rumah kosong. Daerah yang sepi secara penghuni dan rumah tetangga pun jarak nya jauh. Sedang menunggu kedatangan Shean yang dalam perjalanan.Dua orang itu juga sudah mendapat beberapa pukulan sebelum di bawa karena berusaha berontak dan melarikan diri.“Kalian siapa? Apa mau kalian?” Teriak Baskoro yang tidak bisa melihat dua orang yang membawa nya dan isteri nya.“Sebentar lagi kalian akan tahu, jadi diam saja. Anggap kalian bisa bernafas.” Ucap Alfa yang duduk sambil bermain game di ponsel nya.Tidak berapa lama, Shean dan Tristan sudah berada di depan rumah kosong itu. mobil yang di pakai Tristan untuk mengantar bos nya.Alex segera membuka pintu untuk Shean.Shean turun dari mobil dan melihat dua orang yang berlutut dengan mata di tutup, kaki dan tangan yang di tutup.“Apa itu mere

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Masa Lalu Shean

    “Hahahahahahaha……. Seru sekali… aku sangat suka dengan suara teriakan kalian…….sayang sekali, tinggal satu lagi ya…” tawa Shean yang kejam, melihat tongkatnya yang sudah bercampur dengan darah. “Seru dari mana nya sih? Menjijikan,” bisik Alfa pada Alex. “Ssssttt,” Alex memberikan kode untuk Alfa agar diam. Shean berdiri, melihat tongkatnya sambil mengatur nafas. Sementara dua orang itu sudah setengah tidak berdaya. Mereka berbaring dengan posisi yang tidak beraturan. Membelakangi Shean yang berdiri. “Satu lagi… kalau satu lagi kalian masih hidup, aku akan melepaskan kalian…” ucapnya. Terdengar suara tangisan kesakitan dari suami isteri itu. “Tristan, lepas ikatan mereka,” suruh Shean. Pukulan yang pertama dan yang kedua sengaja di lakukan saat mereka terikat bersama. Namun mereka tetap mendapatkan pukulan bergilir. Tristan segera melepaskan tali mereka. Hingga mereka berpencar sedikit. Wajah mereka yang sedikit tertutup karena darah ya

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Shean Menjemput Wanitanya

    Seperti biasa café yang sedang melayani banyak pembeli. 2 karyawan pria juga sibuk mengantarkan pesanan. Kebetulan berketepatan dengan jam istirahat siang, itu adalah jamnya orang-orang juga untuk berbelanja makanan. Para karyawan tidak keberatan dengan banyak pembeli walaupun mereka sangat kelelahan. Karena mereka juga pasti akan mendapatkan bonus nantinya. “Terima kasih, silahkan datang kembali ya..” ucap kata penutup Izzati saat menerima pembayaran dari pembeli. Mereka berusaha tersenyum ramah di balik kelelahannya. Pukul 15.00 Wib, keadaan sudah mulai sepi. Mereka mulai sedikit bernafas lega dan mengambil waktu untuk beristirahat walau hanya sebentar. Tiba-tiba beberapa pria ber jas hitam masuk ke dalam café, mereka sangat tampan dan keren. “Waw…. Siapa mereka?” tanya Mona yang sedang membersihkan meja. Mereka adalah Tristan, Alex dan Alfa. Kedatangan mereka membuat yang lain terpesona. “Silahkan masuk tuan,” Tristan mempersilahkan kan Shean untuk

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Mencumbunya Kembali

    Shean masih menggendong Zaheera menuju kamar lantai atas, beberapa pelayan mengikuti nya dari belakang. Zaheera yang masih berusaha berontak ingin turun, sekaligus takut jatuh juga apa lagi saat di tangga. Hingga berada di depan pintu kamar yang masih tertutup. Salah satu dari pelayan membuka kan pintu dan Shean langsung masuk. “Kalian keluarlah,” suruhnya pada pelayan yang masih mengikutinya. “Baik tuan Shean,” pelayan itu pergi dan menutup pintu nya kembali. Bbruggh.. Wanita itu di lemparkan ke atas tempat tidur yang sangat empuk. “Aaaakkkhh…” teriak Zaheera memegang pinggangnya. Shean yang masih berdiri di sisi ranjang, melihat Zaheera dalam senyuman. Mereka saling memandang. Wanita itu menggerakkan tubuh nya mundur, berusaha menjauh dari pria yang masih menatapnya. Pria itu sudah mulai mendekati Zaheera, membuat nya semakin panik dan takut. “Apa… apa yang Anda… lakukan?” wanita itu ketakutan. “Tenang lah say

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Pelayanan Untuk Zaheera

    Beberapa pelayan sedang sibuk memandikan Zeera yang masih belum bangun dari pingsannya. Ada sekitar 4 pelayan wanita mengangkat tubuh Zeera ke dalam bath up. “Apa menurut kalian, Nona ini adalah kekasihnya tuan Shean?” tanya salah satu dari pelayan. “Aku rasa sih bukan ya, tapi kenapa tuan membawa nya ke sini? Kan tidak pernah tuan membawa perempuan datang kesini,” “Iya, apalagi tuan menggendong nya turun dari mobil,” jawab rekannya yang sambil menggosok tubuh Zeera. Perlahan gadis itu membuka matanya. Kesadarannya sudah mulai terkumpul. “Nona….. apa anda sudah bangun?” tanya Lia melihat mata Zeera yang sudah terbuka. “Kalian….. kalian siapa?” Zeera melihat empat wanita yang menyentuh nya dalam keadaan telan**ng. “Nona, kami adalah pelayan tuan Shean yang di tugaskan untuk…"“Tunggu dulu… kenapa….kenapa aku ada di sini? Dan… dan… apa yang kalian lakukan padaku?” tanya Zeera yang sadar kalau dia tidak berpakaian lagi. “No

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Zzeeraa...

    Shean diam, tapi masih memperhatikan Zeera yang tidak mau melihatnya. “Apa saja?.... kalau aku iriskan daging tangan ku… apa kau mau memakannya?” Shean berbicara dengan menggenggam pisau kecil di tangannya. Zeera bingung harus bagaimana, tapi yang pasti dia tahu adalah kalau dia saat ini sangat ketakutan. “Kalau kau mau….. aku tidak keberatan akan mengirisnya untukmu…" “Tidak…..aku tidak …mau…tolong….jangan lakukan itu…” Zeera menahan agar pisau itu tidak memotong tangan Shean. Bibir Shean tersenyum. “Ada apa dengan pria ini? Apa dia…. Gila??” gumam Zeera. “Jadi….. kau mau lauk yang mana?” tanyanya mengulangi. Zeera melihat apa yang akan di pilihnya. “Itu….itu saja….” jawabnya menunjuk. “Yang mana? Aku tidak tahu apa yang kau tunjuk,” bisik Shean di telinganya. Shean sengaja tidak melihat apa yang di tunjuk Zeera, karena sepasang matanya hanya melihat wajah Zeera yang terlihat panik. “Itu….ikan….ikan yang di goreng itu…

    Last Updated : 2021-06-18

Latest chapter

  • Si Mesum Jatuh Cinta   120. Kelahiran Kaizer Rayhan Yandra

    Beberapa bulan kemudian, sudah waktunya untuk Zeera melahirkan. Dua hari yang lalu, ditengah malam saat semuanya sudah tertidur dengan pulas, termasuk Shean. Karena seharian sibuk bekerja dan menjaga Zeera, malam itu dia sangat lelah dan cepat tertidurnya. Hanya Zeera yang masih gelisah menahan sakit. Sebenarnya siang itu sudah merasakan sakit dibagian perut hingga kebawahnya. Kasihan melihat suaminya yang belum pernah istirahat total, dia hanya bisa menahan dan tidak berpikir apa-apa. Namun malam ini rasanya tidak hilang malah semakin menjadi-jadi. Sebisa mungkin dia menahan suaranya agar tidak membangunkan Shean yang berbaring disampingnya ditempat tidur. ‘Apa aku mau melahirkan? Rasanya sakit sekali, aku juga tidak tahu tanda-tanda melahirkan.’ “Sshh..” ‘Apa aku bangunkan saja Shean? Rasanya- “Aaasshh…” “Sayang? Kamu kenapa?” Shean langsung terbangun setelah mendengar suara rintihan Zeera walau pela

  • Si Mesum Jatuh Cinta   119. Aku Bukan Orang Jahat

    “Keren gak?” Izzati menunjukkan sepatu imut nan kecil pada Saga. “Hm? Iya cakep, warnanya juga cocok untuk anak laki-laki.” Jawab Saga melihat sepatu yang ditunjukkan Izzati padanya. “Emang warnanya kenapa? aku sih suka karena modelnya yang begini, keren gitu.” Izzati melihat-lihat lagi sepatu yang masih ditangannya. “Warna itu kan cocok-cocokkan. Biasanya ada warna yang cocok untuk cowok, ada yang cocok untuk cewek, seperti warna pink dan kuning, aku pernah dengar kalau warna itu sangat cocok untuk perempuan.” “Ah… sama saja kalau menurutku. Cowok juga cocok kok pakai yang warna pink, cowok-cowok di Korea juga banyak kok pakai warna pink, apalagi untuk pakaian.” “Kan tidak semua cowok suka pink, aku nih misalnya, aku paling tidak suka memakai warna pink, mau itu pakaian, tas atau sepatu. Kayaknya gak cocok banget buat aku, tapi kalau ada cowok lain yang suka, ya itu terserahnya kan.” “Hm… jadi, warna biru ini cocok sama anak Zee

  • Si Mesum Jatuh Cinta   118. Siapa Saga?

    Zeera mengucek matanya. Terbangun. Dia mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk bersandar. Tubuhnya masih ditutupi selimut. Pandangannya langsung tertuju didekat jendela, suaminya yang sedang fokus pada gadgetnya.“Shean..?” panggil Zeera. Karena suaranya pelan, Shean tidak bisa mendengarnya.Zeera turun dari ranjang, berjalan menuju Shean.“Loh Zeera? Kamu sudah bangun? Kenapa kamu turun dari ranjangnya Sayang?” Shean meletakkan tabletnya diatas meja, menyusul Zeera yang sedang berjalan kearahnya.“Iya aku sudah bangun, tadi aku memanggilmu tapi kamu nggak dengar.”Shean sekarang sudah menggenggam tangan Zeera.“Kamu lagi ngapain? Kayaknya serius banget.” Lirik Zeera pada gadget Shean yang masih ada diatas meja.“Tadinya aku lagi mengerjakan pekerjaan yang dikirim Albert, tapi sudah selesai kok. Lalu aku teringat dengan anak kita, makanya aku lagi lihat-lihat keperluannya,

  • Si Mesum Jatuh Cinta   117. Dokter Mesum

    Deg-deg an, mereka berdua sedang deg-deg an didalam ruang Dokter khusus ibu hamil.“Ibu Zeera, tolong kemari,” panggil Dokter berjenis kelamin laki-laki itu.Zeera berdiri berjalan menghampiri sang Dokter, dan Shean mengikuti dari belakang.“Silahkan berbaring dulu ya.” suruh si Dokter, menepuk pelan tempat tidur khusus pasien yang tidak terlalu besar dan lebar.“Untuk apa isteri saya berbaring Dokter?” tanya Shean sinis, dia khawatir kalau isterinya kenapa-kenapa.“Kan saya mau memeriksa kehamilan isteri anda, sekaligus mengecek jenis kelaminnya.”“Apa tidak bisa duduk atau berdiri saja?”Dokter menatap Shean. Dia menghela napas mendengar pertanyaan aneh dari suami pasien.“Tidak bisalah Pak Shean. Lagipula saya tidak akan menyakiti isteri dan anak anda, cara saya sama kok seperti Dokter kehamilan pada umumnya.”“Shean, biarkan saja, memang pr

  • Si Mesum Jatuh Cinta   116. Sayang, Aku Sudah Mengingatmu

    “She… Shean, perutku,”“Maafkan aku… maafkan aku Zeera.”‘Kenapa dia menangis? Dan kenapa dia ada disini?’Setelah Shean puas memeluk Zeera, dia melepas pelukannya. Ditatapnya Zeera yang masih berdiri dihadapannya. Zeera mengernyitkan dahinya.‘Darah? Dia berdarah?’Shean panik melihat darah dipakaian Zeera, dibagian rok bawahnya.“Zeera, Zeera kamu terluka, kita harus-“Tunggu, sabar dulu Shean, ini bukan darah aku kok,” Zeera menahan tangan Shean dan menenangkannya.“Bukan… darah kamu?”“Iya. Ini darah dari wanita yang korban tabrak lari tadi.”“Kenapa bisa darahnya menempel padamu?”“Aku tadi membantunya sambil menunggu mobil Ambulance datang, jadi darahnya ikut menempel. Aku kasihan padanya, apalagi kami sama-sama sedang hamil kan.” Ucap Zeera menjelask

  • Si Mesum Jatuh Cinta   115. Kecelakaan Wanita Hamil

    Sudah beberapa hari Zeera datang ke perusahaan untuk makan siang bersama Shean, dan Zeera yang memasak makanannya. Zeera terus berusaha agar Shean bisa menerimanya seperti dulu, bukan karena dia kasihan padanya. Shean masih belum yakin dengan perasaannya, tapi tidak mau menyakiti perasaan Zeera. Sekarang Shean hanya melakukan tugasnya seperti layaknya suami normal.“Shean, aku keluar sebentar dulu ya,”“Kamu mau kemana? Sebentar lagi meetingnya sudah mau selesai.”“Memangnya selesainya berapa lama lagi?”“Sekitar 2 jam lagi.”“Yah, kelamaan. Aku keluar saja dulu sebentar, aku mau beli ice cream, dekat kok tokonya, diseberang kantor.”“Suruh karyawan lain saja untuk membelinya.”“Mereka sedang sibuk, kalau aku yang beli langsung, aku bisa memilih rasa dan bentuknya. Boleh ya… boleh ya?” bujuk Zeera yang ingin keluar kantor untuk membeli ice cream

  • Si Mesum Jatuh Cinta   114. Makan di Pinggir Jalan

    “Maafkan aku,” Shean melepas tangan Zeera. Dilihatnya pergelangan tangan Zeera sudah memerah. Sekarang mereka berdiri didepan lift khusus Presdir.Zeera mengusap pelan pergelangan tangannya yang luka.“Apa kamu menangis?” tanya Shean.“Ha? Apa?” Zeera terkejut dengan pertanyaan Shean. Dia mengangkat wajahnya melihat Shean yang menatapnya dengan perasaan bersalah.‘Darimana dia tahu aku sedang menangis?’“Apa… apa itu sakit?”Zeera mencoba berpikir apa maksud pertanyaan Shean, “Tanganku? Tidak, tidak apa-apa, kan nggak sampai putus,” jawab Zeera tersenyum kecil, agar Shean tidak merasa bersalah.Ting…Pintu lift terbuka, “Ayo kita masuk.” Ajak Shean, dia tidak menarik bagian tubuh Zeera untuk masuk kedalam lift.“Hm, Shean, kita mau kemana?” tanya Zeera, mereka berdua sudah berada didalam lift, turun lantai.

  • Si Mesum Jatuh Cinta   113. Apa Aku Cemburu?

    “Apa yang kau lakukan??” pertanyaan yang keluar dari mulut Shean dengan tatapan sinisnya.Zeera menghentikan tangannya saat ingin membuka kotak makanan. Dia melihat Shean yang marah padanya.“Kenapa? Aku… aku hanya membawa makan siang. Aku sengaja membawa untuk kita, karena kamu sibuk pasti…Karena melihat wajah Shean yang masih kesal padanya, membuatnya diam tidak bicara.‘Apa aku melakukan kesalahan?’ ucap Zeera dalam hati.Shean berdiri, keluar dari kursi kerjanya. Berjalan kearah Zeera.“Maafkan aku, tapi… kau tidak seharusnya datang kesini membawa makan siang.” Suara Shean memelan.“Aku bisa makan siang di kantin. Kau kan sedang hamil, aku khawatir dengan kehamilanmu.” Ucapnya duduk didepan Zeera.“Aku… ingin makan siang bersamamu, makanya aku datang membawa makan siangnya.” Jawabnya memelas. Zeera tahu, Shean pasti meras

  • Si Mesum Jatuh Cinta   112. Apa yang kau lakukan??

    Didalam ruangan Presdir Shean Vikal Yandra… “Albert, selain dirimu, siapa lagi yang aku percayai disini?” tanya Shean menatap serius pada Albert. “Tidak ada Tuan Shean.” “Berarti semua karyawan disini tidak bisa dipercaya dan harus diganti?” “Hm… beberapa bulan yang lalu Tuan Shean sudah mengeluarkan beberapa karyawan yang jadi benalu dan yang tidak bisa bekerja dengan baik dari perusahaan ini. Tapi Tuan Shean, setiap perusahaan besar pasti akan selalu ada saja ‘Hama’ yang nyelip di benih tanaman yang kita tanam. Dan tugas anda adalah mencabut hama terus dan terus lagi.” Ujung bibir Shean terangkat, seakan dia puas dengan jawaban Albert. “Jawabanmu pintar Albert, baiklah, apa semuanya sudah disiapkan untuk meeting?” “Sudah, Tuan.” “Oke, ayo kita bertemu dengan mereka,” Shean berdiri memakai jasnya. Dia berjalan keluar dari meja kerja, menuju pintu, sedangkan Albert mengikutinya dari belakang setelah membukakan pintu unt

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status