Beranda / Romansa / Si Mesum Jatuh Cinta / Aku Bisa Menidurimu

Share

Aku Bisa Menidurimu

Penulis: Linilini
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Apa kucing ku sudah makan malam?” tanyanya sambil memberikan tasnya pada Edo, pelayan laki-laki yang lebih tua darinya.

“Sudah tuan, dan sekarang nona sudah tidur di kamarnya.” jawab Edo.

Shean tersenyum senang mendengarnya.

“Bagus,” Shean pergi berjalan meninggalkan para pelayan di belakangnya.

“Tuan, apa ada yang Anda butuhkan? Seperti makan malam?” tanya Edo menunggu perintah.

“Tidak ada. Kalian pergilah. Aku akan menemui kucingku dulu,” jawab Shean, mengusir para pelayan yang masih mengekorinya.

Edo menundukkan wajah, dan berhenti mengikutinya. Shean terus berjalan, dan masuk kedalam kamar, dimana Zeera sedang tertidur pulas di balik selimut.

Shean membuka kancing kemeja, membuka jam tangan, menarik tali pinggang, dan membuka kemeja itu, hingga sekarang dia bertelanjang dada. Bibirnya terangkat saat melihat tubuh Zeera, seperti kesenangan yang luar biasa.

Setelah membuka celana panjangnya, sekarang dia hanya memaka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Apa Kau Merasakannya Sayang?

    “Apa itu?” gumam Zeera, yang tidak tahu kalau itu adalah bagian vit*al pria yang masih ada di atas nya. “Apa kau merasakan nya sayang? Itu adalah benda yang sangat nikmat. Apa kau mau merasakan nya?” bisik Shean. Zeera semakin ketakutan, napas nya tidak bisa di control. Semakin lama dada nya semakin sesak. “Hhhhaahh…… Hhhaaahhh…… ” napas Zeera yang tersumbat, di rasa berat. Melihat itu, Shean menaikkan salah satu alis nya. “Hey…hey..” dia menampar pelan pipi Zeera. Tidak ada jawaban dari Zeera, mata nya memang terbuka menatap nya, tapi pernapasan nya jadi terganggu. Plak…Plak…Plak.. Masih menampar nya pelan. Shean lalu turun dari tubuh wanita itu, dan duduk di samping nya. Zeera segera duduk, dengan sisa tenaga nya berusaha untuk menjauh dari pria yang masih menatap nya. Shean masih mengawasi, dia yakin wanita itu tidak akan pergi jauh dari nya. Perlahan-lahan, napas Zeera sudah stabil no

  • Si Mesum Jatuh Cinta   “Ooyy… berhenti menghinaku wanita gila!!”

    “Jangan lupa makan, jangan di tunda agar kau tidak sakit,” ucapnya lagi membenarkan jas kerjanya. Zeera mengangguk, memaksa tersenyum. ******** Seperti biasa tidak ada yang bisa di lakukan Zeera, selain duduk dan berusaha bersembunyi dari pria mesum yang menahannya di rumah mewah. “Kenapa aku di tahan di tempat ini, sebenarnya apa yang di inginkan pria itu?” Seorang dirinya berada di kamar, menatap langit dari jendela yang terbuka lebar. Dari situ, dia bisa melihat pemandangan di luar rumah, merasakan udara yang berhembus menyentuh kulitnya. Dari lantai atas dia melihat ada sebuah mobil masuk ke halaman rumah. “Mobil siapa itu? sepertinya bukan mobil pria mesum itu,” ucapnya pelan. Zeera memang penasaran, tapi tidak mau turun kebawah untuk melihat atau mengintip tamu yang tidak di ketahuinya. Di temani sarapan yang sebelumnya sudah di antarkan Ana. Terdengar suara yang berisik di lantai bawah. “Suara berisik apa i

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Pria Mesum Mana Yang Mengganggu Kucingku?

    “Ana! Apa kau tidak mendengar apa yang aku perintahkan? Seret dia keluar,” ucap Zeera, dengan suara keras. Ana, menarik paksa wanita itu untuk keluar. Teriakan wanita itu di abaikan Zeera dan orang-orang yang ada di situ. “Hhhuufftt…. Bikin kesal saja,” Zeera menepuk-nepuk tangan nya seperti membersihkan debu dari tangannya, lalu memegang pinggang. ********* “Selamat malam tuan Shean,” Edo memberi salam pada Shean yang baru keluar dari mobilnya. “Mmm… apa kucing ku sudah tidur dan makan?” tanya Shean memberikan jaket panjang pada Edo. “Sudah tuan, walaupun tadi siang sempat ada perkelahian, tapi nona sudah istirahat,” jawab Edo yang berjalan di belakangnya mengikuti majikan masuk kedalam rumah. Tap… Shean berhenti melangkah lalu berbalik kearah Edo. “Perkelahian?” tanyanya menatap Edo. “Benar tuan, nona Riani tadi datang, dia marah-marah dan sempat menampar nona Zeera.."

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Air Keras

    “Dari ujung kaki hingga ujung rambutmu ini adalah milikku, tidak boleh terluka atau tergores sekecil apapun,” Shean mengusap jari kaki, paha, dada hingga kepala Zeera. Wanita itu semakin gemetar. “Tapi sayang, kenapa kau menyebutku ‘pria mesum’?” ‘Tahu darimana dia aku menyebutnya begitu?’ “Hahahaha, apa kau takut sekarang? Tenang saja, sekalipun kau membuatku marah, aku tidak akan melepaskanmu, sayang,” Tak… Shean menarik dagu Zeera, mendekatinya dan mencium bibir merah wanita itu. Zeera memaksa menutup matanya, karena tidak ingin melihat wajah Shean yang berada didepannya. Shean justru merasa itu lucu, dan terus melanjutkan ciumannya, lebih lama dan lebih dalam, sampai Zeera kesulitan bernapas. Ciuman itu masih berlanjut, hanya saja mulai turun ke bagian leher wanita itu. Zeera mulai panik, dia mendorong tubuh Shean, tapi tidak bisa, seakan pria itu tahu apa yang ingin dilakukan Zeera. “Tenang saja, aku tidak ak

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Mandi

    Ana yang panik dan langsung memeriksa tubuh Zeera, mulai dari ujung kaki hingga kepalanya, dia berputar-putar melihat keadaan tubuh wanita itu. “Ana, ada apa sebenarnya, kenapa kau sangat panik begitu,” tanya Zeera yang masih belum tahu apa yang sedang terjadi. Dia pasrah saja saat pelayan itu memutar-mutarkan tubuhnya. “Lalu kenapa anda tidak menjawab telepon dari tuan Shean?” tanya Ana berhenti memutari Zeera. “Apa? Maksudnya?” “Tuan Shean menyuruhku untuk mengecek keadaan anda, tuan sangat khawatir hingga-" Ddrrtdd… ddrttdd…ddrttd.. Kembali ponsel Zeera bergetar, Ana yang langsung mengambil ponsel itu, ponsel milik Zeera. ‘Khawatir? Khawatir apaa?’ “Nona, silahkan jawab telepon dari tuan Shean,” Ana memberikan ponsel itu kepada pemiliknya. Meski ragu, dia juga tidak ingin membuat Ana menjadi target amarah dari Shean. Zeera menerima ponsel dimana masih menyala dan masih memanggil.

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Mencumbunya Dari Belakang

    MENCUMBU DARI BELAKANGShean mengerjakan pekerjaannya dengan sangat cepat, walaupun begitu dia tetap fokus dengan pekerjaan itu, karena Albert pasti orang pertama yang akan menyalahkannya kalau dia menyelesaikan pekerjaan dengan terburu-buru.Selama Shean bekerja, tiga asistennya itu berada dekat dengannya, agar atasannya itu tidak kabur dan meninggalkan pekerjaannya.‘Hm… padahal aku ingin segera bertemu dengan ‘kucingku’.’ Gumamnya menggerutu.Sekitar 2 jam, Shean baru bisa menyelesaikan semua pekerjaannya.“Nih! Sudah lengkap semuanya kan?” Shean memberikan hasil pekerjaanya pada Albert.Albert menerima dan mengeceknya.‘Tidak ada yang salah, dia masih fokus.’Shean melihat jam di tangannya, mengambil jas dan ponselnya.“Sudah sore, aku sudah bisa pulang kan?”“Sudah tuan, anda sudah bisa bertemu dengan ‘kucing’ anda.” Le

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Aku Sudah Berusaha Bersabar Denganmu!

    AKU SUDAH BERUSAHA BERSABAR DENGANMU!Karena belum ada jawaban dari Zeera, Shean lebih dekat lagi, seperti hendak menciumnya.“Jangan takut sayang, aku tidak akan menyakitimu, kalau kau tidak mengecewakanku.” Bisiknya lagi, hembusan napas dan suaranya yang sangat pelan dan lembut.“Hah… benar-benar deh, setiap berada didekatmu itu, rasanya aku ingin ‘memakan’mu.” Shean kembali berdiri dengan normal, merapikan rambutnya yang jatuh berantakan. Sambil memegang pinggangnya dia menatap Zeera.“Bagaimana kalau aku ‘memakanmu’ sekarang?” Shean membuka kemejanya, Zeera panik, dia langsung menyingkir membalikkan tubuhnya, menjauh dari pria itu.“Hahahaha…. Kau lucu sekali, aku hanya bercanda loh.” Tawa keras dan puas dari Shean.Dia sangat suka menggoda Zeera.&l

  • Si Mesum Jatuh Cinta   Perjanjian Pernikahan

    Bruughh…Shean melemparkan Zeera ketempat tidur, handuknya hampir terlepas semua, Zeera hanya berusaha menutupi bagian dada dan bawahnya saja.“Katakan, katakan padaku, bagaimana caranya aku bisa menikmati tubuhmu ini?” tunjuk Shean didada Zeera dimana dia sudah berada diatas tubuh Zeera.Zeera berusaha menghindari wajah Shean, tangannya menahan dada Shean agar tidak terlalu menghimpitnya.“Aku mohon, jangan..hhikkss….hhikkss… jangan lakukan ini padaku, aku mohon…” lirihnya menangis.Zeera sudah hampir tidak bertenaga lagi, namun terus berusaha.Kedua kaki Zeera sudah berada di tengah-tengah selangkan**n Shean, dan tangannya juga sudah menahan kepala wanita itu agar tidak bergerak jauh lagi.Zeera menangis sesunggukkan, berharap pria itu bisa melepasnya atau kasihan padanya. Shean memici

Bab terbaru

  • Si Mesum Jatuh Cinta   120. Kelahiran Kaizer Rayhan Yandra

    Beberapa bulan kemudian, sudah waktunya untuk Zeera melahirkan. Dua hari yang lalu, ditengah malam saat semuanya sudah tertidur dengan pulas, termasuk Shean. Karena seharian sibuk bekerja dan menjaga Zeera, malam itu dia sangat lelah dan cepat tertidurnya. Hanya Zeera yang masih gelisah menahan sakit. Sebenarnya siang itu sudah merasakan sakit dibagian perut hingga kebawahnya. Kasihan melihat suaminya yang belum pernah istirahat total, dia hanya bisa menahan dan tidak berpikir apa-apa. Namun malam ini rasanya tidak hilang malah semakin menjadi-jadi. Sebisa mungkin dia menahan suaranya agar tidak membangunkan Shean yang berbaring disampingnya ditempat tidur. ‘Apa aku mau melahirkan? Rasanya sakit sekali, aku juga tidak tahu tanda-tanda melahirkan.’ “Sshh..” ‘Apa aku bangunkan saja Shean? Rasanya- “Aaasshh…” “Sayang? Kamu kenapa?” Shean langsung terbangun setelah mendengar suara rintihan Zeera walau pela

  • Si Mesum Jatuh Cinta   119. Aku Bukan Orang Jahat

    “Keren gak?” Izzati menunjukkan sepatu imut nan kecil pada Saga. “Hm? Iya cakep, warnanya juga cocok untuk anak laki-laki.” Jawab Saga melihat sepatu yang ditunjukkan Izzati padanya. “Emang warnanya kenapa? aku sih suka karena modelnya yang begini, keren gitu.” Izzati melihat-lihat lagi sepatu yang masih ditangannya. “Warna itu kan cocok-cocokkan. Biasanya ada warna yang cocok untuk cowok, ada yang cocok untuk cewek, seperti warna pink dan kuning, aku pernah dengar kalau warna itu sangat cocok untuk perempuan.” “Ah… sama saja kalau menurutku. Cowok juga cocok kok pakai yang warna pink, cowok-cowok di Korea juga banyak kok pakai warna pink, apalagi untuk pakaian.” “Kan tidak semua cowok suka pink, aku nih misalnya, aku paling tidak suka memakai warna pink, mau itu pakaian, tas atau sepatu. Kayaknya gak cocok banget buat aku, tapi kalau ada cowok lain yang suka, ya itu terserahnya kan.” “Hm… jadi, warna biru ini cocok sama anak Zee

  • Si Mesum Jatuh Cinta   118. Siapa Saga?

    Zeera mengucek matanya. Terbangun. Dia mengubah posisinya dari berbaring menjadi duduk bersandar. Tubuhnya masih ditutupi selimut. Pandangannya langsung tertuju didekat jendela, suaminya yang sedang fokus pada gadgetnya.“Shean..?” panggil Zeera. Karena suaranya pelan, Shean tidak bisa mendengarnya.Zeera turun dari ranjang, berjalan menuju Shean.“Loh Zeera? Kamu sudah bangun? Kenapa kamu turun dari ranjangnya Sayang?” Shean meletakkan tabletnya diatas meja, menyusul Zeera yang sedang berjalan kearahnya.“Iya aku sudah bangun, tadi aku memanggilmu tapi kamu nggak dengar.”Shean sekarang sudah menggenggam tangan Zeera.“Kamu lagi ngapain? Kayaknya serius banget.” Lirik Zeera pada gadget Shean yang masih ada diatas meja.“Tadinya aku lagi mengerjakan pekerjaan yang dikirim Albert, tapi sudah selesai kok. Lalu aku teringat dengan anak kita, makanya aku lagi lihat-lihat keperluannya,

  • Si Mesum Jatuh Cinta   117. Dokter Mesum

    Deg-deg an, mereka berdua sedang deg-deg an didalam ruang Dokter khusus ibu hamil.“Ibu Zeera, tolong kemari,” panggil Dokter berjenis kelamin laki-laki itu.Zeera berdiri berjalan menghampiri sang Dokter, dan Shean mengikuti dari belakang.“Silahkan berbaring dulu ya.” suruh si Dokter, menepuk pelan tempat tidur khusus pasien yang tidak terlalu besar dan lebar.“Untuk apa isteri saya berbaring Dokter?” tanya Shean sinis, dia khawatir kalau isterinya kenapa-kenapa.“Kan saya mau memeriksa kehamilan isteri anda, sekaligus mengecek jenis kelaminnya.”“Apa tidak bisa duduk atau berdiri saja?”Dokter menatap Shean. Dia menghela napas mendengar pertanyaan aneh dari suami pasien.“Tidak bisalah Pak Shean. Lagipula saya tidak akan menyakiti isteri dan anak anda, cara saya sama kok seperti Dokter kehamilan pada umumnya.”“Shean, biarkan saja, memang pr

  • Si Mesum Jatuh Cinta   116. Sayang, Aku Sudah Mengingatmu

    “She… Shean, perutku,”“Maafkan aku… maafkan aku Zeera.”‘Kenapa dia menangis? Dan kenapa dia ada disini?’Setelah Shean puas memeluk Zeera, dia melepas pelukannya. Ditatapnya Zeera yang masih berdiri dihadapannya. Zeera mengernyitkan dahinya.‘Darah? Dia berdarah?’Shean panik melihat darah dipakaian Zeera, dibagian rok bawahnya.“Zeera, Zeera kamu terluka, kita harus-“Tunggu, sabar dulu Shean, ini bukan darah aku kok,” Zeera menahan tangan Shean dan menenangkannya.“Bukan… darah kamu?”“Iya. Ini darah dari wanita yang korban tabrak lari tadi.”“Kenapa bisa darahnya menempel padamu?”“Aku tadi membantunya sambil menunggu mobil Ambulance datang, jadi darahnya ikut menempel. Aku kasihan padanya, apalagi kami sama-sama sedang hamil kan.” Ucap Zeera menjelask

  • Si Mesum Jatuh Cinta   115. Kecelakaan Wanita Hamil

    Sudah beberapa hari Zeera datang ke perusahaan untuk makan siang bersama Shean, dan Zeera yang memasak makanannya. Zeera terus berusaha agar Shean bisa menerimanya seperti dulu, bukan karena dia kasihan padanya. Shean masih belum yakin dengan perasaannya, tapi tidak mau menyakiti perasaan Zeera. Sekarang Shean hanya melakukan tugasnya seperti layaknya suami normal.“Shean, aku keluar sebentar dulu ya,”“Kamu mau kemana? Sebentar lagi meetingnya sudah mau selesai.”“Memangnya selesainya berapa lama lagi?”“Sekitar 2 jam lagi.”“Yah, kelamaan. Aku keluar saja dulu sebentar, aku mau beli ice cream, dekat kok tokonya, diseberang kantor.”“Suruh karyawan lain saja untuk membelinya.”“Mereka sedang sibuk, kalau aku yang beli langsung, aku bisa memilih rasa dan bentuknya. Boleh ya… boleh ya?” bujuk Zeera yang ingin keluar kantor untuk membeli ice cream

  • Si Mesum Jatuh Cinta   114. Makan di Pinggir Jalan

    “Maafkan aku,” Shean melepas tangan Zeera. Dilihatnya pergelangan tangan Zeera sudah memerah. Sekarang mereka berdiri didepan lift khusus Presdir.Zeera mengusap pelan pergelangan tangannya yang luka.“Apa kamu menangis?” tanya Shean.“Ha? Apa?” Zeera terkejut dengan pertanyaan Shean. Dia mengangkat wajahnya melihat Shean yang menatapnya dengan perasaan bersalah.‘Darimana dia tahu aku sedang menangis?’“Apa… apa itu sakit?”Zeera mencoba berpikir apa maksud pertanyaan Shean, “Tanganku? Tidak, tidak apa-apa, kan nggak sampai putus,” jawab Zeera tersenyum kecil, agar Shean tidak merasa bersalah.Ting…Pintu lift terbuka, “Ayo kita masuk.” Ajak Shean, dia tidak menarik bagian tubuh Zeera untuk masuk kedalam lift.“Hm, Shean, kita mau kemana?” tanya Zeera, mereka berdua sudah berada didalam lift, turun lantai.

  • Si Mesum Jatuh Cinta   113. Apa Aku Cemburu?

    “Apa yang kau lakukan??” pertanyaan yang keluar dari mulut Shean dengan tatapan sinisnya.Zeera menghentikan tangannya saat ingin membuka kotak makanan. Dia melihat Shean yang marah padanya.“Kenapa? Aku… aku hanya membawa makan siang. Aku sengaja membawa untuk kita, karena kamu sibuk pasti…Karena melihat wajah Shean yang masih kesal padanya, membuatnya diam tidak bicara.‘Apa aku melakukan kesalahan?’ ucap Zeera dalam hati.Shean berdiri, keluar dari kursi kerjanya. Berjalan kearah Zeera.“Maafkan aku, tapi… kau tidak seharusnya datang kesini membawa makan siang.” Suara Shean memelan.“Aku bisa makan siang di kantin. Kau kan sedang hamil, aku khawatir dengan kehamilanmu.” Ucapnya duduk didepan Zeera.“Aku… ingin makan siang bersamamu, makanya aku datang membawa makan siangnya.” Jawabnya memelas. Zeera tahu, Shean pasti meras

  • Si Mesum Jatuh Cinta   112. Apa yang kau lakukan??

    Didalam ruangan Presdir Shean Vikal Yandra… “Albert, selain dirimu, siapa lagi yang aku percayai disini?” tanya Shean menatap serius pada Albert. “Tidak ada Tuan Shean.” “Berarti semua karyawan disini tidak bisa dipercaya dan harus diganti?” “Hm… beberapa bulan yang lalu Tuan Shean sudah mengeluarkan beberapa karyawan yang jadi benalu dan yang tidak bisa bekerja dengan baik dari perusahaan ini. Tapi Tuan Shean, setiap perusahaan besar pasti akan selalu ada saja ‘Hama’ yang nyelip di benih tanaman yang kita tanam. Dan tugas anda adalah mencabut hama terus dan terus lagi.” Ujung bibir Shean terangkat, seakan dia puas dengan jawaban Albert. “Jawabanmu pintar Albert, baiklah, apa semuanya sudah disiapkan untuk meeting?” “Sudah, Tuan.” “Oke, ayo kita bertemu dengan mereka,” Shean berdiri memakai jasnya. Dia berjalan keluar dari meja kerja, menuju pintu, sedangkan Albert mengikutinya dari belakang setelah membukakan pintu unt

DMCA.com Protection Status