Share

Memborong Roti

Author: Linilini
last update Last Updated: 2021-05-31 09:23:13

Di toko roti semua sedang sibuk bekerja melayani pembeli. Hari ini sangat banyak sekali pengunjung. Sesekali Zaheera membantu melayani mereka.

“Terimakasih atas kunjungannya, silahkan datang kembali,” ucap Izzati sembari mengembalikan kembalian uang pembeli.

3 karyawan lainnya bertugas membersihkan dan mengantar pesanan. Dua karyawan yang berjenis kelamin laki-laki terkadang mengantar pesanan pembeli yang minta delivery.

“Zeera, besok kan toko off tuh, jalan yuk,” ajak Izzati.

“Aku juga memang berencana seperti itu sih. Mau beli Hp baru,” jawab Zaheera.

“Kalau begitu aku temani ya. Sekalian kita makan ice krim dan beli pakaian. Ada pakaian yang dari bulan lalu ingin aku beli," pinta Izzati merapikan uang penjualanan.

“Boleh,” Jawab Zaheera merapikan sisa dagangan.

“Eh… kalian mau jalan –jalan ya. Ikut dong. Biar ramai,” Yanto, yang sedang membersihkan meja mendengar.

“Mmmm…. Gimana ya. Lain kali aja deh,” Izzati menolak Yanto yang ikut bersama mereka.

“Yyahhhh….. kenapa sih. Kan biar lebih akrab dan dekat dengan kalian,” terlihat pria itu sedikit kecewa.

“Kita kan sudah dekat. Tiap hari, tiap menit ketemu terus. Apa kamu gak bosan?” ledek Izzati.

“Gak sih. Justru aku senang bertemu dengan kalian,” Yanto yang sebenarnya ada rasa dengan Izzati menggaruk kepalanya.

“Next time aja Yanto. Ini lagi ada urusan cewek yang harus kami urus dulu,” Zaheera pun sepakat dan setuju dengan Izzati.

“Baiklah kalau begitu. Off minggu depan kita jalan bareng ya,” Pria itu dengan langsung membuat janji untuk minggu depan.

“Gak janji ya. Hahahaha…..” tawa Izzati.

************

Seorang pemuda yang memakai jas hitam dan dasi biru datang ke toko tempat Zaheera bekerja. Pria itu langsung melihat arah Zaheera yang sedang menyusun kue yang selesai dia masak.

“Selamat siang dan selamat datang di Café Cake and Coffee kami,” sapa Mona yang menyambut kedatangan pria yang tampan itu.

“Wah… tampan sekali pria ini.” Gumam Mona dan Izzati yang melihat.

Bukan cuma mereka berdua saja yang melihat. Semua pengunjung wanita pun berdecak kagum melihat pesona pria tampan dan wibawa itu.

“Permisi. Saya ingin memesan beberapa kue di sini. Bisa tunjukkan rekomendasi mana yang menonjol rasa nya?” tanya Tristan, pria yang mencuri perhatian kaum hawa.

“Aaaahh…. Di sini semua nya menonjol kok tuan. Ada berbagai rasa dan bentuk. Ada rasa susu, berbagai rasa buah, dan lainnya. Anda mau mencari yang rasa apa?” tanya Izzati.

Tristan melihat Zaheera yang sibuk dengan pekerjaannya.

“Apakah kue itu masih panas?” tanyanya pada Zaheera yang menata kue yang di tunjuk Tristan.

“Oh, iya tuan. Ini baru saja saya keluarkan dari ovennya,” Jawab Zaheera melihat pria itu berdiri di sampingnya.

“Kalau begitu saya mau pesan yang ini… yang ini…. Yang itu… yang itu….dan….yang ini,” tunjuk Tristan pada beberapa kue dan roti. Zaheera sedikit terkejut dengan pilihan pria itu.

“Mau berapa banyak tuan?” tanya Zaheera.

“Semua persediaan nya saja,” jawab Tristan tanpa berpikir.

“Dia tidak lagi sedang ngerjain kan?” gumam Zaheera.

“Apa ini anda yang siapin ya?” tanya Tristan melihat Zaheera sambil tersenyum ramah.

“Iya. Saya sendiri yang masak dan siapin. Di jamin enak dan higienis kok tuan,” jawab Zaheera. Tristan menganggukkan kepalanya.

“Kalau begitu tolong di bungkus ya, biar saya bayar,” Pinta Tristan mengeluarkan ponselnya. Pesanan itu membuat semua karyawan merasa sangat senang. Bagaimana tidak? Ada pembeli yang memborong dagangannya, yang tentu saja bonus pun akan mengalir. Supaya cepat, ketiga karyawan selain Izzati, saling bantu membantu untuk membungkus pesanan.

“Tuan, pesanan nya banyak sekali. Ini untuk anda saja?” tanya Zaheera.

“Tidak. Sebagian ada pesanan dari teman-teman sekantor.” jawab Tristan.

“Ooohh…. Nanti kalau mau lagi, silahkan datang kesini ya. Biar jadi langganan,” ucap Zaheera tersenyum ramah.

“Tentu saja,” Tristan yang sedari tadi mengambil video Zaheera secara diam-diam tanpa ada yang tahu satu pun. Dari gerak-gerik Zaheera, mulai dari ujung kaki sampai ujung kepalanya.

Di rasa pesanannya sudah selesai dan tinggal melakukan proses pembayaran, videonya pun sudah selesai. Video itu di kirim langsung ke nomor Shean yang sudah menunggu.

“Kalau boleh saya tahu, nama kokinya siapa ya?” tanya Tristan mengeluarkan dompetnya.

“Zaheera tuan. Nama nya Zaheera. Koki nya Cuma dia aja kok,” jawab Izzati.

“Oke,” Tristan membayar pesanan kuenya.

“Terimakasih ya. Kalau nanti mau pesan lagi, saya akan ke sini,” Tristan membawa bungkusan dan meninggalkan toko tersebut.

“Wah… tampan sekali pria itu. Badan nya sangat cocok dengan jasnya,” ucap Mona pada Izzati.

“Iya. Apa menurut mu dia masih single ya?” tanya Izzati.

“Tidak mungkin dia masih single. Pasti pacar nya banyak. Jangan berharap terlalu tinggi,” sahut Zaheera yang mendengar pertanyaan Izzati.

“Benar juga sih. Yang kayak Rayan aja bisa selingkuh. Apalagi pria seperti yang tadi,” ucap Mona.

“Hhhee…… jangan membandingkan deh,” Izzati tidak terima kekasihnya itu di jelek-jelekkan.

“Memang kenyataannya kok,” sahut Zaheera dari dapur.

“Pppfftthh….” Mona menahan tawa.

 ******

Shean yang berada di dalam ruangannya sedang menerima video rekaman yang di kirim Tristan, salah satu asistennya. Tanpa berkedip, dia melihat setiap sudut wajah dan bagian tubuh Zaheera. Sesekali dia ‘pause’ untuk bisa melihat lebih jelas. Di perbesar, hingga bagian  bibir, di sentuh seakan-akan itu nyata ada di dalam genggamannya.

 Tok... Tok... Tok...

“Masuk,” suruh Shean. Tristan yang mengetuk pintu pun masuk dengan membawa bungkusan kue-kue yang di beli di tempat Zaheera.

“Tuan, ini pesanan anda. Apa anda akan memakan nya semua?” tanya Tristan. Shean melihat banyak sekali yang dibeli.

“Yang membuat kue-kue ini adalah wanita itu, Zaheera,” ucap Tristan.

“Zaheera?” Shean yang belum tahu siapa nama wanita yang membuatnya tertarik itu.

“Iya tuan. Nama wanita yang anda taksir itu adalah Zaheera. Dan dia juga yang memasak menyiapkan ini. Karena dia sebagai koki disana,” ucap Tristan meletakkan belanjaannya diatas meja.

“Coba bawa kesini. Aku ingin merasakan buatan wanita itu,” tanya Shean yang awalnya ragu. Tristan membawa semua bungkusan yang banyak.

“Jangan semuanya, kau pikir aku akan maka,” tolak Shean.

“Tuan, kalau tidak saya bawa, mana saya tahu anda mau yang mana? Karena ini ada banyak pilihan,” ucap Tristan.

“Pilihkan aku yang gurih rasa nya tidak terlalu manis,” pinta Shean. Tristan melihat isi pesanan nya satu persatu.

“Bagaimana menurut mu? Dia cantikkan?” tanya Shean.

“Iya tuan. Dia sangat cantik dan ramah. Oh ya tuan, besok toko nya libur, dan semua karyawannya juga akan libur,” ucap Tristan.

Related chapters

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Pertengkaran Dengan Ibu Kandung

    Shean hanya mengambil 2 jenis kue yang rasa kopi dan moca saja. “Lalu bagaimana dengan sisanya tuan?” tanya Tristan menunjukkan jumlah yang masih sangat banyak itu. “Apa di buang saja?” canda Tristan menaikkan salah satu alisnya. “Sembarangan kau. Berikan pada karyawan-karyawan lain. Mereka pasti mau,” suruh Shean. “Baiklah tuan. Ini aku sisakan untuk Alfa dan Alex. Nanti mereka menangis lagi kalau tidak di beri,” Tristan memilih bagian untuk kedua rekannya. Tristan membagikan sisa kue itu pada pekerja lainnya. Mereka sangat senang mendapatkan pemberian dari atasannya. Lalu kembali masuk lagi keruangan atasannya. Shean melihat bentuk dan warna kue yang ada di genggamannya. Pria itu tidak biasa memakan makanan seperti itu. “Apa ada masalah dengannya? Ada yang mengganggu? Menggodanya?” tanya Shean menggigit kue. “Tidak ada tuan. Kalau saya lihat ada 5 karyawan termasuk nona itu. dua di antara nya adalah pria,” jawab Tristan yang

    Last Updated : 2021-06-01
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Shean Mengikuti Zaheera Diam-Diam

    Hari berikut nya anak buah Shean datang ke rumah Suriani. Rumah kontrakan yang sangat sederhana. Di dalam rumah itu yang ada hanya Liana saja, Suriani dan papanya berada di luar di tempat yang berbeda. Liana yang sedang sibuk dengan ponsel nya. Tidak menyadari kedatangan beberapa pria berpakaian hitam dengan badan yang besar. Tok… Tok.. Tok… Liana melihat siapa yang mengetuk pintunya yang tertutup. Dia keluar dari kamar. “Siapa sih yang datang?” gerutunya. Ceklek… Gadis itu melihat mereka yang berwajah seram. “Ka….kalian siapa? Dan ada perlu apa?” tanya Liana. “Dimana perempuan satu lagi yang tinggal di sini?” tanya salah satu dari mereka. Liana berpikir siapa yang di maksud mereka. “Siapa? Tolong berbicara yang jelas, apa…" “Aaaaaaaakkkhhh……. Lepaskan……aaaakkkhhh….." Pria-pria itu menarik rambut Liana dengan paksa, menyeret nya hingga keluar dari rumah. Banyak tetangga yang keluar melihat. “Ada apa sih? Kenapa

    Last Updated : 2021-06-03
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Menyamar

    Zaheera sudah selesai memilih 3 pasang sepatu dengan model yang sama hanya berbeda warna saja. Lalu melakukan pembayaran. Shean, yang tubuhnya lebih tinggi dari kebanyakan orang, jelas sekali di mana dia berada. Zaheera pergi ke lokasi lain, Izzati mengikuti sahabat nya itu, sesekali matanya melirik kebelakang, dimana Shean yang masih mengikutinya. “Zati, kamu mau beli apa lagi?” tanya Zaheera melihat kiri dan kanan. “Mmm… aku, seperti nya kita makan dulu deh, aku udah laper banget nih,” ajak Izzati. Zaheera yang juga sudah lapar sepakat dengan tujuan Izzati. Mereka mencari tempat makan yang sesuai dengan lidah dan kantong mereka. Hingga mereka memutuskan pada satu tempat yang murah dan banyak menu. Shean tentu saja ikut. Walaupun sebenar nya dia sangat risih berada di tempat yang seperti itu. “Zeera, ada yang mencurigakan,” bisik Izzati. “Apaan?” Zaheera yang tidak sadar dengan kehadiran sosok yang mengikutinya. Dia pu

    Last Updated : 2021-06-04
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Club Malam

    Shean, menikmati hentakan musik yang keras dengan penerangan yang remang. DJ memainkan musik untuk menghibur tamu nya. Waiters berkeliling membawakan pesanan minuman. Beberapa pria dan wanita yang duduk dekat dengan bartender, sambil mencari sasaran yang akan di hampiri.Di ruang VIP, Shean duduk dengan beberapa rekan-rekan kerja nya. Mereka tertawa bersama sambil memeluk wanita di kiri dan kanan.Dua wanita yang cantik dan seksi masuk untuk melayani Shean yang masih sendiri.Shean yang saat itu sedang birahi, melihat wanita itu dari bawah sampai ujung kepala. Apalagi di bagian dada, sempat berhenti beberapa detik.“Bos, apakah masih ada yang kurang?” tanya Tristan yang menemani Shean.“Cukup.” Jawab Shean, membuang asap rokok nya.“Hahahaha…. Shean, kau dari dulu tidak pernah berubah ya. Selalu saja suka bermain perempuan.” Tawa teman nya yang dari perusahaan lain.“kau sendiri? Bahkan

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Kemarahan besar Shean

    Alex dan Alfa sudah membawa Suriani dan Baroto, mereka di ikat dan mata nya di tutup. Mereka membawa nya ke sebuah rumah kosong. Daerah yang sepi secara penghuni dan rumah tetangga pun jarak nya jauh. Sedang menunggu kedatangan Shean yang dalam perjalanan.Dua orang itu juga sudah mendapat beberapa pukulan sebelum di bawa karena berusaha berontak dan melarikan diri.“Kalian siapa? Apa mau kalian?” Teriak Baskoro yang tidak bisa melihat dua orang yang membawa nya dan isteri nya.“Sebentar lagi kalian akan tahu, jadi diam saja. Anggap kalian bisa bernafas.” Ucap Alfa yang duduk sambil bermain game di ponsel nya.Tidak berapa lama, Shean dan Tristan sudah berada di depan rumah kosong itu. mobil yang di pakai Tristan untuk mengantar bos nya.Alex segera membuka pintu untuk Shean.Shean turun dari mobil dan melihat dua orang yang berlutut dengan mata di tutup, kaki dan tangan yang di tutup.“Apa itu mere

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Masa Lalu Shean

    “Hahahahahahaha……. Seru sekali… aku sangat suka dengan suara teriakan kalian…….sayang sekali, tinggal satu lagi ya…” tawa Shean yang kejam, melihat tongkatnya yang sudah bercampur dengan darah. “Seru dari mana nya sih? Menjijikan,” bisik Alfa pada Alex. “Ssssttt,” Alex memberikan kode untuk Alfa agar diam. Shean berdiri, melihat tongkatnya sambil mengatur nafas. Sementara dua orang itu sudah setengah tidak berdaya. Mereka berbaring dengan posisi yang tidak beraturan. Membelakangi Shean yang berdiri. “Satu lagi… kalau satu lagi kalian masih hidup, aku akan melepaskan kalian…” ucapnya. Terdengar suara tangisan kesakitan dari suami isteri itu. “Tristan, lepas ikatan mereka,” suruh Shean. Pukulan yang pertama dan yang kedua sengaja di lakukan saat mereka terikat bersama. Namun mereka tetap mendapatkan pukulan bergilir. Tristan segera melepaskan tali mereka. Hingga mereka berpencar sedikit. Wajah mereka yang sedikit tertutup karena darah ya

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Shean Menjemput Wanitanya

    Seperti biasa café yang sedang melayani banyak pembeli. 2 karyawan pria juga sibuk mengantarkan pesanan. Kebetulan berketepatan dengan jam istirahat siang, itu adalah jamnya orang-orang juga untuk berbelanja makanan. Para karyawan tidak keberatan dengan banyak pembeli walaupun mereka sangat kelelahan. Karena mereka juga pasti akan mendapatkan bonus nantinya. “Terima kasih, silahkan datang kembali ya..” ucap kata penutup Izzati saat menerima pembayaran dari pembeli. Mereka berusaha tersenyum ramah di balik kelelahannya. Pukul 15.00 Wib, keadaan sudah mulai sepi. Mereka mulai sedikit bernafas lega dan mengambil waktu untuk beristirahat walau hanya sebentar. Tiba-tiba beberapa pria ber jas hitam masuk ke dalam café, mereka sangat tampan dan keren. “Waw…. Siapa mereka?” tanya Mona yang sedang membersihkan meja. Mereka adalah Tristan, Alex dan Alfa. Kedatangan mereka membuat yang lain terpesona. “Silahkan masuk tuan,” Tristan mempersilahkan kan Shean untuk

    Last Updated : 2021-06-06
  • Si Mesum Jatuh Cinta   Mencumbunya Kembali

    Shean masih menggendong Zaheera menuju kamar lantai atas, beberapa pelayan mengikuti nya dari belakang. Zaheera yang masih berusaha berontak ingin turun, sekaligus takut jatuh juga apa lagi saat di tangga. Hingga berada di depan pintu kamar yang masih tertutup. Salah satu dari pelayan membuka kan pintu dan Shean langsung masuk. “Kalian keluarlah,” suruhnya pada pelayan yang masih mengikutinya. “Baik tuan Shean,” pelayan itu pergi dan menutup pintu nya kembali. Bbruggh.. Wanita itu di lemparkan ke atas tempat tidur yang sangat empuk. “Aaaakkkhh…” teriak Zaheera memegang pinggangnya. Shean yang masih berdiri di sisi ranjang, melihat Zaheera dalam senyuman. Mereka saling memandang. Wanita itu menggerakkan tubuh nya mundur, berusaha menjauh dari pria yang masih menatapnya. Pria itu sudah mulai mendekati Zaheera, membuat nya semakin panik dan takut. “Apa… apa yang Anda… lakukan?” wanita itu ketakutan. “Tenang lah say

    Last Updated : 2021-06-06

Latest chapter

  • Si Mesum Jatuh Cinta   120. Kelahiran Kaizer Rayhan Yandra

    Beberapa bulan kemudian, sudah waktunya untuk Zeera melahirkan. Dua hari yang lalu, ditengah malam saat semuanya sudah tertidur dengan pulas, termasuk Shean. Karena seharian sibuk bekerja dan menjaga Zeera, malam itu dia sangat lelah dan cepat tertidurnya. Hanya Zeera yang masih gelisah menahan sakit. Sebenarnya siang itu sudah merasakan sakit dibagian perut hingga kebawahnya. Kasihan melihat suaminya yang belum pernah istirahat total, dia hanya bisa menahan dan tidak berpikir apa-apa. Namun malam ini rasanya tidak hilang malah semakin menjadi-jadi. Sebisa mungkin dia menahan suaranya agar tidak membangunkan Shean yang berbaring disampingnya ditempat tidur. ‘Apa aku mau melahirkan? Rasanya sakit sekali, aku juga tidak tahu tanda-tanda melahirkan.’ “Sshh..” ‘Apa aku bangunkan saja Shean? Rasanya- “Aaasshh…” “Sayang? Kamu kenapa?” Shean langsung terbangun setelah mendengar suara rintihan Zeera walau pela

  • Si Mesum Jatuh Cinta   119. Aku Bukan Orang Jahat

    “Keren gak?” Izzati menunjukkan sepatu imut nan kecil pada Saga. “Hm? Iya cakep, warnanya juga cocok untuk anak laki-laki.” Jawab Saga melihat sepatu yang ditunjukkan Izzati padanya. “Emang warnanya kenapa? aku sih suka karena modelnya yang begini, keren gitu.” Izzati melihat-lihat lagi sepatu yang masih ditangannya. “Warna itu kan cocok-cocokkan. Biasanya ada warna yang cocok untuk cowok, ada yang cocok untuk cewek, seperti warna pink dan kuning, aku pernah dengar kalau warna itu sangat cocok untuk perempuan.” “Ah… sama saja kalau menurutku. Cowok juga cocok kok pakai yang warna pink, cowok-cowok di Korea juga banyak kok pakai warna pink, apalagi untuk pakaian.” “Kan tidak semua cowok suka pink, aku nih misalnya, aku paling tidak suka memakai warna pink, mau itu pakaian, tas atau sepatu. Kayaknya gak cocok banget buat aku, tapi kalau ada cowok lain yang suka, ya itu terserahnya kan.” “Hm… jadi, warna biru ini cocok sama anak Zee

  • Si Mesum Jatuh Cinta   118. Siapa Saga?

    Zeera mengucek matanya. Terbangun. Dia mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk bersandar. Tubuhnya masih ditutupi selimut. Pandangannya langsung tertuju didekat jendela, suaminya yang sedang fokus pada gadgetnya.“Shean..?” panggil Zeera. Karena suaranya pelan, Shean tidak bisa mendengarnya.Zeera turun dari ranjang, berjalan menuju Shean.“Loh Zeera? Kamu sudah bangun? Kenapa kamu turun dari ranjangnya Sayang?” Shean meletakkan tabletnya diatas meja, menyusul Zeera yang sedang berjalan kearahnya.“Iya aku sudah bangun, tadi aku memanggilmu tapi kamu nggak dengar.”Shean sekarang sudah menggenggam tangan Zeera.“Kamu lagi ngapain? Kayaknya serius banget.” Lirik Zeera pada gadget Shean yang masih ada diatas meja.“Tadinya aku lagi mengerjakan pekerjaan yang dikirim Albert, tapi sudah selesai kok. Lalu aku teringat dengan anak kita, makanya aku lagi lihat-lihat keperluannya,

  • Si Mesum Jatuh Cinta   117. Dokter Mesum

    Deg-deg an, mereka berdua sedang deg-deg an didalam ruang Dokter khusus ibu hamil.“Ibu Zeera, tolong kemari,” panggil Dokter berjenis kelamin laki-laki itu.Zeera berdiri berjalan menghampiri sang Dokter, dan Shean mengikuti dari belakang.“Silahkan berbaring dulu ya.” suruh si Dokter, menepuk pelan tempat tidur khusus pasien yang tidak terlalu besar dan lebar.“Untuk apa isteri saya berbaring Dokter?” tanya Shean sinis, dia khawatir kalau isterinya kenapa-kenapa.“Kan saya mau memeriksa kehamilan isteri anda, sekaligus mengecek jenis kelaminnya.”“Apa tidak bisa duduk atau berdiri saja?”Dokter menatap Shean. Dia menghela napas mendengar pertanyaan aneh dari suami pasien.“Tidak bisalah Pak Shean. Lagipula saya tidak akan menyakiti isteri dan anak anda, cara saya sama kok seperti Dokter kehamilan pada umumnya.”“Shean, biarkan saja, memang pr

  • Si Mesum Jatuh Cinta   116. Sayang, Aku Sudah Mengingatmu

    “She… Shean, perutku,”“Maafkan aku… maafkan aku Zeera.”‘Kenapa dia menangis? Dan kenapa dia ada disini?’Setelah Shean puas memeluk Zeera, dia melepas pelukannya. Ditatapnya Zeera yang masih berdiri dihadapannya. Zeera mengernyitkan dahinya.‘Darah? Dia berdarah?’Shean panik melihat darah dipakaian Zeera, dibagian rok bawahnya.“Zeera, Zeera kamu terluka, kita harus-“Tunggu, sabar dulu Shean, ini bukan darah aku kok,” Zeera menahan tangan Shean dan menenangkannya.“Bukan… darah kamu?”“Iya. Ini darah dari wanita yang korban tabrak lari tadi.”“Kenapa bisa darahnya menempel padamu?”“Aku tadi membantunya sambil menunggu mobil Ambulance datang, jadi darahnya ikut menempel. Aku kasihan padanya, apalagi kami sama-sama sedang hamil kan.” Ucap Zeera menjelask

  • Si Mesum Jatuh Cinta   115. Kecelakaan Wanita Hamil

    Sudah beberapa hari Zeera datang ke perusahaan untuk makan siang bersama Shean, dan Zeera yang memasak makanannya. Zeera terus berusaha agar Shean bisa menerimanya seperti dulu, bukan karena dia kasihan padanya. Shean masih belum yakin dengan perasaannya, tapi tidak mau menyakiti perasaan Zeera. Sekarang Shean hanya melakukan tugasnya seperti layaknya suami normal.“Shean, aku keluar sebentar dulu ya,”“Kamu mau kemana? Sebentar lagi meetingnya sudah mau selesai.”“Memangnya selesainya berapa lama lagi?”“Sekitar 2 jam lagi.”“Yah, kelamaan. Aku keluar saja dulu sebentar, aku mau beli ice cream, dekat kok tokonya, diseberang kantor.”“Suruh karyawan lain saja untuk membelinya.”“Mereka sedang sibuk, kalau aku yang beli langsung, aku bisa memilih rasa dan bentuknya. Boleh ya… boleh ya?” bujuk Zeera yang ingin keluar kantor untuk membeli ice cream

  • Si Mesum Jatuh Cinta   114. Makan di Pinggir Jalan

    “Maafkan aku,” Shean melepas tangan Zeera. Dilihatnya pergelangan tangan Zeera sudah memerah. Sekarang mereka berdiri didepan lift khusus Presdir.Zeera mengusap pelan pergelangan tangannya yang luka.“Apa kamu menangis?” tanya Shean.“Ha? Apa?” Zeera terkejut dengan pertanyaan Shean. Dia mengangkat wajahnya melihat Shean yang menatapnya dengan perasaan bersalah.‘Darimana dia tahu aku sedang menangis?’“Apa… apa itu sakit?”Zeera mencoba berpikir apa maksud pertanyaan Shean, “Tanganku? Tidak, tidak apa-apa, kan nggak sampai putus,” jawab Zeera tersenyum kecil, agar Shean tidak merasa bersalah.Ting…Pintu lift terbuka, “Ayo kita masuk.” Ajak Shean, dia tidak menarik bagian tubuh Zeera untuk masuk kedalam lift.“Hm, Shean, kita mau kemana?” tanya Zeera, mereka berdua sudah berada didalam lift, turun lantai.

  • Si Mesum Jatuh Cinta   113. Apa Aku Cemburu?

    “Apa yang kau lakukan??” pertanyaan yang keluar dari mulut Shean dengan tatapan sinisnya.Zeera menghentikan tangannya saat ingin membuka kotak makanan. Dia melihat Shean yang marah padanya.“Kenapa? Aku… aku hanya membawa makan siang. Aku sengaja membawa untuk kita, karena kamu sibuk pasti…Karena melihat wajah Shean yang masih kesal padanya, membuatnya diam tidak bicara.‘Apa aku melakukan kesalahan?’ ucap Zeera dalam hati.Shean berdiri, keluar dari kursi kerjanya. Berjalan kearah Zeera.“Maafkan aku, tapi… kau tidak seharusnya datang kesini membawa makan siang.” Suara Shean memelan.“Aku bisa makan siang di kantin. Kau kan sedang hamil, aku khawatir dengan kehamilanmu.” Ucapnya duduk didepan Zeera.“Aku… ingin makan siang bersamamu, makanya aku datang membawa makan siangnya.” Jawabnya memelas. Zeera tahu, Shean pasti meras

  • Si Mesum Jatuh Cinta   112. Apa yang kau lakukan??

    Didalam ruangan Presdir Shean Vikal Yandra… “Albert, selain dirimu, siapa lagi yang aku percayai disini?” tanya Shean menatap serius pada Albert. “Tidak ada Tuan Shean.” “Berarti semua karyawan disini tidak bisa dipercaya dan harus diganti?” “Hm… beberapa bulan yang lalu Tuan Shean sudah mengeluarkan beberapa karyawan yang jadi benalu dan yang tidak bisa bekerja dengan baik dari perusahaan ini. Tapi Tuan Shean, setiap perusahaan besar pasti akan selalu ada saja ‘Hama’ yang nyelip di benih tanaman yang kita tanam. Dan tugas anda adalah mencabut hama terus dan terus lagi.” Ujung bibir Shean terangkat, seakan dia puas dengan jawaban Albert. “Jawabanmu pintar Albert, baiklah, apa semuanya sudah disiapkan untuk meeting?” “Sudah, Tuan.” “Oke, ayo kita bertemu dengan mereka,” Shean berdiri memakai jasnya. Dia berjalan keluar dari meja kerja, menuju pintu, sedangkan Albert mengikutinya dari belakang setelah membukakan pintu unt

DMCA.com Protection Status